26
Universitas Sumatera Utara
nyata  perusahaan  untuk  komitmen  mewujudkan  kepentingan  publik Kriyantono, 2008:7-21.
Dalam sebuah perusahaan, PRs berfungsi membangun persepsi atau anggapan dari  masyarakat.Inilah  yang  menjadi  tugas  PRs  dalam  mebentuk  opini  publik  guna
pencitraan yang baik oleh perusahaan sehingga menimbulkan minat dan kepercayaan dari masyarakat.
2.3.5.2 Fungsi Public Relations
Fungsi  adalah  sesuatu  yang  diharapkan  publik  dapat  dilakukan  oleh  public relations  sesuai  dengan  kedudukannya.Seorang  public  relations  dapat  dikatakan
berfungsi  apabila  melakukan  tugas  dan  menjalankan  fungsinya  untuk  menjamin kepentingan  publik.  Kriyantono,  2008;  21-11  menyatakan  secara  garis  besar  fungsi
public relations adalah: a.
Memelihara komunikasi
agar tetap
harmonis antara
perusahaanlembaga dengan
publiknya maintain
good communication  Melayani  dengan  baik  kepentingan  publik  serve
public’s interest b.
Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik maintain good morals and manners.
2.3.6   Citra 2.3.6.1  Pengertian Citra
Citra merupakan asset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Citra inilah yang menjadi focus utama seorang PRs, bagaimana menjaga dan meningkatkan
citra  atau  image  perusahaan  menjadi  agenda  yang  penting  bagi  seorang  Public Relations Officer Soemirat, 2004:112.
Citra  adalah  tujuan  utama,  dan  sekaligus  merupakan  reputasi  dan  prestasi yang  hendak  dicapai  bagi  dunia  hubungan  masyarakat  kehumasan  atau
Universitas Sumatera Utara
27
Universitas Sumatera Utara
publicrelations.Pengertian citra itu sendiri abstrak intangible dan tidak dapat diukur secara  matematis,  tetapi  wujudnya  bisa  dirasakan  dari  hasil  penelitian  baik  atau
buruk.Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya dating  dari  publik  khalayak  sasaran  dan  masyarakat  luas  pada  umumnya  Ruslan,
2008: 75. Citra berhubungan erat dengan timbulnya rasa hormat, kesan yang kemudian
akan  menguntungkan  terhadap  citra  lembaga.  Citra  berakar  dari  nilai-nilai kepercayaan  yang  berasal  dari  individual,  dimana  hal  tersebut  juga  berawal  dari
persepsi dan pandangan sebelumnya. Proses akumulasi dari pengalaman, kepercayaan yang dihasilkan individu tersebut kemudian akan membentuk opini publik yang lebih
luas, yaitu sering dinamakan citra image. Citra  suatu  lembaga  adalah  suatu  bentuk  pencapaian  yang  diinginkan  oleh
seorang  Humas,  yang  harapannya  adalah  untuk  membentuk  kepercayaan  publik, goodwill  kemauan  baik  terhadap  lembaga  yang  bersangkutan.  Lembaga  dengan
citra yang baik dimaksudkan agar lembaga dan terus mengembangkan kreativitas dan memberikan manfaat lebih bagi orang lain.
Frank  Jefkins  mengatakan  bahwa  citra  adalah  kesan  seseorang  atau  individu tentang
sesuatu yang
muncul sebagai
hasil dari
pengetahuan dan
pengalamannya.Citra  adalah  kesan  yang  diperoleh  berdasarkan  pengetahuan  dan pengertian  seseorang  tentang  fakta-fakta  atau  kenyataan.Jalanuddin  Rakhmat
menyebutkan  bahwa  citra  adalah  penggambaran  tentang  realitas  dan  tidak  harus sesuai
dengan realitas
Ardianto, 2011:62.Sedangkan
Siswanto Sutojo
mendefinisikan  citra  sebagai  pancaran  atau  reproduksi  jati  diri  atau  bentuk  orang perseorangan,  benda  atau  organisasi.Citra  dianggap  sebagai  persepsi  masyarakat
terhadap  jati  diri  perusahaan  atau  organisasi.  Persepsi  ini  didasari  atas  apa  yang mereka ketahui atau yang mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan Sutojo,
2004:1. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia
public  relation.Citra  sengaja  diciptakan  agar  bernilai  positif.  Citra  perusahaan  yang
Universitas Sumatera Utara
28
Universitas Sumatera Utara
baik  dan  kuat  mempunyai  manfaat  seperti  menjadi  perisai  selama  masa  krisis, menjadi  daya  tarik  eksekutif  handal,  meningkatkan  efektifitas  strategi  pemasaran,
penghematan  biaya  operasional,  serta  merupakan  daya  saing  jangka  menengah  dan panjang yang mantap Sutojo, 2004:3.
Wujud  dari  citra  ini  dapat  dirasakan  dari  hasil  penilaian  baik  atau  buruk seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya dating
dari  publik  khalayak  sasaran  dan  masyarakat  luas  pada  umumnya.Penilaian  atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-
kesan baik dan menguntungkan terhadap citra perusahaan. Biasanya landasan citra itu berakar  dari  ―nilai-nilai  kepercayaan‖  yang  konkretnya  diberikan  secara  individual,
dan  merupakan  pandangan  atau  persepsi  serta  terjadinya  proses  akumulasi  dari amanah  kepercayaan  yang  telah  diberikan  oleh  individu-individu  tersebut  akan
mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra image.
Ada empat hal dalam mengukur suatu citra perusahaan yaitu: 1.
Kepercayaan Kesan  dan  pendapat  atau  penilaian  positif  khalayak  terhadap  suatu
perusahaan. 2.
Realitas Realistis,  jelas  terwujud,  dapat  diukur  dan  hasilnya  dapat  dirasakan  serta
dapat  dipertanggungjawabkan  dengan  perencanaan  yang  matang  dan sistematis bagi responden.
3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan
Yaitu  saling  memberikan  keuntungan  sesame  pihak  bagi  perusahaan maupun khalak.
Universitas Sumatera Utara
29
Universitas Sumatera Utara
4. Kesadaran
Adanya  kesadaran  khalayak  tentang  perusahaan  dan  perhatian  terhadap produk yang dihasilkan Ruslan, 2008:25.
Menurut  Frank  Jefknis  dalam  Ruslan,  2008:  77  ada  beberapa  jenis  citra image  yang  dikenal  dalam  dunia  public  relation  dan  dapat  dibedakan  satu  dengan
yang lain sebagai berikut: a.
Citra cermin
mirror image
yakni citra
yang diyakini
oleh perusahaanlembaga  bersangkutan  -  terutama  para  pimpinannya
– yangselalu merasa  dalam  posisi  baik  dalam  mengacuhkan  pesan  orang  luar.  Setelah
diadakan  studi  tentang  tanggapan,  kesan  dan  citra  di  masyarakat  ternyata terjadi perbedaan antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan,
bisa terjadi justru mencerminkan ―citra‖ negatifnya yang muncul. b.
Citra  kini  current  image  merupakan  kesan  yang  baik  diperoleh  dari  orang lain  tentang  perusahaanlembagaorganisasi  atau  hal  lain  yang  berkaitan
tentang  perusahaanlembagaorganisasi.  Berdasarkan  pengalaman  dan informasi  kurang  baik  penerimanya,  sehingga  dalam  posisi  tersebut  pihak
HumasPR  akan  menghadapi  resiko  yang  sifatnya  permusuhan,  kecurigaan, prasangka  buruk  prejudice  dan  hingga  muncul  kesalahpahaman
misunderstanding yang menyebabkan citra kini ditanggapi secara ridak adil atau bahkan kesan negatif yang diperolehnya.
c. Citra  keinginan  wish  image  citra  keinginan  ini  adalah  seperti  apa  yang
dicapai  oleh  pihak  manajemen  terhadap  lembagaperusahaan,  atau  produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal good awareness, menyenagkan dan
diterima  dengan  kesan  yang  selalu  positif  diberikan  take  and  gie  oleh publiknya atau masyarakat umum.
d. Citra  perusahaan  corporate  image  adalah  jenis  citra  yang  berkaitan  dengan
sosok  perusahaan  sebagai  tujuan  utamanya,  bagaimana  menciptakan  citra perusahaan  sebagai  tujuan  utamanya,  bagaimana  menciptakan  citra
Universitas Sumatera Utara
30
Universitas Sumatera Utara
perusahaan  corporate  image  yang  positif,  lebih  dikenal  serta  diterima  oleh publiknya,  mungkin  tentang  sejarahnya,  kualitas  pelayanan  prima,
keberhasilan  dalam  bidang  marketing,  dan  hingga  berkaitan  tanggung  jawab social social care sebagainya. Dalam hal ini pihak HumasPR berupaya atau
bahkan ikut bertanggungjawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu  mempengaruhi  harga  sahamnya  tetap  bernilai  tinggi  liquid  untuk
berkompetisi di pasar bursa saham. e.
Citra serbaneka multiple image merupakan pelengkap dari citra perusahaan di  atas,  misalnya  bagaimana  pihak  HumasPR-nya  akan  menampilkan
pengenalan  awareness  terhadap  identitas  perusahaan,  atribut  logo, brand’s
name,  seragam  uniform  para  front  liner,  sosok  gedung,  dekorasi  lobby kantor  dan  penampilan  para  profesionalnya.  Semua  itu  kemudian
diunifikasikan  atau  diidentikan  ke  dalam  suatu  citra  serbaneka  multiple image yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan corporate image.
f. Citra  penampilan  performance  image  yakni  citra  yang  lebih  ditujukan
kepada  subjeknya,  bagaimana  kinerja  atau  penampilan  diri  performance image  para  profesional  pada  perusahaan  bersangkutan.  Misalnya  dalam
memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya , menyambut telepon, tamu  dan  pelanggan  serta  publiknya,  harus  serba  menyenangkan  serta
memberikan  kesan  yang  selalu  baik.  Mungkin  masalah  citra  penampilan  ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang.
Seitelmenjelaskan  bahwa  sebuah  lembaga  modern  ini  sudah  memahami  akan pentingnya
member perhatian
yang cukup
untuk membangun
citra perusahaanlembaga yang menguntungkan yang tidak hanya melepaskan diri terhadap
terbentuknya  suatu  kesan  publik  yang  negatif.  Karena  pada  dasarnya  citra  sebuah lembaga  mudah  rapuhpecah  fragile  commodity,  tetapi  meski  begitu  banyak  juga
dari  peruahaanlembaga  yang  meyakini  bahwa  citra  positif  adalah  sebuah  esensial, sukses  yang  berkelanjutan  dalam  jangka  panjang  dalam  Soemirat,  2004:  111.
Universitas Sumatera Utara
31
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  pemaparan  mengenai  jenis  citra  menurut  Frank  Jefkins  di  atas, peneliti  memutuskan  untuk  memakai  salah  satu  citra  tersebut  yaitu  jenis  citra
perusahaan, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran citra Universitas Sumatera Utara.
2.3.6.2 Proses Pembentukan Citra
Untuk  mengetahui  citra  seseorang  terhadap  suatu  objek,  dapat  diketahui  dari sikapnya terhadap objek tersebut.Solomon, dalam Rakhmat Soemirat dan Ardianto,
2004:115,  menyatakan  semua  sikap  bersumber  pada  organisasi  kognitif,  pada informasi  dan  pengetahuan  yang  kita  miliki.  Efek  kognitif  dari  komunikasi  sangat
mempengaruhi  proses  pembentukan  citra  seseorang.  Citra  terbentuk  berdasarkan pengetahuan  dan  informasi-informasi  yang  diterima  seseorang.  Komunikasi  tidak
secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.
Semua  aktifitas  public  relations  diarahkan  agar  membentuk  citra  positif  di benak  publik.Secara  definisi  citra  diartikan  sebagai  kesan  yang  diperoleh  seseorang
berdasarkan  pengetahuan  dan  pengertiannya  tentang  fakta  atau  kenyataan  di lapangan.Citra  dapat  diketahui  melalui  sikap  yang  ditunjukkan  terhadap  obyek
tersebut.Semua  sikap  bersumber  pada  rangkaian  pengetahuan  yang  bersifat  kognitif dan miliki terhadap suatu obyek. Proses pembentukan citra atau kesan meliputi empat
komponen penting dalam diri seseorang yaitu: persepsi, kognisi. Motivasi serta sikap http:www.repository.usu.ac.id.
Universitas Sumatera Utara
32
Universitas Sumatera Utara
Proses Pembentukan Citra
Public relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini  adalah  pembentukan  citra,  sedangkan  input  adalah  stimulus  yang  diberikan  dan
output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-persepsi-motivasi-sikap.
Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari  luar  diorganisasikan  dan  mempengaruhi  respons.Stimulus  rangsang  yang
diberikan  pada  individu  dapat  diterima  atau  ditolak.Empat  komponen  persepsi- kognisi-motivasi-sikap  diartikan  sebagai  citra  individu  terhadap  rangsang.  Walter
Lipman menyebut ini sebagai ―picyure in our head‖. Jika  stimulus  mendapat  perhatian,  individu  akan  berusaha  untuk  mengerti
tentang  rangsang  tersebut.  Persepsi  diartikan  sebagai  hasil  pengamatan  terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain,
individu  akan  memberikan  makna  terhadap  rangsang  tersebut.  Kemampuan mempersepsi  itulah  yang  dapat  melanjutkan  proses  pembentukan  citra.  Persepsi
individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.
Kognisi    adalah  suatu  keyakinan  diri  individu  terhadap  stimulus.  Keyakinan
ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus  diberikan  informasi-informasi  yang  cukup  yang  dapat  memengaruhi
PENGALAMAN
STIMULU
S
RESPON CITRA
USU KOGNISI
SIKAP
MOTIVASI PERSEP
SI
Universitas Sumatera Utara
33
Universitas Sumatera Utara
perkembangan  informasinya.  Motivasi  dan  sikap  yang  ada  akan  menggerakkan
respons  seperti  yang  diinginkan  oleh  pemberi  rangsang.  Persepsi  adalah  hasil
pengamatan  terhadap  unsur  lingkungan  yang  dikaitkan  dengan  suatu  proses pemaknaan.  Dengan  kata  lain,  individu  akan  memberikan  makna  terhadap  rangsang
berdasarkan  pengalamannya  mengenai  rangsang.  Kemampuan  mempersepsi  itulah yang  dapat  melanjutkan  proses  pembentukan  citra.  Dalam  hal  ini  bagaimana
pengamatan  atau  pandangan  masyarakat  sekitar  USU  terhadap  citra  USU.  Motivasi
adalah  keadaan  dalam  pribadi  seseorang  yang  mendorong  keinginan  individu  untuk
melakukan  kegiatan-kegiatan  tertentu  guna  mencapai  tujuan.Sikap  adalah
kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi  objek, ide,  situasi  atau  nilai.Sikap  mempunyai  daya  pendorong  atau  motivasi.  Sikap
menentukan  apakah  orang  harus  pro  atau  kontra  terhadap  sesuatu,  menentukan  apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya
mengandung  nilai  menyenangkan  atau  tidak  menyenangkan.Sikap  juga  dapat diperteguh  atau  diubah.  Proses  pembentukan  citra  pada  akhirnya  akan  menhasilkan
sikap, pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu dalam Soemirat, 2004: 115. H. Frazier Moore dalam Danusaputra mengungkapkan bahwa penelitian citra
itu  penting  untuk  menetukan  sosok  institusional  dan  citra  perusahaan  dalam  pikiran publik  dengan  mengetahui  secara  pasti  sikap  masyarakat  terhadap  organisasi,
bagaimana  memahami  mereka  dengan  baik,  dan  apa  yang  mereka  sukai  dan  tidak sukai  tentang  organisasi.  Penelitian  citra  memberi  informasi  untuk  mengevaluasi
kebijaksanaan,  memperbaiki  kesalahpahaman,  menentukan  daya  tarik  pesan hubungan  masyarakat,  dan  meningkatkan  citra  hubungan  masyarakat  dalam  pikiran
publik Soemirat, 2004:116. Dalam  konteks  kerja  seorang  public  relations,  sangat  penting  untuk
mengetahui  bagaimana  komponen  yang  terkait  dengan  proses  pembentukan  citra dimana  citra  akan  menghasilkan  sikap,  pendapat,  tanggapan  atau  perilaku  tertentu
yang dapat dipahami melalui sebuah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
34
Universitas Sumatera Utara
2.3.6.3  Manfaat Citra
Citra  dapat  dengan  sengaja  diciptakan  agar  bernilai  positif  karena  citra merupakan  aset  terpenting  dari  suatu  perusahaanlembaga.Istilah  lainnya  adalah
Favourable  Opinion.  Berikut  adalah  beberapa  manfaat  citra  menurut  Sutojo  2004: 56:
1. Daya  saing  jangka  panjang  dan  menengah  mind  and  long  termsustainable
competitive  position.  Citra  perusahaan  yang  baik  dan  kuat  akan  tumbuh menjadi  kepribadian  perusahaan.  Oleh  karenanya  tidak  mudah  dijiplak  oleh
perusahaan  lain.  Citra  perusahaan  dapat  menjadi  tembok  pembatas  bagi perusahaan  saingan  yang  ingin  memasuki  segmen  pasar  yang  dilayani
perusahaan tersebut. Citra perusahaan yang dapat menempatkan mereka pada posisi pemimpin pasar market leader dalam jangka lama.
2. Menjadi perisai selama masa krisis an insurance for adverse time. Citra baik
yang melekat pada perusahaan member dampak yang positif pada saat krisis. Sebagai besar masyarakat akan memahami dan memanfaatkan kesalahan yang
dibuat  perusahaan  dengan  citra  yang  baik  yang  menyebabkan  perusahaan tersebut  mengalami  krisis.  Masyarakat  cenderung  berfikir  seperti  halnya
manusia biasa perusahaan juga dapat melakukan kelalaian. 3.
Menjadi daya tarik eksekutif handal attracting the best excecutiveavailable. Eksekutif handal menjadi harta yang berharga bagi perusahaan manapun. Bagi
perusahaan  yang  mengalami  citra  buruk,  untuk  mempertahankan  eksekutif handal tidaklah mudah.
4. Meningkatkan  efektifitas  strategi  pemasaran  increasing  theeffectiveness  of
marketing  instrument.  Dalam  banyak  peristiwa,  citra  yang  baik  akan menunjang efektivitas strateg pemasaran.
5. Penghemat  biaya  operasional  cost  saving.  Perusahaan  dengan  citra  yang
baik  dapat  menekan  biaya  untuk  merekrut  dan  melatih  eksekutif,  karena eksekutif  yang  handal  tidak  banyak  membutuhkan  training  untung
Universitas Sumatera Utara
35
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan atau menyesuaikan kualifikasi mereka dengan yang diinginkan perusahaan.
Citra  berawal  dari  persepsi  yaitu  yang  pada  umumnya  persepsi  dipengaruhi oleh sejumlah faktor psikologi, termasuk asumsi yang mengarah kepada pengalaman-
pengalaman  sebelumnya  yang  sering  tersadar  lewat  tingkat  bawah  sadar,  budaya, motivasi,  sikap maupun  suasana  hati.Persepsi  menyatakan  bahwa  penginterpretasian
pesan  sangat  kompleks.  Sebagaimana  dikemukakan  oleh  Lahlry  persepsi  sebagai proses yang kita gunakan untuk menginterprestasikan data-data sensoris yang sampai
kepada lima indra kita Severin, 2008: 83. Definisi  lain  dikemukakan  oleh  para  psikolog  Berelson  dan  Steiner,  1964
menyatakan  bahwa  persepsi  merupakan  proses  yang  kompleks  dimana  orang memilih,  mengorganisasikan  dan  menginterprestasikan  respon  terhadap  suatu
rangsangan  ke  dalam  situasi  masyarakat  dunia  yang  penuh  arti  logis.  Sementara Bennet,  Hoffman  dan  Prakash  1989  mengatakan  bahwa  persepsi  adalah  aktivitas
aktif yang melibatkan pembelajaran, pembaruan, cara pandang,dan pengaruh timbale balik dalam pengamatan Severin, 2008:84.
Persepsi  adalah  sebuah  proses,  yaitu  proses  dimana  seorang  individu  dapat mengorganisasikan,  menginterpretasikan  apa  yang  dibayangkan  tentang  dunia  di
sekelilingnya.  Dengan  mempersepsi  seorang  individu  akan  memahami  dan memandang  dunia  berkaitan  dengan  apa  yang  dibutuhkan,  apa  yang  dinilai,  dan
apakah  hal  tersebut  sesuai  dengan  keyakinan  dan  budaya  yang  dianutnya.  Persepsi tergantung  kepada  sejauh  beragam  factor  pembentuk  persepsi  seperti  masa  lalu
individu itu sendiri. Pengalaman masa lalu yang membekas dan membentuk persepsi, sehingga membuat seorang individu memandang sesuatu atau peristiwa dengan cara-
cara  tertentu,  karena  itulah  setiap  individu  dapat  melihat  hal  yang  sama  namun dengan  cara  yang  berbeda.  Persepsi  bergantung  kepada  kesesuaian  makna  yang
diberikan kepada ―sesuatu‖ terhadap orang maupun peristiwa tertentu.
Universitas Sumatera Utara
36
Universitas Sumatera Utara