Hubungan Kadar Karbon dengan Berat Jenis BJ Lokasi dan Waktu Penelitian

kadar karbon biomassa berbagai jenis pohon lain, diketahui bahwa rata-rata kadar karbon karbon Eucalyptus grandis di Sumatera Utara adalah 33 – 35 Kwatrina et al. 2005, kadar karbon biomassa hutan mangrove di Provinsi Riau berkisar 22,7 – 55,1 untuk biomassa Rhizophora apiculata, 28,5 – 49,3 untuk biomassa R. mucronata, dan 21,5 – 38,6 untuk biomassa Bruguiera spp. Hilmi 2003, kadar karbon biomassa Tectona grandis berkisar 46,5 – 50,4 Kraenzel et al. 2003 dalam Hilmi 2003, dan kadar karbon biomassa hutan alam tropis di Kalimantan Tengah adalah 56 Ludang et al. 2007.

2.8 Hubungan Kadar Karbon dengan Berat Jenis BJ

Menurut Sadiyo 1989 perbedaan BJ kayu disebabkan adanya perbedaan struktur anatomis kayu yang meliputi macam, jumlah dan pola penyebaran pori saluran pembuluh, parenkima, jari-jari kayu dan saluran interselluler. Nilai BJ kayu lebih banyak ditentukan oleh tebal dinding sel atau zat kayu. Makin tebal dinding sel kayu atau makin kecil proporsi ronggaruang-ruang void structure yang terdapat dalam kayu pada volume tertentu maka makin tinggi BJ kayu yang bersangkutan. Kayu adalah bahan komposit alami yang terdiri dari bahan organik dengan susunan unsur 49 karbon, 6 hydrogen, 44 oksigen dan sedikit unsur lain. Kayu juga disebut sebagai polimer alami dengan bobot 97-99 dan 90 untuk kayu tropis berupa polimer Achmadi 1990. Dalam berbagai penelitian mengenai karbon, dalam pengolahan data haruslah diketahui besarnya volume, berat jenis, persen kadar air, berat kering, potensi tegakan, kadar zat terbang, kadar abu dan kadar karbon. Maka dalam pendugaan potensi massa karbon pada suatu tegakan diperlukan adanya data berat jenis. Diduga, berat jenis dengan karbon memiliki hubungan berbanding lurus. Hal ini dapat dibuktikan melalui persamaan yang dinyatakan dengan = . Diketahui Y adalah peubah kadar karbon C yang didapat, X adalah peubah berat jenis BJ, a adalah konstanta dan b adalah pangkat untuk peubah berat jenis atau konstanta. III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 4 bulan yang terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap pengambilan data di lapangan pada bulan Mei-Juni 2012 dan tahap pengujian contoh uji laboratorium untuk menganalisis sampel bagian pohon berupa daun, ranting, cabang, batang utama, dan akar dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2012 di Laboratorium Peningkatan Mutu Kayu dan Kimia Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian