commit to user
xlii
secara aktif. Selanjutnya Brunner berpendapat bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga
proses itu adalah: memperoleh informasi baru, tranformasi informasi dan menguji relevansi serta ketepatan pengetahuan. Informasi baru
dapat merupakan penghalusan dari informasi sebelumya yang dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat sedemikian rupa sehingga
berlawanan dengan informasi sebelumnya. Dalam transformasi pengetahuan, seseorang memperlakukan tranformasi menyangkut cara
bagaimana memperlakukan pengetahuan, apakah dengan cara eksplorasi, atau mengubah menjadi bentuk lain. Untuk menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan, dengan menilai apakah cara yang digunakan dalam memperlakukan pengetahuan itu cocok dengan tugas
yang ada. Bruner berpendapat, tujuan belajar sebenarnya adalah untuk
memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan-kemampuan intelektual para siswa dan merangsang
keingintahuan mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Teori Brunner tentang belajar tidak dikaitkan dengan umur. Ada dua
bagian penting dalam teori Brunner yang mendukung dalam teori ini yaitu: Suwarsono, 2002: 26–30.
c. Teori Belajar Piaget
Teori belajar kognitif yang terkenal adalah teori Piaget. Menurut Piaget dalam Ratna Wilis Dahar, 1996: 150, perkembangan intelektual
didasarkan pada dua fungsi, yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk mensistematikan atau
commit to user
xliii mengorganisasi proses-proses fisik atau proses-proses psikologi menjadi
sistem yang teratur dan berhubungan atau struktur-struktur. Adaptasi merupakan organisasi yang cenderung untuk
menyesuaikan diri atau mengadaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan
akomodasi. Dalam proses asimilasi, seseorang menggunakan struktur dan kemampuan yang sudah ada dalam pikirannya untuk mengadakan respon
terhadap tantangan lingkungan. Dalam proses akomodasi seseorang memerlukan modifikasi dalam menghadapi adaptasi. Andaikata dengan
proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi pada lingkungannya maka akan terjadi proses ketidakseimbangan
disequilibrium, yaitu ketidaksesuaian atau ketidakcocokan antara pemahaman saat ini dengan dengan pengalaman baru. Akibat
ketidaksetimbangan ini maka terjadilah akomodasi, dan struktur yang ada megalami perubahan atau struktur baru timbul. Perkembangan intelektual
merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan seimbang disequilibrium-equilibrium. Tetapi bila terjadi kembali
keseimbangan, maka individu itu berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada sebelumnya Ratna Wilis Dahar, 1996: 151.
Teori Piaget tentang perkembangan intelektual ini menggambarkan tentang konstruktivisme. Pandangan tersebut menggambarkan bahwa
perkembangan intelektual adalah suatu proses dimana anak secara aktif membangun pemahamannya dari hasil pemahaman dan interaksi dengan
lingkungannya. Anak secara aktif membangun pengetahuannnya dengan terus menerus melakukan akomodasi dan asimilasi terhadap informasi-
informasi baru yang diterimanya.
Implikasi dari teori Piaget dalam pembelajaran Slavin, 1995: 5 sebagai berikut:
1 Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekedar pada hasilnya.
2 Menekankan pada pentingnya peran siswa berinisiatif sendiri dan keterlibatannya
secara aktif
dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran di kelas pengetahuan tidak mendapat penekanan
melainkan anak didorong menemukan sendiri melalui interaksi lingkungannnya.
3 Memaklumi adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan. Guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur
commit to user
xliv kegiatan kelas dalam bentuk individu atau kelompok-kelompok
kecil. Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran kooperatif cocok dalam
kegiatan pembelajaran matematika, karena pembelajaran kooperatif memfokuskan pada proses berpikir anak, bukan sekedar pada hasil. Selain itu
dalam pembelajaran ini mengutamakan peran siswa berinisiatif untuk menemukan jawaban dari soal yang diberikan oleh guru dengan cara sendiri dan
siswa didorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw