2.8.1. Metode Shaded rendering
Pada metode ini, komputer diharuskan untuk melakukan berbagai perhitungan baik pencahayaan, karakteristik permukaan, shadow casting, dll. Metode ini menghasilkan
citra yang sangat realistik, tetapi kelemahannya adalah lama waktu rendering yang dibutuhkan.
Shaded rendering tidak memiliki batas jumlah lampu untuk mempengaruhi
obyek. Semua lampu dievaluasi per pixel, yang berarti pencahayaan tersebut berinteraksi terhadap kondisi normal yang ada pada kenyataan. Shaded rendering
memiliki keuntungan bahwa pencahayaan sebanding dengan jumlah piksel cahaya yang bersinar. Shaded rendering ini mempunyai perilaku yang konsisten dan dapat
diprediksi dikarenakan efek pencahayaan disesuaikan dengan pencahayaan yang terjadi.
2.9. Metode Marker-Based-Tracking
Pembuatan Augmented reality menggunakan beberapa metode salah satunya adalah Marker Based Tracking. Marker biasanya merupakan ilustrasi hitam dan putih
persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih. Komputer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan dunia virtual 3D yaitu titik 0,0,0 dan 3
sumbu yaitu X,Y,dan Z. Marker Based Tracking ini sudah lama dikembangkan sejak 1980-an dan pada awal 1990-an mulai dikembangkan untuk penggunaan Augmented
reality
2.10. Teknik Penelitian Terdahulu
Aplikasi Augmented reality yang ada saat ini sudah dapat memberikan informasi yang tepat bagi pengunjung bangunan bersejarah seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh Zollner, et al 2009 membahas tentang Augmented reality yang mempresentasikan warisan budaya. Pada setiap warisan budaya tersebut diberikan
informasi terkait secara interaktif dan memunculkan video terkait dengan warisan budaya yang berada di lokasi penelitian. Pembuatan Augmented reality tersebut
menggunakan mixed reality. Kroasia DSP Studio dan Momentum Studio yang ditulis
Universitas Sumatera Utara
Javis, D 2014 membuat Augmented reality dengan membuat animasi 3D seorang tokoh terkenal di Kroasia tepatnya pada kota Sibenik., Juraj Dalmatinac yang
merupakan seorang pemahat patung terkenal di kota tersebut. Aplikasi ini mempresentasikan sejarah kota tersebut dan memungkinkan untuk berfoto dengan
Juraj Dalmatinac. Prince, et al 2002 membuat Augmented reality yang interaktif dengan pengguna yang mana pengguna akan melihat ke layar dan melihat marker 2D
sebagai acuan untuk menampilkan 3D dilayar kamera. Hasil dari Augmented reality ini memberikan subjek menjadi bagian nyata dari adegan 3D.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No
Judul Peneliti
Keterangan
1. 3D live: real time
captured content
for mixed reality
Prince,et al 2002
Hasil dari augmented reality ini memberikan subyek menjadi bagian
nyata dari adegan 3D 2.
Cultural Heritage Layers:Integratin
g Historic Media in
Augmented
reality
Zollner, et al 2009
Augmented reality
yang mempresentasikan warisan budaya.
menggunakan mixed reality.
3. Juraj Dalmatinac
3D AR virtual
guide
Kroasia DSP Studio
2013
Aplikasi ini
mempresentasikan sejarah
kota tersebut
dan memungkinkan untuk berfoto dengan
Juraj Dalmatinac.
Tabel 2.1. merupakan penelitian yang dilakukan terdahulu dalam teknologi augmented reality
. Jika dilihat berdasarkan tabel maka dari tahun ke tahun terdapat perkembangan dalam teknologi augmented reality dalam mempresentasikan warisan
budaya yang ada dalam peneltian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang