31
2.1.3.3 Indikator Turunnya Semangat Kerja Karyawan
Tinggi rendahnya semangat kerja dapat diketahui dengan melihat indikasi tertentu yang mencerminkan adanya semangat kerja. Indikator kondisi semangat
kerja ini perlu diketahui agar perusahaan dapat mengambil tindakan perbaikan jika ternyata diketahui bahwa dari indikator tersebut menunjukkan semangat kerja
yang menurun sehingga perusahaan dapat terhindar dari kerugian. Indikator ini bukan merupakan hal yang mutlak, tetapi karena indikator ini merupakan
kecenderungan secara umum, maka perlu diketahui oleh setiap perusahaan. Indikator turunnya semangat kerja menurut Nitisemito 2002:431 adalah sebagai
berikut: 1.
Turunnyarendahnya produktivitas. Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan adalah dengan
membandingkan hasil yang dicapai dengan waktu sebelumnya, apabila produktivitas tinggi karena adanya semangat kerja yang tinggi. Dan
apabila terjadi penurunan produktivitas menunjukkan adanya penurunan semangat kerja.
2. Tingkat absensi yang naiktinggi.
Pemimpin ditunjuk untuk mengetahui tingkat absensi para karyawannya dan apabila tingkat absensi cenderung meningkat dari bulan ke bulan,
memberikan indikator bahwa perusahaan telah terjadi penurunan semangat kerja, maka pimpinan perlu mencari penyebabnya.
3. Labour turn overtingkat perputaran karyawan tinggi.
Keluar masuknya karyawan diperusahaan disebabkan ketidakpuasan pada perusahaan sehingga semangat kerja mereka turun untuk bekerja pada
Universitas Sumatera Utara
32 perusahaan yang bersangkutan sehingga mereka mencari pekerjaan lain
yang sesuai. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi menyebabkan turunnya produktivitas kerja sehingga dapat menganggu pencapaian tujuan
perusahaan. 4.
Tingkat kerusakan. Tingkat kerusakan yang tinggi menunjukkan bahwa perhatian karyawan
pada pekerjaan berkurang, maka pimpinan dituntut untuk membuat standar tingkat kesukaran yang normal karena tingkat kerusakan dapat saja terjadi
akibat dari pembelian bahan baku, penyimpangan atau kurangnya pengawasan.
5. Kegelisahan dimana-mana.
Kegelisahan dapat terjadi karena ketidaknyamanan bekerja, hal seperti ini dapat terjadi disebabkan ketidaksenangan atas pekerjaan yang diberikan
dan kegelisahan seperti itu dapat menyebabkan turunnya produktivitas kerja dan akan merugikan perusahaan.
6. Pemogokan.
Pemogokan terjadi karena tuntutan atas ketidakpuasan, kegelisahan dan kurangnya perhatian, pemogokan dapat membawa akibat seperti timbulnya
ketegangan terhadap hubungan antara atasan dan bawahan sehingga dapat mengakibatkan kesulitan dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Prayudi dan Gianyar 2014 dalam penelitiannya “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Kerja terhadap Semangat Kerja
Karyawan pada PT BPR Tish Sukawati Gianyar”. Hasil penilitian yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara