Desain Penelitian METODE PENELITIAN

38

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan komponen penting yang terkait dengan metode penelitian, yaitu desain penelitian atau rancangan penelitian, subyek penelitian dan proses tindakan.

3.1 Desain Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini menggunakan metode “Penelitian Tindakan Kelas” class room action research . Istilah penelitian kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana ketrampilan dan teknik yang dimiliki guru untuk bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran. PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut dengan classroom action research dalam dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dalam penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran Susilo 2007:16 Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta 39 memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan Tim Pelatih Proyek PGSM 1999:6. Menurut Arikunto 2007:2, penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh dari upaya itu. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti sebagai guru bersama guru asli pelajaran tersebut menentukan rancangan siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkanmenguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. 40 Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, keempat dan seterusnya, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Namun disini pada siklus terakhir bila sudah merasa cukup dengan hasil yang diperoleh peneliti mengadakan presentasi atas hasil pproduk animasi sederhanya menggunakan Macromedia Flash.

3.2 Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving: CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum newton tentang gravitasi

3 36 0

Pengaruh Model Pembela jaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Penalaran Analogi Matematik Siswa

1 27 309

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN RAMBUT MATERI PENATAAN SANGGUL SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 2 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI HIERARKI KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

5 24 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI SMA 1 AEK NATAS.

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN KUB

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA APLIKASI PENGOLAH ANGKA.

0 1 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) BERBANTUAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 SEMARANG PADA MATERI POKOK SEGI EMPAT.

0 1 164

PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK TERMOKIMIA SISWA KELAS XI. IA2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 19