Nilai estetika Analisis merupakan tahap menganalisis berbagai macam potensi dan kendala

18 dihasilkan, yaitu: 0 sampai 40, 41 sampai 70, dan 70 sampai 100. Mendapatkan hasil kerapatan vegetasi dilakukan perhitungan dengan metode grid. Adapun pada Gambar 5, terlihat rumus dan gambaran umum untuk perhitungan persentase kerapatan vegetasi. Untuk luas vertical greenery dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: S small dengan luas 50 m², M medium dengan luas 50 m² sampai 100 m², dan L large dengan luas 100 m². Begitu pula dengan intensitas perawatan dibagi menjadi 3 kategori, yaitu: jarang J dengan perawatan 2 bulan satu kali, sering S dengan perawatan satu bulan dua kali, dan rutin R dengan perawatan satu minggu satu kali. Adapun beberapa hal yang mencakup dalam perawatan ini adalah untuk pemantauan dan pemangkasan vegetasi yang digunakan. Berikut Tabel 8 dan Tabel 9, tabulasi untuk hasil pengkajian nilai visual yang dihasilkan dari masing-masing vertical greenery berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhinya. Untuk Tabel 8 akan menjabarkan, tabulasi untuk pengkajian manfaat vertical greenery untuk warna daun dan kerapatan vegetasi yang dihasilkan berdasarkan aspek luas dan tahun pemasangan vertical greenery. Dilanjutkan dengan Tabel 9, merupakan tabulasi untuk pengkajian manfaat vertical greenery untuk warna daun dan kerapatan vegatasi yang dihasilkan berdasarkan aspek intensitas perawatan dan arah hadap vertical greenery. Tabel 8 Tabulasi analisis pengkajian warna daun dan kerapatan vegetasi berdasarkan aspek luas vertical greenery dan tahun pemasangan vertical greenery KCP Bank BTPN Luas vertical greenery Warna daun Kerapatan vegetasi Tahun pemasangan vertical greenery S M L Hj-k Hj-m Hj-t 0- 40 41- 75 76- 100 S: Small, M: Medium, L: Large, Hj-k: Hijau kekuningan, Hj-m: Hijau muda, Hj-t: Hijau tua Persentase kerapatan = � � � � � � � x 100 Gambar 5 Contoh gambar dan perhitungan kerapatan vegetasi  Contoh gambar : vertical greenery di Bank BTPN KCP Gajam Mada  Contoh perhitungan : - Σ kotak pada vertical greenery = 187 - Σ kotak tertutup vegetasi = 116 - Kerapatan vegetasi = 116 187 x 100 = 62.03 19 Tabel 9 Tabulasi analisis pengkajian warna daun dan kerapatan vegetasi berdasarkan aspek intensitas perawatan dan arah hadap vertical greenery KCP Bank BTPN Intensitas perawatan Warna daun Kerapatan vegetasi Arah hadap J S R Hj-k Hj-m Hj-t 0- 40 41- 70 71- 100 J: Jarang, S: Sering, R: Rutin, Hj-k: Hijau kekuningan, Hj-m: Hijau muda, Hj-t: Hijau tua

4. Sintesis merupakan tahapan pengolahan hasil yang diperoleh dari analisis

yang telah dilakukan. Pada tahap ini faktor-faktor yang dapat mengoptimalkan kualitas iklim mikro dan kualitas visual akan dipertahankan dan dimaksimalkan pada pemasangan vertical greenery..

5. Rekomendasi merupakan tahapan lanjutan dari sintesis yang dilakukan

sebelumnya, yaitu membuat rekomendasi pemasangan vertical greenery pada gedung. Dari aspek vegetasi dengan mengoptimalkan kualitas iklim mikro dan kualitas estetika yang dihasilkan. 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum DKI Jakarta Berdasarkan data yang diperoleh dari Jakarta dalam angka 2013 menyatakan bahwa letak astronomis dari DKI Jakarta adalah 6°12` LS dan 106°48` BT. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 mdpl. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 tahun 2007 adalah berupa daratan seluas 662.33 km² dan berupa lautan seluas 6 977.5 km². Wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota Administrasi dan satu Kabupaten Administratif. Pertama Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan luas daratan seluas 141.27 km². Kedua Kota Admistrasi Jakarta Timur dengan luas daratan seluas 188.03 km². Ketiga adalah Kota Administrasi Jakarta Pusat dengan luas daratan seluas 48.13 km². Keempat adalah Kota Administrasi Jakarta Barat dengan luas daratan seluas 129.54 km². Kelima adalah Kota Administrasi Jakarta Utara dengan luas daratan seluas 146.66 km². Serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 8.70 km². Berdasarkan posisi geografisya, Provinsi DKI Jakarta memiliki batas-batas sebagai berikut: Utara : Laut Jawa Timur : Kabupaten Bekasi Selatan : Kabupaten Tangerang dan Kota Depok Barat : Kota Tangerang Wilayah DKI Jakarta untuk topografi dikategorikan sebagai daerah datar dan landai. Iklim dari DKI Jakarta, secara umum terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September, arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Pada bulan Desember sampai Maret, arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga terjadi musim penghujan. Secara umum Jakarta beriklim panas, dengan rata-rata suhu maksimum udara 34°C sampai 60°C pada siang hari dan suhu minimum udara berkisar 22°C sampai 86°C pada malam hari BPKPM 2011. Inventarisasi Kondisi Umum Bank BTPN Bank Tabungan Pensiun Nasional BTPN terlahir dari pemikiran tujuh orang dalam suatu perkumpulan pegawai pensiunan militer pada tahun 1958 di Bandung. BTPN mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2008 dan setahun kemudian menambah bisnis pembiayaan untuk usaha mikro disamping dari portofolio layanan perbankan pensiun. Menyadari tantangan yang ada saat ini, bahwa perusahaan-perusahaan dituntut untuk dapat mengubah cara berbinis memutuskan untuk mengambil langkah lebih lanjut, dengan menciptakan dan meluncurkan “Daya” pada tahun 2011.