belakang sosial budaya masyarakat tertentu Siswoyo, 2011: 2. Nilai pendidikan yang dimaksud adalah pesan atau suatu yang ingin disampaikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang, dan sesuatu tolak ukur yang menjadi dasar untuk mengembangkan potensi diri, landasan spiritual untuk
mencapai kedewasaan baik dalam perilaku maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai pendidikan di dalam arsitektur dapat dilihat dan dimengerti melalui bentuk dan elemen atau unsur pendukung lainnya, yaitu pembagian tata ruang,
penempatan benda-benda, alat dan bahan, pelaksanaan pembangunan, dan juga fungsi bangunan. Begitu pula dengan arsitektur rumah adat suku Sasak
Limbungan. Bentuk arsitektur rumah adat suku sasak Limbungan mengandung makna pesan terselubung yang ingin disampaikan oleh nenek moyang suku
Sasak. Berikut merupakan nilai-nilai pendidikan: a.
Nilai Religius
Religi merupakan suatu kesadaran yang menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature. Religi tidak hanya menyangkut
segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga menyangkut keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam integrasinya hubungan ke dalam keesaan
Tuhan Rosyadi, 1995: 90. Nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan.
b. Nilai Etika
Dalam kbbi.co.id, etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat. Etika berhubungan dengan prilaku manusia yang berkaitan dengan norma dalam berintraksi antar makhluk hidup. Salah satu
perwujudannya adalah bersikap sopan kepada orang lain terutama kepada orang yang lebih tua, bertanggung jawab, jujur, bertutur kata yang baik, senyum,
menyapa, dan mengucapkan salam.
c. Nilai Sosial
Nilai sosial ialah nilai-nilai yang memainkan peranan penting di dalam kehidupan sosial. Kebanyakan hubungan sosial didasarkan bukan saja pada
fakta-fakta positif, akan tetapi juga pada pertimbangan nilai, demikian diungkapkan Maurce Duverger Soleman, 1984: 5.
d. Nilai Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang berhubungan dengan keindahan, keindahan yang dimaksud guna menjelaskan tentang kepekaan
seseorang dalam merespon sesuatu yang indah. Ilmu estetika adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan yang mempelajari
semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan Djelantik: 2001: 58. Nilai keindahan dalam alam dan karya seni, misalnya: keindahan, keserasian,
keselarasan, keseimbangan. Manusia merupakan mahluk sosial yang mempunyai perasaan, dengan perasaan yang dimiliki manusia dapat menilai mana sesuatu
yang indah dan tidak. Menurut Dharsono 2007: 3 keindahan memiliki 3 arti yaitu:
a. Keindahan dalam arti luas, yaitu pengertian keindahan yang disampaikan
oleh bangsa Yunani. Aristoteles misalnya merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Jadi keindahan yang luas
meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
b. Keindahan dalam arti estetika murni, yaitu menyangkut pengalaman estetis
diri seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. c.
Keindahan dalam arti terbatas, lebih menyempit sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserap dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan bentuk dan warna secara kasat mata. Agus Sachari 1989: 4 menyatakan estetik dapat meliputi esensi dari
totalitas kehidupan yang mampu mengelitik jiwa manusia dan berlaku terhadap apa saja yang dirasa sejalan dengan konsepsi hidup dan jamannya.
G. Penelitian yang Relevan