3 Bersikap tawadhu.
4 Menjaga  fikiran  dari  berbagai  pertentangan  yang  timbul  dari  berbagai
aliran. Tidak fanatic terhadap suatu aliran. 5
Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji, baik ilmu umum maupun agama. 6
Belajar secara bertahap dan berkelanjutan. 7
Mempelajari suatu ilmu sampai tuntas untuk kemudian berlanjut pada ilmu yang lainnya.
8 Memahami nilai-nilai ilmiah atas ilmu yang dipelajari.
9 Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
10 Mengenal nilai-nilai yang dapat bermanfaat baik untuk duniawi maupun
ukhrawi.
43
G. Hasil Penelitian yang Relevan.
1. Biografi dan Pemikiran Rabiah al-Adawiyah Riwayat
hidup sufi
perempuan yang
bernama Rabiah
al- Adawiyah99H717M-185H801M  telah  tersusun  pada  puluhan  buku-buku
yang  ada,  tetapi  riwayat  tersebut  tidak  selalu  menjelaskan  secara  terperinci tentang  biografi  sufi  perempuan  tersebut.  Terlalu  banyak  pembahasan
mengenai  Rabi’ah  condong  ke  arah  konsep  mahabbah  yang  dilakukannya dalam  sejarah  Islam.  Pemikiran-
pemikiran  Rabi’ah  yang  berkaitan  dengan akhlak juga menarik untuk ditilik lebih dalam lagi. Studi ini bertujuan untuk
menjelaskan  dan  memaparkan  tenta ng  riwayat  hidup  Rabi’ah  al-Adawiyah
dan  pemikiran-pemikirannya.  Pokok  permasalahan  dalam  penelitian  ini adalah siapakah sosok seorang Rabi’ah al-Adawiyah dan apa saja pemikiran-
pemikirannya.
44
2. Ta’dib, Konsep Ideal Pendidikan Islam
43
Fathiyah Hasan Sulaiman, Pandangan Ibnu Khaldun tentang Ilmu dan Pendidikan, H.M.D.Dahlan, Bandung : CV. Diponogoro, 1987, hal. 24
44
Raihanah. ―Biografi dan Pemikiran Rabiah al-Adawiyah,‖ Skripsi pada Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah  Jakarta, Jakarta, 2011
Mentauhidkan diri kepada Allah adalah prioritas utama dalam pendidikan Islam.  Hal  tersebut  tidak  lain  diperoleh  melalui  ridha  Allah.  Dengan
mengajukan  konsep  ta’dib  sebagai  pengganti  dari  pendidikan  Islam diharapkan agar peserta didik tidak hanya memperoleh intelek dan „aql saja.
Tetapi lebih dari itu semua,  yaitu peserta didik benar-benar mampu menjadi orang yang terpelajar dan orang yang beradab.
45
3. Rabiah: Pergulatan Spiritual Permpuan
Sebuah desertasi karya Margaret Smith terbitan Cambridge Univesity Pres menjelaskan  tentang  Rabiah  mulai  dari  kehidupan  dan  masa-masa  tahun
pertamanya, kezuhudan,  karamah-karamah, doa-doa, masa tua hingga wafat, dan  pilihan  untuk  tidak  menikah.  Ringkasnya  buku  ini  banyak  mengungkap
sisi-sisi kehidupan Rabia sejak kecil hingga dewasa.
4. Kitab Rabiah al-Adawiyah : Imamah al-Asyiqin wa al-Mahzunin
Karangan  Abdul  Mun’im  al-Hafani  terbitan  Dar  al-Rasyad  tahun  1991 menyajikan tentang mi’raj spiritual Rabiah, keadaan-keadaan dan maqamnya,
analisis  terhadap  tingkah  laku  para  laki-laki  dan  para  perempuan  yang  ada disekitar Rabiah dan hubungan mereka terhadap Rabiah.
Dari  penelitian-penelitian  yang  sudah  ada  diatas,  penulis  ingin membandingkan  antara  hasil  yang  sudah  ada  dengan  karya  ilmiah  yang
sedang penulis teliti saat ini. yaitu Ungkapan Sufistik Rabiah al-Adawiyah Serta  Implikasinya  Terhadap  Pendidikan  Islam
.  Pendidikan  islam  yang berjalan saat ini hanya bersifat formalistic dan jauh sekali dari nilai-nilai ke-
Islaman  yang  berazaskan  al- Qur’an dan hadits. Pendidikan Islam pun sudah
tidak mempunyai daya tarik yang kuat untuk membentuk kepribadian seorang peserta didik, baik dari segi spiritual, emosional, etika, estetika, logika, dsb.
45
Amir, ― Ta’dib, Konsep Ideal Pendidikan Islam, ― Desertaasi pada Pascasarjana Universitas
Darussalam Gontor, Ponorogo, 2011, http:www.hidayatullah.com
Selanjutnya  pemahaman  cinta  yang  di  tanamkan  dan  berkembang  dalam pendidikan  Islam  kurang  mendapatkan  perhatian  yang  serius  oleh  para
pendidik,  padahal,  sebenarnya  cinta  itu  memiliki  peran  yang  sangat  vital dalam  kehidupan,  melalui  cinta  seseorang  dapat  menghayati  tentang
kehidupan,  hakikat  penciptaan,  dan  cinta  merupakan  sarana  yang  dapat digunakan  untuk  mencapai  makrifat  atau  mengenal  Tuhan.  Maka  dari  itu
kiranya  ungkapan-ungkapan  atau  syair  yang  terlontar  diucapakan  dari Rabiah  yang  umumnya  bertemakan  tentang  cinta  sangat  tepat  di  sampaikan
oleh  seorang  pendidik  kepada  peserta  didiknya  agar  peserta  didik  dapat memahami  tentang  hakikat  cinta  baik  yang  bersifat  ke-Tuhanan  maupun
social  atau  sesama,  dan  juga  peserta  didik  dapat  memahami  nilai-nilai spiritual yang terdapat dalam kehidupan Rabiah serta dapat mengambil ibrah
dari kehidupan dan pola pikir Rabiah tentang cinta. Oleh  karena  itu,  seyogyanya  seorang  pendidik  mereformasi  kembali
pendidikan  Islam  melalui  metode-metode  yang  lebih  efektif  dalam  proses pendidikan.  Salah  satu  metode  yang  dapat  digunakan  adalah  dengan  cara
menginternalisasikan syair atau sastra dalam proses pendidikan Islam, Karna melalui  sastra,  seorang  pendidik  bisa  mengembangkan  peserta  didik  dalam
hal  keseimbangan  antara  spiritual,  emosional,  etika,  logika,  estetika,  dan kinestetika.