Pengembangan sistem informasi manufaktur celana Jeans pada CV. Anugrah

(1)

Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans

Pada CV. Anugrah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Muhammad Iqbal Hadi 106093003103

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans

Pada CV. Anugrah

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Muhammad Iqbal Hadi 106093003103

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2011


(4)

ABSTRAK

MUHAMMAD IQBAL HADI , Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada CV. Anugrah, di bawah bimbingan BAPAK BAYU WASPODO dan BAPAK BAKRI LA KATJONG.

Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang semula lebih ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini telah berkembang sebagai mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia. Kemampuan komputer semakin canggih dalam mengolah data yang berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial, dalam pengambilan keputusan. CV. Anugrah merupakan perusahan yang bergerak di bidang manufacturing celana jeans. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai jenis celana dengan berbagai macam model. Dan pada setiap bulannya diproduksi sekitar 12.000 potong celana. Proses manufaktur yang ada dimulai dari proses penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier, proses pembuatan pola, penjahitan, laundry dan finishing (seperti pemberian merk dan pengepakan). Namun dalam setiap tahapan proses manufaktur tersebut data yang ada masih menggunakan media pencatatan buku besar. Hal tersebut tidak sebading dengan jumlah produksi yang demikian besar, sehingga penyampaian informasi tersebut memakan waktu yang cukup lama dan sering kali terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai data yang dibutuhkan, baik itu data : jumlah bahan dasar, data pola, data celana mentah (celana yang telah dijahit), data celana yang telah dilaundry dan data hasil produksi. Bahkan terdang terjadi penyelewengan yang disebabkan ketidak sesuaian antara jumlah bahan yang dikeluarkan dengan jumlah celana jadi. Oleh karena itu, dengan adanya sistem informasi manufaktur ini diharapkan dapat memcahkan permasalahan di atas. Metode pengumpulan data penelitian dengan observasi, wawancara dan dokumenter, serta metode pengembangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) secara terstruktur dengan DFD, ERD, STD sebagai alat perancangan sistem. Menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan My SQL sebagai media penyimpanan basisdatanya.

Kata kunci : Sistem Informasi, SDLC, DFD, ERD, STD, PHP, dan MySQL.

V Bab + xxvi Halaman + 158 Halaman + 10 tabel + 45 Gambar + Daftar Pustaka + 4 Lampiran


(5)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat dan kekuatan juga segala petunjuk dan kemudahansehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada CV. Anugrah. Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya dan sahabatnya, dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “ Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans Pada CV. Anugrah”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada Kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Mereka yang berdedikasi tinggi diantaranya:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nuraeni Hidayat., MMSI., selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(6)

viii

3. Bapak Zainul Arham M.Si., selaku sekretaris Program Studi Sistem Informasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bayu Waspodo MM, Ir. Bakri La Katjong MT, M.Kom selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dan selalu meluangkan waktunya di tengah-tengah berbagai kesibukannya untuk membimbing penulis dalam proses penysunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosesn Program Studi Sistem Informasi yang tidak mungkan penulis sebutkan satu persatu.

6. Staff karyawan Fakultas Sains dan Teknologi dan Prodi Sistem Informasi (Ibu Fitroh, Ibu Tari, Ibu Syariah, Pak Amin, dan semuanya)

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun dan untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Jakarta, September 2011 Penulis


(7)

ix

Teruntuk

Skripsi ini terkhusus penulis persembahkan kepada mereka yang yang telah mendukung, baik moril maupun materil, baik melalui doa ataupun support dalam menyelesaikan skripsi ini.

1. Teruntuk Mamah dan Ayah. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, rahim dan ampunan-Nya kepada mereka. Amiin.

2. Teruntuk Adik-adikku, Nabilah, Riri, Dela dan Ilfan. Dukungan dan pertanyaan-pertanyaan kalianlah yang selalu membuat penulis termotivasi untuk cepat menyelesaikan studi S1. Semoga kalian bisa cepat-cepat menyusul.Amiin

3. Teruntuk Nurdianah selaku orang terdekat penulis. Terimakasih atas semangat, motivasi, bantuan dan pengorbanannya selama ini.

4. Teruntuk teman-teman satu perjuangan, M. Iman, Irwan, Khabib, Fadly, Ali, Cumi, Ziah, Nanda, Anis, Noval, Okky, Eneng, Nia, Bubun dan seluruh teman-teman U- Can- C. Terima kasih atas segala bantuan dan semangatnya.

5. Teruntuk Tea, M. Iman dan Miss S yang telah banyak membantu dan memberikan masukan-masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan Prodi Sistem Informasi UIN angkatan 2006. Terimakasih untuk semua kenangan terindahnya.

7. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

x

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ... iii

Lembar Persetujuan Penguji ... iv

Lembar Pernyataan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Lembar Persembahan ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Tabel ... xviii

Daftar Simbol... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Metode Penelitian ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem ... 9

2.2 Konsep Dasar Sistem ... 9


(9)

xi

2.2.2 Karakteristik Sistem ... 10

2.2.3 Klasifikasi Sistem ... 12

2.3 Konsep Dasar Informasi ... 14

2.3.1 Definisi Informasi ... 14

2.3.2 Test Kebutuhan Informasi ... 14

2.3.3 Kualitas Informasi ... 15

2.3.4 Informasi dan Tingkat manajemen ... 16

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 17

2.4.1 Definisi Sistem Informasi ... 17

2.4.2 Komponen Sistem Informasi ... 17

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manufaktur ... 18

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur ... 18

2.5.2 Model Sistem Informasi Manufaktur ... 20

2.2.5.1 Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur ... 20

2.2.5.2 Subsistem Output dalam Sistem Informasi Manufaktur ... 21

2.6 Konsep Dasar Sistem Produksi ... 22

2.6.1 Definisi Sistem Produksi ... 22

2.6.2 Fungsi Produksi ... 22

2.7 Persediaan... 23

2.7.1 Definisi Persediaan ... 23

2.7.2 Fungsi Persediaan ... 24

2.7.3 Masalah Umum Persediaan... 24

2.7.4 Masalah Khusus Persediaan ... 25

2.8 Konsep Commanditaire Venootschap (CV) ... 25

2.8.1 Pengertian Commanditaire Venootschap (CV) ... 25

2.8.2 Perbeaan CV dengan PT ... 26


(10)

xii

2.9 Konsep Dasar Basis Data ... 29

2.9.1 Definisi Basis Data ... 29

2.9.2 Jenjang Basis Data ... 29

2.9.3 Manfaat Basis Data... 30

2.9.4 Database management System (DBMS) ... 32

2.9.4.1 Fitur-fitur DBMS ... 32

2.9.4.2 Keunggulan DBMS ... 33

2.9.4.3 Kelemahan DBMS ... 34

2.9.4.4 Komponen DBMS ... 35

2.9.4.2 Contoh DBMS ... 36

2.10 Metode Pengumpulan Data ... 37

2.10.1 Studi Pustaka ... 37

2.10.2 Observasi ... 37

2.10.3 Wawancara ... 37

2.11 Konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 37

2.12 Perangkat Pemodelan Perancangan Terstruktur ... 44

2.12.1 Flowchart ... 44

2.12.1.1 Macam-macam Flowchart ... 45

2.12.1.2 Simbol-simbol Flowchart ... 46

2.12.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 47

2.12.2.1 Pengertian DFD ... 47

2.12.2.2 Diagram Konteks ... 47

2.12.2.3 Diagram Nol (zero) ... 47

2.12.2.3 Diagram Rinci ... 48

2.12.2.4 Elemen Dasar DFD ... 48


(11)

xiii

2.12.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 50

2.12.4.1 Elemen-elemen ERD ... 51

2.12.4.2 Notasi ERD ... 55

2.12.5 Normalisasi ... 55

2.12.6 State Transition Diagram (STD)... 57

2.13 Black Box Testing ... 58

2.14 Jaringan Komputer ... 59

2.14.1 Jaringan Menurut Rentang Geografis ... 59

2.14.2 Kepemilikan jaringan ... 60

2.15 Perangkat Lunak yang Digunakan ... 61

2.15.1 Pemrograman PHP ... 61

2.15.2 XAMPP ... 62

2.15.3 Apache ... 63

2.15.4 MySQL ... 63

2.15.5 Macromedia Dreamweaver CS 3 ... 64

2.15.6 Adobe Photoshop CS 3 ... 65

2.15.7 Browser ... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 66

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 66

3.1.1 Pengamatan (observasi) ... 66

3.1.2 Wawancara ... 68

3.1.3 Dokumenter ... 69

3.2 Metodologi Pengembangan Sistem ... 70


(12)

xiv

BAB IV PEMBAHASAN ... 75

4.1 Tahapan Perencanaan Sistem ... 75

4.1.1 Tahap Menyadari Masalah ... 75

4.1.2 Tahap Mendefinisikan Masalah ... 81

4.1.3 Tahap Menentukan Tujuan Sistem ... 82

4.1.4 Tahap Mendefinisikan Kendala Sistem ... 82

4.2 Tahapan Analisis Sistem ... 83

4.2.1 Mendefinisikan Kebutuhan Sistem ... 83

4.2.2 Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem ... 83

4.2.3 Menganalisis Sistem Berjalan ... 86

4.2.3.1 Flowchart Sistem Berjalan ... 88

4.2.4 Menyiapkan Usulan Rancangan Sistem ... 89

4.2.4.1 Flowchart Sistem yang Diusulkan ... 89

4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan ... 90

4.3 Tahapan Rancangan Sistem ... 90

4.3.1 Membuat Rancangan Sistem yang Terinci ... 90

4.3.1.1 Data Flow Diagram (DFD) ... 91

4.3.1.1.1 Diagram Konteks ... 91

4.3.1.1.2 Diagram Nol (zero) ... 95

4.3.1.1.3 Diagram Level 1 Proses 2.0 ... 99

4.3.1.1.4 Diagram Level 1 Proses 3.0 ... 99

4.3.1.1.5 Diagram Level 1 Proses 4.0 ... 100

4.3.1.1.6 Diagram Level 1 Proses 5.0 ... 100

4.3.1.1.7 Diagram Level 1 Proses 6.0 ... 101

4.3.1.1.8 Diagram Level 1 Proses 7.0 ... 101

4.3.1.2 Kamus Data ... 102

4.3.1.2.1 Kamus Data Penjelasan Pada Proses ... 102


(13)

xv

4.3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 108

4.3.1.4 Normalisasi ... 109

4.3.2 Membuat Rancangan Antar Muka Sistem ... 123

4.3.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 123

4.3.2.2 STD ... 128

4.3.2.3 Perancangan Antar Muka ... 135

4.4 Tahap Penerapan Sistem ... 147

4.4.1 Menyiapkan Sumber Daya Perangakat Keras ... 147

4.4.2 Menyiapkan Sumber Daya Perangakat Lunak ... 149

4.4.3 Pengujian ... 150

BAB V PENUTUP ... 157

5.1 Kesimpulan ... 157

5.2 Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 159


(14)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manufaktur ... 20

Gambar 2.2 Proses Transformasi Produksi ... 24

Gambar 2.3 Jenjang Basis Data ... 30

Gambar 2.4 Komponen-komponen yang Menyusun Lingkungan DBMS ... 36

Gambar 2.5 Diagram Relationship Unary ... 52

Gambar 2.6 Diagram Relationship Binary ... 52

Gambar 2.7 Diagram Relationship Ternary ... 53

Gambar 2.8 Cara Kerja Bowser ... 66

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 74

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Anugrah ... 77

Gambar 4.2 Logo CV. Anugrah ... 77

Gambar 4.3 Flowchart Sistem yang Berjalan ... 88

Gambar 4.4 Flowchart sistem yang Diusulkan ... 89

Gambar 4.5 Proses Bisnis yang Diusulkan ... 91

Gambar 4.6 Diagram Konteks ... 91

Gambar 4.7 Diagram Level Zero ... 95

Gambar 4.8 Diagram Level 1 Proses 2.0... 99

Gambar 4.9 Diagram Level 1 Proses 3.0... 99

Gambar 4.10 Diagram Level 1 Proses 4.0 ... 100

Gambar 4.11 Diagram Level 1 Proses 5.0 ... 100

Gambar 4.12 Diagram Level 1 Proses 6.0 ... 101

Gambar 4.13 Diagram Level 1 Proses 7.0 ... 101

Gambar 4.14 Entity Relationship Diagram ... 108

Gambar 4.15 Struktur Menu Bagian Inventory ... 123


(15)

ix

Gambar 4.17 Struktur Menu Bagian Penjahitan ... 125

Gambar 4.18 Struktur Menu Bagian Laundry ... 126

Gambar 4.19 Struktur Menu Bagian Finishing ... 127

Gambar 4.20 Struktur Menu Manager ... 128

Gambar 4.21 STD Bagian Inventory ... 129

Gambar 4.22 STD Bagian Pemolaan ... 130

Gambar 4.23 STD Bagian Penjahitan ... 131

Gambar 4.24 STD Bagian Laundry ... 132

Gambar 4.25 STD Bagian Finishing ... 133

Gambar 4.26 STD Manager ... 134

Gambar 4.27 Layout Form Login ... 135

Gambar 4.28 Layout Form Menu Utama ... 135

Gambar 4.29 Layout Form Inventory... 136

Gambar 4.30 Layout Form Laporan Bahan Dasar ... 137

Gambar 4.31 Layout Form Proses Pemolaan ... 138

Gambar 4.32 Layout Form input Pemolaan ... 139

Gambar 4.33 Layout Form Laporan Pola ... 140

Gambar 4.34 Layout Form Jahitan ... 141

Gambar 4.35 Layout Form Input Penjahitan ... 141

Gambar 4.36 Layout Form Laporan Jahitan ... 142

Gambar 4.37 Layout Form Laundry ... 143

Gambar 4.38 Layout Form Input Laundry ... 144

Gambar 4.39 Layout Form Laporan laundry... 144

Gambar 4.40 Layout Form Finishing... 145

Gambar 4.41 Layout Form Input Finishing ... 145

Gambar 4.42 Layout Form Laporan Finishing ... 146


(16)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Sejumlah DBMS Terkenal ... 36

Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Inventory ... 150

Tabel 4.5. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Pemolaan ... 151

Tabel 4.6. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Penjahitan ... 152

Tabel 4.7. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Laundry ... 153

Tabel 4.8. Tabel Hasil Pengujian Account Bagian Finishing ... 154


(17)

xi

DAFTAR SIMBOL

Flowchart Flow Direction Symbol

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1. Simbol arus / flow, yaitu simbol

yang menyatakan jalannya arus suatu proses

2.

Simbol communication link, yaitu simbol yang menyatakan transmisi data dari satu lokasi ke lokasi lain

3. Simbol connector, yaitu simbol yang

berfungsi menyatakan sambungan dari proses ke proses lainnya dalam halaman yang sama

4. Simbol offline connector, yaitu

simbol yang menyatakan sambungan dari proses ke proses lainnya dalam halaman yang berbeda


(18)

xii Flowchart Processing Symbol

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1. Simbol Process, yaitu simbol yang

menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer.

2. Simbol Manual Operation, yaitu

simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer

3. Simbol Decision yaitu simbol untuk

kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban / aksi

4. Simbol Predefined Process yaitu

simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage

5. Simbol Terminal yaitu simbol untuk

permulaan atau akhir dari suatu program


(19)

xiii

6. Simbol Off-line Storage yaitu simbol

yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol ini akan disimpan

7. Simbol Manual Input yaitu simbol

untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard

8. Simbol Keying Operation yaitu

simbol operasi dengan menggunakan mesin yang mempunyai keyboard

Flowchart Input / Output Symbol

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1. Simbol input / output , menyatakan

proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya

2. Simbol magnetig-tape unit yaitu

simbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic.


(20)

xiv

3. Simbol punched card yaitu Simbol

yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu.

4. Simbol disk and on-line storage yaitu

Simbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk

5. Simbol display yaitu simbol yang

menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya

6. Simbol transmittal tape yaitu simbol

untuk menyatakan input berasal dari mesin jumlah/hitung

7. Simbol dokumen yaitu simbol yang

menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas


(21)

xv

Elemen Dasar DFD (Data Flow Diagram)

(Ladjamudin, 2005)

No Simbol Keterangan

1. Kesatuan luar (external entity)

2. Arus data (data flow)

3. Proses (process)


(22)

xvi

Notasi – Notasi Kamus Data

(Kendall dan Kendall, 2003)

No Simbol Keterangan

1.

=

Tanda sama dengan artinya “terdiri

dari”

2.

+

Tanda plus artinya “dan”

3.

{ }

Menunjukkan elemen – elemen repetitif, juga disebut kelompok berulang atau tabel – tabel.

4.

[ ]

Menunjukkan salah satu dari dua situasi tertentu. Satu elemen bisa ada sedangkan elemen lainnya juga ada tetapi tidak bisa kedua-duanya ada secara bersamaan

5.

( )

Menunjukkan suatu elemen yang bersifat pilihan, elemen yang bersifat pilihan bisa dikosongkan pada layar masukan


(23)

xvii

Simbol ERD (Entity Relationship Diagram)

(Ladjamudin, 2005)

No. Simbol Keterangan

1. Himpunan entitas

2. Atribut sebagai key

3. Himpunan relasi


(24)

xviii

Simbol STD (State Transition Diagram)

(Munawar, 2005)

No. Simbol Keterangan

State chart diagram, simbol segi empat yang setiap pojoknya dibuat rounded. Titik awalnya lingkaran solid yang diarsir dan diakhiri dengan mata.

State variable

Nama

Activities

Penambahan detail ke state , yaitu menambahkan detail ke dalam simbol tersebut dengan membagi menjadi tiga area yaitu : nama state, state variable, dan activity


(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi memberikan peran komputer yang semula lebih ditekankan sebagai mesin penghitung (calculating machine), saat ini telah berkembang sebagai mesin yang dapat membantu berbagai kegiatan manusia. Kemampuan komputer semakin canggih dalam mengolah data yang berasal dari suara, gambar, teks, grafik, bahkan video menjadi informasi yang dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial, dalam pengambilan keputusan (Suprianto, 2005).

Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam produksi fisik. Computer-Aided Design (CAD), Computer Aided Manufacturing (CAM), dan robotik semuanya menggambarkan cara menggunakan teknologi komputer dalam sistem fisik (McLeod, 2004).

CV. Anugrah merupakah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing celana jeans. Celana yang diproduksi merupakan celana-celana model terkini yang lebih dikhususkan untuk anak-anak muda. Jenisnya pun bermacam-macam seperti : celana pensil, standar, celana pendek dan sebagainya. Celana yang diproduksi mencapai 12.000 potong pada setiap bulannya. Proses pembuatan celana tersebut dimulai dari penerimaan bahan dasar oleh bagian inventory, lalu di olah menjadi potongan-potongan pola, kemudian dijahit sampai


(26)

2

berbentuk celana, setelah itu dibawa ke laundry untuk proses pewarnaan dan pelembutan (dimana proses tersebut dilakukan oleh pihak lain). Setelah dilaundry celana dibawa ke bagian finishing untuk dilakukan proses penyelesaian dan kemudian pengepakan. Setelah semua proses selesai celana tersebut siap untuk dipasarkan.

Karena begitu banyaknya jumlah dan jenis celana yang diproduksi oleh CV. Anugrah, pencatatan data celana dan jenisnya pun begitu kompleks. Belum lagi mengenai data penerimaan bahan dasar dari berbagai supplier dengan berbagai jenis bahan dengan jumlah puluhan ribu meter. Namun dalam setiap tahapan proses tersebut, data : penerimaan bahan dasar yang mencapai puluhan ribu meter setiap bulannya, potongan-potongan pola (lembaran bahan yang telah berbentuk pola), celana yang telah dijahit (celana mentah), celana yang telah dilaundry (celana matang), celana jadi, dan celana rusak atau hilang belum tersusun dan tersimpan dalam suatu database. Data tersebut saat ini masih tersimpan dalam sebuah pembukuan sehingga jika data tersebut dibutuhkan sulit untuk ditemukan dan memakan waktu yang cukup lama, bahkan kadang tidak dapat ditemukan kembali karena terjadi kesalahan dalam pencatatannya. Serta terkadang terjadi ketidak sesuaian antara celana jadi dengan jumlah bahan yang keluarkan, dan belum adanya laporan bulanan mengenai jumlah penerimaan dan pengeluaran bahan dasar, jumlah biaya penjahitan, jumlah biaya laundry dan jumlah celana yang telah diproduksi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menganggap perlu adanya pengembangan suatu sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah untuk


(27)

3

mengatasi masalah-masalah yang ada. Sistem ini hanya bersifat intern, yang berarti pengguna sistem ini hanya untuk instansi dalam CV. Anugrah saja. Dengan alasan-alasan tersebut di atas, maka penulis menyusun skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

CELANA JEANS PADA CV. ANUGRAH”.

1.2 Rumusan Masalah

Penggunaan sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah akan memberikan kemudahan pada karyawan dalam melaksanakan tugasnya secara cepat dan benar. Seperti data penerimaan bahan dasar dari supplier, data bahan dasar yang keluarkan untuk pemolaan, data hasil pemolaan, data penjahitan, data laundry, data celana jadi dan data celana rusak ataupun hilang dapat terdeteksi secara detail. Serta kemudahan dalam pengecekan barang pada setiap tahapannya dan pembuatan laporan bulanan persediaan barang mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dapat terlihat secara detail. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang ada yang dapat merugikan CV. Anugrah. Dari hal tersebut di atas, maka permasalahan yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem yang akan dibuat dapat mendeteksi secara cepat dan akurat mengenai jumlah barang dan jenis barang mulai dari bahan mentah sampai jadi dalam setiap tahapan prosesnya?

2. Bagaimana membangun suatu sistem informasi manufaktur untuk sebuah perusahaan, dimana suatu sistem informasi tersebut dapat


(28)

4

membantu memasukkan data barang dari bahan mentah sampai jadi, serta pencarian data barang tersebut secara cepat dan akurat?

3. Bagaimana mengembangkan suatu informasi manufaktur yang dapat memberikan informasi kepada manager secara cepat dan akurat mengenai persediaan barang mulai dari bahan mentah sampai barang jadi?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam skripsi yang akan peneliti buat ini mencakup : 1. Peneliti hanya membahas sistem informasi manufaktur pada divisi

produksi di CV. Anugrah.

2. Peneliti hanya membahas perhitungan jumlah barang dari bahan mentah sampai barang jadi baik yang sedang diproduksi ataupun yang telah diproduksi, perhitungan biaya penerimaan bahan dasar, perhitungan biaya pemolaan, biaya jahitan, perhitungan biaya laundry, pembuatan laporan produksi dan laporan setiap tahapan produksi.

3. Program aplikasi dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP 5.0 dan MySQL sebagai database-nya.

4. Peneliti menggunakan metode pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) sampai ke tahapan implementasi yakni pengkodingan dari perancangan sistem.

5. Proses bisnis dimulai dari tahap penerimaan bahan dasar, pemolaan, penjahitan, laundry, finishing sampai laporan produksi.


(29)

5

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Terwujudnya sistem informasi manufaktur yang dapat menghemat tenaga dan waktu karyawan dalam menjalankan tugasnya.

2. Memberikan kemudahan bagi karyawan CV. Anugrah dalam melaksanakan tugasnya secara benar dan cepat.

3. Benar-benar dapat mendeteksi mengenai jumlah dan jenis barang pada setiap prosesnya.

4. Meminimalisir kemungkinan tindakan penyelewengan yang dilakukan karyawan.

1.5 Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis:

a. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang diperoleh pada dunia perusahaan manufacturing.

b. Mampu membuat analisis dan perancangan sistem informasi manufaktur pada perusahaan manufaktur dan menyusun laporannya secara baik dan sistematis.

2. Bagi Perusahaan

Untuk diaplikasikan pada kegiatan pengecekan jumlah dan jenis barang dari bahan mentah sampai barang jadi, penginputan data barang serta pembuatan laporan bulanan persedian dan jumlah produksi sehingga kerja karyawan dapat lebih cepat dan benar.


(30)

6 3. Bagi Fakultas

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah referensi pada perpustakaan mengenai sistem informasi manufaktur di perusahaan manufaktur.

4. Bagi Masyarakat.

Memberikan informasi dan gambaran mengenai sistem informasi manufaktur pada bagian produksi dan persediaan di perusahaan manufaktur.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap pengumpulan data a. Studi Pustaka.

Merupakan pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan judul skripsi melalui membaca buku-buku dari perpustakaan dan mencari referensi artikel dari internet.

b. Pengamatan (Observasi).

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2010).


(31)

7 c. Wawancara.

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan manager, kabag inventory dan kepala divisi produksi pada CV. Anugrah (Gulo, 2002).

2. Tahap analisis dan perancangan pembuatan perangkat lunak.

Dalam pembuatan sistem informasi manufaktur mengenai persediaan barang ini penulis menggunakan metodologi pengembangan sistem SDLC (System Development Life Cycle) dengan model waterfall, yang meliputi beberapa tahapan diantaranya (McLeod, 2004) :

· Tahapan perencanaan sistem · Tahapan analisis sistem · Tahapan rancangan sistem · Tahapan penerapan sistem · Tahapan penggunaan sistem

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis menyusun penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.


(32)

8

BAB II :LANDASAN TEORI

Bab ini membahas berbagai konsep dan dasar-dasar teori yang menunjang dalam kaitan dengan topik analisis dan perancangan sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah Subsistem persediaan barang.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang menguraikan tentang langkah-langkah pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan SDLC model waterfall.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam pembuatan sistem informasi manufaktur pada CV. Anugrah subsistem persediaan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang dapat membantu pengembangan sistem informasi ini di masa yang akan datang.


(33)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengembangan Sistem

Definisi pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005).

2.2 Konsep Dasar Sistem

2.2.1 Definisi Sistem

Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Teori sistem secara umum pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding yang menekankan pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.

Sitem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Elemen terintegrasi berarti bagian-bagian yang penting yang berbeda sama sekali yang disatukan menjadi suatu kebulatan atau totalitas (McLeod, 2004).

Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain (Al Fatta, 2007).

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Jogiyanto, 1999).


(34)

10

Jadi dapat disimpulkan sistem adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.2 Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, process, dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem (components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem (boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem (environment)

Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.


(35)

11

Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (input)

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

Contoh “program” adalah maintenance input yang digunakan untuk

mengoperasikan komputer dan “data” adalah signal input untuk diolah

menjadi informasi. 6. Keluaran Sistem (output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi.


(36)

12

Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolah Sistem (proses)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi, sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan (Sutabri, 2005).

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya (Sutabri, 2005) :

1. Sistem abstrak dan sistem fisik

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem


(37)

13

komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi personalia, dan lain-lain.

2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang malam, pergantian musim, dan lain-lain. Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem deterministik dan sistem probabilistik

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi disebut sistem deterministik. Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer yang dijalankan. Sedangkan sistem yang bersifat probabilistik adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.

4. Sistem terbuka dan sistem tertutup

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sistem ini


(38)

14

menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya (Sutabri, 2005).

2.3 Konsep Dasar Informasi

2.3.1 Definisi Informasi

Menurut McLeod diambil dari buku Ladjamudin informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Alat pengolah informasi dapat meliputi elemen komputer, elemen non komputer atau kombinasinya (Ladjamudin, 2005).

Informasi adalah data yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya (Turban, 2006).

Menurut Davis diambil dari buku Mulyanto informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang (Mulyanto, 2009).

Jadi dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang.

2.3.2 Test Kebutuhan Informasi

Terdapat empat test untuk menjelaskan sebuah pesan yang spesifik dalam informasi, yakni sebagai berikut (Ladjamudin, 2005):

1. Kepada siapa (pembuat keputusan) informasi ditujukan. 2. Untuk kebutuhan spesifik apa informasi ditujukan.


(39)

15

3. Sejauh mana informasi dapat digunakan untuk mendeteksi dan memecahkan masalah.

4. Sejauh mana (kapan) tingkat pembuatan keputusan.

2.3.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh enam hal sebagai berikut :

1. Relevan (relevancy), yaitu seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukkan benang merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan oleh siapa saja.

2. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (completeness), seluruh pesan telah benar atau sesuai (correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user (security). 3. Tepat Waktu (timeliness), yaitu berbagai proses dapat diselesaikan dengan

tepat waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

4. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.


(40)

16

5. Efisien (efficiency), informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantis), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.

6. Dapat dipercaya (reliability), artinya informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer, bisa dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk nilai rupiah (Ladjamudin, 2005).

2.3.4 Informasi dan Tingkat Manajemen

Berdasarkan tingkatan manajemen, informasi dapat dikelompokkan berdasarkan penggunanya, yakni sebagai berikut :

1. Informasi Strategis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, mencakup informasi eksternal (tindakan pesaing, langganan), rencana perluasan perusahaan dan sebagainya.

2. Informasi Taktis

Digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, mencakup informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencana-rencana penjualan.


(41)

17 3. Informasi Teknis

Digunakan untuk keperluan operasional sehari-hari, informasi persediaan stok, retur penjualan dan laporan kas harian.

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen, maka analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya (Ladjamudin, 2005).

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Menurut Hall diambil dari buku Kadir, sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai (Kadir, 2003).

Sistem informasi adalah proses yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu (Turban, 2006).

Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal yang menjalankan fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi kepada pemakai.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti : 1. Perangkat keras (hardware) : mencakup peranti-peranti fisik seperti


(42)

18

2. Perangkat lunak (software) atau program : sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang : semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data (database) : sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang

berkaitan dengan penyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data : sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai (Kadir, 2003).

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manufaktur

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur

Menurut O’Brien diambil dari buku Kadir, sistem informasi manufaktur merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa (Kadir, 2003).

Menurut McLeod diambil dari buku Kadir, berbagai istilah lain sering kali digunakan sebagai pengganti sistem informasi manufaktur antara lain :

· ROP (reorder point), yakni suatu sistem yang mendasarkan keputusan pembelian berdasarkan titik pemesanan kembali (reorder point). Merupakan sistem informasi manufaktur yang paling sederhana.


(43)

19

· MRP (material requirements planning), yakni suatu sistem yang dapat dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi.

· MRP II (material resources planning), yakni suatu sistem yang memadukan MRP dengan penjadwalan produksi dan operasi pada bengkel kerja (shop floor operation). Sistem ini tidak mengontrol mesin dalam bengkel kerja, melainkan sistem informasi ini hanya mencoba memperkecil sediaan dan memperkerjakan mesin secara efektif.

· JIT (Just-in-time), yakni suatu pendekatan yang menjaga arus bahan baku melalui pabrik agar selalu dalam keadaan minimum dengan mengatur bahwa bahan baku tiba di bengkel kerja pada saat diperlukan atau “tepat

pada waktunya” (just in time).

· CIM (computer integrated manufacturing) merupakan suatu sistem yang menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan proses manufaktur yang luwes, cepat dan menghasilkan produk yang berkualitass tinggi secara efisien (Kadir: 2003).


(44)

20

2.5.2 Model Sistem Informasi Manufaktur

Model sistem informasi manufakur digambarkan sebagai berikut (McLeod, 2004) :

Sistem Informasi Akuntansi Subsistem intelejen industri Subsistem rekayasa industri Database Subsistem produksi Subsistem biaya Subsistem kualitas Subsistem persediaan Subsistem input Subsistem output Pengguna Sumber internal Sumber lingkungan Data Informasi

Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Manufaktur

(McLeod, 2004)

2.5.2.1Subsistem Input dalam Sistem Informasi Manufaktur

Subsistem input dalam sistem informasi manufaktur terdiri dari : 1. Sistem informasi akuntansi


(45)

21

Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok.

2. Subsistem industrial engineering

Subsistem industrial engineering menyerupai subsistem penelitian pemasaran karena terutama terdiri dari proyek-proyek pengumpulan data khusus. Dua subsistem itu berbeda karena subsistem industrial engineering mengumpulkan data dari dalam perusahaan bukannya dari lingkungan.

3. Subsistem intelijen manufaktur

Subsistem intelijen manufaktur mengumpulkan data dari lingkungan. Pemasok dan serikat pekerja merupakan tanggung jawab khusus manufaktur (McLeod, 2004).

2.5.2.2 Subsistem Outputdalam Sistem Informasi Manufaktur

Subsistem output dalam sistem informasi manufaktur terdiri dari : 1. Subsistem produksi

Subsistem produksi mengukur proses dalam hal waktu-menelusuri arus kerja dari langkah ke langkah berikutnya.

2. Subsistem persediaan

Subsistem persediaan mengukur volume aktivitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses dan akhirnya barang jadi.


(46)

22

Subsistem kualitas mengukur kualitas material saat material tersebut diubah.

4. Subsistem biaya

Subsistem biaya mengukur biaya yang terjadi dalam proses produksi (McLeod, 2004).

2.6 Konsep Dasar Sistem Produksi

2.6.1 Definisi Sistem Produksi

Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya (Nasution, 2008).

2.6.2 Fungsi Produksi

Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut, diperlukan rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Ada tiga fungsi utama dari kegiatan kegiatan produksi yang dapat kita identifikasi, yaitu (Nasution, 2008):

· Proses produksi, yaitu metode dan tehnik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi produk.

· Perencanaan produksi, yaitu merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai dengan periode waktu yang direncanakan.


(47)

23

· Pengendalian produksi, yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan(Nasution, 2008).

2.7 Persediaan

2.7.1 Definisi Persediaan

Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

Dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari 3 bentuk sebagai berikut:

Dilihat dari jenisnya, ada 4 macam persediaan secara umum yaitu :

1. Bahan baku (raw materials) adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.

2. Bahan setengah jadi (work in process) adalah bahan baku yang sudah diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi.

3. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran.


(48)

24

4. Bahan-bahan pembantu (supplies) adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan (Nasution, 2008).

BAHAN BAKU Setengah JadiBarang BARANG JADI PROSES

PRODUKSI

Gambar 2.2 Proses Transformasi Produksi

(Nasution, 2008)

2.7.2 Fungsi Persediaan

Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal (Nasution, 2008).

2.7.3 Masalah Umum Persediaan

Dua masalah umum yang dihadapi suatu sistem di dalam mengelola persediaanya adalah sebagai berikut:

1. Masalah kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kebijaksanaan persediaan.

2. Masalah kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan sistem persediaan (Nasution, 2008).


(49)

25

2.7.4 Masalah Khusus Persediaan Dalam Sistem manufaktur

Pada sistem manufaktur, ada hubungan langsung antara tingkat persediaan, jadwal produksi dan permintaan konsumen. Oleh karena itu perencanaan dan pengendalian persediaanya harus terintegrasi dengan peramalan permintaan, jadwal induk produksi, dan pengendalian produksi. Selain kondisi di atas, sistem manufaktur mempunyai 3 bentuk persediaan, yaitu persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.

Masalah utama persediaan bahan baku adalah menentukan berapa jumlah pemesanan yang ekonomis (economic order quantity) yang akan menjawab persoalan berapa jumlah bahan baku dan kapan bahan baku itu dipesan sehingga dapat meminimasi ordering cost dan holding cost (Nasution, 2008).

2.8 Konsep Comanditaire Venootschap (CV)

2.8.1 Pengertian CV (Commaditair Vennootschap )

Persekutuan dengan jalan meminjam uang atau disebut juga persekutuan komanditer, persekutuan yang di adakan antar seorang sekutu atau lebih yang bertanggung jawab secara pribadi dan untuk seluruhnya dengan seorang atau lebih sebagai peminjam uang.

Jadi pada persekutuan komanditer (Commaditair Vennootschap) atau limited partnerhip, terdapat satu atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer hanya menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan komanditer. Sekutu komanditer yang hanya meminjamkan


(50)

26

modal kepada Persekutuan, tidak turut campur tangan dalam pengurusan dan penguasaan dalam persekutuan.

2.8.2 Perbedaan CV dengan PT Bentuk Perusahaan :

Perseroan Terbatas ( PT )

1. Bentuk Perusahaan Nomor 1 yang paling populer di Indonesia 2. Banyak digunakan untuk kegiatan usaha Kecil, Menengah atau Besar 3. PT adalah bentuk perusahaan yang berbadan hukum

Perseroan Komanditer ( CV )

1. Bentuk perusahaan Nomor 2 yang banyak digunakan olel UKM “usaha kecil dan menengah”

2. CV adalah badan usaha bukan badan hukum

Dasar Hukum Pendirian Perusahaan :

Perseroan Terbatas ( PT )

Pendirian PT harus sesuai dengan Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Perseroan Komanditer ( CV )

Tidak ada Undang-Undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang Pendirian Perseroan Komanditer atau CV

Pendiri Perseroan :

Perseroan Terbatas ( PT )

1. Jumlah pendiri perseroan minimal 2 (dua) orang 2. Para pendiri Perseroan adalah Warga Negara Indonesia


(51)

27

3. Warga negara asing dapat menjadi pendiri untuk Perseroan yang didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)

Perseroan Komanditer ( CV )

1. Jumlah pendiri perseroan minimal 2 (dua) orang 2. Para pendiri Perseroan harus warga Negara Indonesia

Nama Perseroan :

Perseroan Terbatas (PT)

Pemakaian Nama PT diatur dalam pasal 16 Undang-Undang PT nomor 40 tahun 2007

1. Nama Perseroan harus didahulukan dengan frase “PERSEROAN

TERBATAS” atau disingkat “PT”

2. Nama Perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama “PT” yang sudah

ada dan berdiri di wilayah Republik Indonesia seperti yang diatur oleh peraturan Pemerintah No.26 Tahun 1998

Perseroan Komanditer (CV)

Tidak ada Undang-undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang Pemakaian Nama Perseroan Komanditer atau CV

Artinya : Kesamaan atau kemiripan nama Perseroan diperbolehkan

Modal Perusahaan :

Perseroan Terbatas (PT)

Berdasarkan Undang-undang No.40 Tahun 2007 modal dasar perseroan ditentukan sebagai berikut :


(52)

28

1. Modal dasar minimal Rp.50.000.000 (lima puluh juta) kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang atau Peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut di Indonesia

2. Dari modal tersebut minimal 25% atau sebesar Rp.12.500.000 harus sudah ditempatkan dan disetor oleh para pendiri Perseroan selaku Pemegang Saham Perseroan

Perseroan Komanditer (CV)

Di dalam Akta CV tidak disebutkan besarnya Modal Dasar, Modal ditempatkan atau Modal disetor.

Artinya:

1. Tidak ada kepemilikan saham di dalam anggaran dasar cv

2. Besarnya penyetoran modal ditentukan dan dicatat sendiri secara terpisah oleh para pendiri

Bukti penyetoran modal oleh para pendiri yang terdiri dari Persero Aktif dan Persero Pasif dapat dibuat perjanjian sendiri yang disepakati oleh masing-masing pihak

2.8.3 Karakteristik CV

Karakateristik dari perusahaan ini reriko usaha sepenuhnya ditanggung sepenuhnya oleh Persero Aktif selaku pengurus, sementara Persero Pasif hanya bertanggung jawab sebatas modalnya saja.


(53)

29

2.9 Konsep Dasar Basis Data

2.9.1 Definisi Basis Data

Basis data atau database adalah sekumpulan objek di dalam sistem yang berfungsi menyimpan data (Budiharto, 2006).

Secara konsep basis data atau database adalah kumpulan dari data-data yang membentuk suatu berkas (file) yang saling berhubungan (relation) dengan tata cara tertentu untuk membentuk data baru atau informasi (Supriyanto, 2005).

2.9.2 Jenjang Basis Data

Suatu bangunan basis data memiliki jenjang sebagai berikut (Supriyanto, 2005) :

1. Karakter, merupakan bagian data terkecil yang berupa angka, huruf, atau karakter khusus yang membentuk sebuah item data atau field. Contoh : A, B, C, D, 1, 2, 0, =, <, >, dan sebagainya.

2. Field/item, merupakan representasi suatu atribut dari record (rekaman/tupel) yang sejenis yang menunjukkan suatu item dari data. Contoh field nama (berisi data nama-nama pegawai), field alamat (bersisi data alamat-alamat pegawai), field departemen (berisi data bagian atau spesifikasi pekerjaan), dan lain sebagainya.

3. Record/rekaman/tupel, merupakan kumpulan dari field membentuk suatu record atau rekaman. Record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu. Contoh file pegawai, dimana tiap-tiap recordnya berisi kumpulan data nama, alamat, dan departemen yang dapat mewakili tiap-tiap data.


(54)

30

4. File, merupakan kumpulan dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis. Contoh file pegawai berisi data tentang semua yang berhubungan dengan pegawai seperti nama pegawai, alamat pegawai, departemen, jabatan, dan sebagainya.

5. Database, merupakan kumpulan dari file atau tabel yang membentuk suatu database. Contoh database pegawai PT. Maju Terus terdiri atas file pegawai, file gaji, file golongan, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Jenjang Basis Data

(Supriyanto, 2005)

2.9.3 Manfaat Basis Data

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan basis data atau database yaitu untuk (Supriyanto, 2005) :

Basis Data

File

Karakter Field/Item Record/Rekaman


(55)

31

1. Mengatasi kerangkapan (redundancy) data. Penyimpanan data yang sama pada beberapa tempat selain dapat menyulitkan pemakai tentang aktualisasi data juga memboroskan tempat penyimpanan, maka basis data akan mendeteksi dan menghindari jika terjadi kerangkapan data.

2. Menghindari terjadinya inkonsistensi data. Akibat lain jika terjadi kerangkapan data, maka jika terjadi perubahan pada data yang satu sedangkan yang lain tidak dirubah akan terjadi ketidakkonsistenan data.

3. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data. Memudahkan jika suatu saat akan diambil atau dicetak data yang memiliki kriteria tertentu.

4. Menyusun format yang standar dari sebuah data. Data yang sama pada file yang berbeda harus memiliki format data berupa tipe dan jangkauannya harus sama. Ketidaksamaan format data akan mengakibatkan sulitnya pengaksesan data yang lain. 5. Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user) sebuah

database bisa dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguna (multiuser).

6. Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security). Setiap data hanya bisa diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan memberikan login dan password terhadap masing-masing data.


(56)

32

7. Menyusun integritas dan independensi data. Basis data merupakan data kompleks yang bisa diintegrasikan, sehingga kita bisa memanipulasi untuk mendapatkan berbagai bentuk lembar kerja dan laporan yang kita inginkan.

2.9.4 Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasi berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003).

2.9.4.1 Fitur-Fitur DBMS

Umumnya DBMS menyediakan fitur-fitur sebagai berikut (Kadir, 2003) : 1. Independensi data-program

Karena basis data ditangani oleh DBMS, program dapat ditulis sehingga tidak tergantung pada struktur data dalam basis data. Dengan kata lain, program tidak akan terpengaruh sekiranya bentuk fisik data diubah.

2. Keamanan

Keamanan dimaksudkan untuk mencegah pengaksesan data oleh orang yang tidak berwenang.

3. Integritas

Hal ini ditujukan untuk menjaga agar data selalu dalam keadaan yang valid dan konsisten.


(57)

33 4. Konkurensi

Konkurensi memungkinkan data dapat diakses oleh banyak pemakai tanpa menimbulkan masalah.

5. Pemulihan (recovery)

DBMS menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke keadaan semula yang konsisten sekiranya terjadi gangguan perangkat keras atau kegagalan perangkat lunak.

6. Katalog sistem

Katalog sistem adalah deskripsi tentang data yang terkandung dalam basis data yang dapat diakses oleh pemakai.

7. Perangkat produktivitas

Untuk menyediakan kemudahan bagi pemakai dan meningkatkan produktivitas, DBMS menyediakan sejumlah perangkat produktivitas seperti pembangkit query dan pembangkit laporan.

2.9.4.2 Keunggulan DBMS

Keunggulan DBMS adalah sebagai berikut (Kadir, 2003) : 1. Mengendalikan/mengurangi duplikasi data.

2. Menjaga konsistensi dan integritas data.

3. Memudahkan pemerolehan informasi yang lebih banyak dari data yang sama disebabkan data dari berbagai bagian dalam organisasi dikumpulkan menjadi satu.

4. Meningkatkan keamanan data dari orang yang tak berwenang. 5. Memaksakan penerapan standar.


(58)

34

6. Dapat menghemat biaya karena data dapat diipakai oleh banyak departemen.

7. Menanggulangi konflik kebutuhan antar pemakai karena basis data di bawah kontrol administrator basis data.

8. Meningkatkan tingkat respon dan kemudahan akses bagi pemakai akhir. 9. Meningkatkan produktivitas pemrogram.

10.Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data.

11.Meningkatkan konkurensi (pemakai data oleh sejumlah data) tanpa menimbulkan masalah kehilangan informasi atau integritas.

12.Meningkatkan layanan backup dan recovery.

2.9.4.3 Kelemahan DBMS

Kelemahan DBMS, yaitu (Kadir, 2003) :

1. Kompleksitas yang tinggi membuat administrator dan pemakai akhir harus benar-benar memahami fungsi-fungsi dalam DBMS agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Kegagalan memahami DBMS dapat mengakibatkan keputusan rancangan yang salah, yang akan memberikan dampak serius bagi organisasi.

2. Ukuran penyimpanan yang dibutuhkan oleh DBMS sangat besar dan memerlukan memori yang besar agar bisa bekerja secara efisien.

3. Rata-rata harga DBMS yang handal sangat mahal.

4. Terkadang DBMS meminta kebutuhan perangkat keras dengan spesifikasi tertentu sehingga diperlukan biaya tambahan.


(59)

35

5. Biaya konversi sistem lama (yang mencakup biaya pelatihan staf dan biaya untuk jasa konversi) ke sistem baru yang memakai DBMS terkadang sangat mahal melebihi biaya untuk membeli DBMS.

6. Kinerjanya terkadang kalah dengan sistem yang berbasis berkas. Hal ini bisa dipahami karena DBMS ditulis supaya dapat menagani hal-hal yang bersiafat umum.

7. Dampak kegagalan menjadi lebih tinggi karena semua pemakai sangat bergantung pada ketersediaan DBMS. Akibatnya, kalau terjadi kegagalan dalam komponen lingkungan DBMS akan membuat operasi dalam organisasi tersendat atau bahkan terhenti (Kadir, 2003).

2.9.4.4 Komponen Lingkungan DBMS

Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS terdiri atas (Kadir, 2003) :

1. Perangkat keras 2. Perangkat lunak 3. Data

4. Prosedur 5. Orang


(60)

36

Gambar 2.4 Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS

(Kadir, 2003)

2.9.4.5 Contoh DBMS

Beberapa contoh DBMS terkenal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Daftar sejumlah DBMS terkenal

(Kadir, 2003)

No DBMS Perusahaan

1. Acces Microsoft Corporation

2. DB2 IBM

3. Informix IBM

4. Ingres Computer Associate

5. MySQL The MySQL AB Company

6. Oracle Oracle Corporation 7. PostgreSQL www.postgresql.com


(61)

37

2.10 Metode Pengumpulan Data

2.10.1 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan, ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain (Bintarto, 2002).

2.10.2 Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian (Gulo, 2010).

2.10.3 Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media kata secara verbal (Gulo, 2010).

2.11 Konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer (McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki beberapa tahapan, yaitu (McLeod,2004) :


(62)

38

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem, yaitu:

a. Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non-manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-gejala permasalahan.

b. Mendefinisikan masalah

Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Sebaliknya, manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan letak permasalahan dan penyebabnya. Manajer membutuhkan bantuan analis sistem untuk bekerjasama.

c. Menentukan tujuan sistem

Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pengguna. Pada titik ini, tujuan hanya dinyatakan secara umum. Selanjutnya tujuan-tujuan tersebut akan dibuat lebih spesifik.


(1)

produksi sehingga kerja karyawan dapat lebih cepat dan benar.

3. Bagi Fakultas

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah referensi pada perpustakaan mengenai sistem informasi manufaktur di perusahaan manufaktur.

4. Bagi Masyarakat.

Memberikan informasi dan gambaran mengenai sistem informasi manufaktur pada bagian produksi dan persediaan di perusahaan manufaktur.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur Menurut O’Brien diambil dari buku Kadir,

sistem informasi manufaktur merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa (Kadir, 2003).

Menurut McLeod diambil dari buku Kadir, berbagai istilah lain sering kali digunakan sebagai pengganti sistem informasi manufaktur antara lain :

• ROP (reorder point), yakni suatu sistem yang mendasarkan keputusan pembelian berdasarkan titik pemesanan kembali (reorder point). Merupakan sistem informasi manufaktur yang paling sederhana.

• MRP (material requirements planning), yakni suatu sistem yang dapat dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi.

• MRP II (material resources planning), yakni suatu sistem yang memadukan MRP dengan penjadwalan produksi dan operasi pada bengkel kerja (shop floor operation). Sistem ini tidak mengontrol mesin dalam bengkel kerja, melainkan sistem informasi ini hanya mencoba memperkecil sediaan dan memperkerjakan mesin secara efektif.

• JIT (Just-in-time), yakni suatu pendekatan yang menjaga arus bahan baku melalui pabrik agar selalu dalam keadaan minimum dengan mengatur bahwa bahan baku tiba di bengkel kerja pada saat

diperlukan atau “tepat pada waktunya” (just

in time).

• CIM (computer integrated manufacturing) merupakan suatu sistem yang menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan proses manufaktur yang luwes, cepat dan menghasilkan produk yang berkualitass tinggi secara efisien (Kadir: 2003).

2.2 Metode Pengembangan SDLC

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer (McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki beberapa tahapan, yaitu (McLeod,2004) :

1. Tahap Perencanaan Sistem 2. Tahapan analisis sistem 3. Tahapan rancangan sistem 4. Tahapan penerapan sistem 5. Tahapan penggunaan sistem

3. Metodologi Penelitian 3.1Metode Pengumpulan Data

Pada metode penelitian ini peneliti melakukan 3 cara yaitu pengamatan (observasi), wawancara, dan dokumenter.

3.1.1 Observasi/Pengamatan

Peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Peranan peneliti dalam metode ini adalah sebagai partisipan yaitu hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.1.2 Wawancara

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan serangkaian tanya jawab dan wawancara. Penulis menggunakan metode wawancara bebas atau tidak terstruktur mengenai masalah-masalah yang terkait. Wawancara dilakukan pada tanggal 23 September 2010 mulai pukul 15.00 WIB sampai dengan selesai, dengan narasumber bapak H. Rudy Sirods selaku manager atau pemilik


(2)

perusahaan di rumahnya, Jl. H. Sholeh II nomor 50 Jakarta Barat.

Serta pada tanggal 12 Oktober 2010 mulai pukul 14.30 sampai dengan 16.30 dengan narasumber saudara ghafur selaku kabag inventory, bapak sadili selaku kepala divisi produksi. Hasil wawancara sesuai dengan yang terlampir pada lampiran.

3.1.3 Dokumenter

Peneliti melakukan studi dokumenter sebagai bahan tambahan guna melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari interview dan observasi. Pengumpulan data studi dokumenter ini penulis lakukan dengan cara mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian skripsi ini.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle) adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer (McLeod,2004). SDLC model waterfall memiliki beberapa tahapan, yaitu (McLeod,2004) :

1. Tahap Perencanaan Sistem

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem, yaitu:

a. Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non-manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala-gejala permasalahan.

b. Mendefinisikan masalah

Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan semua informasi pada titik ini. Sebaliknya, manajer hanya mencari untuk mengidentifikasikan letak permasalahan dan penyebabnya. Manajer membutuhkan bantuan analis sistem untuk bekerjasama.

c. Menentukan tujuan sistem

Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pengguna. Pada titik ini, tujuan hanya dinyatakan secara umum. Selanjutnya tujuan-tujuan tersebut akan dibuat lebih spesifik. d. Mengidentifikasi kendala-kendala

sistem

Sistem baru tidak akan beroperasi bebas dari kendala. Beberapa kendala ditimbulkan oleh lingkungan. Kendala tersebut penting diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan cara ini, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan ada di antara kendala ini.

2. Tahapan analisis sistem

Setelah tahap perencanaan tahap selanjutnya adalah tahapan analisis sistem. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada tahapan analisis sistem, yaitu :

a. Mendefiniskan kebutuhan informasi b. Mendefinisikan kriteria kinerja

sistem

c. Menganalisis sistem berjalan

d. Menyiapkan usulan rancangan sistem 3. Tahapan rancangan sistem

Pada tahapan rancangan sistem ini yang peneliti lakukan adalah :

a. Membuat rancangan sistem yang terinci dalam hal ini peneliti mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan perangkat pemodelan berupa DFD, ERD, dan normalisasi.

b. Membuat rancangan antar muka sistem peneliti melakukan perancangan terhadap user interface dari sistem ini. Perancangan yang dilakukan meliputi halaman-halaman yang ada di dalam sistem.

4. Tahapan penerapan sistem

Tahap penerapan sistem ini merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual untuk menghasilkan sistem. Tahapan-tahapan dalam penerapan sistem ini, yaitu :

a. Menyiapkan sumber daya perangkat keras peneliti menyiapkan berbagai jenis perangkat keras yang akan digunakan dalam membangun sistem. b. Menyiapkan sumber daya perangkat lunak peneliti menyiapkan perangkat


(3)

lunak yang akan digunakan dalam membangun sistem.

c. Membangun sistem

Dalam tahap ini sistem dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

d. Menguji sistem

Tahap ini adalah tahap untuk melakukan uji coba sistem informasi manufaktur yang akan dibuat dengan menggunakan metode blackbox testing menggunakan suatu perangkat lunak pada proses diagram konteks dan diagram level zero (nol) sampai dengan proses detail diagram level satu dan dua. Untuk memastikan bahwa hasil dari setiap proses aliran data yang masuk dan keluar sama atau seimbang, sehingga sistem yang akan dihasilkan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

4. Analisa dan Perancangan Sistem

4.2.1Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan, kebutuhan informasi dari pemakai yaitu :

a. Informasi data bahan dasar yang masuk dari supplier

b. Informasi data bahan dasar yang dikeluarkan untuk pemolaan

c. Informasi data pemolaan,penjahitan, laundry dan finishing

d. Informasi data hasil produksi

e. Informasi data celana yang hilang atau rusak

4.2.2Mendefiniskan Kriteria Kinerja Sistem

Setelah mendefinisikan kebutuhan informasi dari pemakai, peneliti menentukan kriteria tepat apa yang harus dicapai oleh sistem. Kriteria kinerja yang harus dicapai oleh sistem, yakni :

a. Pengolahan data penerimaan bahan dasar, data pengeluaran bahan dasar, data proses pemolaan, penjahitan, laundry dan finishing, data hasil produksi, dan data mengenai celana yang rusak ataupun hilang.

b. Proses pengiriman data dari satu bagian ke bagian lainnya dapat dilakukan melalu media jaringan.

c. Proses penghitungan jumlah produksi dari awal sampai akhir dapat terlihat.

d. Pengolahan laporan bulanan dan laporan tahunan di setiap bagian dapat lebih baik.

4.2.3 Menganalisis Sistem yang Berjalan

Bagian Inventory Bagian Pemolaan Manager Kadiv. Produksi Supplier Bagian Laundry Bagian Penjahitan Start Mengajukan kebutuhaan bahan Menerima order bahan dasar Mengirimkan bahan dasar Nota bahan dasar

2 2 Mengecek bahan dasar Mengusulkan pola celana Desain pola celana Mengecek desain pola celana 3 3 Memotong bahan sesuai pola Nota bahan sesuai Menolak pengiriman bahan dasar Data pengiriman bahan dasar yang sesuai tidak ya 1 setu ju Menolak desain pola celana

Desain pola di setujui ya tidak Desain pola celana PO pola PO Pola Desain pola di

setujui Mencatat PO jahitan PO jahitan PO jahitan Mencatat PO Cucian PO cucian Membuat pola celana Menjahit celana Mencuci celana Bagian Finishing PO cucian Mencatat PO celana jadi PO celana jadi Mengepak celana Order bahan dasar 1 Memutuskan order bahan dasar Menerima pengirimaan bahan dsar Mencatat PO pola

PO celana jadi Finish

4.2.4.1Menyiapkan Usulan RancanganSistem

Bagian Inventory Bagian Pemolaan Manager Kadiv. Produksi Supplier Bagian Laundry Bagian Penjahitan Start Mengajukan kebutuhaan bahan Form kebutuhan bahan Menerima order bahan dasar Mengirimkan bahan dasar SO Bahan dasar

Nota bahan dasar 2 2 Mengecek pengiriman bahan dasar Mengusulkan pola celana 4 Desain pola celana Mengecek desain pola celana 3 3 Membuat PO pola & Lap pola

Laporan produksi

Nota bahan dasar

sesuai Menolak pengiriman bahan dasar tidak ya setu ju Menolak desain pola celana

Desain pola di setujui ya tidak Desain pola celana 5 PO pola Laporan pola

5

4 PO Pola Desain pola di

setujui

6 Membuat PO jahitan & Lap jahitan

7 PO jahitan Laporan jahitan

7

6 PO jahitan

8 Membuat PO cucian & Lap cucian

9 PO cucian Laporan cucian Membuat pola celana Menjahit celana Mencuci celana 9 8 Bagian Finishing PO cucian Membuat Lap celana jadi 10 Laporan celana jadi Mengepak celana 10 Finish Form kebutuhan bahan Order bahan dasar SO Bahan dasar 1

Data pengiriman bahan dasar yang sesuai 1 Menerima pengirimaan bahan dsar Laporan produksi

4.2.4.2 Proses Bisnis yang Diusulkan

Manager Melihat hasil laporan bahan dasar, pola,celana mentah,celana matang, celana jadi,dan produksi melalui internet

Laundry, memproses celana matang Penjahitan celana mentah

Pemolaan membuat proses pola

Finishing, menyiapkan celana jadi server


(4)

Contex Diagram

Sistem Informasi Manufaktur

Bagian Inventory

Bagian Manager Bagian Finishing Bagian Laundry

Bagian Jahitan Bagian Pemolaan

Form_login

Home_Inventory Kebutuhan_bahan_dasar

Form_bahan_dasar

Nota_bahan_dasar Info_bahan_dasar

Supplier Form_order_bahan_dasar

Nota_bahan_dasar

Form_login Form_pola

Home_pola Info_bahan_dasar

Info_pola Form_login Form_Celana_mentah

Home_Jahitan

Form_login Form_celana_matang

Home_laundry

Info_celana_mentah Form_login Form_celana_jadi Home_finishing

Info_celana_matang

Form_login Decision

Laporan_bahan_dasar

Laporan_celana_matang Laporan_celana_mentah

Laporan_pola

Laporan_celana_jadi Laporan_produksi

DFD Level Zero

1.0* Order bahan

Supplier Inventory

Pemolaan

Penjahitan Inventory

4.0 Pemilihan Pola

3.0 Penerimaan

Bahan 2.0 Login

5.0 Penjahitan

7.0 Finishing

6.0 Pencucian

8.0* Pembuatn

Laporan

Laundry

Finishing

Manager Admin

Celana matang Celana mentah

Pola Bahan_dasar

Celana jadi

Form_loginHome_inventory Form_loginHome_pemolaan

Form_loginHome_penjahitan Form_loginHome_laundry

Form_loginHome_finishing Form_loginHome_manager Kebutuhan_bahan_dasar

Nota_bahan

Decision Form_order

Cek_admin Hak_akses

Bahan_dasar

Celana_jadi

Celana_matang Celana_mentah Pola

Info_bahan_dasar

Pola

Info_bahan_dasar

Pola

Info_pola

Form_celana_mentah Celana_mentah

Celana_mentah

Info_celana_mentah

Form_celana_matang Celana_matang

Celana_matang

Laporan_produksi Form_pola

Bahan_dasar

Bahan_dasar

Pola

Celana_mentah

Celana_matang Celana_jadi

Celana_jadi

Laporan_bahan_dasar Laporan_pola Laporan_celana_mentah Laporan_celana_matang Laporan_celana_jadi

Info_celana_matang

Form_celana_jadi

DFD Level 1 Proses 2.0

2.1* Input id_user,password

2.2* Verifikasi id_user,password

2.3* Penempatan

user

admin Hak_akses

Data lengkap Status disetujui

User_id,password (akses melalui web)

Hak_akses_user (akses melalui web) Admin

Cek_admin

DFD Level 1 Proses 3.0

3.1* Input bahan

Inventory Data_bahan_dasar

3.2* Search bahan

dasar Daftar_bahan_dasar

Bahan_dasar Bahan_dasar

Bahan_dasar

DFD Level 1 Proses 4.0

4.2* Lihat laporan

data pola 4.1* Input data pola

pemolaan Form_data_pola

Data_pola

4.3* Search data

pola Daftar_pola

Data_pola


(5)

DFD Level 1 Proses 5.0

5.2* Ubah data jahit 5.1*

Input data jahit

5.3* Hapus data

jahit penjahitan

Form_data_jahit Data_jahit

Daftar_data_jahit

Daftar_data_jahit

Form_data_jahit

Daftar_data_jahit

5.4* Search data

jahit

5.5* Lihat laporan celana mentah Daftar_data_jahit

laporan

Daftar_data_jahit Daftar_laporan Celana mentah

DFD Level 1 Proses 6.0

6.2* Lihat laporan celana matang 6.1* Input celana

matang

laundry Form_data_celana_matang

Data_celana_matang

6.3* Search data celana matang Daftar_celana_matang

Data_celana_matang

Celana matang

DFD Level 1 Proses 7.0

7.2* Lihat laporan

celana jadi 7.1* Input jumlah

celana jadi

finishing Form_data_celana_jadi

Data_celana_jadi

7.3* Search data

celana jadi Daftar_celana_jadi

Data_celana_jadi

Celana jadi

ERD

Bahan_dasar

Celana_matang Celana_jadi

User

Celana_mentah Id_bahan

Jumlah_masuk Harga Jenis_bahan Tgl_masuk Pemasok

Id_User Total_harga

Penyetokan_ bahan

Pola

Id_pola

Jumlah_bahan Jenis_pola

Tgl_masuk Id_user Id_bahan

Total_pola Tgl_keluar

Id_celana_mentah

Id_pola Id_user

Tgl_keluar Jumlah_celana

_mentah Penyetokan_

pola

Id_celana_matang

Id_celana_mentah

Id_user Tgl_keluar

Jenis_cucian Jumlah_cucian

Harga Id_user

Password

Level

Penyetokan_ celana_mentah

Penyetokan_ Celana_matang

Penyetokan_ pola

Penyetokan_ bahan

Penyetokan_celana

_mentah Celana_matangPenyetokan_

Id_celana_jadi Id_celana_matang

Id_user

Celana_jadi

Penyetokan_ Celana_jadi


(6)

5.Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan disimpulkan bahwa :

1. Sistem informasi manufaktur yang dirancang untuk CV. Anugrah

dapat membatu dalam

meminimalisir kerugian yang ada karena data produksi dapat terpantau secara cepat dan akurat dengan mengggunakan model pendekatan (Sytem Development Life Cycle).

2. Analisis masalah sistem informasi manufaktur ini dibuat dengan menggunakan diagram alir (flowchart), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan State Transition Diagram (STD).

3. Perancangan sistem informasi manufaktur ini dapat membantu dalam melakukan pemantauan data produksi, penghitungan jumlah barang yang telah diproduksi, penghitungan biaya pembelian bahan dasar, penghitungan biaya operasional penjahitan dan laundry yang dilakukan secara cepat dan akurat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah diterangkan, penulis mengajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain :

1. Penelitian sistem manufaktur dimasa yang akan datang diharapkan dapat langsung menangani proses penjadwalan produksi dan proses laporan keuangan secara menyeluruh. 2. Sistem informasi manufaktur agar dapat dikembangkan menjadi sistem yang terintegrasi dalam proses penjualan.