Pengaruh Umur Bidan terhadap Pemberian Susu Formula Pengaruh Pendidikan Bidan terhadap Pemberian Susu Formula

cxi

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Karakteristik terhadap Pemerian Susu Formula Karakteristik dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, lama kerja, penghasilan, pengetahuan dan sikap. Variabel umur, pendidikan dan lama kerja dan penghasilan tidak memiliki pengaruh terhadap pemerian susu formula. Variabel pengetahuan dan sikap memiliki pengaruh yang signifian terhadap pemerian susu formula. Pemahasan untuk setiap variabel akan diuraikan pada sub bab berikut.

5.1.1. Pengaruh Umur Bidan terhadap Pemberian Susu Formula

Berdasarkan hasil uji chi-square antara variabel umur dengan pemberian susu formula diperoleh nilai p = 0,713 α 0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel umur terhadap pemberian susu formula. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasminah di Kota Medan, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur bidan dengan pemberian susu formula pada bayi baru lahir. Umur adalah lamanya hidup dihitung sejak dilahirkan hingga saat ini. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan baru. Pada masa ini merupakan usia produktif, masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa penyesuaian dengan cara hidup baru, masa kreatif. Pada masa dewasa ditandai oleh adanya perubahan jasmani dan mental, kemahiran dan keterampilan Universitas Sumatera Utara cxii profesional yang dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian Soekanto, 1990. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara untuk karakteristik bidan dilihat dari kategori umur, bahwa umur responden mayoritas berada pada umur ≥ 35 tahun 39 orang 81,2, pada kelompok umur ini merupakan umur yang sangat produktif dan berpotensi dalam mengembangkan klinik yang dikelolanya. Masyarakat lebih percaya kepada bidan yang memiliki umur ≥ 35 tahun, pada usia ini bidan dianggap oleh masyarakat telah memiliki pengalaman yang cukup dalam proses menolong persalinan.

5.1.2. Pengaruh Pendidikan Bidan terhadap Pemberian Susu Formula

Pendidikan responden rata-rata menamatkan sekolah ≥ D-III Kebidanan yaitu 43 orang 89,6. Pendidikan bidan tidak berpengaruh terhadap pemberian susu formula. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pemahaman tentang pemberian ASI eksklusif sudah cukup baik karena sudah termasuk dalam kurikulum materi perkuliahan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kasminah 2007 bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan bidan dengan pemberian susu formula pada bayi baru lahir. Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan kearah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Universitas Sumatera Utara cxiii Koentjoroningrat 1997 menyatakan pendidikan adalah kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan pendidikan seseorang dan kemampuan ini berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah untuk dapat menyerap pengetahuan. Keputusan yang mengatur tentang izin praktik, bahwa bidan yang memiliki izin praktik minimal berpendidikan D3 kebidanan. Oleh karena adanya peraturan tersebut mendorong bidan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya. Bidan yang berpendidikan D1 dituntut untuk melanjutkan jenjang pendidikannya kebidanannya, menjadi D3 maupun D4 kebidanan. Namun kenyataan dilapangan masih ada bidan yang berpendidikan D1 sebanyak 5 orang 10,4, hal ini dikarenakan izin praktik yang bidan miliki masih berlaku. Seluruh bidan yang berpendidikan D1 saat ini sedang menjalani pendidikan bidan lanjutan D3 kebidanan, sehingga ketika izin praktiknya telah habis masa berlakunya, para bidan tersebut telah selesai menempuh pendidikannya. Bidan memberikan susu formula kepada bayi sebenarnya bertentangan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900MENKESSKVII2002, tentang wewenang bidan, bidan memiliki wewenang untuk melakukan tugas sesuai dengan standar profesi. Salah satu kewenangan bidan adalah memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif untuk bayi di bawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI MPASI untuk bayi di atas 6 Universitas Sumatera Utara cxiv bulan. Kenyataan dilapangan malah sebaliknya, bidan memberikan susu formula kepada bayi baru lahir.

5.1.3. Pengaruh Lama Kerja Bidan terhadap Pemberian Susu Formula