Perilaku Pola Dan Perilaku Penyemprotan Pestisida Terhadap Keluhan Kesehatan Petani Jeruk Di Desa Berastepu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2011

3 Menggunakan insektisida sistemik, memanfaatkan sifat non-persistensi terhadap perlakuan benih dan buah. 4. Selektifitas Perilaku Dengan cara menentukan waktu dan penempatan insektisida yang tepat dalam hubungannya dengan serangga hama maka selektifitas pestisida dapat dipertinggi dan banyaknya aplikasi dapat dikurangi. Hal ini dapat dicapai dengan cara : 1. Penggunaan waktu aplikasi berdasarkan tangkapan perangkap lampu atau perangkap feromon. 2. Penggunaan zat pemikat attractants termasuk feromon.

2.3. Perilaku

Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun dalam memberikan respon sangat tergantung dari karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan prilaku: Determinan prilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Notoatmodjo, 2003 ; 1. Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Benyamin Bloom 1908 seorang ahli psikologi pendidikan seperti yang dikutip Notoatmodjo 2003 membagi prilaku manusia kedalam 3 domain ranahkawasan yaitu kognitif cognitive, afektif affective, psikomotor psychomotor. Di dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu : 2.3.1.Pengetahuan knowledge Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang over behavior. 1. Proses adopsi prilaku Penilitian Rogers 1974 seperti yang, dikutip Notoatmodjo 2003 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu : a Awareness kesadaran, yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu. b Interest, yaitu orang mulai tertarik pada stimulus. c Evaluation menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini sudah berarti lebih baik lagi. d Trial, orang telah mencoba perilaku baru. e Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikanya terhadap stimulus. Universitas Sumatera Utara 2. Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif. Pengetahuan yang tercakup didalamnya ada 6 tingkatan Notoatmodjo, 2003 yaitu: a Tahu know diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. b Memahami comprehentiori diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. c Aplikasi aplication diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. d Analisis analysis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek terhadap komponen-komponennya. e Sintesis syntesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk yang baru. f Evaluasi evaluation hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. 2.3.2.Sikap attitude Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Universitas Sumatera Utara a. Komponen sikap Menurut Allport 1954 sikap mempunyai 3 komponen yaitu : 1. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak lend to behave b. Tingkatan sikap Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: 1. Menerima receiving Mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2. Merespon responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap satu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan, pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Universitas Sumatera Utara 2.3.3.Tindakan atau praktek practice Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping itu juga diperlukan faktor dukungan dari pihak lain. Praktek mempunyai beberapa tingkatan Notoatmodjo, 2003 yaitu : 1. Persepsi perception diartikan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respon terpimpin guide response diartikan sebagai suatu urutan yang benar sesuai dengan contoh. 3. Mekanisme mechanism diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi adaptation suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi keberadaan tindakan tersebut. Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu recall. Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung yaitu mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo S, 2003.

2.4. Gambaran Umum Tentang Jeruk

Dokumen yang terkait

Persepsi Petani Mengenai Pupuk Palsu (Study kasus: Petani Jeruk Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

0 36 102

Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Petani Jeruk Dalam Menyemprot Pestisida Di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Tahun 2011

8 62 102

Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Pengetahuan dan Sikap Penyemprot Pestisida di Desa Perteguhen Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2009

1 42 94

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

5 44 184

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 3 16

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 5

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 5 37

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 2 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014 Appendix

0 0 74