82
f = penurunan yang terjadi cm
P  = beban yang diberikan kN L  = panjang sampel cm
I = momen inersia sampel cm
4
3.1.2.6. Pengujian Kuat Geser Sejajar Serat
Pengujian kuat  geser sejajar serat digunakan untuk mengetahui kuat kayu terhadap  gaya  yang  berusaha  menggeser  satu  bagian  dari  kayu  sepanjang  suatu
bidang  yang  sumbunya  sejajar  serat.  Sampel  yang  digunakan  dalam  pengujian berukuran 5 cm x 5 cm x 6,5 cm sebanyak 3 tiga sampel.
Gambar 3.6. Kuat Geser Sejajar Serat
Sampel  tersebut  di  uji  dengan  menggunakan  alat  uji  geser  dimana  pada salah  satu  bagian  dari  sampel  akan  diberi  beban  sejajar  arah  serat  sehingga  nilai
geser  pada  sampel  akan  terlihat  pada  dial.  Pembacaan  dial  diberhentikan  sampai benda uji terputus  atau saat  terjadi keruntuhan sampel. Nilai pembacaan terakhir
dicatat lalu diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: .................................................................................................... 3.7
Universitas Sumatera Utara
83
Dimana: f
s
= kuat geser kgcm
2
P  = beban maksimum kg b  = lebar sampel cm
h  = tinggi sampel cm
3.2. Rangka Dudukan Benda Uji
Rangka  dudukan  benda  uji  frame  adalah  tempat  penahan  maupun sebagai dudukan benda uji. Frame yang digunakan untuk pengujian tekuk kolom
dengan  bentang  panjang  pada  umumnya  arahnya  vertikal,  namun  dalam percobaan  ini  frame  yang  digunakan  dimodifikasi  dengan  arah  horizontal  dan
perletakan  ujung  kolom  sendi-sendi.  Frame  dengan  arah  horizontal  dimodifikasi dengan menggunakan profil baja H 250 x 250 x 9 x 14 dan penahannya dengan
tebal pelat 20 mm.
Universitas Sumatera Utara
84
3.3. Alat Pembebanan Gaya Tekan
Pembebanan gaya tekan yang diberikan kepada benda uji, dihasilkan oleh sebuah hydraulic hand pump dongkrak hidrolik dilengkapi dengan proving ring.
Fungsi  dari  proving  ring  sebagai  penunjuk  besar  gaya  yang  dihasilkan  oleh
hydraulic hand pump yang mempunyai kapasitas pembebanan sampai 25 ton.
3.4.Alat Pengukur
Alat pengukur  yang digunakan untuk mengetahui besar gaya  yang terjadi
pada kolom ganda, antara lain:
a. Proving Ring
Alat  ukur  ini  berfungsi  untuk  menunjukkan  gaya  pembebanan  yang dihasilkan  oleh  dongkrak  hidrolik  dengan  kapasitas  maksimum  pembebanan  25
ton. b.
Penggaris Mistar Alat  ukur  ini  berfungsi  untuk  menunjukkan  besarnya  deformasi  yang  terjadi
pada kolom ganda.
Universitas Sumatera Utara
85
3.5. Proses Pengujian Benda Uji
Pengujian  benda  uji  menggunakan  perencanaan  kolom  persegi  yang digandakan  dengan  penambahan  klos.  Alasan  pemilihan  kolom  persegi  karena
kolom  tersebut  dapat  ditentukan  sumbu  lemahnya  sehingga  dapat  diperkirakan arah tekuknya.
Gambar 3.7. Penampang Kolom Persegi Berspasidengan Arah Tekuk yang Dikehendaki pada Sumbu Bebas Bahan
Gambar 3.8. Penampang Kolom Persegi Berspasidengan Arah Tekuk yang Dikehendaki pada Sumbu Bahan
Universitas Sumatera Utara
86
Dimensi  benda  uji  berpedoman  pada  peraturan-peraturan  kayu sepertiPKKI  NI
– 52002  yang mengacu pada teori Euler dan berdasarkan batas kemampuan  benda  uji,  dimana  dalam  pengujian  ini  dimensi  benda  untuk  satu
kayu berukuran lebar b 2,5 cm dan panjang h 5 cm. Benda uji memiliki 3 tiga variasi klos, seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.9. Benda Uji dengan 3 Tiga Variasi Klos
Universitas Sumatera Utara
87
Terdapat  dua  hal  utama  yang  perlu  diperhatikan  dalam  pelaksanaan pengujian tekuk kolom, antara lain:
1. Kolom harus lurus, agar beban yang bekerja berada tepat pada garis tengah
batang yang lurus. 2.
Beban harus tepat berada titik berat penampang kolom. Kedua  hal  diatas  perlu  diperhatikan  agar  tidak  menimbulkan  momen  akibat
adanya eksentrisitas. Adapun  langkah-langkah  pengerjaan  dalam  pengujian  benda  uji  yang
ditempuh, antara lain: 1.
Langkah pertama, penempatan benda uji pada dudukan diatur sesuai dengan panjang kolom sehingga posisi benda uji simetris dan tegak lurus.
2. Untuk kolom ganda I diletakkan dengan posisi dimana bagian panjang kayu
h  berada  pada  bagian  horizontal  sehingga  arah  tekuk  yang  dikehendaki akanmengarah  pada  bagian  sumbu  bahannya;  guli-guli  besi  diletakkan  pada
bagian  atas  dudukan  benda  uji  untuk  menjaga  tidak  terjadi  deformasi  pada bagian sumbu bebas bahan.
3. Untuk kolom ganda I dan II diletakkan dengan posisi bagian lebar kayu b
yang  berada  pada  bagian  horizontal  sehingga  arah  tekuk  yang  dikehendaki akan  mengarah  pada  bagian  sumbu  bebas  bahan;  guli-guli  besi  diletakkan
pada  bagian  atas  dudukan  benda  uji  untuk  menjaga  agar  tidak  terjadi deformasi pada bagian sumbu bahan sumbu x.
4. Jack diletakan pada salah satu ujung benda uji sehingga beban tepat pada titik
berat kolom.
Universitas Sumatera Utara
88
5. Penambahan  pelat  diberikan  pada  salah  satu  perletakkan  untuk  mengurangi
jarak  antara  jack  dengan  salah  satu  tumpuan  dan  menjaga  agar  tidak terjadinya  lendutan  pada  salah  satu  perletakkan  sendi  yang  statis  maupun
terjadinya torsi. Perletakan kolom adalah sendi-sendi. 6.
Mistar ditempatkan pada tengah bentang untuk  mengetahui besar deformasi yang terjadi pada kolom.
7. Setelah  pemasangan  selesai,  pengujian  dilakukan  dengan  memberikan
pembebanan  250  kg  secara  bertahap.  Selama  pemberian  beban,  dilakukan pengamatan tanda-tanda yang terjadi pada kolom, pembacaan alat pengukur,
dan pencatatan data. 8.
Dalam  pengamatan  dan  pencatatan  data  yang  sangat  diperhatikan  adalah dalam mencari beban elastis, kritis, dan ultimatepatah.
9. Pemberian  beban  dihentikan  apabila  kolom  sudah  mendapatkan  beban
ultimatepatah.
Gambar 3.10. Tampak Atas Benda Uji
Universitas Sumatera Utara
89
BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties Kayu
4.1.1.1. Hasil Pengujian Kadar Air
Pemeriksaan kadar air kayu memakai  6 buah sampel yang diambil secara acak.Penelitian ini dilakukan hingga sampel mencapai kondisi kering udara kadar
air 15 , yaitu pada saat berat sampel menunjukkan angka yang tetap dan tidak berubah  lagi.  Hasil  penelitian  kadar  air  tersebut  dapat  dilihat  pada  Tabel  Hasil
pemeriksaan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Kadar Air
Keterangan: W
g
= Berat sampel mula-mula W
d
= Berat sampel kering Kadar air kayu m   =
Sampel Berat W
g
gr Berat W
d
gr Kadar Air
1 76
61 24.59016393
2 79
63 25.3968254
3 78
62 25.80645161
4 80
65 23.07692308
5 76
61 24.59016393
6 77
62 24.19354839
Total 147.6540763
Universitas Sumatera Utara
90
Sebagai contoh diambil sampel 1: Kadar air kayu m  =
= 24.59016393 Rata-rata sampel:
̅
Standar deviasi:
√
∑ ̅
Kadar air rata-rata:
Sehingga  kadar  air  rata-rata  dari  6  sampel  kayu  yang  digunakan  adalah 22.38020518
4.1.1.2. Hasil Pengujian Berat Jenis
Pemeriksaan  berat  jenis  dilakukan  terhadap  6    enam    buah  sampel berukuran 2,5 cm x 5 cm x 7,5 cm. Pengujian ini juga dilakukan pada saat kondisi
kayu kering udara dan didapat hasil sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
91
Tabel 4. 2. Hasil Pengujian Berat Jenis Sampel
Berat kg Volume m
3
Berat jenis grcm
3
1 48 x 10
-3
93.75 x 10
-6
0,42593245 2
51 x 10
-3
93.75 x 10
-6
0.544 3
43 x 10
-3
93.75 x 10
-6
0.388666667 4
44 x 10
-3
93.75 x 10
-6
0.394699333 5
46 x 10
-3
93.75 x 10
-6
0.40899667 6
45 x 10
-3
93.75 x 10
-6
0.40754999
Total 2.55486116
Kerapatan kayu =
Berat jenis G
m
= Sebagai contoh diambil sampel 1:
Volume kayu sampel 1 = p x l x t = 2,5 cm x 5 cm x 7,5 cm
= 93,75 cm
3
Kerapatan kayu ρ
= =
= 512 kgm
3
Berat jenis pada m G
m
= =
= 0,410947909 Berat jenis dasar G
b
=
;
dimana a = =
= 0,180
maka, G
b
= = 0,4030974
Universitas Sumatera Utara
92
Berat jenis pada kadar air 15 G
15
= =
= 0,42593245 Rata-rata sampel:
̅ ⁄
Standar deviasi: √
∑ ̅
⁄
Berat jenis rata-rata:
Sehingga berat jenis rata-rata dari 6 sampel kayu yang digunakan adalah 0.4197
4.1.1.3. Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat
Hasil  pemeriksaan  kuat  tekan  sejajar  arah  serat  kayu  dengan  6  enam buah sampel berukuran 2 cm x 2 cm x 6 cm adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
93
Tabel 4. 3. Hasil Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat Sampel
Beban kg Luas cm
2
Kuat Tekan kgcm
2
1 800
4 200
2 900
4 225
3 1000
4 150
4 1200
4 200
5 1000
4 125
6 1200
4 175
Total 1075
Kuat tekan, Sebagai contoh diambil sampel 1:
Luas penampang kayu A  = 2 cm x 2 cm = 4 cm
2
= ⁄
Rata-rata sampel: ̅
⁄
Standar deviasi √
∑ ̅
⁄
Tegangan karakteristik: ⁄
Sehingga tegangan tekan sejajar serat rata-rata dari 6 sampel kayu yang digunakan adalah 160,84553914 kgcm
2
.
Universitas Sumatera Utara
94
4.1.1.4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat
Hasil  pemeriksaan  kuat  tarik  sejajar  arah  serat  kayu  dengan3  tiga  buah sampel dengan ukuran 18 cm x 0,82 cm x 0,715 cm ialah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat
Rata-rata sampel: ̅
⁄
Standar deviasi: √
∑ ̅
⁄
Tegangan tarik karakteristik: ⁄
Sehingga tegangan tarik sejajar serat rata-rata dari 3 sampel kayu yang digunakan adalah 25,23 Nmm
2
. Regangan rata-rata sampel:
̅
Standar deviasi: Sampel
Tebal mm
Lebar mm
Panjang Awal
Lo mm Panjang
Akhir L
u
mm ∆ L
mm F
u
N tarik
Nmm
2
Regangan
1. 10,9
20,75 250
257 7,0
7000 30,95
2,8 2.
11,25 22,84
250 258,5
8,5 7100
27,63 3,4
3. 10,93
21,89 250
255,5 5,5
6900 28,84
2,2 Total
87,42 8,4
Universitas Sumatera Utara
95
√
∑ ̅
Regangan karakteristik:
Sehingga regangan rata-rata dari 3 sampel kayu yang digunakan adalah 2,786
4.1.1.5. Pengujian Elastisitas
Penelitian elastisitas kayu dilakukan terhadap 3tiga sampel yang diambil secara  acak  untuk  pencatatan  dial  penurunan  setiap  penambahan  beban  10  kg.
Penelitian ini juga dilakukan pada saat kayu sudah mencapai kondisi kering udara. Hasil penelitian elastisitas ini dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Elastisitas Beban
Sampel I Sampel II
Sampel III Penurunan x0,01mm
10 38
28 34
20 81
59 86
30 115
97 127
40 153
139 175
50 186
178
214
60 227
219 224
70 260
265 258
80 317
313 313
90 359
411 372
100 424
546 441
110 544
674 571
120 868
871 740
130 1187
1262 1343
Universitas Sumatera Utara
96
Dari tabel dan gambar tegangan-regangan untuk setiap sampel Tabel 4.5- 4.7  dan  Gambar  4.1-  4.6  dapat  dilihat  bahwa  sampel  beban  tertentu  mengalami
garis  lurus  yang  merupakan  daerah  elastis.  Elastisitas  masing-masing  sampel diambil dari bagian elastisitas dimana untuk sampel 1 pembebanan 70 kg, sampel
pembebanan  70  kg  dan  sampel  3  diambil  pembebanan  50  kg  yang  kemudian diambil rata-ratanya.
Tabel 4.6 Tabulasi Perhitungan Tegangan dan Regangan Sampel 1
P kg f
x0,01mm σ kgmm
2
E kgmm
2
M kg.mm ɛ
10 38
0.5625 1240.808824
750 0.000506667
20 81
1.125 981.1046512
1500 0.00108
30 115
1.6875 996.5551181
2250 0.001533333
40 153
2.25 964.2857143
3000 0.00204
50 186
2.8125 985.6892523
3750 0.00248
60 227
3.375 1130.022321
4500 0.003026667
70 260
3.9375 1144.622093
5250 0.003466667
80 317
4.5 1078.27476
6000 0.004226667
90 359
5.0625 1020.665323
6750 0.004786667
100 424
5.625 956.6326531
7500 0.005653333
110 544
6.1875 812.7189142
8250 0.007253333
120 868
6.75 684.1216216
9000 0.011573333
130 1187
7.3125 408.3674609
9750 0.015826667
Sebagai contoh perhitungan untuk P = 50 kg terjadi penurunan f = 0,186 mm L = 300 mm, B = 20 mm, H = 20 mm
I = x BH
3
= x 20 x 20
3
= 13.333,333 mm
4
Universitas Sumatera Utara
97
1 2
3 4
5 6
7 8
0.002 0.004
0.006 0.008
0.01 0.012
0.014 0.016
0.018
Tegan g
an
Regangan
Sampel 1
W
b
= x BH
2
= x 20 x 20
2
= 1.333,333 mm
3
M
b
= x PL =
x 50 x 300 = 3750 kg mm
lt
= =
= 2,8125 kgmm
2
E
lentur
= =
= 985.6892523kgmm
2
= =
= 0.00248
Gambar 4.1. Grafik Tegangan-Regangan Hasil Pengujian Sampel Kayu 1
Universitas Sumatera Utara
98
Gambar 4.2. Grafik Regresi Linear Tegangan-Regangan Sampel Kayu 1
Tabel 4.7. Tabulasi Perhitungan Tegangan dan Regangan Sampel 2
P kg f
x0,01mm σ kgmm
2
E kgmm
2
M kg.mm ɛ
10 28
0.5625 1506.696429
750 0.000373333
20 59
1.125 1430.084746
1500 0.000786667
30 97
1.6875 1304.768041
2250 0.001293333
40 139
2.25 1214.028777
3000 0.001853333
50 178
2.8125 1185.042135
3750 0.002373333
60 219
3.375 1155.821918
4500 0.00292
70 265
3.9375 1114.386792
5250 0.003533333
80 313
4.5 1078.27476
6000 0.004173333
90 411
5.0625 923.8138686
6750 0.00548
100 546
5.625 772.6648352
7500 0.00728
110 674
6.1875 688.5200297
8250 0.008986667
120 871
6.75 581.228473
9000 0.011613333
130 1262
7.3125 434.5780507
9750 0.016826667
y = 1135.7x - 0.0376 R² = 0.9992
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
0.001 0.002
0.003 0.004
Tegan g
an
Regangan
Sampel 1
Linear Sampel 1
Universitas Sumatera Utara
99
Gambar 4.3. Grafik Tegangan-Regangan Hasil Pengujian Elastisitas Sampel Kayu 2
Gambar 4.4. Grafik Regresi Linear Tegangan-Regangan Sampel Kayu 2
1 2
3 4
5 6
7 8
0.002 0.004
0.006 0.008
0.01 0.012
0.014 0.016
0.018
Tegan g
an
Regangan
Sampel 2
y = 1133.9x + 0.1325 R² = 0.9954
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
0.001 0.002
0.003 0.004
Tegan g
an
Regangan
Sampel 2
Linear Sampel 2
Universitas Sumatera Utara
100
Tabel 4.8. Tabulasi Perhitungan Tegangan dan Regangan Sampel 3
P kg f
x0,01mm σ kgmm
2
E kgmm
2
M kg.mm ɛ
10 34
0.5625 1240.808824
750 0.000453333
20 86
1.125 981.1046512
1500 0.001146667
30 127
1.6875 996.5551181
2250 0.001693333
40 175
2.25 964.2857143
3000 0.002333333
50 214
2.8125 985.6892523
3750 0.002853333
60 224
3.375 1130.022321
4500 0.002986667
70 258
3.9375 1144.622093
5250 0.00344
80 313
4.5 1078.27476
6000 0.004173333
90 372
5.0625 1020.665323
6750 0.00496
100 441
5.625 956.6326531
7500 0.00588
110 571
6.1875 812.7189142
8250 0.007613333
120 740
6.75 684.1216216
9000 0.009866667
130 1343
7.3125 408.3674609
9750 0.017906667
Universitas Sumatera Utara
101
y = 960.57x + 0.0486 R² = 0.9979
0.5 1
1.5 2
2.5 3
0.0005 0.001
0.0015 0.002
0.0025 0.003
Tegan g
an
Regangan
Sampel 3
Linear Sampel 3
Gambar 4.5. Grafik Tegangan Regangan Hasil Pengujian Elastisitas Sampel Kayu 3
Gambar 4.6. Grafik Regresi Linear Tegangan –Regangan Sampel Kayu 3
1 2
3 4
5 6
7 8
0.005 0.01
0.015 0.02
Tegan g
an
Regangan
Sampel 3
Universitas Sumatera Utara
102
Tabel 4.9. Hasil Regresi Ketiga Sampel
Perhitungan Elastisitas Rata-rata sampel:
̅ ⁄
Standar deviasi:
√ ∑
̅ ⁄
Elastis karakteristik : ⁄
⁄
Sehingga modulus elastisitas dari kayu yang digunakan adalah 85575,7kg cm
2
.
Sampel Persamaan Y
X Y
Ew Regangan
Tegangan
1 y = 1135.x-0.037
0.00344 3.8674
1124.244186 2
y = 1133.x+0.132 0.003533333
4.135266667 1170.358491
3 y = 960.5x+0.048
0.002853333 2.788626667
977.3224299 Total
10.79129333 3271.925107
Universitas Sumatera Utara
103
4.1.1.6. Pengujian Kuat Lentur Kayu
Kuat  lentur  kayu  dihitung  berdasarkan  perhitungan  tegangan  sumbu  y pada tabel perhitungan elastisitas kayu.
Rata-rata sampel: ̅
⁄
Standar deviasi:
√ ∑
̅ ⁄
Kuat lentur rata-rata: ⁄
Sehingga kuat lentur rata-rata dari kayu yang digunakan adalah 19,36 MPa.
4.1.1.7. Pengujian Kuat Geser Sejajar Serat
Pemeriksaan  kuat  geser  sejajar  serat  kayu  dilakukan  terhadap  3  sampel dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 6,5 cm. Hasil pemeriksaan kuat geser sejajar serat
kayu ini dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
104
Tabel 4.10. Hasil Pemeriksaan Kuat Geser Sejajar Serat
No B cm
H cm Beban Maks N
Kuat Geser Nmm
2
1 50
50 32000
12,8 2
50 50
38000 15,2
3 50
50 34000
13,6 Total
41,6
Rata-rata sampel: ̅
⁄
Standar deviasi: √
∑ ̅
⁄
Kuat geser rata-rata: ⁄
Sehingga kuat geser rata-rata dari kayu yang digunakan adalah 11,188kgcm
2
4.1.2. Kesimpulan Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties