Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

OLEH

SILVIA DEWI YAPUTRI 110503095

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 11 Juli 2015

Yang Membuat Pernyataan,

Silvia Dewi Yaputri NIM : 110503095


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), sejauh mana pengaruh keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), serta sejauh mana pengaruh profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen; keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan; keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; serta profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk pengujian hipotesis.


(4)

Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uji parsial menunjukkan hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan pengaruh variabel keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen adalah tidak signifikan.

Pada hipotesis kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Uji parsial menunjukkan hanya variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan.

Dikarenakan pengaruh parsial dari kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan, maka hasil penelitian untuk hipotesis ketiga, keempat, dan kelima yang menunjukkan pengaruh parsial dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen juga tidak signifikan.

Kata Kunci: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan.


(5)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, AND PROFITABILITY TOWARD FIRM VALUE WITH DIVIDEND POLICY

AS AN INTERVENING VARIABLE ON MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

IN THE PERIOD OF 2011-2014

The problem of this research are the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG), financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER), and profitability which is measured by Return on Asset (ROA) toward dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR); the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG), financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER), profitability which is measured by Return on Asset (ROA), and dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV); the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR); the extent to which the effect of financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR), as well as the extent to which the effect of profitability which is measured by Return on Asset (ROA) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR). The purpose of this study is to investigate the effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value with dividend policy as an intervening variable on manufacturing companies which listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2014.

The hypotheses of this study are investment decision, financing decision, and profitability affect the dividend policy; investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy affect the firm value; investment decision affect the firm value through dividend policy; financing decision affect the firm value through dividend policy; and profitability affect the firm value through dividend policy.

The collection of the secondary data is done by downloading the financial statement of manufacturing companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange through the site www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative by using path analysis to test the hypotheses.

The test results on the first hypothesis show the simultaneous effects of investment decision, financing decision, and profitability toward the dividend policy are significant. The partial test shows only profitability effects significantly


(6)

toward dividend policy while the partial effect of investment decision and financing decision toward dividend policy are not significant.

In the second hypothesis, the results of the data processing show that the simultaneous effects of investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy toward firm value are significant. The partial test shows only investment decision, financing decision, and profitability effect significantly toward firm value while the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant.

Due to the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant, then the results of the data processing for the third, fourth, and fifth hypothesis which show the partial effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value through dividend policy are also not significant.

Keywords: Investment Decision, Financing Decision, Profitability, Dividend Policy, and Firm Value.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memeroleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya memeroleh banyak bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Dosen Pembanding, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan selama ini.

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak., selaku Dosen Wali yang telah membantu saya dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Seluruh Staf dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Kedua orangtua penulis, Yudi Hartanto Yaputra dan Kumala Nuraina, saudari penulis Cindy Hartanto Yaputri, yang terkasih Agus Darwan, serta sahabat terbaik penulis SSP(K). Terima kasih atas dukungan doa, kasih sayang, dan motivasi yang selama ini diberikan kepada penulis. Untuk teman-teman seperjuangan di akuntansi yang telah memberikan saran, bantuan, dan semangat sepanjang penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya serta dapat digunakan untuk


(9)

menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.

Medan, 11 Juli 2015 Penulis

Silvia Dewi Yaputri NIM: 110503095


(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 13

2.1.1 Keputusan Investasi... 13

2.1.2 Keputusan Pendanaan ... 15

2.1.3 Profitabilitas ... 19

2.1.4 Kebijakan Dividen... 22

2.1.5 Nilai Perusahaan ... 26

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Konseptual ... 32

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian ... 33

2.4.1 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ... 34

2.4.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ... 34

2.4.3 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ... 35

2.4.4 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 36

2.4.5 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 37

2.4.6 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 37

2.4.7 Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price to Book Value (PBV) ... 38

2.4.8 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book Value (PBV) yang dimediasi oleh Dividend Payout Ratio (DPR) ... 39


(11)

2.4.9 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) yang dimediasi oleh Dividend Payout

Ratio (DPR) ... 39

2.4.10 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) yang dimediasi oleh Dividend Payout Ratio (DPR) ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 43

3.2 Batasan Operasional ... 43

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 49

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 49

3.6 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel ... 50

3.6.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya ... 50

3.6.1.1 Variabel Independen ... 50

3.6.1.2 Variabel Dependen ... 52

3.6.1.3 Variabel Intervening ... 53

3.6.2 Definisi Operasional Variabel ... 54

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 54

3.7.1 Uji Normalitas ... 55

3.7.2 Uji Multikolinearitas ... 55

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 56

3.7.4 Uji Autokorelasi ... 56

3.8 Metode Analisis Data ... 57

3.9 Pengujian Hipotesis... 60

3.9.1 Uji F ... 60

3.9.2 Uji T ... 61

3.9.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 64

4.2 Uji Asumsi Klasik ... 66

4.2.1 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural I .... 66

4.2.2 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural II... 68

4.2.3 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural I ... 70

4.2.4 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural II... 71

4.2.5 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural I ... 71

4.2.6 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural II ... 73

4.2.7 Uji Heteroskedastisitas untuk Persamaan Sub Struktural I... 73

4.2.8 Uji Heteroskedastisitas untuk Persamaan Sub Struktural II ... 74

4.3 Analisis Koefisien Determinasi untuk Persamaan Sub Struktural I dan Persamaan Sub Struktural II ... 75


(12)

4.5 Analisis Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I dan Persamaan

Sub Struktural II ... 77

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rata-rata TAG, DER, ROA, DPR, dan PBV Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013 ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Data Populasi dan Sampel Penelitian... 45

3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 48

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 54

4.1 Statistik Deskriptif dari Nilai Perusahaan, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen ... 64

4.2 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural I ... 67

4.3 Uji Normalitas Error untuk Persamaan Sub Struktural II ... 69

4.4 Uji Multikolinearitas untuk Persamaan Sub Struktural I ... 71

4.5 Uji Multikolinearitas untuk Persamaan Sub Struktural II ... 71

4.6 Uji Autokorelasi untuk Persamaan Sub Struktural I ... 72

4.7 Uji Autokorelasi untuk Persamaan Sub Struktural II... 73

4.8 Uji Park untuk Persamaan Sub Struktural I ... 73

4.9 Uji Park untuk Persamaan Sub Struktural II ... 74

4.10 Koefisien Determinasi untuk Persamaan Sub Struktural I ... 75

4.11 Koefisien Determinasi untuk Persamaan Sub Struktural II ... 75

4.12 Uji Simultan untuk Persamaan Sub Struktural I ... 76

4.13 Uji Simultan untuk Persamaan Sub Struktural II ... 77

4.14 Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I ... 78


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 32

3.1 Full Model Struktural ... 58

3.2 Sub Struktural I ... 58

3.3 Sub Struktural II... 59

4.1 Sub Struktural I ... 66

4.2 Uji Normalitas Sub Struktural I dengan Normal Probability Plot... 67

4.3 Uji Normalitas Sub Struktural I dengan Histogram ... 68

4.4 Sub Struktural II... 68

4.5 Uji Normalitas Sub Struktural II dengan Normal Probability Plot... 69

4.6 Uji Normalitas Sub Struktural II dengan Histogram ... 70


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel ... 96

2 Daftar Sampel Penelitian ... 99

3 Hasil Perhitungan Variabel Penelitian ... 100

4 Statistik Deskriptif ... 101

5 Uji Normalitas untuk Persamaan Sub Struktural I ... 102

6 Uji Normalitas untuk Persamaan Sub Struktural II ... 103

7 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural I ... 105

8 Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural II ... 105

9 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural I ... 105

10 Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural II ... 106

11 Uji Heteroskedastisitas pada Persamaan Sub Struktural I ... 106

12 Uji Heteroskedastisitas pada Persamaan Sub Struktural II .... 106

13 Koefisien Determinasi (R2) untuk Persamaan Sub Struktural I ... 107

14 Koefisien Determinasi (R2) untuk Persamaan Sub Struktural II ... 107

15 Uji F untuk Persamaan Sub Struktural I ... 107

16 Uji F untuk Persamaan Sub Struktural II... 108

17 Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I ... 108


(16)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV); sejauh mana pengaruh keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), sejauh mana pengaruh keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR), serta sejauh mana pengaruh profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen; keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan; keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen; serta profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis jalur (path analysis) untuk pengujian hipotesis.


(17)

Hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Uji parsial menunjukkan hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sedangkan pengaruh variabel keputusan investasi dan keputusan pendanaan terhadap kebijakan dividen adalah tidak signifikan.

Pada hipotesis kedua hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Uji parsial menunjukkan hanya variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan.

Dikarenakan pengaruh parsial dari kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan adalah tidak signifikan, maka hasil penelitian untuk hipotesis ketiga, keempat, dan kelima yang menunjukkan pengaruh parsial dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen juga tidak signifikan.

Kata Kunci: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan.


(18)

ABSTRACT

THE EFFECT OF INVESTMENT DECISION, FINANCING DECISION, AND PROFITABILITY TOWARD FIRM VALUE WITH DIVIDEND POLICY

AS AN INTERVENING VARIABLE ON MANUFACTURING COMPANIES WHICH LISTED IN THE INDONESIA STOCK EXCHANGE

IN THE PERIOD OF 2011-2014

The problem of this research are the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG), financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER), and profitability which is measured by Return on Asset (ROA) toward dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR); the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG), financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER), profitability which is measured by Return on Asset (ROA), and dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV); the extent to which the effect of investment decision which is measured by Total Asset Growth (TAG) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR); the extent to which the effect of financing decision which is measured by Debt to Equity Ratio (DER) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR), as well as the extent to which the effect of profitability which is measured by Return on Asset (ROA) toward firm value which is measured by Price to Book Value (PBV) through dividend policy which is measured by Dividend Payout Ratio (DPR). The purpose of this study is to investigate the effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value with dividend policy as an intervening variable on manufacturing companies which listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2011-2014.

The hypotheses of this study are investment decision, financing decision, and profitability affect the dividend policy; investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy affect the firm value; investment decision affect the firm value through dividend policy; financing decision affect the firm value through dividend policy; and profitability affect the firm value through dividend policy.

The collection of the secondary data is done by downloading the financial statement of manufacturing companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange through the site www.idx.co.id. The analytical method used is descriptive quantitative by using path analysis to test the hypotheses.

The test results on the first hypothesis show the simultaneous effects of investment decision, financing decision, and profitability toward the dividend policy are significant. The partial test shows only profitability effects significantly


(19)

toward dividend policy while the partial effect of investment decision and financing decision toward dividend policy are not significant.

In the second hypothesis, the results of the data processing show that the simultaneous effects of investment decision, financing decision, profitability, and dividend policy toward firm value are significant. The partial test shows only investment decision, financing decision, and profitability effect significantly toward firm value while the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant.

Due to the partial effect of dividend policy toward firm value is not significant, then the results of the data processing for the third, fourth, and fifth hypothesis which show the partial effect of investment decision, financing decision, and profitability toward firm value through dividend policy are also not significant.

Keywords: Investment Decision, Financing Decision, Profitability, Dividend Policy, and Firm Value.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi pereonomian yang baik dapat menyebabkan timbulnya persaingan di dunia bisnis, hal ini disebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, manufaktur, maupun dagang akan berusaha menghasilkan laba yang maksimum dengan harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus selalu bersikap waspada dalam mengambil keputusan serta efektif dan efisien dalam mengelola keuangan perusahaan agar nilai perusahaan dapat ditingkatkan serta perusahaan dapat terhindar dari kebangkrutan.

Semua perusahaan yang didirikan pasti mempunyai tujuan yang jelas, antara lain tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu mendapat laba semaksimal mungkin dengan sumber daya yang ada, sementara dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders). Tujuan jangka panjang ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan juga tinggi sehingga tingkat kepercayaan investor kepada perusahaan tersebut juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan


(21)

penilaian investor mengenai prospek perusahaan di masa mendatang yang baik dapat dilihat dari harga sahamnya yang tinggi.

Sudiyatno dan Elen (2010) menyatakan bahwa harga saham sebagai representasi dari nilai perusahaan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor teknikal. Faktor internal dan eksternal perusahaan merupakan faktor fundamental yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para investor di pasar modal. Sedangkan faktor teknikal lebih bersifat teknis dan psikologis, seperti volume perdagangan saham, nilai transaksi perdagangan saham, dan kecenderungan naik turunnya harga saham.

Penelitian ini menekankan pada faktor internal perusahaan yang sering dipandang sebagai faktor penting untuk menentukan harga saham. Faktor ini bersifat controllable yang artinya dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor internal perusahaan dapat dikelompokkan menjadi faktor kebijakan perusahaan dan faktor kinerja perusahaan. Faktor kebijakan perusahaan dalam penelitian ini ditekankan pada kebijakan manajemen keuangan, yang meliputi kebijakan pendanaan, kebijakan investasi, dan kebijakan dividen (Weston dan Copeland, 1992).

Keputusan mengenai investasi akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu berikutnya (Riyanto, 2008). Investasi yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk memakmurkan pemegang saham, baik di masa sekarang maupun yang akan datang.


(22)

Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana dalam perusahaan. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal berupa laba ditahan dan dari eksternal berupa hutang atau penerbitan saham baru. Keputusan pendanaan atau keputusan mengenai struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar dan dapat meningkatkan risiko finansial perusahaan pula.

Selain keputusan investasi dan pendanaan, kebijakan dividen juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Banyak penelitian yang telah mengkaji tentang kebijakan dividen dan menjadi bahan perdebatan. Miller dan Modigliani dalam teorinya yang dikenal dengan Irrelevance Theory menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak memengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan pembagian laba untuk dibagikan sebagai dividen dan laba ditahan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Myron Gordon dan John Lintner dalam teorinya yang dikenal dengan Bird in the Hand Theory, yang menyatakan bahwa dividen lebih pasti daripada perolehan modal (Mardiyati, dkk, 2012).


(23)

Untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable karena tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Mardiyati, dkk, 2012).

Dalam penelitian ini, variabel independen yaitu kebijakan/keputusan investasi diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), kebijakan/keputusan pendanaan diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel intervening dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara tidak langsung masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai perusahaan sebagai variabel dependen diproksi dengan Price to Book Value (PBV). Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) yang menganalisis pengaruh managerial ownership, financial leverage, profitability, firm size dan investment opportunity terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel intervening.

Data rata-rata Total Asset Growth (TAG), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Price to Book Value (PBV) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2013 disajikan pada tabel 1.1 berikut ini:


(24)

Tabel 1.1

Rata-rata TAG, DER, ROA, DPR dan PBV

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi BEI Tahun 2010-2013 Rata -rata

Tahun

2010 2011 2012 2013

TAG (x) 0.16 0.13 0.19 0.22

DER (x) 0.74 0.49 1.15 1.78

ROA (%) 14.49 14.36 19.69 19.89

DPR (%) 33.04 30.10 36.35 41.05

PBV (x) 4.50 5.97 5.96 5.99

Sumber: IDX 2010-2013 (data diolah)

Pada tabel 1.1, variabel Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book Value (PBV) mengindikasi adanya fenomena gap. Tahun 2011, TAG mengalami penurunan dari 0,16 menjadi 0,13 namun PBV justru mengalami peningkatan dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 TAG meningkat menjadi 0,19 namun PBV menurun menjadi 5,96 sehingga TAG dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, TAG meningkat menjadi 0,22 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga TAG dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai TAG maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai TAG maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara TAG dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan 2012, TAG dan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013,TAG dan PBV menunjukkan hubungan yang positif.

Pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, DER menurun dari 0,74 menjadi 0,49 namun PBV justru meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 DER meningkat menjadi 1,15 namun PBV menurun menjadi 5,96


(25)

tahun 2013, DER meningkat menjadi 1,78 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga DER dan DPR menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai DER maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai DER maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara DER dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan2012, DER dan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013,DER dan PBV menunjukkan hubungan yang positif.

Pada variabel Return on Asset (ROA) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, ROA menurun dari 14,49 menjadi 14,36 sedangkan PBV meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 dan pada tahun 2012 ROA meningkat menjadi 19,69 namun PBV menurun menjadi 5,96 sehingga ROA dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, ROA meningkat menjadi 19,89 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga ROA dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai ROA maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara ROA dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan2012, ROA dengan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan tahun 2013, ROA dengan PBV menunjukkan hubungan yang positif.

Pada variabel Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price to Book Value (PBV) juga menunjukkan adanya fenomena gap. Tahun 2011, DPR menurun dari 33,04 menjadi 30,10 sedangkan PBV meningkat dari 4,50 menjadi 5,97 serta pada tahun 2012 DPR meningkat menjadi 36,35 sedangkan PBV menurun menjadi 5,96


(26)

sehingga DPR dan PBV menunjukkan pergerakan yang berlawanan arah. Pada tahun 2013, DPR meningkat menjadi 41,05 dan PBV juga meningkat menjadi 5,99 sehingga DPR dan PBV menunjukkan pergerakan yang searah. Semakin tinggi nilai DPR maka semakin tinggi pula nilai PBV, begitupula sebaliknya semakin rendah nilai DPR maka semakin rendah pula nilai PBV. Dalam hal ini terjadi ketidakkonsistenan antara DPR dengan PBV di mana pada tahun 2011 dan 2012, DPR dengan PBV menunjukkan hubungan yang negatif sedangkan pada tahun 2013DPR dengan PBV menunjukkan hubungan yang positif.

Selain fenomena gap diatas, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membuktikan adanya kesenjangan antara penelitian satu dengan penelitian yang lainnya (research gap) yang dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat, dan Husaini (2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Munafiah (2012) yang menyimpulkan bahwa Asset Growth tidak signifikan dalam memengaruhi DPR. Hasil penelitian Qodariyah (2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada penelitian Setiani (2013) yang menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV.

Penelitian yang dilakukan oleh Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap DPR sedangkan Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013) menyimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian yang dilakukan oleh Qodariyah


(27)

(2013) dan Setiani (2013) menyimpulkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Fenandar dan Raharja (2012) serta Rakhimsyah (2011) yang menyimpulkan bahwa DER tidak signifikan dalam memengaruhi PBV.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013) serta Munafiah (2012) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap DPR. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Nofrita (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak signifikan dalam memengaruhi DPR.

Hasil penelitian Hidayati (2010) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV sedangkan penelitian Rakhimsyah (2011) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh negatif terhadap PBV. Penelitian yang dilakukan oleh Qodariyah (2013), Nofrita (2013), serta Fenandar dan Raharja (2012) menyimpulkan bahwa DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

Dari fenomena gap dan research gap yang tidak konsisten ini menimbulkan minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara variabel tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel intervening dimana variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung memengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012).


(28)

Beberapa alasan yang mendasari saya sebagai peneliti melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur adalah sektor manufaktur memiliki rata-rata pertumbuhan harga saham yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sektor lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur merupakan kelompok perusahaan industri yang semakin berkembang pesat dalam kegiatan bisnis dengan nilai transaksi yang sangat besar yang diwujudkan dengan tingkat harga sahamnya. Selain itu perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang paling banyak terdaftar dan paling aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) daripada perusahaan non manufaktur. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan manufaktur memiliki tingkat nilai perusahaan yang tinggi yang diwujudkan dengan tingginya tingkat harga sahamnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah:


(29)

1. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen baik secara simultan maupun parsial?

2. Apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun parsial?

3. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen?

4. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen?

5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen baik secara simultan maupun parsial.

2. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun parsial.


(30)

3. Untuk mengetahui apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

4. Untuk mengetahui apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

5. Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

a. Bagi peneliti

Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan, serta menjadi kesempatan yang baik untuk mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam masalah-masalah praktis khususnya mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, kebijakan dividen, dan nilai perusahaan.

b. Bagi perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan dalam pengambilan keputusan serta penentuan kebijakan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

c. Bagi investor

Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui


(31)

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan tepat dalam melakukan investasi.

d. Bagi pihak lain

Dapat dijadikan tambahan pengetahuan, bahan referensi, pertimbangan, rujukan maupun perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan topik yang sama atau berkaitan dengan pembahasan topik ini.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan mengenai penanaman modal dimasa sekarang untuk mendapatkan hasil atau keuntungan di masa yang akan datang (Setiani, 2013). Keputusan investasi perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan karena keputusan investasi menyangkut dana yang akan digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi, dan risiko investasi yang mungkin timbul (Martono dan Agus, 2008). Keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan sehingga akan memengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Husnan dan Enny, 2004).

Investasi dapat mencerminkan pertumbuhan perusahaan dalam menjalankan aktivitas ekonomi dan bisnis. Pengambilan keputusan mengenai investasi biasanya sulit karena memerlukan penilaian atas situasi di masa yang akan datang yang tidak mudah diramal karena adanya faktor ketidakpastian di masa depan (Ayuningtyas, 2013). Manajer keuangan harus membantu perusahaan untuk mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa banyak yang akan diinvestasikan dalam tiap proyek, keputusan investasi ini disebut juga keputusan


(33)

penganggaran modal karena sebagian besar perusahaan mempersiapkan anggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal yang disahkan (Brealey, dkk, 2007).

Keputusan investasi yang tepat akan dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada investor yang akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan. Ini sesuai dengan pernyataan signalling theory yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan.

Penelitian ini menggunakan proksi Total Asset Grrowth (TAG). Asset Growth adalah rata-rata pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan awal suatu perusahaan adalah tetap jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan akhir perusahaan tersebut semakin besar. Demikian pula sebaliknya, pada tingkat pertumbuhan aktiva yang tinggi bila besarnya kekayaan akhir tinggi berarti kekayaan awalnya rendah. Variabel ini juga dapat didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari aktiva tetap. Hasil keputusan investasi yang tepat akan menghasilkan kinerja yang optimal sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan aset perusahaan (Hestinoviana, dkk, 2013). Rumus yang digunakan untuk mengukur Total Asset Grrowth adalah sebagai berikut:

= − −


(34)

2.1.2 Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan perusahaan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Setiap perusahaan akan mengharapkan adanya struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) dan meminimalkan biaya modal (cost of capital).

Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan. Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat diperoleh dari sumber laba ditahan dan depresiasi, sedangkan pendanaan eksternal dapat diperoleh dari para kreditur atau yang disebut dengan hutang dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian dalam perusahaan atau yang disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut struktur modal perusahaan.

Prinsip manajemen perusahaan menuntut agar baik dalam memeroleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada efisiensi dan efektifitas. Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa setiap rupiah dana yang ditanamkan dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal. Fungsi


(35)

penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan yang tepat, agar dana yang mengganggur menjadi kecil. Efisiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi.

Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal memengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory. Pandangan kedua adalah teori yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani yang dikenal dengan Irrelevance Theory yang menyatakan bahwa struktur modal tidak memengaruhi nilai perusahaan.

a. Trade-off theory

Trade-off theory menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan hutang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2011). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, maka tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya


(36)

kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih suatu struktur modal tertentu (Husnan, 2013).

Kesimpulan trade-off theory adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya sampai pada titik tertentu. Walaupun model ini tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting yaitu:

1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi sebaiknya menggunakan sedikit hutang.

2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan dengan perusahaan yang membayar pajak rendah.

b. Pecking Order Theory

Pecking order theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, lalu hutang, dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir (Hanafi, 2004). Myers (1984) dalam Husnan (2013) mengemukakan argumentasi mengenai adanya kecenderungan suatu perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan yang berdasarkan pada pecking order theory. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:


(37)

1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan).

2. Apabila perusahaan memerlukan pendanaan dari luar (eksternal financing), maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.

Pandangan kedua adalah teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller. Dalam teori ini mereka berargumen bahwa risiko total untuk semua pemegang sekuritas perusahaan tidak berubah dengan adanya perubahan dalam struktur modal perusahaan. Bagaimana cara membagi struktur modal perusahaan antara hutang, ekuitas dan lain-lain, selalu terdapat konservasi atas nilai investasi. Karena nilai investasi total tergantung pada profitabilitas dan risiko yang mendasarinya, nilai perusahaan tidak berubah sejalan dengan perubahan dalam struktur modal perusahaan.

Keputusan pendanaan dapat diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. Rasio ini biasanya digunakan untuk mengukur financial leverage dari suatu perusahaan (Syamsuddin, 2001). Rumus yang digunakan untuk mengukur Debt to Equity Ratio adalah sebagai berikut:


(38)

=

ℎ ℎ ′

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas menurut Sartono (1997) adalah kemampuan perusahaan memeroleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas.

Profitabilitas perusahaan adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya (Nurhayati, 2013). Menurut Weston dan Copeland (1999) profitabilitas adalah sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Brigham dan Houston (2011) mendefinisikan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaaan.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi (Weston dan Brigham, 1991). Terdapat beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan, yaitu:


(39)

1. Margin Laba Operasi

Margin laba operasi menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola laporan keuangan perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba usaha terhadap penjualanya (Keown, 2004).

= 2. Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin merupakan persentase dari laba kotor (sales-cost of goods sold) dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar GPM, semakin baik keadaan operasi perusahaan karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin, 2001).

= −

3. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan (Syamsuddin,2001).

=

4. Pengembalian Aset (Return on Asset –ROA)

Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang tertanam dalam perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba.


(40)

=

5. Pengembalian Ekuitas (Return on Equity –ROE)

Rasio ini menunjukkan kemampuan dalam menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham, dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama.

=

ℎ ℎ ′

6. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba dengan total kekayaan yang dimilikinya.

= ℎ

Penelitian ini menggunakan rasio Return on Asset (ROA) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA, maka semakin efisien penggunaan aktiva oleh perusahaan dalam beroperasi sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Beberapa keunggulan yang dimiliki Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut (Munawir, 2001):

1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri.

2. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, analisis Return on Asset (ROA) juga berguna untuk kepentingan perencanaan.


(41)

3. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis Return on Asset (ROA) dapat diukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap yang memengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

2.1.4 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk membagi pendapatan yang dihasilkan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham atau memegangnya sebagai laba ditahan untuk investasi di masa mendatang (Weston and Copeland, 1999). Pembayaran dividen merupakan alternatif dalam kondisi ketidakpastian para investor tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dividen akan diterima saat ini dan terus menerus tiap tahun sedangkan capital gain akan diterima untuk waktu yang akan datang jika harga saham naik. Dengan demikian perusahaan yang membayar dividen akan meyakinkan ketidakpastian investor lebih awal dari perusahaan yang tidak membayar dividen (Martono dan Agus, 2008).

Perusahaan yang membayar dividen dari waktu ke waktu secara periodik atau berkala dinilai lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen secara berfluktuasi. Pembayaran dividen yang stabil dapat mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan yang stabil pula, begitupula sebaliknya perusahaan dengan dividen yang tidak stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik


(42)

(Sudana, 2011). Menurut Rizqia, Aisjah, dan Sumiati (2013) “Komitmen perusahaan untuk membayar dividen harus meningkatkan nilai pemegang saham. Hal ini menunjukkan jika perusahaan percaya bahwa informasi dalam dividen dapat memberikan sinyal positif kepada investor”.

Kebijakan dividen dapat diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio adalah perbandingan dividen yang diberikan ke pemegang saham dan laba bersih per lembar saham. Rasio ini menentukan jumlah laba yang akan dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang tinggi. Rumus yang digunakan untuk mengukur Dividend Payout Ratio adalah sebagai berikut:

=

Kebijakan dividen dalam perkembanganya masih menjadi bahan perdebatan para peneliti. Terdapat beberapa argumen terkait dengan kebijakan dividen antara lain sebagai berikut:

1. Teori ketidakrelevanan dividen (Dividend Irrelevance Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen hanya merupakan bagian kecil saja dari keputusan investasi perusahaan. Pembayaran dividen tidak


(43)

ditentukan oleh kekuatan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba, atau kebijakan investasinya, dan pembagian laba menjadi dividen atau sebagai laba ditahan tidak akan memengaruhi nilai perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2012).

2. Teori Bird in The Hand

Teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner ini menyatakan bahwa dividen lebih pasti daripada perolehan modal. Pendapatan dividen memiliki nilai lebih tinggi bagi investor daripada capital gains, sehingga dapat diasumsikan bahwa dividen lebih pasti daripada pendapatan modal (Mardiyati, dkk, 2012). Dalam teori ini dijelaskan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham. Jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar, maka harga pasar saham tersebut semakin tinggi dan sebaliknya jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin menurun, maka harga pasar saham tersebut semakin rendah (Sudana, 2011).

3. Teori Tax Preference

Teori ini dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang menyatakan pajak merupakan biaya apabila terkait dengan pembayaran dividen. Dalam teori tax preference, pembayaran dividen yang rendah lebih disukai investor daripada pembayaran dividen yang tinggi dengan alasan:


(44)

a. tarif pajak yang ditanggung investor terkait dividen yang diterima lebih besar daripada tarif pajak atas keuntungan modal jangka panjang,

b. pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan hingga saham tersebut terjual,

c. terkait dengan penghapusan pajak akibat kematian pemegang saham (Weston dan Copeland, 1999).

4. Signalling Theory

Teori Signalling merupakan teori yang menunjukan bahwa pengumuman perusahaan mengenai kenaikan dividen digunakan sebagai indikasi mengenai prospek masa depan perusahaan yang baik (Anil dan Kapoor, 2008). Dividen merupakan alat bagi manajer yang digunakan sebagai sinyal bagi para pemegang saham mengenai kinerja perusahaan saat ini dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Argumen ini didasarkan pada informasi asimetri antara manajer dan investor, di mana manajer memiliki informasi lebih banyak tentang keadaan saat ini dan masa depan perusahaan (Fairchild, 2010). Menurut teori signalling, investor dapat menyimpulkan informasi tentang laba masa depan perusahaan melalui sinyal yang datang dari pengumuman dividen, baik dari segi stabilitas maupun perubahan dividen. Namun, manajer harus terlebih dahulu memiliki informasi pribadi tentang prospek suatu perusahaan, dan memiliki insentif untuk menyampaikan informasi ini ke pasar. Dividen yang stabil dapat mengungkapkan


(45)

pandangan pihak manajemen atas masa depan perusahaan yang lebih baik, daripada diisyaratkan oleh penurunan laba. Jadi, pihak manajemen mungkin dapat memengaruhi para investor melalui kandungan informasi dividen (Horne dan Wachowicz, 2012). Kenaikan dividen seringkali diikuti dengan kenaikan harga saham, begitupula sebaliknya penurunan dividen menyebabkan harga saham juga menurun. Dalam teori signalling juga dijelaskan mengenai hubungan antara pengeluaran investasi dan juga nilai perusahaan, dimana pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).

2.1.5 Nilai Perusahaan

Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Soliha dan Taswan, 2002). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan.

Fama (1978) dalam Wahyudi, dkk (2006) menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi


(46)

transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.

Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi, pada umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Menurut Husnan (2013) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar.

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). Price to book value dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar saham. Ang (1997) menyatakan bahwa PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.

Keberadaan PBV sangat penting bagi investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal karena melalui price to book value, investor dapat memprediksi saham-saham yang overvalued atau undervalued (Ahmed dan Nanda, 2000). Price to book value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio price to book value di


(47)

atas satu, yang mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Price to book value yang tinggi mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur Price to book value adalah sebagai berikut:

� = ℎ

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu beserta dengan hasil pengujiannya dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1. Dwita Ayu

Rizqia, Siti Aisjah, dan Sumiati (2013) Effect of Managerial Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value

Independen: 1. Managerial

ownership 2. Debt to Equity

Ratio (DER) 3. Return on

Asset (ROA) 4. Firm size 5. Capital Expenditure to Total Asset (CAPX/A) Intervening: Dividend Payout Ratio (DPR) Dependen:

Tobins’s Q

Managerial ownership,DER, dan CAPX/A berpengaruh negatif terhadap DPR.

ROA dan firm size berpengaruh positifterhadap DPR.

Managerial ownership,DER, ROA, firm size, dan CAPX/A berpengaruh positif terhadap


(48)

DPR berpengaruh positif terhadap

Tobins’s Q. 2. Jossie

Basten Janifairus, Rustam Hidayat, dan Achmad Husaini (2013)

Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Assets Growth, dan Cash Ratio terhadap

Dividend Payout Ratio

Independen: 1. Return on

Asset (ROA) 2. Debt to Equity

Ratio (DER) 3. Asset Growth 4. Cash Ratio

(CR) Dependen:

Dividend Payout Ratio (DPR)

ROA, Asset Growth, dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. 3. Silvia

Lailiyah Qodariyah (2013) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

Independen: 1. Total Asset

Growth (TAG)

2. Debt to Equity Ratio (DER) 3. Dividend

Payout Ratio (DPR) Dependen: Price to Book Value (PBV)

TAG, DER, dan DPR berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PBV.

4. Ria Nofrita (2013) Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI)

Independen: Return on Asset (ROA)

Intervening: Dividend Payout Ratio (DPR) Dependen:

Price to Book Value (PBV)

ROA dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

5. Rury Setiani (2013) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Independen: 1. Total Asset

Growth (TAG)

TAG berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV.


(49)

Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Ratio (DER) 3. Rata-rata SBI

setiap tahun Dependen: Price to Book Value (PBV)

DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap PBV.

6. Leli Amnah Rakhimsyah (2011) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Independen: 1. Price Earning

Ratio (PER) 2. Debt to Equity

Ratio (DER) 3. Dividend

Payout Ratio (DPR)

4. Rata-rata SBI setiap tahun Dependen: Price to Book Value (PBV)

PER berpengaruh positif terhadap PBV.

DER dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap PBV. DPR berpengaruh negatif terhadap PBV.

7. Gany Ibrahim Fenandar, dan Surya Raharja (2012) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Independen: 1. Ratio Capital

Expenditure to Book Value of Asset

(CPA/BVA) 2. Debt to Equity

Ratio (DER) 3. Dividend

Payout Ratio (DPR) Dependen:

Price to Book Value (PBV)

CPA/BVA dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PBV.

8. Eva Eko Hidayati (2010)

Analisis Pengaruh DER, DPR, ROE, dan Size terhadap PBV Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI

Independen: 1. Debt to Equity

Ratio (DER) 2. Dividend

Payout Ratio (DPR)

DER dan DPR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV.


(50)

Periode 2005-2007

3. Return on Equity (ROE) 4. Ukuran

perusahaan (Size) Dependen:

Price to Book Value (PBV)

ROE dan Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

9. Rophingatun Munafiah (2012)

Analisis Pengaruh ROA, DER, CR, dan Asset Growth Terhadap DPR Perusahaan Farmasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010

Independen: 1. Return on

Asset (ROA) 2. Debt to Equity

Ratio (DER) 3. Cash Ratio

(CR)

4. Asset Growth Dependen:

Dividend Payout Ratio (DPR)

ROA dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR. Asset Growth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap DPR. Sumber: Jurnal dan skripsi

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1, maka terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian kali ini. Persamaannya yaitu menggunakan variabel penelitian meliputi rasio Total Asset Growth (TAG), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), dan Price to Book Value (PBV).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menambahkan variabel intervening yaitu kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) serta objek penelitian yang diteliti merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Begitupula, tahun penelitian yang diamati adalah selama tahun 2011-2014.


(51)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa apakah TAG, DER, dan ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) serta apakah kebijakan dividen (DPR) dapat berfungsi sebagai variabel intervening yaitu memengaruhi secara tidak langsung atau tidak berpengaruh terhadap hubungan TAG, DER, dan ROA terhadap nilai perusahaan (PBV)pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

2.3 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

X1, X2, dan X3 = Variabel Independen

Y = Variabel Dependen

Z = Variabel Intervening

DPR (Z)

PBV (Y) H1a

H1b

H1c

H1d

H2a

H2b

H2c

H2d

H2e TAG (X1)

DER (X2)

ROA(X3)

H3

H4


(52)

Kerangka konseptual Dividend Payout Ratio (DPR) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA). Hubungan antar variabel dapat dilihat dari tanda panah ( ).

Kerangka konseptual Price to Book Value (PBV) dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA), dan kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Hubungan antar variabel dapat dilihat dari tanda panah ( ).

Hubungan parsial keputusan investasi yang diproksi dengan Total Asset Growth (TAG), keputusan pendanaan yang diproksi dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas yang diproksi dengan Return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV) melalui variabel intervening kebijakan dividen yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dilihat dari tanda panah berikut .

2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007) adalah “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”.


(53)

2.4.1 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR)

Semakin besar pertumbuhan aset maka semakin besar jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan investasinya sehingga dana yang tersedia akan disimpan sebagai laba ditahan untuk selanjutnya dialokasikan pada kegiatan investasi sehingga perusahaan tidak membagikan dividen. Beberapa perusahaan akan tetap membagikan dividen dikarenakan pertumbuhan perusahaan yang besar tersebut dibiayai dengan menggunakan hutang (Difah, 2011). Semakin besar aset maka semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan aset yang diikuti dengan peningkatan hasil operasional akan menambah kepercayaan pihak luar, dalam hal ini investor dan kreditor, terhadap perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan hutang sebagai pilihan pendanaan untuk membiayai kegiatan investasinya sehingga perusahaan akan tetap membagikan dividen untuk menyejahterakan para investor. Pada penelitian yang dilakukan oleh Janifairus, Hidayat dan Husaini (2013) menyimpulkan bahwa pertumbuhan aset (assets growth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR.

2.4.2 Pengaruh Debt to Equit Ratio (DER) terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR)

Pemenuhan pendanaan melalui hutang dapat diukur dengan menggunakan rasio DER yang menunjukkan seberapa besar penggunaan


(54)

hutang sebagai sumber pendanaanya. Berdasarkan high risk and high return, semakin tinggi hutang maka semakin tinggi risiko perusahaan, namun dengan adanya risiko yang tinggi tersebut, maka return yang diharapkan juga akan semakin tinggi. Apabila perusahaan mampu mengelola hutang dengan efektif dan efisien, maka tingkat pengembalian atas hutang tersebut juga akan tinggi sesuai yang diharapkan sehingga perusahaan dapat tetap membagikan dividen untuk menyejahterakan investor. Jadi, dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap DPR.

2.4.3 Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR)

Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi. Perusahaan yang memeroleh keuntungan cenderung akan membayar porsi keuntungannya lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Dengan demikian profitabilitas sangat diperlukan oleh perusahaan apabila hendak membayar dividen (Sulistyowati, dkk, 2010). Dalam residual theory dinyatakan bahwa dividen merupakan prioritas terakhir, apabila perusahaan memiliki dana sisa maka akan dibagikan sebagai dividen. Apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa, maka perusahaan tidak akan melakukan pembayaran dividen. Semakin tinggi ROA maka semakin besar ketersediaan dana yang dimiliki perusahaan, sehingga semakin besar pula


(55)

kemungkinan perusahaan untuk membagikan dividen. Pada penelitian Janifairus, Hidayat, dan Husaini (2013) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Semakin besar laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, maka semakin besar dividen yang dibayarkan.

2.4.4 Pengaruh Total Asset Growth (TAG) terhadap Price to Book

Value (PBV)

Signalling theory menjelaskan hubungan antara pengeluaran investasi dan juga nilai perusahaan, dimana pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Pertumbuhan aset diikuti dengan peningkatan hasil operasional sehingga hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan para investor. Dengan demikian, maka semakin besar pertumbuhan perusahaan maka PBV perusahaan juga akan meningkat (Nasehah dan Endang, 2012). Growth atau tingkat pertumbuhan merupakan salah satu bahan pertimbangan investor dalam menilai suatu saham. Nilai saham yang tinggi mencerminkan nilai perusahaan yang baik. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula penilaian serta tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Penelitian Qodariyah (2013) menyimpulkan bahwa Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.


(1)

Lampiran 6. Uji Normalitas untuk Persamaan Sub Struktural II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.95974324 Most Extreme Differences Absolute .121

Positive .111

Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z .939

Asymp. Sig. (2-tailed) .341

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

(3)

Lampiran 7. Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural I Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 28.704 7.513 3.821 .000

Keputusan Investasi -.134 .228 -.068 -.586 .560 .954 1.048

Keputusan Pendanaan -.033 .057 -.072 -.570 .571 .816 1.225

Profitabilitas 1.055 .247 .535 4.278 .000 .831 1.204

a. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

Lampiran 8. Uji Multikolinearitas pada Persamaan Sub Struktural II Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -7.720 1.367 -5.649 .000

Keputusan Investasi -.120 .037 -.139 -3.239 .002 .949 1.054

Keputusan Pendanaan .091 .009 .457 9.837 .000 .811 1.232

Profitabilitas .570 .046 .654 12.373 .000 .626 1.597

Kebijakan Dividen .012 .022 .026 .536 .594 .727 1.376

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Lampiran 9. Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural I Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .523a .273 .234 25,31577 1.275

a. Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas


(4)

Lampiran 10. Uji Autokorelasi pada Persamaan Sub Struktural II Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .951a .904 .897 4,10121 2.023

a. Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Lampiran 11. Uji Heteroskedastisitas pada Persamaan Sub Struktural I Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.123 2.085 2.457 .017

lnX1 -.332 .471 -.098 -.704 .484 .952 1.050

lnX2 .255 .378 .094 .674 .503 .947 1.056

lnX3 -.102 .399 -.035 -.255 .799 .994 1.006

a. Dependent Variable: ln_kuadrat_res1

Lampiran 12. Uji Heteroskedastisitas pada Persamaan Sub Struktural II Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3.058 2.344 -1.305 .198

lnX1 1.006 .518 .248 1.942 .061 .962 1.040

lnX2 .592 .349 .222 1.697 .096 .920 1.087

lnX3 .430 .492 .123 .874 .386 .797 1.255

lnZ -.732 .459 -.224 -1.593 .117 .795 1.258


(5)

Lampiran 13. Koefisien Determinasi (R2) untuk Persamaan Sub Struktural I Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .523a .273 .234 25,31577

a. Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas

b. Dependent Variable: Kebijakan Dividen

Lampiran 14. Koefisien Determinasi (R2) untuk Persamaan Sub Struktural II Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .951a .904 .897 4,10121

a. Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Lampiran 15. Uji F untuk Persamaan Sub Struktural I ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13486.644 3 4495.548 7.015 .000a

Residual 35889.747 56 640.888

Total 49376.390 59

a. Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas b. Dependent Variable: Kebijakan Dividen


(6)

Lampiran 16. Uji F untuk Persamaan Sub Struktural II ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8689.478 4 2172.370 129.155 .000a

Residual 925.094 55 16.820

Total 9614.572 59

a. Predictors: (Constant), Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas, Kebijakan Dividen

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Lampiran 17. Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktural I Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 28.704 7.513 3.821 .000

Keputusan Investasi -.134 .228 -.068 -.586 .560 Keputusan Pendanaan -.033 .057 -.072 -.570 .571

Profitabilitas 1.055 .247 .535 4.278 .000

Lampiran 18. Koefisien Jalur untuk Persamaan Sub Struktural II Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -7.720 1.367 -5.649 .000

Keputusan Investasi -.120 .037 -.139 -3.239 .002

Keputusan Pendanaan .091 .009 .457 9.837 .000

Profitabilitas .570 .046 .654 12.373 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 124

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Growth Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 9 93

PENGARUH PROFITABILITAS, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 8 115

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

SKRIPSI PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2014

0 0 15