Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang

(1)

PENERAPAN METODE COOPERATIVE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK

BAHASAN MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI MI AL-MUJAHIDIN KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh: A. KHOIRUDIN

NIM:809018300347

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (DMS) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE COOPERATIVE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK

BAHASAN MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI MI AL-MUJAHIDIN KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan .(SPd)

Disusun Oleh:

A.KHOIRUDIN NIM:809018300347

Jakarta , 24 Maret 2014

Yang Mengesahkan ,

Pembimbing

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (DMS) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang disususn oleh A. KHOIRUDIN, NIM:809018300347 Program Guru Madrasah Ibtidaiyah Dual Mode Sistem Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta , 24 Maret 2014

Yang mengesahkan


(4)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang disususn oleh A. KHOIRUDIN, NIM:809018300347, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah dinyatakan lulusdalam ujian munaqosah pada tanggal 20 febuari 2014 dihadapan dewan penguji . karena itu,penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 ( S.Pd )

Jakarta .20 Februari 2014


(5)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : A. KHOIRUDIN

NIM : 809018300347

Jurusan/prodi : KI/PGMI

Alamat : Jl.KH.Mursan Rt 04/02.Kel.Belendung .Kec .Benda. Kota Tangerang Banten

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Metode Cooperative Jigsaw

Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen :

Nama Dosen Pembimbing I : Dr.Ulfah Fajarini, M.Si

NIP : 196708281993032006

Jurusan/Program Studi : IPS

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil


(6)

i ABSTRAK

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang

Kata kunci: prestasi belajar,model pembelajaran metode Cooperative Jigsaw,

Kesalahan penggunaan metode, dapat menghambat tercapainya prestasi belajar yang diinginkan. Dampak lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran PKN. Hal ini disebabkan karena dalam proses belajar mengajar, siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran metode Cooperative Jigsaw terhadap peningkatan prestasi belajar PKN siswa kelas IV. Untuk mencapai semua tujuan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan dua siklus .

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pada siklus pertama siswa merasa kaku karena belum terbiasa dengan model pembelajaran metode

Cooperative Jigsaw. Hal ini memungkinkan karena siswa belum terbiasa dengan model dan metode pembelajaran seperti ini. Siswa lebih terbiasa dengan model dan metode pembelajaran klasikal, dan sipat individualis siswa masih tampak terlihat jelas pada siklus ini. Dominasi guru pada siklus pertama masih terlihat kuat karena siswa masih harus diarahkan agar mereka terbiasa dengan model pembelajaran ini. Hasil tes nilaipun masih menunjukan nilai yang rendah. Ini dapat dilihat pada nilai Pre Test dan nilai Post Test pada siklus I dengan jumlah

Pre Test sebesar 1680 dengan rata-rata 52.5 meningkat pada jumlah Post Test

sebesar 2520 dengan rata-rata 78,75. Dan memperoleh N-Gain sebesar 0,54. Sedangkan pada siklus kedua siswa sudah mampu beradaptasi dengan model metode Cooperative Jigsaw pada pembelajaran PKN. Hal ini terlihat dari respon yang cukup baik seprta kerjasma antar siswa yanmg sesuai dengan tahapan model pembelajaran ini. Setiap siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran dengan model metode Cooperative Jigsaw . kreativitas serta sikap kritis terhadap setiap ide yang dipaparkan oleh temanya muncul. Pada siklus kedua ini dominasi guru dalam proses pembelajaran berkurang. Guru hanya sesekali mengarahkan siswa agar kembali sesuai dengan pola pembelajaran model metode Cooperative Jigsaw. Dan hasil tes belajar pada mata pelajaran PKN pun meningkat. Pada Pre Test dan Post Test pada siklus II dengan jumlah Pre Test sebesar 1610 dengan rata-rata 50.31 meningkat pada jumlah Post Test sebesar 2680 dengan rata-rata 83.75. dan memperoleh N-Gain sebesar 0,68 kategori sedang. Dari hasil pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran aktif model Metode Cooperative Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur terutama penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas

limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga akhirnya penulis mampu

menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu dedikasi bahwa penulis masih

ingin tetap dan terus menimba ilmu-Nya, dan limpahan sholawat serta salam

penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW, yang dengan darah dan

keringat beliau, akhirnya sampailah penulis dalam cahaya Islam.

Dengan rasa cinta dan penuh hormat penulis juga ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Dra.Nurlena Rifa’i,MA.,P.hD. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Segenap jajaran Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Fauzan,MA., Ketua Program Studi Dual Mode Sistem Jurusan Pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr.Ulfah Fajarini, M.Si dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan

dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Wafah sholiha ,S.Ag Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin beserta

segenap dewan guru yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya

ilmiyah ini.

6. Isteri dan anakku tercinta yang tanpa jenuh dan bosan membantu dan


(8)

iii

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis berharap dan

memanjatkan do’a, semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini senatiasa menjadi satu

catatan kebajikan yang akan memperoleh ganjaran pahla yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Amin Yaa Robbal Alamin.

Jakarta , 24 Maret 2014 Penulis


(9)

iv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah... 4

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A.Kajian Teori dan Fokus yang Diteliti ... 6

1. Persepsi Belajar PKN ... 6

2. Tujuan Pembelajaran PKN ... 6

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN ... 7

4. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

5. Pengertian Kooperatif Jigsaw ... 15

6. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw ... 17

7. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw ... 18

8. Fungsi Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar ... 19


(10)

v

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 23

D. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 26

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 27

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 30

G. Data dan Sumber Data ... 30

H. Instrument Pengumpulan Data ... 30

I. Tehnik Pengumpulan Data ... 31

J. Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 31

K. Analisis Data dan Intervensi Data ... 31

L. Penembangan Perencanaan Tindakan ... 31

M. Teknik Pengumpulan Data ... 32

N. Tehnik Analisa Data ... 34

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Belendung Benda Kota Tangerang ... 35

B.Penelitian pendahuluan ... 37

C.Interpretasi Hasil Analisis ... 39

D.Pemeriksaan Keabsahan Data... 51

E. Analisis Data ... 52

F. Pembahasan Temuan Penelitian ... 52

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 71


(11)

vi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 75

B.Implikasi ... 76

C.Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78 LEMBAR UJI REFERENSI


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.

Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.

Seluruh lembaga pendidikan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan proses pendidikan yang di dalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Semua itu dilakukan bertujuan untuk mencetak generasi yang matang dalam segala bidang, baik sains, agama dan pengetahuan lainnya sehingga diharapkan anak didik sepagai pusat pembelajaran mampu menjadi manusia bermoral dan berpengetahuan.

Pembelajaran di MI Al-Mujahidin masih menggunakan metode ceramah, hafalan dan terkadang tanya jawab, kondisi pembelajaran yang terus menerus seperti itu membuat siswa tidak mampu mencapai kompetensi yang seharusnya dicapai. Siswa akan cenderung bosan dan jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja, tidak ada sesuatu yang bisa membuat mereka antusias terhadap pelajaran. Hal ini jelas dapat menghambat siswa dalam mengeksplorasi dirinya, menghambat


(13)

mereka dalam menuangkan kreatifitasnya, dan masih banyak kerugian-kerugian yang lain yang dapat menghambat pertumbuhan kognitif, psikomotorik, dan afektif siswa.

Demikian juga dengan para guru yang tidak dibekali dengan metodologi yang variatif dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dalam penyampaian materi cenderung membosankan. Pikiran para guru hanya dipenuhi dengan bagaimana mengajarkan materi tersebut sehingga sesuai dengan kurikulum dan sedapat mungkin mengejar target sehingga materi-materi tersebut dapat selesai sebelum UAS, bahkan terkadang ada pula beberapa guru yang kurang menguasai materi. Mereka tidak memikirkan. apakah siswanya dapat memahami apa yang dia sampaikan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat yang notabenenya menjadi kehidupan nyata siswa..

Dalam penelitian ini penulis mengambil mata pelajaran PKN, karena pelajaran PKN biasanya merupakan pelajaran yang paling membosankan dibandingkan dengan pelajaran yang lain, materi dalam PKN masih terasa sulit untuk dicerna oleh peserta didik, karena sebagian materi dari pelajaran ini merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat, dan nilai-nilai tersebut merupakan hal abstrak dan tidak konkrit, inilah salah satu alasan yang membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa.

PKN merupakan pelajaran kehidupan, jadi PKN merupakan pelajaran yang sangat contextual karena sebagian besar materi yang diajarkan merupakan cerminan kehidupan sehari-hari, jadi siswa dapat melihat secara langsung praktek dari materi yang telah diajarkan tersebut dalam kehidupan mereka, tentunya jika para peserta didik tersebut paham dan mengerti apa yang telah mereka pelajari,selain itu struktur pemerintahan juga dibahas dalam pelajaran ini, hal ini tentu bertujuan agar siswa tidak buta tentang pengetahuan seputar pemerintahan, baik di desa, propinsi, maupun pemerintahan pusat, karena para siswa biasanya dianggap tidak mengetahui tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pemerintahan.

Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran. Tanpa pengukuran, tidak dapat terjadi penilaian. Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik tanpa


(14)

umpan balik, tidak akan diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil. Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar.1

Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode jigsaw dalam menyampaikan materi mengenal system pemerintahan pusat , dengan menerapkan metode ini diharapkan siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, karena tujuan dari pembelajaran itu pada intinya adalah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itu metode dan strategi perlu digunakan agar siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran tersebut, selain itu pembelajaran akan lebih bervariatif, sedang manfaat bagi guru tersebut adalah dia mampu mengembangkan berbagai macam metode dan strategi, satu metode atau strategi yang bagus belum tentu layak atau mungkin tidak layak sama sekali jika diterapkan secara terus menerus, dalam arti digunakan pada semua kompetensi dasar, sehingga metode yang bagus sekalipun jika digunakan secara terus menerus hal itu justru akan menimbulkan perasaan jenuh pada diri siswa, seorang guru harus mampu memilih dan memilah metode maupun strategi belajar guna menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena situasi belajar yang menyenangkan terbukti dapat membantu siswa mencerna, memahami, dan mengolah materi yang didapatkan. Dalam metode ini, siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak memiliki kesempatan mengantuk bahkan tidur di dalam kelas lagi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran PKN merupakan pelajaran yang penting untuk meletakkan dasar-dasar tata cara hidup bermasyarakat dalam diri siswa, oleh karena itu pelajaran PKN harus mampu diserap sepenuhnya oleh siswa, dan guru harus menggunakan metode, strategi, pendekatan maupun media yang dapat menunjang tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.

1 Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 8


(15)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran PKN lebih mementingkan pada penghapalan konsep bukan pada pemahaman.

2. PKN merupakan pelajaran yang membosankan dibandingkan dengan pelajaran lain.

3. Pembelajaran cenderung dilakukan dengan metode ceramah dan penugasan.

4. Materi dalam PKN masih nterasa sulit untuk peserta dididk

5. Metode yang digunakan yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang variatif.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara benar melalui penelitian tindakan kelas. Diharapkan, dengan menggunakan metode jigsaw prestasi siswa akan meningkat.

C.Pembatasan Masalah

Dalam mata pelajaran PKN banyak sekali kompetensi yang dicapai oleh siswa, oleh karena itu dalam penelitian ini hanya akan dikaji yaitu standar kompetensi sistem pemerintahan tingkat pusat, sedang kompetensi dasar yang ingin dicapai yaitu prestasi belajar tentang lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK, dan menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran PKN pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang, dari sini dapat ditarik beberapa sub-fokus, yaitu:


(16)

1. Bagaimana merencanakan penerapan perpaduan metode jigsaw dalam pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang ?

2. Bagaimana melaksanakan penerapan perpaduan metode jigsaw dalam pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV ?

3. Bagaimana mengevaluasi penerapan metode jigsaw dalam pembelajaran PKN untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda Kota Tangerang ?

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitiaan diharapkan mempunyai manfaat bagi: 1. Siswa

Pelaksanaan PTK akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Dengan adanya pembaharuan dalam pembelajaran akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, mengembangkan daya nalar dan mampu berpikir secara kreatif, sehingga siswa termotivsi untuk mengikuti proses pembelajaran. 2. Guru

Pelaksanaan PTK dapat membuat guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit mengetahui strategi, media maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi dasar pembelajaran. Selain itu guru dapat menyadari bahwa alam penciptaan kondisi pembelajaran selain penguasaan metode, strategi dan media juga diperlukan kreatifitas yang tinggi sehingga apa yang diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.

3. Sekolah

Hasil PTK dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih dan menerapkan suatu strategi, metode atau media yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi pembelajaran di sekolah . Sekolah menjadi bahan referensi dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajan PKN dengan Metode Jigsaw.


(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A.Kajian Teori dan Fokus yang diteliti 1. Persepsi belajar PKN

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa pembelajaran diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. 2

Dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh sebuah pengertian bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya membelajarkan siswa untuk dapat memahami hakikat kewarganegaraan itu sendiri. Selain itu juga dapat menerapkan pemahaman tentang kewarganegaraannya dalam kehidupan dirumah, sekolah, dan masyarakat melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan.

2. Tujuan Pembelajaran. PKN

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan

b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

2Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal; 114


(18)

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PKN

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara

e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dansistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi


(19)

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeriIndonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.3

4. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam buku Syaiful Bakrie Djamarah dikemukakan Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “prestasi”

dan “belajar”.Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang

berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata

“prestasi” dan “belajar”. Hal ini juga untuk memudahkan memahami lebih

mendalam tentang pengertian “prestasi belajar” itu sendiri4

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapat prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya

Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi, maka muncullah berbagai pendapat dari para ahli sesuai dengan pendapat

3

Miftakhul Arifah, Ifa. 2009. Penerapan Perpaduan Metode Learning Start With A Question Dan Jigsaw Dalam Pembelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IV MI Hidayatul Ulum Di Talun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang..

4

Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994). Hlm 19


(20)

mereka masing-masing untuk memberikan pengertian mengenai kata

“prestasi”. Namun secara umum mereka sepakat bahwa arti dari prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan.

Menurut Mulyono Abdurrahman prestasi ‟‟belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.‟‟ 5

Prestasi belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.6

Zainal Arifin berpendapat bahwa kata hasil belajar sama dengan prestasi belajar berasal dari bahasa belanda yaitu prestise yang kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi “ prestasi” atau “ hasil usaha‟.7

Dari beberapa pengertian prestasi yang dikemukan para ahli diatas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama, yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat difahami, bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Prestasi dapat berupa perubahan penguasaan ilmu pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku serta perubahan ketrampilan dan kecakapan. Dengan demikian prestasi belajar dapat diketahui apabila subyek belajar telah menyelesaikan suatu rangkaian materi yang telah dipelajari sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

5

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1999), hl. 37-38

6

Sukantinah Tirtonegoro, Anak Supranatural dan Program Pendidikannya, (Jakarta:Bina Aksara, 1984), hl. 43

7

Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional prinsip-teknik-prosedur, (Bandung: Rosda Karya,1988), hlm. 2


(21)

Selanjutnya mengenai jenis jenis prestasi belajar sebagai berikut : a. Jenis Jenis Prestasi Belajar

Jenis prestasi belajar menurut Bloom (dalam Zaini, 2002) dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1. Tingkat Kognitif

Tujuan pendidikan untuk ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan secara berurutan. Belajar pada tingkat yang lebih tinggi tergantung kepada pencapaian keterampilan/kemampuan dari level yang sebelumnya, yaitu :

a. Pengetahuan

Pengetahuan dapat didefenisikan sebagai suatu ingatan terhadap materi yang telah dipelajari. Hal ini meliputi ingatan terhadap jumlah materi yang banyak, dari fakta-fakta yang khusus hingga teori-teori yang lengkap.

b. Pemahaman

Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu bahan ajar. Hal ini dapat diperlihatkan dengan car menerjemahkan bahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, menafsirkan bahan dan mengistimasi trend masa depan. Level ini merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah.

c. Penerapan

Penerapan yang dimaksudkan menunjuk pada kemampu

menggunakan bahan ajar yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret.

d. Analisis

Analisis menuntut suatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami. Pada level ini menuntut dua pemahaman sekaligus yaitu pemahaman terhadap isi dan bentuk struktur materi.


(22)

e. Sintesis

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk menghimpun atau menyatukan bagian-bagian atau elemen untuk membentuk pola baru. Hasil belajar pada level ini menekankan pada perilaku kreatif, dengan kekhususan pembentukan pola baru dari suatu struktur.

f. Evaluasi

Evaluasi merujuk pada kemampuan untuk memutuskan atau menentukan nilai suatu materi untuk suatu tujuan yang telah ditentukan dan harus didasari kriteria yang pasti. Hasil belajar level ini adalah level yang paling tinggi dari ranah kognitif karena mengandung semua unsur dari level sebelumnya ditambah dengan penetapan nilai secara sadar yang didasari kriteria yang pasti.

2. Tingkat Afektif

Ranah afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : a. Penerimaan

Penerimaan menunjuk pada kesediaan mahasiswa untuk mengikuti fenomena atau stimulus tertentu. Hasil belajar untuk level ini bergerak dari kesadaran yang sederhana sampai pada perhatian tertentu.

b. Partisipasi

Partisipasi menunjukkan pada partisipasi aktif dari mahasiswa. Pada level ini mahasiswa tidak hanya hadir dan memperhatikan, tetapi juga memberikan reaksi. Hasil belajar pada level ini menekankan pada kesiapan dalam memberikan respon.

c. Penentuan sikap

Level ini berhubungan dengan nilai yang melekat pada mahasiswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Level ini bergerak dari penerimaan yang paling rendah pada suatu nilai sampai kepada level komitmen yang lebih kompleks. Hasil belajar


(23)

untuk level ini berkenaan dengan perilaku yang konsisten dan stabil dalam membuat nilai dan dapat diidentifikasi secara jelas.

d. Organisasi

Organisasi yaitu menggabungkan beberapa nilai yang berbeda-beda, menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai tersebut, serta membangun sistem nilai yang konsisten secara internal. Oleh karena itu, penekanannya berada pada membandingkan, menghubungkan dan mensintesiskan nilai tersebut. Hasil belajar untuk level ini berkenaan dengan konseptualisasi nilai atau pengorganisasian sistem nilai.

e. Pembentukan pola

Pada level ini, seseorang sudah mempunyai sistem nilai yang mengendalikan perilakunya dalam waktu yang cukup lama sehingga membentuknya menjadi sebuah karakter gaya hidup. Hasil belajar pada

3.Tingkat Psikomotorik

Ranah psikomotorik menonjol pada gerakan-gerakan jamaniah yang terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu :

a. Persepsi

Level persepsi berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak (terjadi penerjemahan dari persepsi isyarat ke tindakan).

b. Kesiapan

Menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Perangkat ini meliputi perangkat mental, fisik, dan emosi yang siap untuk bertindak.

c. Gerakan terbimbing

Gerakan terbimbing merupakan peniruan/pengulangan suatu perbuatan yang telah di demonstrasikan oleh instruktur. Dan level


(24)

ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks.

d. Gerakan terbiasa

Level gerakan ini berkenaan dengan kinerja dimana respon mahasiswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan dilakukan dengan penuh keyakinan dan kecakapan.

e. Gerakan kompleks

Merupakan gerakan yang sangat terampil dengan pola-pola gerakan yang sangat kompleks. Keahliannya terindikasi dengan gerakan yang cepat, lancar, akurat dan menghabiskan energi yang minimum.

f. Gerakan pola penyesuaian

Merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga seseorang dapat memodifikasi pola-pola gerakan untu menyesuaikan tuntutan tertentu atau menyesuaikan pada situasi tertentu.

g. Kreativitas

Level terakhir ini menunjuk kapada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus. Hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang hebat. 8

b. Ciri-Ciri Prestasi Belajar

Jadi secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terbentuk dari hasil interaksi seseorang dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

8

Zaini, Hisyam,Munthe Barnawi dan Aryani,Sekar Ayu, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi ( Jogjakarta: CTSD 2002) h. 24


(25)

Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angka-angka di dalam rapor atau daftar nilai siswa.

Djamarah mengungkapkan pengertian ciri-ciri prestasi belajar sebagai berikut :

1. Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk mengukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi belajar. 2. Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu

sebagai pelaku.

3. Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau ditetapkan menurut standar yang dicapai oleh kelompok.

4. Prestasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari.9

Dari uraian prestasi dan belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan angka.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam proses belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat memepengaruhi prestasi belajar siswa .M Dalyono menyebutkan 2 faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu: 1. Faktor yang terdapat dalam diri anak itu sendiri yang disebut sebagai

faktor individual. Yang termasuk faktor individual adalah faktor kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2. Faktor yang ada diluar individu yang disebut factor sosial .Yang termasuk factor sosial adalah faktor keluarga,guru, dan cara

9

Saiful Bahri Djamarah Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru (Surabaya : Usaha Nasional,1994).h .24


(26)

mengajarnya,alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.10

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal) hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar penting sekali dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin dengan kemampuannya masing-masing.

5. Pengertian Kooperatif Jigsaw

Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan sejawatnya. Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa di tempatkan ke dalam timbelajar heterogen beranggota lima sampai enam orang. Berbagai materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya11

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.12

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya

10

M.Dalyono , Psikologi Pendidikan , ( Jakarta : PT Rieneka Cipta ,Cet 2001).h.55

11

Devid Haryalesmana, 2008, Pendekatan Metode Jigsaw, (http://masdevid. blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html, diakses 21 november 2012)

12

Moch Wahib, 2009, Cooperayive Learning Tehnik Jigsaw, (http://www.wahibdr. com/cooperative-learning-teknik-jigsaw.html, diakses 21 november 2012)


(27)

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.

Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan saling bekerja sama. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal

Metode jigsaw dapat diartikan pula sebagai strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama dan tanggug jawab.


(28)

Strategi ini menjamin setiap siswa memikul suatu tanggung jawab yang signifikan dalam kelompok, langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

a. Kelas diatur kedalam sejumlah kelompok “pangkalan” dengan kira-kira

enam anggota masing-masing

b. Tugas dibagi kedalam sejumlah bagian yang sama dengan topik yang berbeda-beda

c. Di dalam tiap kelompok “pangkalan”, setiap siswa meneliti satu dari isi

kemudian menjelaskan dan selanjutnya membuat rumusan dalam satu kelompok

d. Tunjuk juru bicara untuk mempresentasikan ke kelompok e. Guru mengklarifikasikan dan menyimpulkan

Dalam buku lain dijelaskan bahwa strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.

6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw :

a. Pilihlah materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen

b. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompok.

e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya ada persoalan dalam kelompok

f. Beri siswa beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka g. terhadap materi13

13

Hisyam Zaini, Barmawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: CTSD, 2002) h. 56-57


(29)

Jadi dari perpaduan metode ini menghasilkan langkah-langkah seperti dibawah ini:

1. Siswa dibentuk menjadi lima kelompok

2. Setiap anak mendapat bahan ajar dari guru untuk dipelajari

3. Setiap anak harus membuat 1-2 pertanyaan untuk dikumpulkan di depan kelas.

4. Setiap kelompok mendapat materi yang berbeda 5. Setiap kelompok mempelajari materi tersebut

6. Semua kelompok saling mengirimkan anggota kelompoknya ke kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelompok awal 7. Kemudian kelompok kedua ini dinamakan kelompok ahli

8. Setelah kelompok ahli berdiskusi, maka pertanyaan yang tadi di kumpulkan di depan kelas dibahas satu persatu

9. Guru memberikan klarifikasi

7. Keunggulan dan Kekurangan Metode Jigsaw a. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Ibrahim, dkk memiliki beberapa kelebihan atau keunggulan , diantaranya :

1. Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreatifitas, kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.

2. Hubungan antara guru dengan murid berjalan secara seimbang dan memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan harmonis.

3. Memotifasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif

4. Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual. 14

14


(30)

b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Beberapa hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model pembelajaran jigsaw di lapangan yang harus dicari jalan keluarnya menurut Roy Killen adalah:

1. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah “peer teaching”

pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan di diskusikan dengan murid lain.

2. Sulit meyakinkan murid untuk mampu bediskusi menyampaikan materi pada teman jika murid tidak memiliki rasa percaya diri

3. Rekord murid tentang nilai, kepribadian, perhatian murid harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe tipe murid dalam kelompok tersebut

4. Awal penggunaan model ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

5. Aplikasi model ini pada kelas yang besar lebih ( dari 40 menit ) sangatlah sulit, tapi bisa di atasi dengan model team teaching 15

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw sulit untuk di terapkan pada murid kelas rendah, disebabkan karena murid tidak mudah dikontrol, kemudian daripada itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga mengalami kendala dalam penerapannya apabila murid melebihi kapasitas daripada kapasitas kelas

8. Fungsi Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini

15

Killen, Roy. (1996). (Online). ( http://matematika-ipa.com/pembelajaran-kooperatifmodel-pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-kelebihan-dan-kelemahan-tipe-jigsaw/, diakses tanggal Maret 2014).


(31)

dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Metode jigsaw dapat digunakan sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan pemahaman dan daya berpikir kritis siswa, Metode Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Model Jigsaw di pilih karena adanya beberapa keunggulan diantaranya adalah, lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber belajar untuk dipresentasikan di depan kelas. Dalam pembelajaran PKN ini peneliti memilih menggunakan metode ini berdasarkan pada observasi awal. Pelajaran PKN merupakan pelajaran yang sangat relevan terhadap lingkungan siswa, karena sebagaimana tertuang dalam ruang lingkup pelajaran PKN meliputi persatuan dan kesatuan yang mengajarkan hidup rukun, saling menghormati dan tenggang rasa kepada sesama, selain itu juga mempelajarai tentang norma yang mengajarkan kepada manusia untuk menaati dan menjunjung tingi peraturan dimana pun berada.


(32)

Oleh karena itulah pelajaran PKN harus benar-benar mampu ditanamkan dalam diri siswa sebagai generasi penerus bangsa. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Proses perencanaan pembelajaran menggunakan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dapat dilaksanakan dengan memfokuskan siswa mempelajari materi mengenal sistem pemerintahan pusat dengan membaca dan memahami rangkuman awal yang telah diberikan, diskusi secara jigsaw dan mempresentasikan hasil diskusi tersebut kepada siswa lain. Langkah awal perencaaan tindakan ini adalah menganalisis komponen dan isi butir, menetapkan materi pembelajaran, menelaah buku paket PKN kelas IV, Mengembangkan silabus, menyusun rencana pelaksaan pembelajaran, membuat lembar kegiatan siswa, menyusun instrument pengumpulan data yang meliputi instrumen observasi untuk mengamati guru dalam pelaksanaan pembelajaraan, instrumen lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa dalam melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil percobaannya, serta instrumen soal ulangan harian

Proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan perpaduan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dapat dilaksanakan dengan:

1. Pembagian Bahan Ajar

Materi yang dibagikan kepada siswa memalui 2 tahap, yakni untuk tahap pertama siswa mendapat bahan ajar berupa rangkuman dari seluruh materi mengenal sistem pemerintahan pusat, rangkuman ini untuk dibaca dan dipahami dan kemudian siswa harus membuat pertanyaan berdasarkan


(33)

rangkuman tersebut. Bahan ajar tahap kedua diberikan setelah siswa membuat pertanyaan, sebelum bahan ajar ini dibagikan, siswa sudah terbentuk menjadi kelompok awal, bahan ajar ini berisi rangkuman tentang materi, hanya saja rangkuman kali ini dibuat berdasarkan tema dari kelompok masing-masing, misalnya untuk kelompok pertama mendapat rangkuman tentang lembaga legislatif.

2. Diskusi Jigsaw

Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 8-9 siswa, kelompok ini disebut sebagai kelompok awal, kelompok awal ini harus mempelajari dan mendiskusikan materi yang telah mereka terima sesuai dengan tema masing-masing. Setelah itu mereka diacak kembali untuk membentuk kelompok ahli, dalam kelompok ahli inilah semua siswa harus mempresentasikan hasil dari diskusi di kelompok awal kepada teman-teman di kelompok ahli. Mereka harus saling bertukar informasi mengenai tema masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat memahami materi ini secara utuh.

3. Pengundian pertanyaan

Pada awal pertemuan siswa telah membuat pertanyaan, jadi setelah melakukan diskusi secara jigsaw, maka siswa harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka buat di awal pelajaran dengan cara dikocok (diundi). Pertanyaan ini dijawab secara bergantian oleh masing-masing kelompok.

Pelaksanaan evaluasi menggunakan perpaduan metode jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar dalam pelajaran PKN pokok bahasan mengenal sistem pemerintahan pusat pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang dapat dilaksanakan dengan melakukan pengamatan untuk memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran, serta memberikan tes tulis kepada masing-masing siswa.

Evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah sejauh mana


(34)

pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.

B.Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Miftakhul Arifah, Ifa menunjukan bahwa.peningkatan prestasi siswa pada siklus 1.73,3%.Dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 113,3%.9.16

C.Kerangka Berpikir

Metode jigsaw dalam skripsi ini adalah cara yang penulis rencanakan dengan membentuk kelompok kecil Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 8-9 siswa,. Mereka harus saling bertukar informasi mengenai tema masing-masing, sehingga diharapkan para siswa dapat memahami materi ini secara utuh.Metode ini diterapkan untuk mencapai tujuan yang ingin penulis raih, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa dalam materi pelajaran PKN.

Rendahnya prestasi belajar PKN dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah penerapan metode yang kurang tepat dan monoton. Dengan metode jigsaw diharapkan memberikan warna baru dalam proses belajar PKN di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang . Dari gambaran di atas penulis ingin menjelaskan bahwa metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKN Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa semakin siswa aktif mengeluarkan pemikiran, menganalisa masalah, dan menyimpulkan permasalahan, semakin baik prestasi belajarnya. Dengan diterapkan Metodejigsaw diduga akan dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa kelas IV (empat) MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang

16

Miftakhul Arifah, Ifa. 2009. Penerapan Perpaduan Metode Learning Start With A Question Dan Jigsaw Dalam Pembelajaran PKN Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IV MI Hidayatul Ulum Di Talun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.


(35)

D.Hipotesis Penelitian

Siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang terdiri dari anak-anak yang berumur sepuluh tahun, jadi karakteristik anak-anak tersebut adalah anak-anak yang masih senang bermain. Sedangkan metode jigsaw adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran jigsaw, yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar.

Dalam pelaksanaan Metode Jigsaw lebih menekankan pada Kerjasama anak, Metode pengajaran dalam bentuk metode jigsaw tampak lebih komprehensip dibandingkan dengan berbagai metode pengajaran yang telah ada sebelumnya. Dengan kata lain bahwa dalam metode jigsaw terkandung metode pengajaran yang diolah menjadi satu, seperti metode diskusi, tanya jawab, penugasan, pemecahan masalah, dan diskusi. Berbagai ini satu dan lainnya saling bersinergi membentuk sinergi kelompok. Maka dari itu pengajar dan peneliti merasa bahwa metode jigsaw sesuai untk digunakan dalam pembelajaran PKN di kelas IV MI Al-Mujahidin Benda kota Tangerang Oleh karena itu, dengan diterapkannya metode Jigsaw pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Kota Tangerang diharapkan akan memberi kontribusi dan motivasi kepada siswa sehingga yang dulunya sulit memahami dan menerapkan pelajaran PKN menjadi mudah, bahkan menjadi materi yang disukai.

Dari uraian diatas peneliti dapat menarik suatu hipotesis: jika metode Jigsaw di terapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) pada siswa kelas IV MI Al-Mujahidin Benda Kota Tangerang, maka upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa akan tercapai.


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang Madrasah ini beralamat di desa Belendung kecamatan Benda kota Tangerang. MI ini memiliki 6 ruang kelas yang terdiri dari kelas 1-6 masing-masing 1 kelas. penulis memilih siswa kelas IV karena pada umumnya siswa kelas IV sudah bisa diajak untuk berdiskusi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dirancang berlangsung selama 3 bulan, yakni mulai tangal 9 Desember sampai 24 Febuari 2013. Adapun rincian kegiatan beserta waktu yang akan di gunakan sebagai berikut :

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan ket

Maret April Mei 1 Penelitian Pendahuluan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2 Menyusun Proposal

3 Seminar Proposal

4 Penyusunan Intrumen

5 Pelaksanaan Tindakan

6 Tabulasi/Analisis Data

7 Menyusun Naskah Skripsi Akhir

8 Ujian Skripsi


(37)

B. Metode Penelitian Dan Rancangan Siklus Penelitian

Jenis penelitian ini adalah PTK, (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam dua siklus.Menurut Suharsimi Arikunto” Penelitian Tindakan Kelas pada dasarnya merupakan pengembangan penelitian tidakan

( Action Research) . PTK dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK tanpa kerjasama dengan guru lain.”17 Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi dan lain-lain.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaboratif-partisipatoris yaitu kerjasama antara peneliti dengan praktisi yang ada di lapangan yaitu guru, dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi dan lain-lain sebagaimana dikemukakan oleh Hord.18

C.Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV berjumlah 32 orang dengan komposisi 22 putri dan 10 putra.

D.Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku tindakan penelitian. Dalam melakukan tindakan penelitian,peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi yang posisinya sebagai observer. Sedangkan peran yang dilakukan bersama dengan observer adalah membuat rancangan pemebelajaran ,mengobservasi proses pembelajaran ,melakukan refleksi dan merancang tindakan untuk siklus selanjutnya .

17

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 64

18

Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas dari Teori Menuju Praktek (Malang: UM PRESS,


(38)

E.Tahapan Intervensi Tindakan

Prosedur penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus . Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan penelitian dimulai dari tahapan prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus 1.Setelah melakukan pengamatan dan refleksi pada siklus 1, penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.

1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Pelaksanaan siklus 1 ini di bagi dalam beberapa tahap a. Perencanaan

Adapun hal-hal yang dipersiapkan dalam perencanaan yaitu:

1. Membagi dan menyusun nama-nama siswa untuk kelompok awal 2. Membagi dan menyusun kembali nama-nama siswa untuk

kelompok ahli

3. Membuat ringkasan seluruh materi (secara garis besar) sebagai bahan bacaan siswa pada awal kegiatan

4. Membuat ringkasan untuk tiap-tiap tema yang kemudian akan dibagikan untuk kelompok awal sesuai dengan tema masing-masing.

5. Membuat pedoman penilaian

6. Membuat pedoman observasi untuk pertemuan pertama pada siklus Pertama

b. Tindakan

Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti memberikan apersepsi tentang hasil pra siklus

2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh penelita

3) Peneliti memberikan motivasi mengenai pentingnya materi pelajaran. 4) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran


(39)

5) Peneliti melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw

6) Guru melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang ada pada metode koperatif jigsaw

7) Menciptakan ruangan yang mencerminkan pembelajaran aktif yaitu membagi peserta didik dalam 5 kelompok dan menata meja kursi sesuai dengan kapasitas jumlah kelompok.

8) Mengawasi dan memberi bimbingan kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi dalam kerja kelompok.

9) Peserta didik melakukan tes individu sebagai bahan evaluasi pada siklus 1 setelah pembelajaran kelompok

c. Observasi

Observasi ini dlakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus 1 ini, peneliti telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi

Pada pertemuan siklus pertama ini, masih terdapat beberapa kendala, meskipun demikian hal tersebut tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran, waktu pertemuan juga telah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Dari hasil refleksi siklus 1 maka perlu dilakukan beberapa tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada siklus 2. Beberapa tindakan tersebut antara lain :

1) Guru harus mengatur waktu dengan baik sehingga pembelajaran tidak mengalami keterlambatan waktu dan dapat berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2) Guru memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran.


(40)

2. Hasil Penelitian Kelas Siklus 2 a. Perencanaan

Pelaksanaan siklus kedua in hanya 1 kali pertemuan, sama dengan siklus sebelumnya. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus kedua berdasarkan pada pengamatan dan refleksi pada siklus pertama, persiapan yang dilakukan yaitu: 1) Guru membuat struktur pemerintahan pusat yang masih kosong

di atas kertas manila

2) Guru membuat daftar pertanyaan untuk tes lisan

3) Guru membuat lembar jawaban dari kertas manila dan dibentuk garis-garis seperti pada buku tulis, kemudian jawaban yang telah ditulis tersebut per barisnya ditutupi dengan kertas manila yang lain, sehingga jawabannya bisa dibuka dan ditutup.

b. Pelaksanaan

Petemuan pertama siklus kedua merupakan tes secara kelompok, siswa masih duduk secara berkelompok berdasarkan kelompok ahli, pada kegiatan inti

1) Guru mulai menempelkan struktur pemerintahan pusat dan dibantu oleh beberapa siswa.

2) Guru mulai menjelaskan langkah-langkah pembelajaran pada hari ini.

3) Langkah selanjutnya yaitu guru mulai memberikan aba-aba kepada siswa untuk melengkapi struktur tersebut dengan cara mengisinya dari jabatan yang paling bawah.

4) Guru dibantu oleh siswa menempelkan lembar jawaban dari kertas manila di papan tulis.

5) Guru menyiapkan 10 pertanyaan untuk semua kelompok, tiap kelompok harus memiliki juru bicara untuk menjawab pertnayaan tersebut.


(41)

c. Observasi d. Refleksi

Setelah pengamatan terhadap hasil penelitian silus II kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil releksi tersebut adalah pelaksanaan siklus II dipandang sudah cukup dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PKN khususnya materi mengenai sistem pemerintahan pusat.

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar PKN dengan menerapkan metode kooperatif jigsaw. Hasil perencanaan tindakan penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu :

1. Hasil prestasi belajar siswa dalam belajar PKN menunjukkan skor rata-rata sebesar 85

2. Hasil observasi prestasi belajar dalam belajar PKN menujukkan skor rata-rata sebesar 70%

G. Data dan Sumber Data

1. Data kualitatif seperti : hasil wawancara, lembar observasi, dan dokumentasi.

2. Data kuantitatif : prestasi belajar dan nilai-nilai dari tugas siswa. Sumber data penelitian adalah siswa dan guru kelas (observer) dan juga peneliti

H. Instrument Pengumpulan Data

a. Data hasil belajar diambil dari hasil ulangan formatif siswa pada siklus I dan siklus II.

b. Data kegiatan guru dalam BKM diambil dari hasil pengamatan dan observasi oleh observer pada kegiatan guru dan kegiatan siswa


(42)

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut : a. Hasil tugas pekerjaan siswa tes formatif siklus I dan siklus II

b. Observasi pelaksanaan KBM berupa daftar pengamatan oleh observer

J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan

Sebelum instrument angket digunakan untuk mengumpulkan data, instrument atau alat untuk mengvaluasi harus valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Instrumen berupa angket diukur validitasnya secara konten, sedangkan instrment tes hasil belajar dan angket prestasi siswa dalam belajar PKN setelah diukur secara konten kemudian diujicobakan agar validitas dan reabilitas yang diperoleh menjadi semakin kuat.

K. Analisis Data dan Intervensi Data

Tahap menganalisa data dimulai dengan membaca keseluruhan data dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa yang diubah menjadi kalimat bermakna dan alamiah. Kriteria keberhasilan peningkatan prestasi siswa siswi dalam belejar PKN yang terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan siswa memperlihatkan prestasi yang tinggi dalam belajar PKN, rata-rata skor prestasi siswa dalam belajar PKN lebih dari atau sama dengan 70%

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat pengembangan perencanaan tindakan ini dengan tujuan agar pembaca atau guru dapat melanjutkan penelitian ini. Adapun perencanaan tindakan yang harus dipersiapkan peneliti di antaranya adalah, mempersiapkan instrument penelitian seperti lembar observasi, lembar wawancara, LKS, dan soal-soal untuk setiap akhir siklus.


(43)

Dalam penelitian, yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah pengaturan kelas dan sistem pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan metode kooperatif jigsaw, yang cara belajarnya adalah setiap siswa mempunyai kelompok belajar

masing-masing. Dalam pembelajaran dengan metode “Kooperatif Jigsaw” ini tiap

siswa mempunyai tugas untuk membantu teman dalam kelompok dalam memahami materi, terakhir adalah pengambilan kesimpulan yang dilakukan siswa dengan dibimbing oleh guru.

M.ehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut:

a. Metode wawancara/ Interview

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.19

Percakapan dengan maksud tertentu, yakni percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang menggunakan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.20 Metode wawancara/ Interview ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan komunikasi dan mengajukan pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden.21

19

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 180.

20

Lexy J. Moleong Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: Rosdakarya, 2005), hlm. 186

21

Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V (Jakarta: Rhineka Cipta: 2002) hlm. 128


(44)

b. Metode Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Yang dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial dalam kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat segera dengan memakai alat bantu seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik.

Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.22

Dalam pelaksanaannya digunakan alat bantu seperti checklist, skala penilaian atau alat mekanik seperti tape recorder dan lainnya23

c. Metode Dokumentasi

Adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data atau informasi, yang sudah dicatat atau dipublikasikan dalam beberapa dokumen yang ada, seperti dalam buku induk, surat-surat keterangan dan lain-lainnya. Arikunto berpendapat bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.24

Metode ini digunakan untuk melengkapi kekurangan dari data-data yang diperoleh diantaranya mengenai latar belakang obyek penelitian.

Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui sejarah berdirinya. Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Benda kota Tangerang, absensi kelas untuk mengetahui data siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa Arab dengan strategi kartu indek, serta catatan lapangan dari hasil pengamatan.

22

Marzuki, Metodelogi Riset fakultas Ekonomi UII Yogyakarta 2000 hlm 58

23

Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 63.

24


(45)

N. Tehnik Analisa Data

Analisis data adalah proses yang memerlukan usaha secara formal untuk mengidentifikasikan tema-tema dan menyusun hipotesa-hipotesa (gagasan-gagasan) yang ditampilkan oleh data, serta upaya untuk menunjukkan bahwa tema dan hipotesa tersebut didukung oleh data.25

Data yang diperoleh dari tindakan kelas akan dianalisis untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan keberhasilan pada saat menggunakan metode Jigsaw pada materi mengenal sistem pemerintahan pusat. Adapun hal-hal yang perlu didiskusikan pada saat menganalisis yaitu: kesesuaian antara pelaksanaan dengan rencana pembelajaran yang dibuat, kekurangan yang ada selama proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa, dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.

25

Robert Bogdan & Steven J. Taylor, Pengantar Metoda Kualitatif Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), hlm. 137.


(46)

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA,INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin Belendung Benda Kota Tangerang

1. Sejarah Singkat Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin.

Madrasah ibtidaiyah Al-Mujahidin merupakan lemabaga pendidikan formal dibawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat dasar sebagai madrasah di bawah naungan kemenag RI,maka mata pelajaran Agama Islam merupakan mata pelajaran utama disamping mata pelajaran umum lainnya .

Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin beralamat di Jl.Kh.Mursan Belendung Kecamatan Batuceper Kota Tangerang Propinsi Banten. Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin letaknya jauh dari dari pusat keramaian dan kebisingan,sehingga sangat mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang tenang, nyaman dan dapat meningkatkan daya konsentrasi siswa dan guru.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Mujahidin dan didirikan pada tahun 1972 oleh Kh.zamah Syari diatas tanah wakaf dari Daud Bin Siin dan dari masyarakat seluas 843 m2. Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah ini adalah untuk mengembangkan ajaran Agama Islam melalui pendidikan formal.

Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin sejak berdirinya terus mengalami perkembangan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, secara kuantitatif hingga kini ruang belajar telah berjumlah 10 ruang belajar, satu ruang kantor dan satu ruang guru. Penambahan ruang tersebut merupakan hasil kerja keras para pengelola dengan masyarakat dan pemerintah. Dari


(47)

segi kualitatif terlihat mutu pendidikan yang senatiasa meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan hasil UAS dan UN yang semakin baik. Perkembangan dan kemajuan yang dialami MI Al-Mujahidin tersebut telah mengundang dan menumbuh suburkan kepercayaan serta keinginan masyarakat untuk menyekolahkan ke MI Al-Mujahidin ini.

Pada saat ini MI Al-Mujahidin dipimpin oleh wafah sholiha, S.Ag, selaku kepala sekolah. Dalam kepemimpinan wafah sholiha S.Ag jumlah siswa MI Al-Mujahidin mengalamai peningkatan.

Madrasah ibtidaiyah Al-Mujahidin memiliki 22 guru dan semuanya merupakan guru tetap yayasan (GTY). Tingkat pendidikan dari 22 guru tersebut terdiri dari 13 guru berpendidikan S1.dan 8 guru berpendidikan SMA. 8 guru tersebut sedang melanjutkan kuliah S1.

2.Visi Dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin, yaitu : VISI

 Menjadikan madrasah masa depan yang menjadi harapan dan pilihan umat

 Memepunyai pendididkan berciri khas islami dan berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK

MISI

 Mendidik siswa –siswi menjadi kader-kader bangsa yang kelak mampu mengembangkan diri dengan ilmu yang telah didapat,membangun bangsa dan negara Menumbuhkan semangat keunggulan dalam berbagai bidang .

3. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin

Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Al-Mujahidin

NSS : 111 23671 0055

Type Sekolah : Swasta Jumlah Ruang Kelas : 13

Alamat : Jl. Kh.Mursan Rt 04/02 Kel.Belendung


(48)

Kodya : Tangerang

Provinsi : Banten

Akreditasi : B (Baik) Tahun 2010

B.Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) di MI Al-Mujahidin kota Tangerang, kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan guru Mata Pelajaran PKN dan siswa MI Al-Mujahidin Kota Tangerang, serta melakukan observasi pada proses pembelajaran PKN di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Sekolah MI Al-mujahidin Kota Tangerang menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran PKN kelas 1V. Kegiatan belajar mengajar di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang dilakukan pada pukul 07:10 sampai dengan 12:30 WIB.

Tabel 4.1

Jadwal Pelajaran PKN

Kelas Hari Jam Ke- Waktu

IV Selasa 6 10:10-11:30

Rabu 2 07:10-08:30

Kelas yang dijadikan objek penelitian di MI Al-Mujahidin Kota Tangerang yaitu pada kelas IV yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari 22 perempuan dan 10 laki-laki. Pada tanggal l9 Maret 2013 peneliti melakukan wawancara dengan guru PKN, Bapak Fathullah dan siswa kelas VI. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi kelas, kondisi siswa, serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara


(49)

berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PKN di MI Al-mujahidin diperoleh informasi sebagai berikut :

a. Sebagian siswa terlihat bersemangat, antusias dan sangat ramai serta hanya sedikit siswa yang tidak memperhatikan pada proses pembalajaran PKN di dalam kelas

b. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, penugasan, dan tanya jawab

c. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah standar KKM sekolah

d. Guru mata pelajaran PKN sudah mendengar Pembelajaran aktif model Metode Jigsaw akan tetapi belum pernah diterapkan di kelas

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas 1V MI Al-Mujahidin Kota Tangerang diperoleh informasi sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa memang sangat menyukai pelajaran PKN karena cara mangajar gurunya yang menyenangkan

b. Metode yang digunakan guru Mata Pelajaran PKN adalah ceramah yang disertai candaan oleh guru dan kemudian dilanjutkan dengan penugasan c. proses belajar mengajar memang menyenangkan, tetapi materi hanya

sedikit yang bisa diingat oleh para siswa.

Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi dicatat dan terlampir. Observasi proses pembelajaran dilakukan pada bulan Maret 2013 dan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar siwa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung kedaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran PKN. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pre Test dan Post Test. Adapun hasil observasi pembelajaran PKN adalah sebagai berikut:


(50)

a. Waktu lebih banyak dihabiskan bercerita yang tidak berkenaan dengan materi. Sehingga tidak sedikit siswa yang mengingat materi yang telah diajarkan

b. Banyak siswa yang mengobrol pada saat guru sedang menjelaskan materi.

C.Interpretasi Hasil Analisis

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan durasi 2 x 40 menit, menggunakan pembelajaran Metode Jigsaw Materi pembelajaran pada siklus ini adalah mengenai standar kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar observasi untuk setiap pertemuan, dan membuat alat evaluasi berupa soal untuk masing-masing siswa.

b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 11 maret 2013. Pertemuan berlangsung dalam durasi 2 x 40 menit. Dengan jumlah siswa yang hadir 32 siswa. Peneliti bertindak sebagai guru Mata Pelajaran PKN dan guru kolaborator bertugas mengisi lembar observasi dan mengamati siswa di dalam kelas. Peneliti yang bertindak sebagai guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran kemudian guru memberikan soal pre test

kepada siswa yang harus mereka kerjakan sebelum penjelasan materi dimulai, ini bertujuan agar mengetahui kemampuan atau pengetahuan siswa sebelum proses pembelajaran. Setelah itu peneliti menjelaskan materi pelajaran tentang mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat menggunakan Model Pembelajaran aktif dengan Metode Jigsaw. Kegiatan berikutnya peneliti


(51)

memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan mereka ikuti dalam 3 hari ke depan adalah merupakan tugas akhir yang harus dilaksanakan oleh peneliti, hal ini dilakukan agar siswa tidak bingung ketika mereka harus mengulangi lagi materi yang telah disampaikan oleh guru bidang studi, selain mengutarakan hal tersebut, guru juga mengemukakan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan.Pada pertemuan awal siklus pertama ini siswa mulai dibentuk menjadi 5 kelompok, semua kelompok terdiri dari 6 anak, kecuali 2 kelompok yang terdiri dari 7 anak, pembagian ini berdasarkan jumlah siswa dan jumlah tema atau bahasan yang akan mereka diskusikan, jumlah siswa yaitu 32 anak sedangkan jumlah tema atau bahasan yaitu 5 tema. Para siswa duduk secara melingkar dengan kelompok mereka masing-masing,pengaturan tempat duduk semacam itu untuk memberikan kesan berbeda dengan hari-hari biasa serta memudahkan mereka untuk berdiskusi dan tidak terganggu oleh kelompok lain. Kondisi kelas ketika pembagian kelompok agak sedikit gaduh karena para siswa masih kebingungan mencari anggot amereka masing-masing, meskipun begitu suasana kelas masih dalam kendali guru dan hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi semangat siswa dalam belajar.

Setelah pembagian kelompok selesai dan seluruh siswa telah duduk dalam kelompok mereka masing-masing, guru mulai membagikan bahan bacaan kepada seluruh siswa, setelah itu guru memberikan intruksi kepada siswa untuk membaca dan memahami ringkasan tersebut, dan setelah itu mereka harus membuat 1-2 pertanyaan yang berhubungan dengan materi hari ini. Ketika mereka disuruh untuk membuat pertanyaan sebagian siswa mulai sedikit kebingungan karena mereka tidak pernah membuat pertanyaan sebelumnya, akan tetapi untuk sebagian yang lain merasa bahwa membuat pertanyaan bukanlah sesuatu yang sulit,


(52)

setelah semua selesai membuat pertanyaan, kemudian pertanyaan tersebut dilipat dan dimasukkan kedalam kotak yang telah disediakan oleh guru.

Kemudian setelah sesion membuat pertanyaan selesai (siswa masih duduk berkelompok seperti semula) guru mulai membagikan bahan diskusi sesuai dengan tema kelompok masing-masing, untuk kelompok 1 yang akan dibahas yaitu lembaga legislatif, untuk kelompok 2 yaitu lembaga eksekutif, untuk kelompok 3 yaitu lembaga yudikatif, untuk kelompok 4 yaitu BPK dan KPU, dan untuk kelompok 5 yaitu menteri dan pejabat setingkat menteri, guru memberikan intruksi kepada siswa untuk mendiskusikan tema-tema mereka masing-masing serta menjelaskan kepada mereka bahwa setelah mereka selesai diskusi, mereka harus menyampaikan kepada kelompok lain apa yang telah mereka dapatkan ketika berdiskusi dengan kelompok awal. Kegiatan diskusi berlangsung dengan berbagai macam kendala, diantaranya masih banyak siswa yang belum mengerti bagaimana cara melakukan diskusi, hal ini disebabkan karena mereka tidak pernah melakukan diskusi sebelumnya, oleh karena itu guru memberikan sedikit pengarahan kepada mereka, beberapa kelompok melaksanakan diskusi dengan baik, yaitu kelompok 3, 4, dan 5, sedangkan untuk kelompok 1 dan 2 masih memerlukan bimbingan guru.

Setelah diskusi dengan kelompok awal selesai, guru mulai mengacak kembali kelompok tersebut menjadi kelompok ahli, dalam pembagian kelompok ahli ini, siswa dapat mengkondisikan diri, mereka tidak lagi bingung dan membuat gaduh saat pembagian berlangsung, mereka lebih memilih mendengarkan dengan seksama nama-nama mereka dipanggil secara bergantian, dan berpindah tempat dengan tenang tanpa banyak bicara dan bertanya, pada pembagian kelompok ahli ini


(53)

siswa mulai dapat mengikuti dengan baik arah pembelajaran. Setelah pembagian kelompok ahli selesai, guru memastikan bahwa tiap-tiap kelompok terdiri dari 6 anak utusan dari tema yang berbeda-beda, kemudian guru memberikan sedikit penjelasan bahwa mereka harus saling bertukar pengetahuan/informasi yang telah mereka dapatkan dalam kelompok awal. Guru mengatur jadwal presentasi para siswa, misalkan siswa dari kelompok legislatif (1) mendapatkan jatah presentasi pertama, presentasi ini berlangsung serempak untuk semua kelompok, begitu seterusnya sampai semua tema dipresentasikan. Setelah presentasi selesai, guru mengajak siswa untuk membahas pertanyaan yang telah mereka kumpulkan diawal kegiatan, caranya yaitu setiap kelompok harus mengirimkan 1 anggotanya untuk mengambil pertanyaan dalam kotak, kemudian guru akan menunjuk secara acak kelompok mana yang harus menjawab pertanyaan terlebih dahulu, sebagian besar pertanyaan yang mereka ambil dapat dijawab dengan baik, meskipun masih ada beberapa jawaban yang kurang sempurna, selain itu ada juga beberapa siswa yang mendapat pertanyaan yang lucu-lucu dan tidak sedikit pula yang tidak bisa dibaca dan dipahami, jika siswa mendapat pertanyaan yang tidak dapat dipahami, maka mereka harus mengambil lagi pertanyaan dalam kotak.

Pada akhir pertemuan guru memberikan klarifikasi terkait dengan jawaban dari siswa, guru juga menyuruh siswa untuk tetap duduk secara kelompok berdasarkan kelompok ahli, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar di rumah karena minggu depan akan diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ini.

Pada siklus ini peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran pada Mata Pelajaran PKN dan bisa dibilang semua anak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran


(1)

99

-Buku Paket PKn -LKS

J. PENILAIAN

Tangerang, Maret 2014 Mengetahui,

Kepala MI Al-Mujahidin Guru Mata Pelajaran

Wafa Sholehah S.Ag. A.Khorudin 1945.

10.Salah satu tugas presiden selaku kepala negara adalah ...

a. Memberi Grasi. b. Memberi

Amnesti .

c. Memberi Abolisi .

d. Semua benar.

Jawaban 8. a 9. a 10.d


(2)

1 Lampiran 4

Kisi Kisi Soal Siklus 2

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN HARIAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Satuan Pendidikan : MI Al-Mujahidin Kota Tangerang Alokasi Waktu : 25 Menit

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Jumlah Soal : 10 Butir Soal

No Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Kls/ Smtr

Materi Indikator Indikator Soal Bentuk

Tes

Ranah kognitif

No soal

1 Mengenal

lembaga-lembaga Negara dan Sistim Pemerintahan Pusat Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat seperti

Lembaga Legislatif, Lembaga Yudikatif , Lembaga Eksekutif .

IV Mengenal

lembaga-lembaga Negara dan Sistim Pemerintahan Pusat 1.Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat Mengenal lembaga-lembaga Negara dan pemerintahan tingkat pusat PG PG C1 C2 1 2 3 4 100


(3)

101

2

Menyebutkan lembaga-lembaga negara dan pemerinta han pusat Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga-lembaga-negara dan pemerintahan pusat 2.Menyebutkan lembaga-lembaga negara dan pemerinta han pusat

3.Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga-lembaga-negara dan pemerintahan pusat

PG C2

5 6 7 8 9 10 101


(4)

1 Lampiran 5

FOTO- FOTO PROSES PEMBELAJARAN


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Cooperative Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Sistem Pemerintahan Pusat Di Mi Al-Mujahidin Kota Tangerang

3 24 115

Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,

1 5 117

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kelas IV Semester 2 SD Negeri 2 Bugisan Tahun Pelaja

0 1 14

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN Penerapan Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kelas IV Semester 2 SD Negeri 2 Bugisan Tahun Pelaja

0 1 12

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN JENIS KARANGAN SISWA KELAS XI SMK YP COLOMADU KAR

0 0 15

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DI SD.

0 3 31

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW DAN PEMBERIAN MOTIVASI BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Metode Cooperative Learning Jigsaw dan Pemberian Motivasi Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IS 3 MAN 1 Surakart

0 2 15

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA.

0 4 31

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN PASAR.

0 3 17

TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENERAPAN METODE MNEMONIK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ...

0 0 8