Kerangka Kerangka Teoritis dan Konsepsi 1. Kerangka

c. Menggunakan harta kekayaan integration, suatu upaya menggunakan harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil masuk ke dalam sistem keuangan melalui placement atau layering sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan “halal”. Proses ini merupakan upaya untuk mengembalikan uang yang telah dikaburkan jejaknya sehingga pemilik semula dapat menggunakan dengan aman. Disini uang yang di ‘cuci’ melalui placement maupun layering dialihkan ke dalam kegiatan-kegiatan resmi sehingga tampak seperti tidak berhubungan sama sekali dengan aktivitas kejahatan yang menjadi sumber dari uang tersebut”. 30 Dengan melihat apa yang telah diuraikan di atas, BAPEPAM-LK sebagai otoritas di bidang pasar modal harus tanggap dalam menyikapi praktek kejahatan tersebut. Dengan demikian diperlukan kerjasama yang baik antar lembaga dan aparat penegak hukum di bidang pasar modal dan bidang lainnya yang terkait, seperti : PPATK, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, dan lain sebagainya sehingga segala bentuk tindak pidana di bidang pasar modal dapat diatasi bersama.

2. Kerangka

Konsep Dalam melakukan penelitian tesis ini, perlu dijelaskan beberapa istilah di bawah ini sebagai definisi operasional dari konsep-konsep yang dipergunakan, yaitu : 30 Bismar Nasution, Rejim Anti-Money Laundering di Indonesia, Bandung : Book Terrace Library, 2005. Universitas Sumatera Utara 1. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK adalah suatu badan yang diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal. Semua itu dilakukan dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 31 2. Wewenang BAPEPAM-LK adalah melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari di Pasar Modal Indonesia. Menurut Pasal 5 Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa BAPEPAM-LK berwenang untuk 32 : a. Memberi : 1 Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek; 2 Izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan 3 Persetujuan bagi Bank Kustodian. b. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat; c. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur 31 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3608, pada Pasal 3-4. 32 Ibid., pada Pasal 1 angka 13. Universitas Sumatera Utara serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris atau direktur yang baru; d. Menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan, Pendaftaran serta menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran; e. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap undang-undang dan atau peraturan pelaksanaannya; f. Mewajibkan setiap pihak untuk : 1 Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau 2 Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud. g. Melakukan pemeriksaan terhadap : 1 Setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau 2 Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang. h. Menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud huruf g; Universitas Sumatera Utara i. Mengumumkan hasil pemeriksaan; j. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau menghentikan transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemilik modal; k. Menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat; l. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud; m. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal; n. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal; o. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atau peraturan pelaksanaannya; p. Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; dan q. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 3. Fungsi BAPEPAM-LK adalah seperti yang dijelaskan dalam Pasal 3 Kepmenkeu RI No. 503KMK.011997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal, antara lain : a. Penyusunan peraturan di bidang Pasar Modal; b. Pembinaan dan pengawasan terhadap Pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Bapepam dan Pihak lain yagn bergerak di Pasar Modal; c. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten di Perusahaan Publik; d. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; e. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal; f. Pengamanan teknis pelaksanaan tugas pokok Bapepam sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Tujuan BAPEPAM-LK adalah memperkuat pengawasan Pasar Modal, meningkatkan kepastian hukum di Pasar Modal, meningkatkan peran dan kualitas pelaku Pasar Modal, memperluas alternatif investasi dan pembiayaan di Pasar Modal, dan mengembangkan Pasar Modal berbasis syariah. 33 5. Kepastian hukum adalah landasan hukum yang kukuh, setiap pihak baik langsung maupun tidak langsung wajib untuk menghormati dan menegakkan 33 BAPEPAM-LK, Op.cit, hal. 42-66. Universitas Sumatera Utara substansi hukum yang berlaku dengan tujuan untuk menjamin dan meningkatkan kepercayaan pemodal terhadap industri efek nasional. 34 6. Pencucian Uang atau Money Laundering adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam undang- undang. 35 7. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 36 8. Transaksi adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan hak atau kewajiban atau menyebabkan timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau lebih, termasuk kegiatan pentransferan danatau pemindahbukuan dana yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan. 37 9. Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah 38 : a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan; b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; 34 Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi, Cet. 3, Ed. Revisi, Bandung : Book Terrace Library, 2009. 35 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Op.cit., Pasal 1 angka 1. 36 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Op.cit. 37 Loc.cit., angka 3. 38 Ibid., angka 5. Universitas Sumatera Utara c. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari Hasil Tindak Pidana; atau d. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. 10. Uang haram adalah uang hasil tindak pidana kejahatan atau uang yang didapat dari tindakan melawan hukum. 11. Predicate Crime adalah tindak pidana asal dan atau dasar pidana sebelum terjadinya pencucian uang. 12. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang selanjutnya disebut PPATK adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang. 39 13. Penegakan Hukum adalah proses hukum itu diterapkan untuk menciptakan kepastian hukum dan keadilan bagi masyarakat. 14. Penyidikan adalah penelitian terhadap suatu kasus tindak pidana, dalam hal ini adalah TPPU atau money laundering. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, penyidikan dilakukan terhadap tindak pidana asal. 40 39 Ibid., angka 2 40 Ibid., Penjelasan Pasal 74, yang mengatakan bahwa : Yang dimaksud dengan “penyidik tindak pidana asal” adalah penjabat dari instansi yang oleh undang-undang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan, yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Badan Narkotika Nasional BNN, serta Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Penyidik tindak pidana asal dapat melakukan penyidikan tindak pidana pencucian uang apabila menemukan bukti permulaan Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian