Ekstraksi komponen aktif Pembersihan ekstrak kasar Pengujian aktivitas inhibitor topoisomerase I

19 X. granatum akar, batang, daun, daging buah biji Heksana Ekstraksi sampel Etil asetat Metanol Ekstrak kasar dalam heksana, etil asetat metanol Pembersihan ekstrak Pencucian berulang Ekstrak heksana Ekstrak etil asetat Ekstrak metanol Uji inhibisi Topo. I Uji fitokimia Ekstrak metanol Uji antibakteri Uji MIC Topo. I Ekstrak metanol batang Penapisan senyawa kimia Penapisan fraksi Fraksi alkaloid Fraksi flavonoid Fraksi tanin Uji fitokimia antibakteri Fraksi terpilih Gambar 9 Diagram alir keseluruhan tahapan penelitian penapisan antibakteri dan inhibitor topoisomerase I dari X. granatum

3.3.1. Ekstraksi komponen aktif

Ekstraksi komponen aktif dari X. granatum menggunakan tiga macam pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya yaitu heksana non polar, etil asetat semi polar dan metanol polar. Proses ekstraksi senyawa aktif dari tanaman X. granatum disajikan pada Gambar 10 dan prosedur ekstraksi pada Lampiran 1. 20 Sampel X. granatum Maserasi dengan heksana selama 24 jam Penyaringan Filtrat Evaporasi Residu Ekstrak heksana Maserasi dengan etil asetat selama 24 jam Penyaringan Filtrat Evaporasi Residu Ekstrak etil asetat Maserasi dengan metanol selama 24 jam Penyaringan Filtrat Evaporasi Residu Ekstrak metanol Gambar 10 Proses ekstraksi bahan aktif Hostetman et al. 1997

3.3.2. Pembersihan ekstrak kasar

Teknik pembersihan ekstrak dilakukan dengan cara menambahkan pelarut asal pada ekstrak dan dilakukan partisi secara berulang sampai tidak didapatkan residu pada kertas saring. Prosedur kerja pembersihan ekstrak X. granatum akar, batang, daun, daging buah dan biji adalah sebagai berikut: 1 ekstrak hasil evaporasi dicuci dengan menambahkan pelarutnya dengan perbandingan ekstrak dan pelarut 1:2 atau ekstrak sampai terendam, dihomogenkan dengan seker selama 1 jam dan selanjutnya didiamkan selama 24 jam dalam lemari pendingin suhu 5 o C dan didapatkan 2 bagian terpisah yaitu bagian filtrat dan residu, 2 dilakukan penyaringan dengan kertas saring untuk memisahkan filtrat dengan residu selanjutnya filtrat diuapkan dengan evaporator untuk memisahkan pelarutnya, 21 3 ekstrak yang diperoleh dicuci ulang dengan menambahkan pelarutnya kembali dan langkah selanjutnya sama dengan pencucian pertama, pencucian dilakukan minimal 3 kali,

3.3.3. Pengujian aktivitas inhibitor topoisomerase I

Ekstrak X. granatum akar, batang, daun, daging buah dan biji dalam pelarut heksana, etil asetat dan metanol dilakukan uji inhibisi enzim DNA topoisomerase I. Pengujian antikanker secara in vitro bertujuan untuk melihat kemampuan sitotoksik ekstrak dalam menghambat enzim DNA topoisomerase I. Prosedur pengujian aktivitas inhibitor topoisomerase I disajikan pada Lampiran 2 dan visualisasi gel agarose dengan marker serta kontrol pada Lampiran 3.

3.3.4. Pengujian fitokimia