25 saham. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat
dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Hasnawati 2005 menyatakan bahwa pengeluaran modal perusahaan capital expenditure tampak sangat penting dalam
upaya meningkatkan nilai perusahaan. Karena jenis investasi tersebut akan memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa yang
akan datang, dan mampu meningkatkan nilai pasar perusahaan yang diproksi melalui return saham. Kesimpulan tersebut didasarkan pada asumsi nilai maksimum
perusahaan akan diperoleh melalui pemilihan investasi yang memberi net present value positif. Artinya pengeluaran investasi yang dilakukan telah dipertimbangkan
dan dianalisis melalui metode yang ada, dengan kesimpulan investasi yang dipilih menghasilkan net present value positive.
Pengeluaran investasi memberi sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan.
2.3.2 Keputusan Investasi dan Kebijakan Dividen
Keputusan investasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan untuk melakukan investasi baru yang menguntungkan, sedangkan kebijakan dividen adalah
kebijakan perusahaan mengenai apakah laba yang diterima akan dibagikan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan. Persamaan antara keputusan investasi dan
kebijakan dividen, yakni keduanya sama-sama bersumber dari laba perusahaan. Laba
Universitas Sumatera Utara
26 perusahaan yang akan digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham
dan sisanya ditahan sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk investasi perusahaan yang berguna untuk pertumbuhan di masa yang akan datang. Namun,
terdapat kemungkinan perusahaan dapat menggunakan hutang sebagai pilihan pendanaan untuk membiayai kegiatan investasinya sehingga perusahaan akan tetap
membagikan dividen untuk menyejahterakan para investor. Jadi kebijakan dividen yang akan diambil tergantung pada keputusan investasi yang dilakukan oleh
perusahaan.
2.3.3 Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
Perusahaan umumnya melakukan pembayaran dividen yang stabil dan menolak untuk mengurangi pembayaran dividen. Hal ini didasarkan pada pandangan masyarakat
bahwa hanya perusahaan dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi dan prospek ke depan yang cerah yang mampu membagikan dividen. Sesuai dengan signaling theory
yang menyatakan bahwa pengumuman kenaikan dividen merupakan sinyal mengenai prospek perusahaan di masa mendatang yang baik, kebijakan dividen yang cenderung
membayarkan dividen dalam jumlah relatif besar akan mampu menarik dan memotivasi investor untuk membeli saham perusahaan, karena perusahaan yang
memiliki kemampuan membayar dividen dinilai masyarakat sebagai perusahaan yang menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
27
2.3.4 Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening
Van Horne 2005 menyatakan bahwa nilai perusahaan direpresentasikan oleh harga pasar saham perusahan yang dipengaruhi oleh keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan dividen perusahaan. Apabila keputusan investasi yang dilakukan perusahaan tepat, maka perusahaan akan memperoleh laba dari investasi
tersebut, laba yang diperoleh tersebut yang akan dibagikan sebagai dividen. Pembagian dividen dimungkinkan hanya apabila perusahaan memperoleh
keuntungan. Jika perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba yang diakibatkan oleh keputusan investasi yang baik, maka harga
saham akan naik. Harga saham yang tinggi berarti nilai perusahaan juga tinggi. Namun, ada pula kemungkinan bahwa dengan penggunaan laba untuk keputusan
investasi, dana yang akan dibagikan sebagai dividen akan semakin berkurang, sehingga para investor mungkin akan menjadi kurang tertarik terhadap perusahaan,
yang akan berakibat pada penurunan nilai perusahaan. Oleh karena itu, kebanyakan perusahaan akan tetap memilih untuk membagikan dividen, walaupun harus
mengurangi investasi yang dilakukan atau mendanai keputusan investasi dengan menggunakan hutang.
Universitas Sumatera Utara
28
2.4 Hipotesis Penelitian