Perkembangan Anak Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Peningkatan tinggi badan pada usia prasekolah biasanya akibat pertambahan panjang ekstremitas. Proporsi tubuh berubah, dari rasio atas-bawah 1,40 pada usia 2 tahun menjadi 1,15-1,20 pada 5 tahun. Dengan bentuk tubuh yang berubah, maka memerlukan penyesuaian postur, yang apabila gagal akan menimbulkan lordosis dan protuberan abdomen. Pertumbuhan ekstremitas bawah biasanya disertai dengan torsi tibia dan pembengkokan tungkai, yang bisa sembuh sendiri pada usia 3 tahun. Persentase lemak tubuh menurun dari 22 pada usia 1 tahun menjadi 12,5-15 pada usia 5 tahun. Pada akhir masa prasekolah, peningkatan tonus otot dan penurunan lemak tubuh membuat penampilan anak menjadi lebih kurus dan berotot Colson, 1997.

2.2.2. Perkembangan Anak

Menurut Colson 1997, perkembangan kemampuan anak yang terjadi pada usia 0-5 tahun adalah sebagai berikut: 1. Gross Motor Abilities Pada usia kira-kira 2 tahun, pertumbuhan anak sudah memungkinkan kaki untuk berjalan seperti dewasa. Setelah 36 bulan, anak telah mengembangkan keseimbangan tubuh dan mampu berdiri dengan satu kaki secara stabil. Anak biasanya tertarik dan senang akan kemampuan baru mereka, dan akan mencari tahu apalagi yang bisa ia lakukan. Perkembangan selanjutnya adalah kemampuan untuk meloncat dan berlari. Dalam hal ini dibutuhkan pengawasan untuk mencegah terjadinya luka dan kecelekaan karena anak-anak sering berusaha mencari tahu batas kemampuan mereka di luar batas kemampuannya dan hal tersebut bisa berbahaya terhadap diri sendiri. 2. Fine Motor Abilities Perkembangan dari segi gerakan halus terjadi pada kemampuan untuk menggapai, menggenggam, dan memanipulasi benda-benda kecil. Pada usia 18 bulan, anak sudah mampu menyusun balok sebanyak 4 buah. Setahun kemudian, dengan latihan dan perkembangan kontrol dirinya, ia akan mampu menyusun sampai delapan balok. Banyak anak pada usia 18 bulan yang menyenangi eksplorasi terhadap warna, misalnya dengan krayon. Apabila Universitas Sumatera Utara memungkinkan, ia akan menggenggam alat tersebut dan menggoreskannya di berbagai tempat. Dalam 1,5 tahun kemudian, anak akan mampu menggenggam krayon tersebut dengan dua jari saja, dan menggambar sebuah lingkaran. Pada usia 3 tahun, si anak mulai dapat menggambar hal-hal sederhana. 3. Autonomy and Independence Seiring berkembangnya kemampuan motorik anak, muncullah dorongan untuk bebas dari pengasuhan dan kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri. Anak menjumpai dan menyadari kondisi dimana ia bisa bergerak tanpa bantuan orangtua atau pengasuh, dan mulai mencari tahu batasan dari hal tersebut. Keinginan untuk mendapatkan otonomi bisa muncul setiap hari, misalnya dengan menolak untuk makan kecuali ia diperbolehkan untuk melakukan hal tersebut sendiri. Selain itu, anak juga tidak mau mencoba jenis makanan baru, kecuali ketertarikan atas makanan yang dikonsumsi orang lain. Gambaran yang paling sering muncul pada anak adalah temper tantrum. Anak mulai bertingkah memberontak dan ingin mengendalikan kegiatan sehari-harinya tanpa campur tangan orangtua. Apabila tidak dikabulkan, maka ia bisa menangis, memukul, ataupun marah-marah. 4. Control and Self Impulse Anak juga mulai mampu mengendalikan diri, yang bisa dikatakan sebagai proses “menjadi teratur”. Pada usia 18 bulan, anak akan memiliki kontrol minimum dan tetap memperlihatkan beberapa kali temper tantrum dalam sehari. Pada usia dua tahun biasanya mampu mengendalikan impuls dengan derajat yang berbeda-beda. Pada usia 3 tahun anak sudah mampu melakukan pengendalian diri, sebagian karena mereka juga sedang belajar untuk menahan penyampaian pendapat atau memendam perasaan. Pada saat ini mereka akan belajar bahwa terkadang kita harus menunggu untuk mencapai sebuah tujuan. Kemampuan-kemampuan ini sangat penting didapatkan menjelang toilet training. Keberhasilan toilet training bisa dilihat pada akhir usia 3 tahun. Pada usia ini, dibutuhkan kemampuan fisik yaitu kemampuan untuk berjalan dan menahan urgensi BAB atau BAK, dan kemampuan emosional, yaitu keinginan untuk BAB atau BAK pada tempatnya. Meskipun toilet training sudah diajarkan Universitas Sumatera Utara pada usia dini, namun pencapaian keberhasilan tidak mengompol lagi baru bisa terjadi umumnya pada usia 2,5 tahun Colson, 1997. Tabel 2.1. Kemampuan Anak Pada Usia Prasekolah Usia Perkembangan Gross Motor Fine Motor Emotional Intellectual Language 18 bulan 1. Berjalan dengan cepat 2. Berlari tertatih 3. Naik tangga dipegang 1 tangan 4. Memanjat kursi 1. Menyusun kubus 4 buah 2. Menirukan gambar garis 1. Melepaskan pakaian 2. Makan sendiri atau tanpa bantuan 3. Meminta tambahan makanan 4. Memeluk boneka 5. Menarik sebuah mainan 1. Mengenal nama anggota tubuh 2. Mengerti hubungan sebab akibat 1. Menyebut kan 10-20 kata 2. Mengikuti perintah sederhana atau 2 aturan 24 bulan 1. Berlari dengan baik 2. Naik turun tangga tanpa bantuan 3. Menendang bola 1. Menyusun vertikal 6-7 kubus 2. Menyusun horizontal 2 kubus 3. Mencoba menggam- bar lingkaran 1. Memakai kembali pakaian 2. Menyatakan keinginan 3. Mengguna- kan sendok 4. Menyebut- kan dirinya sendiri dalam 1. Mengerti konsep waktu 2. Melaku- kan percoba- an dan ke- gagalan trial and error 1. Mengguna -kan kalimat dalam bicara 2. Mengerti perintah yang terdiri dari 4 aturan 3. Mengguna Universitas Sumatera Utara percakapan -kan 2-3 kata dalam kalimat 36 bulan 1. Meloncat 2. Berjingkrak 2-3 kali 3. Mengayuh sepeda 4. Menjaga keseimbang -an 1. Menggam- bar lingkaran 2. Menggam- bar kepala 3. Menyusun 9-10 kubus secara vertikal 1. Memperhati kan keadaan sekitar 2. Membangun persahabat- an 3. Bermain dengan teman khayalan 4. Bermain dengan teman 1. Memperta -nyakan segala hal 2. Menyebut kan tiga digit angka 3. Mengerti tentang kegiatan harian 1. Mampu bercerita 2. Mengguna -kan 4-5 kata dalam kalimat Sumber : E. R. Colson, 1997 2.3. Konsep Pengetahuan 2.3.1. Definisi Pengetahuan