Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian Pepaya

di media tanam percobaan 3. Pengujian TZ akan menghasilkan beberapa pola topografi dan intensitas pewarnaan. Setiap pola mempunyai kemungkinan untuk menjadi pola yang menunjukkan viabilitas benih, meskipun mempunyai intensitas warna yang berbeda. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan identifikasi dan penentuan pola topografi pewarnaan uji TZ. Pola-pola yang diperoleh dikorelasikan dengan hasil pengujian daya berkecambah sebagai tolok ukur viabilitas dan pengujian indeks vigor, kecepatan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah serta accelerated ageing sebagai tolok ukur vigor. Korelasi dilakukan baik terhadap uji viabilitas maupun uji vigor karena akan dilihat perbedaan pola topografi pewarnaan uji TZ pada kedua tolok ukur tersebut. Setelah diperoleh suatu pola topografi pewarnaan uji TZ, dilakukan korelasi dengan performa pertumbuhan di media tanam. Hal ini untuk membuktikan bahwa pola topografi pewarnaan pada uji TZ yang diperoleh sebagai tolok ukur vigor mempunyai korelasi yang tinggi dengan performa pertumbuhan di lapang sebagai suatu persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengujian vigor.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan metode uji TZ untuk menentukan tingkat viabilitas dan tingkat vigor benih pepaya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam memberikan solusi yang tepat, maka permasalahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut : 1. Apakah pola topografi pewarnaan TZ dapat menentukan viabilitas benih 2. Apakah pola topografi pewarnaan TZ dapat menentukan vigor benih secara laboratoris 3. Apakah pola topografi pewarnaan TZ sebagai tolok ukur vigor benih dapat digunakan untuk pendugaan pertumbuhan tanaman. perpustakaan.uns.ac.id commit to user

C. Tujuan

Mengingat perlunya mempercepat proses sertifikasi benih pepaya, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Membuat klasifikasi pola topografi pewarnaan TZ untuk menentukan viabilitas benih. 2. Membuat klasifikasi pola topografi pewarnaan TZ untuk menentukan tingkat vigor benih secara laboratoris. 3. Mengevaluasi pola topografi pewarnaan TZ sebagai tolok ukur vigor benih yang dapat digunakan untuk pendugaan pertumbuhan tanaman di media tanam.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan diperolehnya suatu pola topografi uji TZ sebagai tolok ukur vigor benih pepaya sehingga dapat digunakan sebagai metode pengujian rutin di laboratorium benih dalam proses sertifikasi benih. Uji TZ sebagai tolok ukur vigor benih diharapkan dapat digunakan untuk pendugaan performa pertumbuhan benih di lapang sehingga perhitungan kebutuhan benih dapat lebih tepat dan menekan kerugian akibat buruknya performa tanaman. commit to user II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pepaya

Pepaya Carica papaya L merupakan tanaman buah, berupa herba dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat, bahkan kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam baik di daerah tropis maupun subtropis, di daerah basah dan kering, atau di daerah dataran rendah dan pegunungan Soedarya, 2009. Suhu optimum untuk pertumbuhan pepaya berkisar antara 22-26ºC dengan curah hujan 1000-2000 mmtahun. Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan pH tanah sekitar 6-7 netral. Kondisi pertanaman dengan drainase yang buruk dapat menyebabkan kematian, karena tanaman pepaya tidak dapat tumbuh pada kondisi tanah yang tergenang Fardilawati, 2008. Syarat tumbuh yang tidak terpenuhi akan menyebabkan penurunan produksi secara kualitas maupun kuantitas. Biji pepaya berbentuk agak bulat dengan bobot dan ukuran yang berbeda antar varietas. Bagian biji terdiri dari embrio, endosperm, endotesta dan aril benih yang disebut sarkotesta Suwarno, 1984. Endotesta atau kulit biji berwarna coklat-kehitaman hingga hitam dan memiliki alur sepanjang permukaan benih. Sarkotesta adalah bagian selaput lunak berwarna bening yang melapisi biji. Sarkotesta harus dihilangkan untuk mempercepat proses perkecambahan. Sari 2005 menyatakan sarkotesta yang tetap dipertahankan dalam proses pengeringan benih akan menyebabkan benih mengalami hambatan dalam berkecambah, karena adanya senyawa fenolik P- hydroxybenzoic acid yang terkandung dalam sarkotesta dan struktur testa yang menjadi masif. Pada saat ini program pemuliaan tanaman pepaya di Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika PKBT IPB telah menghasilkan beberapa varietasgenotipe pepaya unggulan. Hasilnya antara lain adalah pepaya unggul IPB 1 Arum Bogor, Prima, IPB 3 Carisya, IPB 4 Carlia, IPB 5, 6 commit to user IPB 6 Sukma, IPB 8, IPB 9 Callina, dan IPB 10 Wulung Bogor. Salah satu jenis pepaya yang saat ini mulai banyak dikebunkan adalah jenis Pepaya Callina. Pepaya Callina yang merupakan buah lokal asli Indonesia merupakan petemuan Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati MS dari Institut Pertanian Bogor. Kini banyak ditanam para petani di berbagai daerah karena berbagai keunggulannya dan tingginya permintaan pasar. Pepaya berukuran kecil dengan bobot rata-rata 1,3 kg per buah ini banyak dijual di supermarket- supermarket, dan di label dengan nama pepaya california. Pepaya california dengan ukuran antara 0,8 – 2 kgbuah, berkulit tebal, berbentuk lonjong buah matang berwarna kuning, rasanya manis, daging buah kenyal dan tebal. Pepaya california termasuk jenis unggul dan berumur genjah, batangnya lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, tinggi tanaman sekitar 2 meter dan sudah bisa dipanen setelah berumur 7 hingga 9 bulan. Pohonnya dapat berbuah hingga umur empat tahun. Dalam satu bulan bisa dipanen sampai empat kali. Sekali panen, setiap pohon Pepaya california dapat menghsilkan 10 hingga 20 buah. Dengan sekali panen setiap minggu bisa mencapai 2 ton per hektar Isnawan, 2014. Benih pepaya yang diproses dari buah masak pohon akan memiliki viabilitas dan vigor yang tinggi. Benih pepaya yang berasal dari buah matang atau buah lewat matang adalah yang paling tepat untuk perbanyakan Sangakkara, 1995. Sementara Lubangaol 2008 menyatakan bahwa benih yang berasal dari buah pepaya mengkal yang telah diperam selama 0 hari memiliki viabilitas dan vigor benih yang rendah. Pemeraman buah pepaya mengkal dapat meningkatkan viabilitas dan vigor benih. Pemeraman buah pepaya mengkal selama 4 dan 7 hari menghasilkan viabilitas dan vigor yang sama baiknya dengan benih yang berasal dari buah pepaya matang pohon dengan semburat kuning 80 - 85 .

B. Daya Berkecambah