berdampak positif ini menyebabkan perubahan secara besar-besaran di dalam kehidupan masyarakat petani Jepang itu sendiri. Banyaknya pengaruh Landreform
bagi kehidupan petani Jepang yang disusul dengan perkembangan perekonomian setelah perang dunia II, telah membuka kemungkinan adanya perubahan-
perubahan baru bagi kehidupan masyarakat petani Jepang. Di samping itu, perubahan-perubahan yang timbul di kehidupan petani pasca perang dunia II juga
menimbulkan masalah-masalah baru bagi masyarakat petani Jepang itu sendiri, misalnya semakin tergantungnya pertanian Jepang dengan teknologi-teknologi
pertanian modern, menurunnya daya tarik pemuda dalam pertanian, perubahan gaya hidup yang semakin konsumtif, dan sebagainya. Hal inilah yang menjadi
alasan dan ketertarikan penulis dalam membahas penulisan skripsi yang berjudul
“Perubahan Kehidupan Masyarakat Petani Jepang Setelah Perang Dunia II”
.
1.2 Perumusan Masalah
Kehidupan para petani zaman sebelum perang di tandai dengan keadaan yang sangat tertekan dan penuh penderitaan. Hal ini di karenakan belenggu kaum
feodalis dan harga sewa tanah yang tinggi yang telah ditetapkan oleh tuan tanah. Disamping itu, tuan tanah juga menjadi parasit melalui kekuasaannya dan
mendapatkan keuntungan dari kerja keras petani-petani tersebut. Tuan tanah benar-benar menjadi raja atas tanah pertaniannya karena para petani tidak
memiliki hak yang tetap dalam mengolah lahan pertaniannya sehingga hal ini membuat para petani yang mau tidak mau harus tunduk kepada mereka. Namun,
sistem kepemilikan tanah seperti ini berubah setelah kekalahan Jepang pada saat perang dunia II. Sistem penguasaan tuan tanah atas kepemilikan tanah tersebut
Universitas Sumatera Utara
menjadi musnah, disebabkan pemerintah Jepang telah mengganti sistem kepemilikan tanah sebelum perang dengan sistem yang disebut dengan “land
reform” perombakan tanah. Landreform tidak hanya mengubah struktur pertanian dan sistem pemilikan
tanah masyarakat pedesaan Jepang saja, tetapi memiliki reaksi yang berantai pula, bahkan menjalar keseluruh kehidupan sosial-budaya masyarakat pedesaan Jepang.
Perubahan pada kehidupan masyarakat petani Jepang ini menjadi menarik untuk dibahas karena tidak semua perubahan hidup dalam masyarakat pertanian itu
selalu kearah yang lebih baik, misalnya semakin tergantungnya pertanian Jepang dengan teknologi-teknologi pertanian modern, tidak tertariknya orang-orang muda
pada pertanian, gaya hidup yang konsumtif, dan sebagainya. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat petani dari
masa sebelum, sampai sesudah perang dunia II menimbulkan masalah-masalah baru bagi masyarakat pertanian itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut;
1. Bagaimana kehidupan masyarakat petani Jepang sebelum dan setelah Perang Dunia II ?
2. Perubahan seperti apakah yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat petani Jepang setelah Perang Dunia II ?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan