Simpulan Saran Penelitian Terdahulu

63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut : 1 Jumlah Modal kerja dan Perputaran modal kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan Makanan dan Minuman, dimana 81,2 persen profitabilitas dipengaruhi oleh variabel jumlah modal kerja dan perputaran modal kerja, sedangkan sisanya 18,8 persen dipengaruhi variabel lain diluar model. 2 Jumlah modal kerja secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI 3 Perputaran modal kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang disampaikan dalam peneltian ini adalah : 1 Manajemen perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diharapkan tetap memperhatikan jumlah modal kerja dan perputaran modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan karena penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah modal Universitas Sumatera Utara 64 kerja dan perputaran modal kerja secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. 2 Bagi peneliti selanjutnya disarankan menggunakan variabel lain selain jumlah modal kerja dan perputaran modal kerja sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas. Karena penelitian ini menemukan bahwa jumlah modal kerja dan perputaran modal kerja variasinya hanya 81,2 persen mempengaruhi profitabilitas. Jadi masih ada 18,8 persen variabel lain yang mempengaruhi profitabilitas. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas menurut Riyanto 2001 adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas atau kemampuan laba merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen, Sawir, 2003;17. Kartadinata 1996 : 46-51 mengemukakan bahwa profitabilitas dimaksudkan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Kartadinata 1996:66 mengatakan faktor yang penting dalam kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba adalah hubungan antara tingkat penjualan dengan tingkat aktiva yang diperlukan untuk mencapai tingkat penjualan tersebut. Cara yang termudah untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah dengan menghubungkan laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan total aktiva yang dimilikinya Return On Assets Helfer, 1997:83. Berdasarkan pengertian profitabilitas di atas maka perusahaan akan berusaha keras untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan berhasil mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan menunjukkan Universitas Sumatera Utara 9 perusahaan tersebut kurang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu menghasilkan laba tinggi. Rasio profitabilitas yang sering digunakan di dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh modal kerja dan efektivitas modal kerja adalah return on equity ROE. Return on Equity ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Profitabilitas modal sendiri atau return on equity ROE adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Riyanto 2001:44 menyebutkan laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseorangan atau income tax EAT=earning after tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. Mengukur profitabilitas modal sendiri. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan income yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun saham preferen atas modal yang diinvestasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin Universitas Sumatera Utara 10 baik kedudukan pemilik perusahaan. Return on equity ROE dihitung dengan menggunakan rumus : Net Profit After Taxes ROE = x 100 Stockholder Equity Menurut Soediyono 2001:103 analisa Du pont merupakan pendekatan lain yang digunakan mengevaluasi tingkat pengembalian equitas atau return on equity yang dihitung dengan membagi ROI dengan hasil pengurangan 1 satu dan rasio hutang. Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk rasio keuangan yaitu : ROI ROE = x 100 1 – debt ratio dimana : ROI = Net profit margin x perputaran aktiva Laba sesudah Pajak Net Profit Margin = x 100 Penjualan Bersih Penjualan Bersih Perputaran Aktiva = x 100 Total Aktiva Universitas Sumatera Utara 11 Total Hutang Debt Ratio = x 100 Total Aktiva Dengan menggunakan system Du pont diatas dapat dilihat faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas yaitu penjualan, biaya operasi total aktiva dan total hutang. Sedangkan menurut Wasis 2003:38 menggunakan istilah rate of return adalah penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin dan struktur modal perusahaan.

2.1.2 Pengertian Modal Kerja

Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya. Halim 1999:88 menyebutkan modal kerja adalah aktiva jangka pendek yang digunakan untuk keperluan sehari-hari pada suatu perusahaan. Menurut Djarwanto 2001 modal kerja adalah berhubungan dengan keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang bersangkutan current income. Sedangkan menurut Munawir 2004 modal kerja adalah kelebihan nilai aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh hutang hutangnya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek dalam bentuk kas, sekuritas, piutang dan persediaan yang Universitas Sumatera Utara 12 digunakan untuk memenuhi kegiatan operasi perusahaan. Dalam pembahasan modal kerja dikenal 3 konsep modal kerja, yaitu : 1 Konsep Kuantitatif Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dari dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana fund yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dengan demikian, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto gross working capital. Modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan. 2 Konsep Kualitatif Konsep ini berfokus pada kualitas modal kerja yaitu kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar net working capital. Dalam konsep ini modal kerja dikaitkan dengan jumlah hutang lancar ataupun sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya. 3 Konsep fungsional Konsep ini berfokus pada fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan dari kegiatan perusahaan. Ada sebagian dana yang digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan pendapatan untuk periode berikutnya future income. Sehingga besarnya modal kerja dalam konsep ini adalah: Universitas Sumatera Utara 13 1 Jumlah kas 2 Jumlah persediaan 3 Jumlah piutang dikurangi besarnya keuntungan 4 Jumlah sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap. Perbedaan dari ketiga konsep diatas adalah terletak pada penentuan jumlah modal kerja. Dan konsep modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep kualitatif. Modal kerja yang cukup lebih baik daripada modal kerja yang berlebihan, karena dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif.

2.1.3 Jenis Modal Kerja

Modal kerja dalam suatu perusahaan menurut Riyanto 2001 dapat digolongkan dalam beberapa jenis: 1 Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja ini terdiri dari 1. Modal kerja primer Primary Working Capital yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya. 2. Modal kerja normal Normal Working Capital yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses produksi yang Universitas Sumatera Utara 14 normal. Kapasitas normal mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaan. 2 Modal Kerja Variabel Variable Working Capital Modal Kerja Variabel adalah modal kerja yang dibutuhkan saat- saat tertentu dengan jumlah yang berubah-ubah sesuai dengan perubahaan keadaan dalam satu periode . Modal kerja ini terdiri dari: 1 Modal kerja musiman Seasonal Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim. 2 Modal kerja siklis Cyclical Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk. 3 Modal kerja darurat Emergency Working Capital yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya

2.1.4 Fungsi Modal Kerja

Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan, semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani Universitas Sumatera Utara 15 konsumen. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

2.1.5 Sumber Modal Kerja

Menurut Harahap 2001 : 288 menyatakan bahwa: Kenaikan dalam modal kerja terjadi apabila aktiva menurun atau dijual atau karena kenaikan dalam utang jangka panjang dan modal sedangkan penurunan dalam modal kerja timbul akibat aktiva tidak lancar naik atau dibeli atas utang jangka panjang naik. Menurut Munawir 2004 Pada dasarnya modal kerja terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: 1 Bagian yang tetap atau bagian yang permanen, yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan. 2 Jumlah modal kerja variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktifitas biasa. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar jaminan kreditor jangka pendek. Djarwanto 2001 pada umumnya modal kerja suatu perusahaan berasal dari berbagai sumber, yaitu: 1 Hasil operasi perusahaan. Universitas Sumatera Utara 16 Modal kerja perusahaan yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan penghitungan laba rugi perusahaan. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan. 2 Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga investasi jangka pendek. Surat-surat berharga merupakan salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga menjadi uang kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang. 3 Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar. Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja. 4 Penjualan saham atau obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya atau dengan menerbitkan obligasi. Universitas Sumatera Utara 17 5 Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. Pinjaman jangka pendek seperti kredit bank bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama sebagai tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya. 6 Kredit dari supplier. Salah satu sumber modal kerja adalah kredit yang diberikan supplier. Material, barang-barang dan jasa bisa dibeli secara kredit. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu hutang harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan modal kerja yang kecil. Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunya jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan. Penggunaan aktiva lancar yang menyebabkan turunnya aktiva lancar adalah sebagai berikut : 1 Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau efek maupun kerugian yang insidentil lainya. 2 Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan – tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya dana pelunasan obligasi, dana pensiun pegawai, dan ekspansi ataupun dana-dana lainya. Universitas Sumatera Utara 18 3 Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja. 4 Pembayaran hutang-hutang jangka panjang. 5 Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi atau prive Munawir, 2004

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Modal Kerja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan modal kerja, yaitu: 1 Modal kerja meningkat sebagai berikut: 1 Perusahaan memperoleh laba, 2 Perusahaan menjual aktiva tetap, 3 Penyusutan aktiva tetap, 4 Bertambah besarnya hutang jangka panjang, 5 Perusahaan menambah besarnya modal pesertaan. 2 Modal kerja menurun sebagai berikut: 1 Perusahaan menderita rugi, 2 Perusahaan membeli aktiva tetap, 3 Hutang jangka panjang perusahaan menurun, 4 Perusahaan mengurangi besarnya modal pesertaan, 5 Perusahaan membagikan deviden. Universitas Sumatera Utara 19

2.1.7 Perputaran Modal Kerja

Periode perputaran modal kerja working capital turnorver period dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat dimana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya turnorver rate-nya. Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut Riyanto, 2001. Dalam menentukan perputaran modal kerja dapat dibedakan 2 metode yaitu: 1 Metode keterikatan dana siklus daur dana Metode ini digunakan jika usaha baru dimulai, dengan demikian pengalaman dari pengelola atau tentunya dengan dominan dipengaruhi keadaan internal perusahaan yang mengikuti perkembangan kegiatan sehari-hari dalam jangka waktu lama. Menurut metode siklus atau daur dana ini perputaran modal kerja dapat diketahui dengan menghitung periode atau jangka waktu dana tertanam. Sejak kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali lagi menjadi kas. 2 Metode perputaran turnorver Metode ini menggunakan analisis laporan keuangan perusahaan secara umum atau total modal kerja dihitung dengan rumus working capital turnover yaitu total penjualan dibagi dengan net working capital atau gross working capital Ahmad, 1997:7-12. Tingkat perputaran modal kerja dapat diukur dengan menggunakan rasio yaitu diambil dari data laporan rugi laba dan neraca. Untuk menilai keefektifan modal kerja Universitas Sumatera Utara 20 dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata tersebut working capital turnorver. Rasio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan jumlah rupiah untuk tiap rupiah modal kerja Munawir, 2004:80. Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya angka perputaran modal kerja dalam penelitian ini adalah: Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Rata-rata Munawir, 2004:80 Modal kerja rata-rata dapat dicari dengan menjumlahkan modal kerja tahun pertama dan modal kerja tahun kedua kemudian dibagi dua. Komponen perputaran modal kerja meliputi : 1 Perputaran Kas Kas adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat liquiditasnya. Komaruddin, 2005 : 61 Perputaran kas merupakan kemampuan dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti Universitas Sumatera Utara 21 atau tidak dipergunakan.Untuk menentukan berapa jumlah kas yang sebaiknya harus dipertahankan dalam perusahaan, belum ada standart rasio yang bersifat umum. Meskipun demikian ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan sebagai pedoman didalam menentukanjumlah kas yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Jumlah kas pada suatu saat dapat dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun utang lancar. Sumber penerimaan kas pada dasarnya berasal dari Munawir, 2004: 1 Hasil penjualan investasi jangka panjang dan aktiva tetap yang diikuti dengan penambahan kas. 2 Pengeluaran surat tanda bukti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas. 3 Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas. 4 Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya. Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi- transaksi sebagai berikut: 1 Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya. 2 Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. Universitas Sumatera Utara 22 3 Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek atau jangka panjang. 4 Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian perlengkapan kantor, pembayaran bunga dan premi asuransi serta adanya persekot biaya maupun persekot pembelian. 5 Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pembayaran pajak, denda-denda lainnya. Untuk menghitung perputaran kas dapat digunakan rumus sebagai berikut: Penjualan Bersih Perputaran kas = Rata-rata Kas 2 Perputaran Piutang Receivable Turn Over Piutang merupakan aktiva yang timbul akibat perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Semakin lama syarat pembayaran suatu piutang berarti semakin lama modal terikat dalam piutang, ini berarti tingkat perputaran piutang selama periode tertentu semakin rendah. Tingkat perputaran piutang atau receivable turnover dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata- rata piutang average receivable. Penjualan Kredit Receivable Turn Over = Rata-rata Piutang Universitas Sumatera Utara 23 Makin tinggi perputaran piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya perputaran piutang, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang Riyanto, 2001 3 Perputaran Persediaan Inventory Turn Over Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya Inventory atau persediaan barang sebagai elemen yang utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus menerus mengalami perubahan.. Masalah penentuan besar investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahan. Demikian sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory juga akan mempunyai efek yang menekan keuntungan perusahaan Riyanto, 2001. Untuk mengetahui efektivitas pengelolaan persediaan dapat dilihat dari perhitungan tingkat perputaran persediaannya, karena semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan menunjukkan semakin pendek waktu Universitas Sumatera Utara 24 terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi volume penjualan tertentu dalam naiknya perputaran persediaan maka dibutuhkan jumlah modal kerja yang lebih kecil. Adapun perhitungan tingkat peputaran persediaan adalah sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan

2.1.8 Rasio Keuangan

Rasio menurut Riyanto 2001 : 329 adalah ukuran yang sering digunakan dalam analisis finansial. Penganalisa finansial adalah mengadakan analisis rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua cara perbandingan, yaitu sebagai berikut. 1 Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio diwaktu yang lain rasio historis atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk yang akan datang di perusahaan yang sama. 2 Membandingkan rasio-rasio disuatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenisnya dari perusahaan lain yang sejenis atau rasio industri untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industry akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek finansial tertentu berada di atas rata-rata industri above average. Universitas Sumatera Utara 25 Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam kelompok dasar, yaitu likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas. Penggunaan rasio dibatasi hanya pada rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. 1 Rasio Likuiditas Semakin tinggi likuiditas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Sawir 2003 rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya.. Dimana rasio likuiditas mengukur kecepatan sebuah investasi aset atau ditukar menjadi suatu nilai. Rasio ini terdiri dari : 1 Current Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. 2 Quick Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi aktiva lancar yang lebih likuid. 3 Cash Ratio, yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas. 2 Ratio Aktivitas Rasio aktivitas yang umumnya digunakan adalah perputaran persediaan, periode penagihan rata-rata, perputaran modal kerja, perputaran aktiva tetap, dan rasio perputaran total aktiva. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada perusahaannya. Untuk mengukur efektivitas Universitas Sumatera Utara 26 penggunaan modal kerja dapat diukur dengan tingkat perputaran modal kerta serta tingkat perputaran masing-masing komponen dalam modal kerja tersebut. Untuk selanjutnya rasio aktivitas yang akan digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut : 1 Ratio Perputaran Kas Menurut Riyanto 2001 : 95 makin tinggi tingkat perputaran kas maka makin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata. Penjualan Bersih Perputaran Kas = Rata-rata kas 2 Ratio Perputaran Piutang Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin kecil jumlah modal yang terikat dalam piutang sehingga dapat mengurangi biaya modal dan akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas. Periode perputaran atau terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat pembayarannya. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan membandingkan penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Penjualan Kredit Perputaran Piutang = Rata- rata Piutang 3 Ratio Perputaran Persediaan Universitas Sumatera Utara 27 Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi penjualan tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih baik Menurut Sawir 2003 menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.. Jadi untuk memenuhi penjualan tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan 4 Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Menurut Sawir 2003 :17 profitabilitas merupakan hasil akhir bersih berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas yang memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dapat dianalisa dengan margin laba kotor gross profit margin, rentabilitas ekonomis basic earning power, margin laba bersih net profit margin, hasil pengembalian atas investasi return on investment, dan pengembalian atas modal return on equity. Rasio-rasio profitabilitas terdiri dari : Universitas Sumatera Utara 28 a Gross Profit Margin, yaitu laba bruto yang diperoleh perusahaan dari penjualan. Penjualan - HPP Gross Profit Margin = Penjualan b Basic Earning Power, yaitu laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Laba Operasi x 100 Basic Earning Power = Total Aktiva c Net Profit Margin, yaitu keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Laba setelah Pajak Net Profit Margin = Penjualan d Return On Equity, yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Laba setelah Pajak Return On Equity = Modal Sendiri e Return On Investment, yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Universitas Sumatera Utara 29 Laba Setelah Pajak X 100 Return On Investment = Total Aktiva Rasio profitabilitas yang akan digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah Return On Equity ROE, yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam periode tertentu. 5 Rasio Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja Working Capital Turnover adalah kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas dan perusahaan, yang diukur dengan Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Rata-rata

2.1.9 Hubungan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Modal kerja yang tersedia di dalam perusahaan harus cukup jumlahnya. Arti cukup adalah harus mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan modal kerja yang cukup akan memberi keuntungan bagi perusahaan karena memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan sebaiknya memiliki modal kerja yang cukup daripada berlebihan, karena modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi Universitas Sumatera Utara 30 tidak produktifmenganggur. Dana yang menganggur akan berdampak terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan atau profitabilitas. Sebaliknya modal kerja yang kurang dapat menjadi penyebab kemunduranbahkan kegagalan suatu perusahaan dan akan sulit untuk mengembalikan modal perusahaan yang sudah tertanam.

2.1.10 Hubungan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode siklus kas perusahaan. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan memberikan keuntungan kepada kreditor jangka pendek. Mereka akan memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan tinggi dan utang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki profitabilitas tinggi apabila modal yang besar dan efektivitas yang tinggi. Tetapi modal yang besar belum tentu perusahaan memperoleh profitabilitas yang tinggi. Hal ini tergantung dari penggunaan penggunaan modal kerja apakah efektif dan efisien atau tidak. Modal kerja yang selalu berputar akan mempengaruhi arus dana dalam perusahaan. Jika perputaran modal kerja mengalami peningkatan setiap tahunnya, berarti arus dana yang kembali ke perusahaan akan semakin lancar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin panjang waktu terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja kurang efektif dan efisien dan cenderung menurunkan profitabilitasnya. Universitas Sumatera Utara 31

2.2 Penelitian Terdahulu

Astuti 2005 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap return on equity ROE pada perusahaan makanan dan minuman go public di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan pembahasan diketahui faktor yang mempengaruhi modal kerja dan perputaran modal kerja yaitu adanya Aktiva lancar yang terlalu rendah sehingga perusahaan harus mengambil pinjaman, kurangnya perencanaan volume penjualan sehingga produksi rendah, tingginya biaya operasi yang ditanggung perusahaan, tidak lancarnya aliran modal kerja. Nufhafni 2009, melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Retur On Equity ROE Perusahaan Consumer Goods Industry di BEI.” Variabel dependen dalam penelitian adalah Return On Equity ROE dan variabel independen adalah Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja. Penelitian ini menggunakan kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier sederhana. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2003-2007 dengan sample 33 perusahaan Consumer Goods di BEI. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah modal kerja dan perputaran modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Equity perusahaan. Imelda Yulistri 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Efektivitas dan Kebutuhan Modal Kerja terhadap Laba Bersih Industri Barang Konsumsi di BEI.” Variabel dependen dalam penelitian adalah Laba Bersih dan variabel independen adalah Efektivitas Modal Kerja dan Kebutuhan Universitas Sumatera Utara 32 Modal Kerja. Penelitian ini menggunakan kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji f dan uji-t. Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahun 2006-2007 dengan sample 33 perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI. Hasil Penelitian menunjukkan Efektivitas Modal Kerja dan Kebutuhan Modal Kerja memiliki pengaruh yang simultan terhadap Laba Perusahaan. Erlyss Parlina Sipangkar 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Otomotif di BEI.” Variabel Independen adalah Perputaran persediaan, variabel dependen adalah ROA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier sederhana. Data yang digunakan adalah laporan laba rugi dan neraca tahun 2005-2007 dengan 18 sampel perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas perusahaan. Seprina Ruleta Sitanggang 2008 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT.Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.” Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets ROA dan variabel independen adalah timgkat perputaran piutang. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah data laba rugi dan neraca tahun 2005-2007 dengan 36 sample laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas. Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti, Tahun, dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Astuti 2005, judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap return on equity ROE pada perusahaan makanan dan minuman go public di Bursa Efek Jakarta” Variabel Independen adalah Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja dan variabel dependen adalah ROE Faktor Modal Kerja dan perputaran Modal Kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap ROE 2 Seprina Ruleta 2008, judul peneltian “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT.Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan.” Variabel Independen adalah Tingkat Perputaran Piutang, Variabel Dependen adalah ROA. Faktor Tingkat Perputaran Piutang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. 3 Nurhafni 2009, judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja terhadap Retur On Equity ROE Perusahaan Consumer Goods Industry di BEI” Variabel Independen adalah Modal Kerja, dan Perputaran Modal Kerja, variabel dependen adalah ROE Faktor Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap ROE Perusahaan. 4 Imelda Yulistri 2009, judul penelitian “Pengaruh Efektivitas dan Kebutuhan Modal Kerja terhadap Laba Bersih Industri Barang Konsumsi di BEI” Variabel Independen adalah Efektivitas Modal Kerja dan Kebutuhan Modal Kerja, variabel dependen adalah Laba Bersih Faktor Efektivitas Modal Kerja dan Kebutuhan Modal Kerja memiliki pengaruh yang simultan terhadap laba bersih Perusahaan. 5 Ellys Delfrina Sipangkar 2009, judul penelitian “Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Otomotif di BEI.” Variabel Independen adalah Perputaran persediaan, variabel dependen adalah ROA Faktor Tingkat perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Perusahaan. Universitas Sumatera Utara 34

2.3 kerangka konseptuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 115 71

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan & Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 112 96

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16