serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.
2.2.4 Strategi Inovasi
Menurut David 2011:16-17 strategi adalah sarana yang memiliki tujuan jangka panjang bagi perusahaan. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,
diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan join venture.
Menurut Pearce dan Robinson 2012:20 Strategi adalah ‘rencana main’ suatu perusahaan. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai
bagaimana, kapan dan di mana ia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan maksud dan tujuan untuk apa. Maka dari itu strategi adalah rencana tindakan yang
menjabarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lain untuk menanggapi lingkungan dan membantu organisasi mencapai sasarannya. Intinya strategi adalah pilihan
untuk melakukan aktivitas yang berbeda atau untuk melaksanakan aktivitas dengan cara yang berbeda dari pesaingnya.
2.2.5 Indikator Inovasi Produk
Menurut Stephen P. Robbins Mary Coulter 2010 ada tiga rangkaian variabel yang merangsang inovasi: struktur, budaya, dan praktik sumber daya
manusia organisasi itu sendiri. Penelitian terhadap dampak variabel struktur pada inovasi: Ketersediaan sumber daya yang kaya memeberikan pondasi utama bagi
inovasi Komunikasi yang sering antar unit-unit membantu menghancurkan penghambat-penghambat inovasi Organisasi yang inovatif berupaya
Universitas Sumatera Utara
meminimalisasi ketekanan waktu yang minimalekstrem terhadap kegiatan kreatif Kinerja kreatif seorang karyawan diperkaya ketika suatu struktur organisasi secara
eksplisit mendukung kreatifitas Penelitian terhadap dampak variabel budaya pada inovasi: Menerima ambiguitas Menoleransi resiko Menoleransi konflik Berfokus
pada hasil bukan cara Berfokus pada sistem terbuka Penelitian terhadap dampak variabel sumber daya pada inovasi:
Organisasi yang inovatif secara aktif memajukan pelatihan dan pengembangan anggota mereka agar pengetahuan mereka berkembang
Memberikan keamanan kerja yang tinggi kepada karyawan untuk mengurangikecemasan akan dipecat akibat melakukan kesalahan, dan mendorong
individu menjadi pejuang ide.
2.2.6 Inovasi Kualitas
Menurut Davis dalam Yamit 2004 definisi kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada
aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk
dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas. Ada lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para
praktisi bisnis menurut Davis dalam Yamit 2004, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Transcendental Approach Kualitas
dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.
2. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut
yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling
memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera fitnes for used merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai
dengan persyaratan conformance quality dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara
internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar – standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable ascellence”.Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang
paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.
2.3 Keputusan Pembelian