Uji Multikolienaritas Uji Autokorelasi

45 Asymp. Sig. 2-tailed .179 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa nilai probabilitas � atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,179. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah �=0,05. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,179 lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka asumsi normalitas dipenuhi.

4.1.2.2 Uji Multikolienaritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan tolerance. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF, apabila nilai VIF 10 maka terjadi multikolinearitas dan apabila VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -2.128 5.291 2.402 .000 Universitas Sumatera Utara 46 keputusan inv .153 .097 .244 1.577 .124 .987 1.013 keb dividen .158 .075 .324 2.094 .043 .987 1.013 a. Dependent Variable: nilai perusahaan Sumber: Hasil olahan software SPSS Dari hasil perhitungan nilai Tolerance pada tabel di atas adalah sebesar 0,987, ini menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF adalah 1,013, ini juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson D-W.Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah: a. Jika angka D-W dU, maka tidak ada autokorelasi, b. Jika angka D-W dU, maka terjadi autokorelasi, Universitas Sumatera Utara 47 c. Jika dLD-W dU, maka tidak dapat dideteksi apakah terjadi autokorelasi atau tidak Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .383 a .147 .100 .69336 2.188 a. Predictors: Constant, keb dividen, keputusan inv b. Dependent Variable: nilai perusahaan Sumber: Hasil olahan software SPSS Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D- W sebesar 2.188 dimana nilai ini lebih besar dari batas atas du 1,597 dan kurang dari 4-1,597 4-du dengan hasil 2,403, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi diatas.

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

10 142 127

Analysis Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012.

0 6 31

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

0 0 14

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

0 0 2

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

0 0 9

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

0 0 19

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

0 0 4

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening

0 0 12

Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Dan Keputusan Investasi Sebagai Variabel Intervening

0 0 14

SKRIPSI PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 0 15