Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja

seksualitas. Tidak jarang untuk memuaskan keingintahuan tersebut remaja melakukan aktivitas seksual yang dilarang agama. d. Tingginya dorongan media yang menyebabkan munculnya rasa ingin tahu. Dengan semakin mudahnya akses informasi, khususnya internet yang dapat menyediakan stimulus atau rangsangan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hasrat seksual, maka hasrat seksual yang telah ada semakin „diasah‟ oleh pornografi yang dapat dengan mudah ditemui di internet. Ilma dalam Handayani, 2008 menemukan bahwa Indonesia merupakan menempati posisi ketujuh untuk negara dengan pencarian kata kunci ‟sex‟ terbanyak di dunia. Setiap detiknya 28.258 pengguna internet di dunia mengakses konten pornografi, dengan 80 user-nya berasal dari Indonesia.Tidak hanya internet, hal-hal yang dapat memicu libido atau hasrat seksual juga dapat dengan mudah ditemui di kios koran di sekitar kita.

4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah Remaja

Perilaku seksual pranikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya sebagai berikut: a. Dampak psikologis Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa. i SEKS PRANIKAH REMAJA PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH: LUTFIA ULI NA’MAH NIM. S541302127 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 b. Dampak Fisiologis Dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi. Dampak negatif yang muncul dari perilaku seksual tak sehat adalah kehamilan tidak diinginkan KTD. Di tahun 2006 di lembaga konseling lentera sahaja PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta terlaporkan 638 kasus KTD. Tahun 2003 tercatat 6 kasus KTD, 97 kasus di tahun 2002, 103 kasus di tahun 2001, dan 92 kasus di tahun 2000 Rifka Annisa, 2007. Bagi para pelaku KTD umunya mengalami kecemasan, perasaan malu, bersalah, dan berdosa berkepanjangan. Berkembang perasaan tidak berharga sehingga muncul perasaan minder dan tidak berdaya Aliyah, 2006. Angka tindak aborsi berdasarkan hasil survey tercatat 2.000.000 kasus aborsi per tahun. Hal ini menandakan 37 aborsi per 1000 wanita usia 15-19 tahun atau 43 aborsi per 100 kelahiran hidup atau 30 persen dari kehamilan Paulinus Soge, 2008. Dampak dari tidak aborsi sendiri berakibat: pendarahan, infeksi, kemandulan, bahkan kematian Aliyah, 2006. Remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan KTD secara tak langsung dipaksa menjadi orang tua muda. Di usia yang terlalu dini remaja belum mempunyai kesiapan yang cukup baik secara emosional maupun finansial. Remaja terpaksa harus merawat anak bahkan mengorbankan kesempatan menempuh pendidikan. Tak jarang i SEKS PRANIKAH REMAJA PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH: LUTFIA ULI NA’MAH NIM. S541302127 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 pernikahan dini berakibat pada timbulnya masalah ketidakstabilan rumah tangga, masalah ekonomi, serta pengasuhan anak Furstenberg, 1997. Perilaku seksual menyimpang pada remaja menjadi bagian dari kekerasan dalam pacaran KDP. Kekerasan ini salah satunya ditandai terjadinya pemerkosaan pada masa pacaran atau dating rape yang sebelumnya juga diawali oleh kekerasan lainnya Ungki, 2008; Dirham, 2008. PKBI Yogyakarta mencatat selama Januari hingga Juni 2001 diantara 47 terlaporkan kasus 20 kekerasan dalam pacaran, sedangkan sisanya berupa tindak kekerasan emosional 20, kekerasan fisik 15, serta 8 kekerasan ekonomi BKKBN, 2002. Kenyataan diatas menunjukkan dekadensi moral pada remaja saat ini. Sebagai penerus bangsa, maka kemerosotan moral remaja menjadi keprihatinan banyak kalangan pendidik, pemuka masyarakat, dan orang tua Moeljono, 1999; Zakiah Darajat, 1973. Meningkatnya perilaku seksual menyimpang deviation sexual pada remaja yang mulai mengarah pada perilaku seksual beresiko bahkan kecenderungan sexual psychopath patut menjadi perhatian serius untuk ditemukan alternatif dalam penanganannya Syamsu Yusuf, 2009; Surya, 1985. c. Dampak sosial Dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. i SEKS PRANIKAH REMAJA PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH: LUTFIA ULI NA’MAH NIM. S541302127 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut Sarwono, 2003. Kehamilan yang tidak direncanakan akan memberikan dampak negatif bagi seorang remaja dan keluarganya. Secara psikologis, remaja yang hamilnya tidak direncanakan akan merasa tertekan, takut, bingung, malu dan berbagai amukan emosi dalam dirinya. Akibatnya, bukan hal yang aneh bila pada akhirnya mereka cenderung melakukan pengguguran kandungan aborsi dari pada memberikan bayinya untuk diadopsi. Sugiharto, 2004. Berdasarkan data BKKBN tahun 2010 aborsi yang tejadi di Indonesia mencapai 2,4 juta jiwatahun dan 800.000 diantaranya adalah remaja BKKBN, 2010. Pada tahun 1997 angka kehamilan remaja di Amerika Serikat sebanyak 840.000 dan 79 adalah kehamilan yang tidak disegaja. Sebesar 10 setiap tahunnya, remaja usia 15-19 tahun menjadi hamil, 19 dari remaja yang pernah berhubungan menjadi hamil dan 13 dari seluruh kelahiran di Amerika adalah kelahiran dari perempuan usia remaja, 31 di antaranya adalah kelahiran tanpa perkawinan. Sugiharto, 2004 Sekitar 16 juta remaja perempuan di negara berpenghasilan rendah dan menengah melahirkan setiap tahun, diperkirakan tiga juta anak perempuan yang berusia 15 – 19 tahun melakukan aborsi secara tidak aman setiap tahun. komplikasi dari kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama kematian pada remaja hamil. Selain itu i SEKS PRANIKAH REMAJA PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH: LUTFIA ULI NA’MAH NIM. S541302127 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 kematian saat melahirkan dan kematian bayi baru lahir 50 lebih tinggi dibandingkan pada perempuan yang berusia 20 – 29 tahun. Penelitian yang dilakukan Keskinoglu, et all 2007 menunjukkan bahwa kehamilan pada remaja memiliki resiko melahirkan premature lebih tinggi dibandingkan pada perempuan dewasa. WHO, 2011 Berita tentang meningkatnya jumlah kehamilan pada usia remaja di Indonesia dikeluhkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana. BKKBN mengeluhkan tingginya usia kehamilan pada remaja Indonesia saat ini, bahkan menurut survei terakhir dari Badan Pusat Statistik BPS melalui Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI, tahun 2012 angka kehamilan remaja pada kelompok usia 15 – 19 tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan BKKBN, 2010. Dari angka ini membuktikan bahwa pernikahan dini dan seks pranikah di kalangan remaja semakin tinggi. Jika dilihat rata-rata, usia menikah pertama perempuan Indonesia rata-rata di usia 19 tahun. Kenyataannya, usia kehamilan di bawah usia 20 tahun dari sisi kesehatan membahayakan bagi ibu dan bayinya. Perempuan yang hamil di usia muda amat berisiko mengalami pendarahan ketika dia menajalani proses persalinan dan juga rentan melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah. Sugiharto, 2004 Untuk menekan dan menghindari masalah ini diperlukan keterlibatan semua pihak, baik keluarga, pendidik, maupun pemerintah. Oleh karena itu, ada kecenderungan perilaku seksual tidak sehat di i SEKS PRANIKAH REMAJA PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA DI KABUPATEN KEBUMEN TESIS Diajukan Guna Mendapat Gelar Magister Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan OLEH: LUTFIA ULI NA’MAH NIM. S541302127 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 kalangan remaja semakin meningkat. Disinilah peranan keluarga dan pendidik sangat penting, sedangkan peran pemerintah juga dianggap penting untuk menekan pernikahan usia muda yang saat ini masih banyak terjadi. Dalam Undang-Undang Perkawinan No. 11974 menyatakan bahwa batasan usia menikah adalah 16 tahun. Hal ini sudah tidak relevan lagi karena selain membahayakan dari segi kesehatan, juga biasanya pernikahan di usia terlalu muda biasanya berujung pada perceraian. Maka pentingnya pemerintah merevisi Undang-Undang Perkawinan ini, setidaknya batas usia minimal menikah adalah mengikuti Undang-Undang Perlindungan Anak yang menetapkan bahwa batas usia menikah adalah 18 tahun. Sugiharto, 2004 d. Dampak fisik Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarwono 2003 adalah berkembangnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual PMS yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIVAIDS. Duarsa, 2004

5. Pendidikan Seks Bagi Remaja