memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit perorangan tugas, seksi, proses dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai masukan perhatian pada sasarantujuan.
Sedangkan menurut Sedarmayanti 2004 produktivitas dapat diukur dari 2 hal yaitu:
1. Produktivitas yang diukur dari atau dengan nilai uang: a. Hasil yang diperoleh lebih besar daripada sumber kerja yang dipergunakan
atau output lebih banyak, sedangkan biaya tetap atau samaberkurang. b. Output tetap atau sama sedangkan biaya berkurang
Sebaliknya produktivitas kerja dikatakan rendah apabila hasil yang diperoleh lebih kecil daripada sumber kerja yang dipergunakan.
2. Produktivitas yang diukur dari daya guna efisiensi penggunaan personel sebagai tenaga kerja. Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan
penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil
yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang sehingga produktivitas hanya dapat digambarkan melalui efisiensi personel
dalam melaksanakan tugas pokoknya. Produktivitas kerja dapat diperoleh gambarannya dari:
a. Dedikasi b. Loyalitas
c. Kesungguhan d. Disiplin
e. Ketepatan penggunaan metode f. Cara kerja
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya standar pengukuran produktivitas kerja dapat diketahui apakah tingkat produktivitas kerja
tersebut meningkat atau sebaliknya menurun dalam periode tertentu.
II.7. Hubungan Insentif dengan Kepuasan Kerja Karyawan
Johan 2002 menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika
Universitas Sumatera Utara
seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Seorang karyawan yang masuk dan bekerja pada suatu institusi ataupun perusahaan mempunyai berbagai harapan, hasrat dan
cita-cita yang diharapkan dapat dipenuhi oleh institusi ataupun perusahaan tempatnya bekerja. Jika didalam menjalani pekerjaan tersebut ada kesesuaian
antara harapan dan kenyataan, maka akan timbul kepuasan dalam diri karyawan tersebut.
Manusia bekerja mempunyai tujuan, antara lain untuk mendapatkan penghasilan agar kebutuhan dan keinginannya dapat terpenuhi dengan baik.
Kepuasan kerja adalah respons umum karyawan berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan karyawan tentang hal menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan yang
dilakukan, baik didasarkan atas imbalan material maupun psikologis. Seorang karyawan akan mendapat kepuasan kerja jika ia mempersepsikan
bahwa imbalan yang diterima baik berupa gaji, insentif, tunjangan dan penghargaan lainnya yang tidak berbentuk materi atas pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan nilainya lebih tinggi daripada pengorbananya berupa tenaga dan ongkos yang telah dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan itu. Kelebihan yang didapat
masih cukup untuk dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup diri keluarga bagi yang telah berkeluarga serta kebutuhan lain. Kepuasan kerja akan didapat jika
Universitas Sumatera Utara
ada kesesuaian antara harapan penggajian karyawan dengan besarnya imbalan yang diterima, baik yang berupa materi maupun non materi.
Dari uraian di atas, dapat diduga terdapat hubungan positif antara pemenuhan harapan penggajian karyawan yang berupa insentif, gaji, tunjangan
dan penghargaan dengan kepuasan kerja karyawan tersebut. Artinya, makin sesuai insentif yang diberikan perusahaan dengan harapan karyawan yang didasarkan
atas kebutuhan minimalnya, makin besar kepuasan kerjanya.
II.8. Hubungan Penilaian Kinerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan