Tema Setting Menulis Sastra

P a g e | 175 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar pengenalan timbulnya konflik Plot konflik memuncak berpusat pada konflik klimaks pemecahan soal Timbulnya konflikterbitnya plot sering berhubungan dengan unsur watak atau tema, bahkan setting. Segi yang paling menarik dari cerpen adalah plot ini. Sebagai bahan pengayaan Anda, silakan baca cerpen “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi” karya Seno Gumira Adjidarma.

2. Tema

Ide sebuah cerita. Beberapa kata kunci tentang tema adalah sebagai berikut. Cerpen yang berhasil adalah yang menyajikan tema tersamar dalam seluruh elemen-elemen. Mencari arti sebuah cerpen, pada dasarnya adalah mencari tema yang terkandung dalam cerpen tersebut. Tema disampaikan secara tersembunyi. Tema cerpen besar, umumnya, universal dan berlaku segala zaman. Sebagai bahan pengayaan Anda, simak cerpen “Nasihat Untuk Anakku” karya Motinggo Busye. 3. Karakter Cerpen modern memiliki kecenderungan, dalam penggarapannya, menekankan pada unsur perwatakan tokohnya. Hal itu dapat dilihat pada cerpen-cerpen Budi Darma yang dimuat pada Horison . Beberapa ciri utama tentang karakter tersaji di bawah ini. Bagaimana mengenali karakter? Untuk mengenali karakter, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan seperti di bawah ini. Sebagai bahan pengayaan, silakan Anda baca cerpen-cerpen Budi darma.

4. Setting

Setting menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams, 1981: 175. Cermati beberapa hal yang terkait dengan setting di bawah ini. 1 bukan hanya sekedar background , 2 bukan hanya tempat kejadiankapan terjadinya, 3 Cerpen modern: menjadi penting, erat dengan karakter, tema, suasana cerita, 4 setting harus mutlak untuk menggarap tema dan karakter cerita, 5 setting terintegrasi dengan tema, watak, gaya, implikasi kaitan filosofis, tentang tema bukan sekedar mau bercerita bisa masalah kehidupan, pandangan hidup komentar tentang hidup tidak perlu selalu berwujud moral, atau ajaran moral bisa merupakan pengamatan pengarang terhadap kehidupan pesan tidak selalu definitif Tentang karakter g kejadian-kejadian cerita berpusat pada konflik watak tokoh utamanya h mutu cerpen bergantung pada kepandaian penulis cerpenis dalam menghidupkan watak tokoh i pribadi dalam cerita tidak sama dalam pribadi keseharian Mengenali karakter a. melalui apa yang diperbuatnya b. melalui ucapan-ucapannya c. melalui penggambaran fisik tokoh d. melalui pikiran-pikirannya e. melalui penerangan langsung PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar P a g e | 176 Modul Pendidikan Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar 6 setting dapat membentuk tema tertentu dan plot tertentu. Untuk menilai apakah suatu setting integral dalam cerpen, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: 1 dapatkah setting diganti dengan tempat lain tanpa mengubah karakter dan isi cerpen? 2 sampai sejauh mana setting menentukan tema dan plot cerpen? 3 sampai sejauh mana setting membentuk watak dan mengapa daerah lain tidak menghasilkan watak-watak demikian? 4 apakah setting akan tetap efektif pada keseluruhan cerpen kalau dihilangkan atau diabaikan? Sebagai bahan pengayaa n, silakan Anda baca cerpen “Lampor” karya Joni Ariadinata. 5. Point of View Point of view menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Beberapa hal yang menyangkut masalah point of view adalah: 1 Bagaimana kisah tersebut diceritakan? 2 Dalam kesastraan, masalah siapa tidak begitu penting, yang terpenting adalah bagaimana ? 3 Pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandangan yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita 4 berbeda dengan pandangan pengarang sebagai pribadi --- karena dalam cerpen sebenarnya adalah pandangan pengarang terhadap kehidupan 5 pribadi pengarang yang masuk disebut gaya pengarang. Ada 4 empat macam point of view : 1 Omniscient point of view ‘sudut penglihatan yang berkuasa’ sebagai pencipta, serba tahu, dan bisa menceritakan apa saja: perasaan, kelakuan, pikiran, termasuk komentar kelakuan pelakunya. Ciri: sejarah, edukatif, humor. 2 Objective point of view , sama dengan a hanya tanpa komentar; pembaca disuguhi pandangan mata; pembaca bebas menafsirkan. 3 Point of view orang pertama, pembaca diajak ke pusat kejadian; seolah membaca otobiografi; bahayanya pribadi masuk dalam tokoh. 4 Point of view pemimpin, salah satu tokohnya bercerita; atau teknik orang ketiga.

6. Gaya