Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014

(1)

LAMPIRAN 1: DATA VARIABEL TAHUN 2012-2014

No Kode Tahun

Nilai

Perusahaan Likuiditas Profitabilitas

Kebijakan Hutang

Kebijakan Dividen

1 ADHI 2012 1.24 1.24 0.03 4.97 0.09

2 APLN 2012 2.02 1.56 0.07 1.39 0.01

3 ASRI 2012 1.79 1.23 0.11 1.31 0.01

4 BSDE 2012 3.18 1.57 0.09 0.59 0.14

5 CTRA 2012 3.96 1.56 0.07 0.44 0.18

6 CTRP 2012 4.26 1.82 0.05 0.49 0.16

7 CTRS 2012 2.13 1.26 0.06 1.00 0.12

8 DART 2012 1.80 1.16 0.42 0.51 0.46

9 DGIK 2012 4.57 1.78 0.03 0.46 0.17

10 DILD 2012 2.00 0.66 0.06 0.54 0.18

11 GMTD 2012 1.42 1.29 0.07 2.85 0.06

12 JRPT 2012 1.01 0.88 0.86 1.80 1.33

13 KIJA 2012 7.37 3.65 0.05 0.51 0.07

14 LPKR 2012 13.63 5.60 0.04 0.40 0.31

15 MKPI 2012 1.83 0.66 0.14 0.49 0.39

16 PLIN 2012 2.28 1.12 0.06 0.77 1.23

17 PTPP 2012 1.26 1.36 0.04 5.11 0.47

18 PWON 2012 2.10 1.34 0.10 1.02 1.45

19 SMRA 2012 1.05 0.12 0.07 0.90 0.68

20 SSIA 2012 2.40 1.73 0.15 0.97 0.13

21 TOTL 2012 1.62 1.44 0.09 2.11 1.07

22 WIKA 2012 3.10 1.10 0.05 0.46 0.38

23 ADHI 2013 1.25 1.39 0.04 5.28 0.26

24 APLN 2013 1.87 1.67 0.06 1.79 0.01

25 ASRI 2013 1.20 0.41 0.06 1.71 0.01

26 BSDE 2013 4.13 2.67 0.13 0.68 0.10

27 CTRA 2013 3.11 1.36 0.08 0.52 0.19

28 CTRP 2013 6.12 1.36 0.06 0.20 0.23

29 CTRS 2013 1.79 1.16 0.07 1.31 0.21

30 DART 2013 2.62 2.01 0.38 0.63 0.48

31 DGIK 2013 2.51 1.56 0.03 0.98 0.21

32 DILD 2013 1.83 0.79 0.05 0.84 0.16

33 GMTD 2013 1.41 1.02 0.07 2.24 0.04

34 JRPT 2013 1.33 0.70 0.09 1.77 1.28


(2)

36 LPKR 2013 10.11 4.96 0.04 0.50 0.22

37 MKPI 2013 1.43 0.39 0.13 0.48 0.43

38 PLIN 2013 2.02 1.10 0.08 0.91 3.72

39 PTPP 2013 1.25 1.34 0.03 5.26 0.34

40 PWON 2013 1.85 1.30 0.12 1.27 0.81

41 SMRA 2013 1.60 1.28 0.08 1.93 0.39

42 SSIA 2013 2.39 2.01 0.13 1.23 0.14

43 TOTL 2013 1.82 1.58 0.10 1.72 1.08

44 WIKA 2013 1.35 1.10 0.05 2.90 0.32

45 ADHI 2014 1.23 1.34 0.03 5.67 0.11

46 APLN 2014 1.53 1.01 0.04 1.80 0.01

47 ASRI 2014 1.39 0.75 0.07 1.66 0.01

48 BSDE 2014 5.03 2.18 0.01 0.52 0.07

49 CTRA 2014 3.29 1.47 0.09 0.51 0.22

50 CTRP 2014 3.48 1.37 0.05 0.49 0.32

51 CTRS 2014 2.02 1.22 0.09 1.03 0.23

52 DART 2014 3.72 1.86 0.08 0.58 0.22

53 DGIK 2014 2.95 1.54 0.03 0.75 0.30

54 DILD 2014 2.25 1.37 0.05 1.01 0.19

55 GMTD 2014 2.47 2.09 0.08 1.29 0.06

56 JRPT 2014 1.32 0.76 0.11 1.92 0.25

57 KIJA 2014 8.95 5.04 0.05 0.58 1.89

58 LPKR 2014 8.71 5.23 0.07 0.60 0.07

59 MKPI 2014 1.49 0.64 0.10 1.00 0.49

60 PLIN 2014 1.63 1.86 0.79 0.92 0.43

61 PTPP 2014 1.32 1.38 0.04 4.16 0.18

62 PWON 2014 1.80 1.41 0.16 1.41 0.16

63 SMRA 2014 1.66 1.37 0.09 1.85 0.24

64 SSIA 2014 1.80 1.68 0.09 1.91 0.38

65 TOTL 2014 1.62 1.30 0.07 1.92 1.30


(3)

LAMPIRAN 2: HASIL OUPUT SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai Perusahaan 66 .58 3.50 1.4565 .61046

Likuiditas 66 .12 5.60 1.6083 1.07766

Profitabilitas 66 .01 .86 .1036 .14437

Kebijakan Hutang 66 .20 5.67 1.4897 1.31896

Kebijakan Deviden 66 .01 3.72 .4398 .60820

Valid N (listwise) 66

Uji Multikolonieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

Likuiditas .932 1.073

Profitabilitas .957 1.045

Kebijakanhutang .921 1.085

Kebijakandeviden


(4)

(5)

Uji Autokorelasi Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -0.07446

Cases < Test Value .33

Cases >= Test Value .33

Total Cases .66

Number of Runs .28

Z -1.489

Asymp. Sig. (2-tailed) .137

a. Median

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .509a .259 .210 .54244 1.441

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden, Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Uji F test

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.275 4 1.569 5.331 .001a

Residual 17.949 61 .294

Total 24.223 65


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.275 4 1.569 5.331 .001a

Residual 17.949 61 .294

Total 24.223 65

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden, Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.338 .180 7.429 .000

Likuiditas -.119 .065 .210 -1.836 .071

Profitabilitas 1.343 .476 .318 2.819 .006

Kebijakan Hutang .030 .053 .064 .556 .580

Kebijakan Deviden .286 .112 .285 2.552 .013


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Amirya, Mirna dan Atmini Sari. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan Yang Dimediasi oleh Leverage sebagai Variabel Intervening:

Sebuah perspektif Pecking Order Theory. Universitas Brawijaya

Apriani, Lisa. 2005. Reaksi Pasar terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan Dividen. SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005.

Babu, Suresh danJaine. 1986. “Empirical Testing of Pecking Order Hypothesis With Reference To Capital Structure Practice In India”. Journal of Financial Management and Analysis, pp:63-74.

Baker, H Kent, Gery E. Powell. 1999. How Corporate Manager View Devidend Policy. Quartely Journal of Business and Economics, Vol. 38 No. 2.

Bernandhi, Riza, (2013). “PengaruhKepemilikanManajerial, kepemilikanInstitusional, KebijakanDividen, Leverage danUkuran Perusahaan

TerhadapNilai Perusahaan.” Skripsiditerbitkan

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2006.Dasar-DasarManajemenKeuangan.Edisi 04.Jakarta :SalembaEmpat.

Darmawan, WiraAdi. 2012. AnalisisPengaruhKebijakanHutang, Profitabilitas, Dan KebijakanDividenTerhadapNilai Perusahaan. FakultasEkonomiUniversitas Semarang.

Erlangga, Enggar. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR, Good Corporate Governance, dan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.

Febriyanti, Meiriska. 2014.Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Industri Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset dan Ekonomi. STIE Trisakti : Jakarta

Jensen, M., 1986, Agency cost of free cash flow, corporate finance, and takeovers.AmericanEconomic Review. 76:323-329.


(8)

Gujarati, Damodar. N. (2007).Dasar-dasarekonometrika.Edisi Ketiga. Jakarta:Erlangga.

Ghozali, Imam. 2011. “AplikasiAnalisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19”. Semarang: BadanPenerbitUniversitasDiponegoro.

Herawati, Titin. 2012. Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap NilaiPerusahaan Indeks Kompas yang terdaftar di BEI 2009-2011. Universitas Padang

JusrianidanRahardjo. 2013. AnalisisPengaruhProfitabilitas, KebijakanDividen, KebijakanHutang, danKepemilikanManajerialTerhadapNilai Perusahaan (StudiEmpirisPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). Diponegoro Journal Of Accounting Vol : 2 No. 2 Hal 1-10.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility TerhadapNilai Perusahaan denganProfitabilitasSebagaiVariabel Moderating, Skripsi, FakultasEkonomiDiponegoro Semarang.

Lifessy,Martalina.2011.”Pengaruh ProfitabilitasdanUkuran Perusahaan terhadapnilai Perusahaan denganStruktur Modal sebagaiVariabel Intervening”.

Mahendra, Alfredo DJ. 2011.PengaruhKinerjaKeuanganTerhadapNilai Perusahaan (KebijakanDividenSebagaiVariabelModerasi.

TesisPascaSarjanaUniversitasUdayana.

Mamduh. 2004. ManajemenKeuanganEdisi 1. Bpfe : Yogyakarta.

Martalina, Lifessy. 2011. PengaruhProfitabilitasdanUkuran Perusahaan TerhadapNilai Perusahaan DenganStruktur Modal SebagaiVariabel Intervening.SkripsiAkuntansiFakultasEkonomiUniversitasNegeri Padang.

Mardiyati dkk 2012.PengaruhKebijakanDividen, KebijakanHutangdanProfitabilitasterhadapNilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010. JurnalRisetManajemenSains Indonesia (JRMSI), 3(1): h:1-17.


(9)

Modligiani, F., Miler M.H. 1958. The Cost Of Capital, Corporate Finance And The Theory Of Investment. The American Economic Riview Vol. XIVIII No. 3 pp. 261-297.

Munawir. 2004. AnalisisLaporanKeuangan. EdisiKeempatCetakanKetigabelas, Yogyakarta : Liberty.

Nurhayati, Mafizatun. 2013.Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Dividen Dan Nilai Perusahan Sektor Non Jasa. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Unversitas Mercu Buana: Jakarta

Ningsih, PutriPrihatindanIinIndarti. 2012. PengaruhKeputusanInvestasi, KeputusanPendanaandanKebijakanDividenTerhadapNilai Perusahaan (StudiKasusPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2009). SekolahTinggiIlmuEkonomiWidyaManggala Semarang.

Rahmawati, Apriliana Nuzul. 2012. AnalisisFaktorKebijakanHutang Yang MempengaruhiNilai Perusahaan ( StudiPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010). Skripsi Program SarjanaFakultasEkonomidanBisnisUniversitasDiponegoro.

Ross, Stephen, A.1977. “ The Determination of Financial Structure: The Incentive Signaling Approach”. Bell Journal of Economics and Management Science 8, 23-40.

Saidi, Muhammad. 2004. AnalisisFaktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham di BEJ.JurnalBisnisdanEkonomi,Vol. 10, No. 1.

Suharli, Michell. 2006. StudiEmpirisMengenaiPengaruhprofitabilitas, Leverage Dan HargaSahamTerhadapJumlahDividenTunai.Jurnal MAKSI,Vol. 6 No. 02 : 243-256.

Sukamulja, Sukmawati. 2004. Good Corporate Governance Di Sektor Keuangan:Dampak GCG TerhadapKinerja Perusahaan. BENEFIT.

Syamsudin, Lukman, 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Rajawali, Jakarta.


(10)

Triyono. 2014. Pengaruh Kebijakan Dividen, Sruktur Kepemilikan, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro : Semarang

Weston, Fred. J dan Thomas, E Copeland. 1997. ManajemenKeuangan :Jilid 2. Jakarta :Bina RupaAksara.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian desain kausal.Desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan dan Data yang diperlukan adalah data sekunder yang didapat dari terdapat di Bursa Efek Indonesia dan waktu penelitian ini dilakukan terhitung dari Maret 2016 hingga selesai.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Defenisi dari operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Pengukuran adalah pemberian nilai property dari suatu objek. Objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Properti merupakan karakteristik dari objek (Erlina, 2011 : 48)


(12)

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel Dependen (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah perbandingan antara market value of equity ditambah debt dengan book market value ditambah dengan hutang (debt).

Indikator Tobin’s Q yang dikembangkan oleh Professor James Tobin (1967) dikarenakan rasio-q (q) merupakan ukuran yang lebih teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya (Herawati, 2008). Rasio Tobin’s Q ini merupakan konsep yang berharga yang akan menunjukkan estimasi pasar keuntungan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental.

Menurut Herawati, (2008) menyebutkan bahwa nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai berikut:

�������= ���+�

���+�

Keterangan:

Tobin’s Q = Nilai Perusahaan

MVE = Nilai Ekuitas Pasar (Market Value of Equity) D = Nilai Buku dari Total hutang


(13)

Market value equity (MVE) diperoleh dari hasil perkalian harga saham

penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. Book Value Equty (BVE) diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajibannya.

Jika Q > 1 maka investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi.Namun jika Q < 1 maka investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawati, 2008).

3.3.2 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel bebas yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Likuiditas

Raso likuiditas adalah kemampuan perusahaan tersebut memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas tercermin dalam current ratio (CR). Current Ratio (CR) yang menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendeknya dengan aset lancar yang ada.

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), yang diformulasikan sebagai berikut :

��

=

������

������


(14)

2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva atau dengan modal (ekuitas).Profitabilitas menurut Saidi (2004)adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio profitabilitas tercermin pada rasio profit margin, return on investment (ROI), return of asset (ROA), return of

equity (ROE), dalam penelitian ini menggunakan rasio ROA sebagai

ukuran profitabilitas. Rasio ROA diformulasikan sebagai berikut

���

=

����

�����ℎ

�����

������

3. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang yaitu kebijakan perusahaan dalam menentukan seberapa besar kebutuhan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang.Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang sumbernya berasal dari eksternal perusahaan.Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan operasionalnya dengan menggunakan hutang keuangan atau financial leverage(Brigham dan Houston, 2006). Kebijakan hutang diproksikan ke dalam rumus DER (debt to equity ratio) yang mencerminkan rasio antara total hutang dengan total

ekuitas, yang diformulasikan sebagai berikut :

���

=

�����

ℎ�����


(15)

4. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan mengenai keputusan yang diambil perusahaan mengenai laba yang diperoleh apakah dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi perusahaan di masa datang.Kebijakan Dividen dapat diukur dengan dividend payout ratio (DPR) (Mardiyati, dkk. 2012). DPR merupakan perbandingan antara dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham perusahaan Satuan pengukuran dividend payout ratio adalah dalam persentase. Dengan rumus sebagai berikut :

���

=

�������

���

������

��ℎ��


(16)

Berikut ini adalah tabel definisi operasional :

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Nilai Perusahaan (Y)

Diproksikan dengan Tobin’s Q yaitu Marketvalue of equity (jumlah saham dikali closingprice) ditambahkan Debt, dan pembagi semuanya adalah nilai buku ekuitas.

������� =MVE + D BVE + D

Rasio

Likuiditas (X1)

Rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

CR = Aktiva lancar Hutang Lancar

Rasio

Profitabilitas (X2)

Rasio yang menilai kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset perusahaan.

ROA =Laba Bersih Total Aktiva

Rasio

Kebijakan Hutang (X3)

Kebijakan perusahaan dalam menentukan seberapa besar kebutuhan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang.

�ER = Total hutang Total ekuitas

Rasio

Kebijakan Dividen (X4)

Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR), dimana rasio pembayaran dividen adalah presentase dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas.

DPR = DPS

EPS


(17)

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 sampai tahun 2014. Sampel dalam penelitaian ini dipilih dengan carapurposive sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang dingunakan peneliti dalam penentuan sampelnya adalah :

1. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2014 yang mendapat laba.

2. Perusahaan Real Estate dan Property yang memenuhi rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Perusahaan Real Estate dan Property yang tidak berganti sektor.

4. Perusahaan yang membagikan dividen kas secara berturut turut selama tahun 2012-2015

Adapun proses pemilihan sampel dan data sampel dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Proses Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah Jumlah Sampel

Data Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

58 58

Perusahaan Property & Real Estate melakukan IPO setelah tahun 2012.

10 48

Peusahaan yang tidak memenuhi rasio keuangan 0 48 Perusahaan yang berganti sektor 1 47


(18)

Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas pada tahun 2012, 2013, 2014

25 22

Jumlah Sampel Observasi 22x3 = 66 Observasi

Tabel 3.5 Data Sampel

No Kode Nama

Kriteria

Sampel 1 2 3 4

1 APLN Agung Podomoro Land Tbk     1 2 ASRI Alam Sutra Reality Tbk     2 3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk    x 4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk    x 5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk x   x 6 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk    x 7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk    x

8 BKSL Sentul City Tbk    x

9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk     3 10 COWL Cowell Development Tbk    x 11 CTRA Ciputra Development Tbk     4 12 CTRP Ciputra Property Tbk     5 13 CTRS Ciputra Surya Tbk     6 14 DART Duta Anggada Realty Tbk     7 15 DILD Intiland Development Tbk     8 16 DMAS Puradelta Lestari Tbk x   x

17 DUTI Duta Pertiwi Tbk    x

18 ELTY Bakrieland Development Tbk    x 19 EMDE Megapolitan Development Tbk    x 20 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk    x 21 GAMA Gading Development Tbk x   x 22 GMTD

Goa Makassar Tourism Development Tbk

    9

23 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk    x 24 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk    x 25 JRPT Jaya Real Property Tbk     10 26 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk     11 27 KPIG Global Land and Development Tbk   x x 28 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk    x


(19)

29 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk    x 30 LPCK Lippo Cikarang Tbk    x 31 LPKR Lippo Karawaci Tbk     12 32 MDLN Modernland Realty Tbk    x 33 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk     13 34 MMLP Mega Manunggal Property Tbk x   x 35 MTLA Metropolitan Land Tbk    x

36 MTSM Metro Realty Tbk    x

37 NIRO Nirvana Development Tbk x   x 38 OMRE Indonesia Prima Property Tbk    x 39 PPRO PP Properti Tbk. x   x 40 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk     14 41 PUDP Pudjiati Prestige Tbk    x

42 PWON Pakuwon Jati Tbk     15

43 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk    x

44 RDTX Roda Vivatex Tbk    x

45 RODA Pikko Land Development Tbk    x 46 SCBD Dadanayasa Arthatama Tbk    x 47 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk    x 48 SMRA Summarecon Agung Tbk     16 49 TARA Sitara Propertindo Tbk x   x 50 ACST Acset Indonusa Tbk x   x 51 ADHI Adhi Karya Persero     17 52 DGIK Duta Graha Indah Tbk     18 53 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk x   x 54 PTPP

Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk

    19 55 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk     20 56 TOTL Total Bangun Persada Tbk     21 57 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk     22 58 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk x   x


(20)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak. Informasi informasi dapat diperoleh dari buku-buku yang dibutuhkan oleh peneliti.Sedangkan untuk sumber data penelitian diambil dari laporan perusahaan yang telah diaudit dan dipublikasikan. Data diperoleh antara lain dari

1. Bursa Efek Indonesia

3. Media internet dan Web-site

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan :

1. Metode studi pustaka yaitu dengan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, makalah, dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data seperti laporan keuangan perusahaan sesuai data yang diperlukan yang tercantum pada Bursa Efek Indonesia,


(21)

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskriptif tentang data setiap variabel-variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian ini.Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206).Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan.Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilairata-rata (mean), dan deviasi standar (Ghozali, 2011).Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yangbersangkutan bervariasi dari rata-rata.Nilai maksimum digunakan untukmengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan.Mean digunakan untukmengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

3.7.2 Metode Analisis Data

Terdapat beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data.Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya


(22)

untuk memecahkan suatu masalah. Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan asumsi heteroskedasitas, autokorelasi dan multikolineritas antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

MenurutGujarati (2007) persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara statistik jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias sesuai kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka


(23)

persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekat normal.Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.Test statistik yang digunakan antara lain:

1. Grafik histogram

Data dikatakan terdistribusi normal jika histogram yang dihasilkanberbentuk seperti lonceng.

2. Normal probability plots

Data berdistribusi normal jika sebaran data berada di sekitar garis diagonal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2011).Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas.Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan variance inflationfactor (VIF). Suatu model regresi yang bebas dari masalah

multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2011). Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:


(24)

1. jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasanya dijumpai pada data deret waktu (time series). Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample tidak dapat menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu (Ghozali, 2011).

4. Uji Heteroskedasitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang


(25)

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisisnya:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik–titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.7.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran rasio dalam persamaan linear.

Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:


(26)

Keterangan :

Tobin’s Q = Nilai Perusahaan a = Konstanta

b = Koefisien Regresi PROF = Profitabilitas LIQD = Likuiditas

KHTG = Kebijakan Hutang KDIV = Kebijakan Dividen

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji parsial (uji t), uji simultan (uji F), uji koefisien determinasi (R2) yang dapat dijelakan berikut ini :

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2011: 101). Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Pengujian koefisien regresi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

H0: βi = 0 (tidak ada pengaruh variabel independen i pada variabel dependen)


(27)

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Jika Sig. Pvalue < 0,05 maka Ha diterima, berarti variabel independenberpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika Sig. Pvalue > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima, berarti variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) dimaksudkan untuk untuk melihat pengaruh secara serentak/simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikansi (sig) lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen berpengaruh secara secara simultan terhadap variabel dependen

b. Jika nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh secara secara simultan terhadap variabel dependen.

3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen, namun karena koefisien determinasi memiliki kelemahan mendasar, yaitu adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, maka dalam


(28)

penelitian ini menggunakan koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Jika nilai koefisiendeterminasi semakin mendekati 1, maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011: 97)


(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Berdasarkan metode purposive sampling dan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang telah ditetapkan pada perusahaan property dan real estate, yang memiliki kepemilikan manajerial, closing price, serta variabel pengukur yang lain pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012 hingga tahun 2014 terpilih 22 perusahaan sampel yang mewakili dalam empat tahun berturut-turut sehingga diperoleh sebanyak 22 x 3 periode maka didapatkan sampel data sebanyak 66 data amatan. Selanjutnya sejumlah data tersebut digunakan untuk analisis data dan pengujian hipotesis. Identifikasi nilai perusahaan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pengukuran Tobins Q adalah perbandingan anatara market value of equity ditambah debt dengan book market value ditambah debt hasil

perhitungan ini selanjutnya digunakan sebagai variabel dependen.

4.2 Analisis Data

Tujuan dari analisis data adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecehkan suatu masalah. Dalam penelitian ini, digunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan yang diproksikan melalui Tobins Q. Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda


(30)

terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap uji asumsi klasik. Hasil uji asumsi yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar uji asumsi klasik yang mendasari model regresi berganda. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan atau tidak.

4.2.1 Hasil Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) dari masing-masing variabel, (Ghozali,2011). Variabel yang digunakan meliputi variable profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang, dan kebijakan deviden. Dari hasil dari pengujian statistik deskiptif atas keempat variabel independen dan satu variabel dependen, melalui data asli, maka diperoleh hasil sesuai dengan tabel 4.1.berikut:


(31)

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai Perusahaan 66 .58 3.50 1.4565 .61046

Likuiditas 66 .12 5.60 1.6083 1.07766

Profitabilitas 66 .01 .86 .1036 .14437

Kebijakan Hutang 66 .20 5.67 1.4897 1.31896

Kebijakan Deviden 66 .01 3.72 .4398 .60820

Valid N (listwise) 66 Sumber: output spss 16

Pengolahan data mentah dari penelitian ini dapat diihat sebagaimana diringkas pada tabel 4.1.diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel atau N data valid yang diteliti adalah 66 sampel. Dari data Tobins Q atau proksi dari variabel nilai perusahaan yang merupakan model dari variabel dependen menunjukkan nilai minimum sebesar 0,58 pada perusahaan PT. Alam Sutra Reality Tbk tahun 2012 dan untuk data maksimun sebesar 3,50 pada PT. Metropolitan Kentjana, Tbk tahun 2014, dengan nilai mean atau rata-ratanya sebesar 1,4565 dengan standar deviasi 0,61046. Nilai standar deviasi Tobins Q nilainya dibawah rata-rata yang berarti meggambarkan bahwa kesenjangan antara nilai maksimun dengan nilai minimum Tobins Q rendah.

Hasil uji statistik deskriptif variabel independen pada tabel 4.1. menunjukkan bahwa nilai minimum variabel likuiditas 0,12 dan nilai


(32)

maksimunnya sebesar 5,60 dengan nilai meannya sebesar 1.6083dan nilai standar deviasinya sebesar1.07766.

Nilai minimum profitabilitas adalah sebesar 0,01 dan nilai maksimun sebesar 0,86 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1036 dan standar deviasinya sebesar 0,14437.

Variabel kebijakan hutang memiliki nilai minimum sebesar 0,2 dan nilai maksimum sebesar 5,67 dengan mean sebesar 1,4897 dan standar deviasi 1,31896.

Variabel kebijakan deviden memiliki nilai minimum sebsar 0,01 dan nilai maksimun 3,72 dengan nilai mean sebesar 0,4398 dan standar deviasi 0,60820.

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi terhadap variabel independen dan variabel dependen. Agar model regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

4.2.2.1 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat


(33)

nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji multikolonieritas.

Tabel 4.2. Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant)

Likuiditas .932 1.073

Profitabilitas .957 1.045

Kebijakanhutang .921 1.085

Kebijakandeviden

..975 1.025

Sumber: Output SPSS 16

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolonieritas menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hasil yang sama, tidak ada satu variabel

independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.


(34)

4.2.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak.Suatu model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan model Uji Normalitas residual, (Ghozali,2006). Hasil pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1.berikut ini :

Sumber: Output SPSS 16

Gambar 4.1. Uji Normalitas

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot (Gambar 4.1) dapat disimpulkan bahwa kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Karena


(35)

pada grafik histogram, data menunjukkan distribusi normal dan pada grafik normal plot data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi (Ghozali, 2006).Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan dengan Runt test, Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual terjadi secara random atau tidak (sistematis), Ghozali, 2006.Berikut ini adalah tabel 4.3.yang menunjukkan hasil uji autokorelasi.


(36)

Tabel 4.3. Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -0.07446

Cases < Test Value .33

Cases >= Test Value .33

Total Cases .66

Number of Runs .28

Z -1.489

Asymp. Sig. (2-tailed) .137

Sumber: Output SPSS 16

Dari hasil pengujian diperoleh nilai test adalah -0.07446 dengan probabilitas 0,137 yang berarti menunjukkan nilai residual acak atau random, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4.2.2.4 Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi


(37)

heteroskedastis.Adapun hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2.

Sumber: Output spss 16

Gambar 4.2 Uji Heteroskedasitas

Gambar uji scatter plot diatas menjelaskan bahwa data sampel tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.Data tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heterokodestisitas dalam model regresi yang digunakan.

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression


(38)

analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t,

dan uji statistik F.

4.2.3.1Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujun untuk mengukur seberapa jumlah kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Berikut hsil uji determinasi yang dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4.

Hasil uji Koefisien Determinasi

Model R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .509a .259 .210 .54244 1.441

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden, Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Hasil output spss 16

Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.4 menunjukkan nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,259 atau 25,9%, nilai ini menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan sebesar 25,9% oleh variabel profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang dan kebijakan deviden sedangkan sisanya (100% - 25,9% = 74,1%) dijelaskan oleh sebab akibat yang lain di luar model penelitian.


(39)

Uji simultan dapat diketahui dengan melakukan uji statistik F. Uji statistic F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2006). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.5.berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Uji F test

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.275 4 1.569 5.331 .001a

Residual 17.949 61 .294

Total 24.223 65

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Deviden, Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Output SPSS 16

Uji ANOVA diatas menunjukkan hasil uji statistik F dengan nilai F hitung sebesar 5,331 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Tobins Q (nilai perusahaan) atau dapat dikatakan bahwa dari keempat variabel independen secara serentak atau simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4.2.3.3 Uji Statistik t (Parsial)

Dari hasil pengujian terhadap asumsi klasik, diperoleh model regresi tersebut telah memenuhi asumsi normalitas, multikolinieritas,


(40)

autokorelasi, dan heteroskedastisitas.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji model persamaan regresi secara parsial terhadap masing-masing variabel bebas. Hasil pengujian model regresi secara parsial diperoleh sebagai berikut ini:

Tabel 4.6. Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1(Constant) 1.338 .180 7.429 .000

Likuiditas -.119 .065 .210 -1.836 .071

Profitabilitas 1.343 .476 .318 2.819 .006 Kebijakan

Hutang .030 .053 .064 .556 .580

Kebijakan

Deviden .286 .112 .285 2.552 .013

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: Output SPSS 16

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai beta unstandardized, sedangkan untuk melihat dominasi variabel independen terhadap variabel dependen tercermin pada beta standardized.

Berdasarkan tabel pengujian regresi linear maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Tobins Q = 1,338-0,210 likuiditas + 0,318 profitabilitas + 0,064 kebikjakan hutang + 0,285kebijakan deviden+ e


(41)

Berdasarkan persamaan regresi diatas, menunjukkan pengaruh masing-masing variabel dependen dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta diperoleh sebesar 1,338 dengan nilai t hitung sebesar 7,429 dan nilai sig. sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa jika terdapat pengaruh independen profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang dan kebijakan deviden, maka nilai Tobins Q (Y) adalah sebesar 1,338

2. Nilai koefisien likuiditasdiperoleh sebesar -0,210. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan likuiditassebesar satu satuan akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,210 dengan asumsi variabel lain konstanta.

3. Nilai koefisien profitabilitas diperoleh sebesar 0,318. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan profitabilitas sebesar satu satuan akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,318 dengan asumsi variabel lain konstanta.

4. Nilai koefisien kebijakan hutang diperoleh sebesar 0,064. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perusahaan yang memiliki kebijakan hutang sebesar satu satuan akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,064 dengan asumsi variabel lain konstanta

5. Nilai koefisien kebijakan deviden diperoleh sebesar 0,285. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan kebijakan deviden sebesar satu satuan akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,285 dengan asumsi variabel lain konstanta.


(42)

Hasil pengujian signifikansi variabel bebas secara parsial sebagaimana pada pembahasan sebagai berikut :

1. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel likuiditas terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,071 yang berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Dengan demikian hipotesis 1tidak dapat diterima.

2. Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 4.6.dapat dilihat bahwa kepemilikanmanajerial memiliki nilai signifikansi 0,006< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Tobins), kesimpulannya hipotesis 2dapat diterima.

3. Kebijakan hutangtidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan menunjukkan dengan nilai signifikan sebesar 0,580 yang berada di atas 0,05. Hal ini berarti bahwa kebijakan hutangtidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Dengan demikian hipotesis 3 tidak dapat diterima.

4. Kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,013 yang berada di


(43)

bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa kebijakan deviden dalam perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Dengan demikian hipotesis 4 dapat

diterima.

4.3 Pembahasan

Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nilai perusahaan pada laporan perusahaan dapat dijelaskan oleh kombinasi penggunaan variabel profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang dan kebijakan deviden, secara bersama-sama.Hal ini dapat diketahui dari hasil uji F yang memperlihatkan nilai F adalah sebesar 5.331 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dari keempat variabel independen memperlihatkan bahwa secara simultan atau bersama-sama dapat mempengaruhi nilai perusahaan, yang berarti model yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi goodness of fit.

Pembahasan hasil penelitian dari masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1 Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa likuiditasberpengaruh terhadap nilai perusahaan,tidakdapat

diterima.

Dapat dikatakan bahwa sorang investor dalam melakukan investasi tidak memperhatikan faktor current ratio yang dimiliki oleh perusahaan karena


(44)

ratio ini hanya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar perusahaan. Posisi likuiditas tidak diperhitungkan investor dalam berinvestasi (Nurhayati, 2013).

Kondisitersebut jugadiartikanbahwa,nilaikekayaanlancar (yang segera dapatdijadikanuang)denganperbandinganhutang jangkapendektidak memberikan pengaruhpositif dalam meningkatkan nilaiperusahaan, meskipuncurrentratio jugamenunjukkantingkatkeamanan(marginof safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan dalam membayarhutang-hutangjangkapendek(Nugroho, 2012).

4.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan profitabilitas memiliki hubungan terhadap nilai perusahaandapat diterima.

Dari penelitian tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai profityang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat, Mardiyati (2012).

4.3.3 Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan


(45)

hutang dalam perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan tidak dapat diterima.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Triyono (2014) yang menyatakan bahwa kebijkan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan hutangyaitukemampuan perusahaandalampembiayaan hutang.Perusahaan dengan kebijakan hutangyangtinggiakan menanggung monitoring cost yang tinggijugainiberarti perusahaandengan Kebijakanhutangyangtinggi akan menyediakaninformasiyang lebih luas dan detailuntuk memenuhituntutan debitur jangka panjang, dibanding dengan perusahaanKebijakan hutangrendah.Hal ini dikarenakan perusahaandengan tingkatlaba rendah mengungkapkan informasisedemikian rupa untukmenjelaskan alasan terjadinya nilaiperusahaanyang rendah dan jugauntuk menyakinkanpasar akan pertumbuhanperusahaan dimasayang akan datang.Lebih lanjut,dimana perusahaan mengungkapkan informasi secara luas tentanghal-halburuk pada awal masa privatisasidalam pasar, dengantujuanuntuk menghindari tanggung jawabhukum,devaluasinilai saham dan merosotnyareputasiperusahaan.

4.3.4 Pengaruh Kebijakan DevidenTerhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa kebijakan deviden dalam perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini


(46)

berarti hipotesis yang menyatakan bahwa kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan dapat diterima.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan Deviden adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai deviden daripada ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan deviden dapat dilihat dari nilai Deviden Payout Ratio (DPR) yang merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai deviden. Besarnya deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham akan menjadi daya tarik bagi pemegang saham karena sebagian investor cenderung lebih menyukai deviden dibandingkan Capital Gain karena deviden bersifat lebih pasti. Banyaknya investor yang berinvestasi diperusahaan tersebut dapat menyebabkan meningkatnya harga saham sehingga dengan meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan itu sendiri. Jadi kebijakan deviden yang ditetapkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Likuiditas tidak memengaruhi nilai perusahaan secara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0,071.

2. Profitabilitasmemengaruhi nilai perusahaan secara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006.

3. Kebijakan hutang tidak memengaruhi nilai perusahaansecara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0,580.

4. Kebijakan deviden memengaruhi nilai perusahaan secara parsial dengan tingkat signifikansi sebesar 0,013

5. Hasil uji koefisien determinasi, besarnya nilai adjusted R2 diperoleh sebesar 0,259. Hal ini berarti bahwa hanya 25,9% variasi variabel dependen yaitu Tobins Q (nilai perusahaan) dapat dijelaskan oleh variasi keempat variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang dan kebijakan deviden sedangkan sisanya sebesar 74,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimaksukkan dalam model regresi.


(48)

5.2. Keterbatasan Penelitian

Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan peneltian selanjutnya:

1. Objek penelitian ini hanya menggunkan perusahaan pada sektor property dan real estate, sehingga hasil penelitian belum dapat di generalisasi. Dan periode penelitian hanya selama 3 tahun (2012-2014)..

2. Indikator penelitian ini hanya sebatas menggunakan variabel kepemilikan manajerial, board independence, komite audit, investment opportunity , net profit margin, leverage, dan firm sizeyang mempengaruhi nilai perusahaan.

3. Penulis hanya menganalisa empat faktor yangmempengaruhi nilai perusahaan (profitabilitas, likuiditas, kebijakan hutang, dan kebijakan deviden), sehingga masih banyak faktor lain yang belum diteliti.

5.3. Saran

a. Bagi penelitian selanjutnya, objek penelitian agar ditambah menjadi seluruh perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Interval periode penelitian agar ditambah sehingga sampel yang diperoleh lebih akurat.

b. Untuk peneliti selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti denga proxy lain atau dapat menambah variabel yang lain yang diduga mempengaruhi perusahaan, seperti: struktur modal, kepemilikan manajerial, komite audit, penanaman modal asing, dan lain sebagainya.


(49)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan dibentuk melalui indikator nilai pasar saham yang dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Suharli (2006), dalam penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan dan judgement. Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan

menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih.

Menurut Brigham dan Houston (2006) nilai perusahaan adalah nilai yang diberikan oleh pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai


(50)

perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan.

Tobins Q atau biasa disebut dengan Q ratio atau Q teori diperkenalkan pertama kali oleh James Tobins pada tahun 1969. Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya.

Menurut Sukamulja (2004) salah satu rasio yang dinilai bisa memberikan informasi paling baik adalah Tobins’s Q. Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya unsur saham biasa. Perusahaan dengan Tobin’s Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat.

Tobin’s Q adalah variabel nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total utang dan nilai buku dari total ekuitas di mana variabel-variabel tersebut dianggap cukup signifikan dalam menghitung nilai perusahaan (Sukamulja, 2004).Jika nilai Tobins Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar satu perusahaan tersebut lebih besar dari pada aktiva perusahaan yang tercatat. Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki tobin’s Q yang tinggi. Sebaiknya jika nilai Tobins Q kurang dari satu mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar dari pada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut.


(51)

2.2 Likuiditas

Rasio likuiditas sebagai salah satu rasio pengukur kinerja keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut likuid atau tidak.Kondisi likuid diartikan bahwa perusahaan tidak berada dalam kondisi financial distress. Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan tersebut memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas tercermin dalam current ratio. Current ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendeknya dengan aset lancar yang ada. Rasio likuiditas antara lain terdiri dari :

a. Current ratio : adalah membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Secara matematis diformulasikan sebagai berikut :

������������ =�����������������

���������������

Current assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau

siklus operasi usaha yang normal yang lebih besar. Current liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha. Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar.

b. Quick Ratio : adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Secara matematis diformulakan sebagai berikut :


(52)

���������� = ������������ − ����������

���������������

Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan dalam mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.

Kontribusi variabel likuiditas pada aspek current ratio (CR) dan quick ratio (QR) dalam meningkatkan nilai perusahaan dapat dikemukakan bahwa, rasio-rasio ini memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, di mana semakin besar persentase current ratio (CR) dan quick ratio (QR), maka perusahaan memiliki tingkat likuidasi yang baik, sehingga akan memberikan persepsi positif terhadap kondisi perusahaan serta akan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Hal ini sebagaimana dikemukakan Hasnan (2005) bahwa, likuiditas adalah suatu aktiva yang dapat diubah dalam ukuran satuan moneter untuk digunakan sebagai alat pembayaran yang paling lancar karena dapat diterima secara luas sebagai media pertukaran.

2.3Profitabilitas

Sangat penting bagi investor dan kreditor untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva atau dengan modal


(53)

(ekuitas).Profitabilitas menurut Saidi (2004) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan (Brigham dan Houston, 2006).Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada suatu periode akuntansi.Angka profitabilitas dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi, pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran bagi kesehatan perusahaan, maka wajar apabila profitabilitas menjadi perhatian utama para analis dan investor.

Untuk mengukur kemampuan memperoleh keuntungan dapat menggunakan rasio profitabilitas tergantung pada informasi yang diambil dari laporan keuangan. Rasio profitabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba profitabilitas terdiri dari :

a. Margin laba (Profit Margin)

Menunjukkan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.


(54)

Menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Dalam rasio ini jika semakin besar semakin bagus.

c. Return on asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak dengan total aset. ROA juga menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelolah aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.

ROA merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen dalam meningkatkan keuntungan perusahaan sekaligus untuk menilai kemampuan manajemennya dalam mengendalikan biaya-biaya, maka dengan kata lain dapat menggambarkan produktivitas bank tersebut. ROA dingunakan untuk menganalisis tingkat profitabilitas. ROA dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan total aset atau aktivanya.

d. Return on equity (ROE)

Return on Equity adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan

modal sendiri (equity) merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.


(55)

Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari laba yang bersangkutan yang selanjutnya dikaitkan dengan peluang kemungkinan pembiayaan dividen (terutama bagi bank yang telah go public). Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba pemegang saham semakin besar. Seberapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang dia tanamkan. Untuk mengukur kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap kepentingan pemilik.

2.4 Kebijakan Hutang

Hutang merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih jangka panjang atau lebih dari satu tahun.(Munawir, 2004).

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan operasionalnya dengan menggunakan hutang keuangan atau financial leverage(Brigham dan Houston, 2006).Kebijakan hutang yaitu kebijakan perusahaan


(56)

dalam menentukan seberapa besar kebutuhan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang.Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang sumbernya berasal dari eksternal perusahaan.Kebijakan hutang pada umumnya lebih banyak digunakan oleh perusahaan daripada menerbitkan saham baru karena dirasa lebih aman, sehingga dengan demikian semakin tinggi kebijakan hutang yang dilakukan pada tingkat tertentu maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.Menurut Babu dan Jain (1986) terdapat empat alasan mengapa perusahaan lebih menyukai menggunakan hutang daripada saham baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2) Biaya transaksi pengeluaran hutang lebih murah daripada biaya transaksi emisi saham baru; (3) lebih mudah mendapatkan pendanaan hutang daripada pendanaan saham; (4) Kontrol manajemen lebih besar adanya hutang baru daripada saham baru.

Banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan antara lain adalah faktor struktur aset, peluang investasi, laba ditahan, net organizational capital, dan beban pajak. Kebijakan hutang berkaitan erat dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal (Darmawan, 2012).Kebijakan hutang merupakan keputusan yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena kebijakan ini diambil oleh manajemen perusahaan dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (Rahmawati, 2012).Risiko bisnis juga menentukan keputusan tentang kebijakan hutang yang akan diambil perusahaan. Risiko bisnis ini berkaitan dengan ketidakpastian dalam pendapatan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan


(57)

yang menghadapi risiko bisnis tinggi sebagai akibat dari kegiatan operasinya, akan menghindari untuk menggunakan hutang yang tinggi dalam mendanai aktivanya. Hal ini karena perusahaan tidak akan meningkatkan risiko yang berkaitan dengan kesulitan dalam pengembalian hutangnya (Mamduh, 2004).

2.5 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah kebijakan mengenai keputusan yang diambil perusahaan mengenai laba yang diperoleh apakah dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi perusahaan di masa datang. Kebijakan dividen merupakan salah satu return yang diperoleh oleh pemegang saham dalam kegiatan menanam modal di perusahaan selain capital gain. Kebijakan dividen penting karena dua alasan, yaitu:

1. Pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham.

2. Pendapatan yang ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.

Kebijakan dividen yang dipilih oleh perusahaan sudah tentu harus melewati pertimbangan yang matang agar tidak timbul masalah bagi perusahaan dikemudian hari.

Kebijakan dividen mengenai keputusan apa yang akan diambil oleh perusahaan terhadap laba yang diperoleh perusahaan apakah akan dibagikan kepada pemegang


(58)

saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba perusahaan sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing, sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan digunakan sebagai laba, maka kemampuan pembentukan dana intern perusahaan akan semakin besar (Ningsih dan Iin, 2012).

Dividen dan capital gain merupakan tujuan dari investor dari penanaman modal yang dilakukannya. Kebijakan dividen dengan demikian menjadi hal yang sangat menarik untuk diteliti. Dalam signaling theory dijelaskan bahwa ada ketidaksamaan informasi antara pihak eksternal dan internal sehingga manajer keuangan perusahaan harus memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaannya sehat. Untuk membuktikan hal ini dividen dapat dijadikan sebagai sinyal positif bagi investor. Pembayaran dividen bagi investor dinilai sangat mahal baik bagi perusahaan yang melakukan pembayaran (karena pembayaran dividen akan mengurangi jumlah dana yang tersedia untuk digunakan dalam investasi) maupun bagi pemegang saham yang menerima pembayaran dividen (karena harus membayar pajak dari pembagian dividen). Hal ini menunjukkan bahwa badan usaha yang benar-benar sehat saja yang mampu membayar dividen sedangkan perusahaan dengan kemampuan terbatas akan kesulitan membayar dividen.

Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi kebijakan pembagian dividen suatu perusahaan (Riyanto, 2001), yaitu:


(59)

a. Posisi likuiditas perusahaan.

Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besamya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

b. Kebutuhan dana untuk membayar hutang.

Jika perusahaan telah menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan, maka perusaham harus menahan sebagian besar pendapatannya untuk keperluan tersebut, sehingga hanya sebagian kecil pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen.

c. Tingkat pertumbuhan perusahaan.

Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan pertumbuhan yang cepat relatif lebih besar dibandingkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan lambat.Dengan demikian perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung menahan pendapatannya dibandingkan membaginya dalam bentuk dividen. d. Pengawasan terhadap perusahaan

Ini terutama berkaitan dengan kebi.lakan perusahaan untuk membiayai ekspansinya dengan sumber dana intemal saja agar kontrol dari kelompok dominan di dalam perusahaan tetap bisa dijalankan. Dengan kebijakan ini, perusahaan lebih suka menahan earningnya untuk membiayai ekspansinya dibandingkan membagikan dividen.


(60)

2.6 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa peneltian terdahulu yang berkaitan dengan pengukuran nilai perusahaan pada penelitian ini antara lain :

a. Penelitian Jusriani, Ika Fanindya dan Shiddiq Nur Rahardjo (2013) yang berjudul Analisis pengaruh Profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutang, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI 2009-2011. Penelitian ini dilakukan pada 136 perusahaan manufaktur dengan 4 variabel yakni profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutang dan kepemilikan manajerial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel profitabilitas dan kebijakan deviden memiliki pengaruh yang positif signifikan sedangkan variabel kebijakan hutang dan variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan variable profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutang, sebagai variabel independen.Perbedaannya pada penelitian ini menambahkan variabel likuiditas sebagai variabel independen dan tahun penelitian yang dilakukan penelitaian terdahulu juga berbeda yakni tahun 2009-2011

b. Umi Mardiyati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2010. Penelitian ini dilakukan pada 78 perusahaan manufaktur dengan variabel yakni, kebijakan deviden, kebijakan


(61)

hutang dan profitabilitas menyimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan kebijakan deviden dan kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan terhdap nilai perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan variable profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutang, sebagai variabel independen.Perbedaannya pada penelitian ini menambahkan variabel likuiditas sebagai variabel independen.dan tahun penelitian yang dilakukan penelitaian terdahulu juga berbeda yakni tahun 2005-2010.

c. Penelitian yang berjudul “Kebaijakan Deviden, Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap NilaiPerusahaan Indeks Kompas yang terdaftar di BEI 2009-2011” oleh Titin Herawati (2012). Penelitian ini dilakukan pada 17 perusahaan indeks kompas dengan 3 variabel yakni kebijakan deviden, kebijakan hutang dan profitabilitas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel kebijakan hutang dan kebijakan deviden berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan variabel profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutang, sebagai variabel independen.Perbedaannya pada penelitian ini menambahkan variabel likuiditas sebagai variabel independen dan penelitian terdahulu dilakukan pada perusahaan indeks kompas serta tahun penelitian yang


(62)

dilakukan penelitian terdahulu juga berbeda pada penelitian sekarang yakni tahun 2009-

d. Penelitian Triyono (2014) dengan judul Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 56 perusahaan indeks kompas dengan 5 variabel yakni kebijakan deviden, struktur kepemilikan kebijakan hutann,profitabilitas dan ukauran perusahaan dengan menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kebijakan dividen, struktur kepemilikan dan kebijakan hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliatian terdahulu menggunakan,kebijakan dividen, sruktur kepemilikan, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen.Perbedaannya pada penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutangdan likuiditas sebagai variabel independen. Tahun penelitian yanga dilakukan juga berbeda penelitian yang saat ini dilakukan adalah tahun 2012-2014.

e. Penelitian Meiriska Febriyanti (2012) yang berjudul “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Industri Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini dilakukan pada 15 perusahaan industri


(63)

pertambangan dengan 7 variabel yakni struktur asset, profitabilitas, likuiaditas, tingkat pertumbuhan, ukauran perusahaan, kebijakan hutang, dan leverage menyebutkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan struktur aset, profitabilitas, likuiditas dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah peneliatian terdahulu menggunakan variabelstruktur asset, profitabilitas, likuiaditas, tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, dan leveragesebagai variabel independen.Perbedaannya pada penelitian ini menggunakan variabel profitabilaitas, kebijakan hutang, kebijakan deviden dan likuiditas sebagai variabel independen dan penelitian terdahulu dilakukan pada perusahaan industry pertambangan serta tahun penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu juga berbeda pada peneliatian sekarang yakni tahun 2003-2007

f. Mafizatun Nurhayati (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya Terhadap kebijakan Dividen dan Nilai Perusahan Sektor Non Jasa. Penelitian ini dilakukan pada 37 perusahaan industri pertambangan dengan 4 variabel yakni kebijakan deviden, ukuran perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan dan leverage menghasilkan kesimpulan bahwa variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan


(64)

kebijakan dividen dan likuiditas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Perbedaaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian terdahulu menggunakan kebijakan deviden, ukuran perusahaan, profitabilitas dan likuiditas perusahaan dan leverage sebagai variabel independen.Perbedaannya pada penelitian ini menggunakan variable profitabilaitas, kebijakan hutang, kebijakan deviden dan likuiditas sebagai variabel independen dan penelitian terdahulu dilakukan pada perusahaan sector non jasa serta tahun penelitian yang dilakukan penelitian terdahulu juga berbeda pada peneliatian sekarang yakni tahun 2007-2010


(65)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun)

Judul Variabel Kesimpulan

Jusriani, dan Rahardjo (2013) Analisispengaruh Profitabilitas,

Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di BEI 2009-2011 Variabel Independen: Profitabilitas, Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Kepemilikan Manajerial Variabel Dependen: Nilai Perisahaan Variabel Profitabilitas dan Kebijakan Deviden memiliki pengaruh yang

positif signifikan sedangkan Variabel Kebijakan Hutang dan Variabel Kepemilikan Manajerial tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Nilai Perusahaan Mardiyati (2012) Pengaruh Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang,dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2010 Variabel Independen: Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan VariabelProfitabilitas berpengaruhpositif signifikan terhadap Nilai perusahaan Sedangkan Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang berpengaruh tidak signifikan terhdap Nilai Perusahaan.


(66)

Herawati (2012) Pengaruh Kebijakan Deviden,Kebijakan Hutang dan Profitabilitas terhadap NilaiPerusahaan Indeks Kompas yang terdaftar di BEI 2009-2011 Variabel Independen: Kebijakan Deviden, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Kebijakan Hutang dan kebijakan Deviden berpengaruh positif dan tidak signifikan sedangkan variabel Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan Triyono (2014) Pengaruh Kebijakan Dividen, Sruktur Kepemilikan, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen: Kebijakan Deviden, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Variabel Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Hutang Tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan sedangkan Profitabilitas

dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Febriyanti (2012)

Faktor - Faktor YangMempengaruhi Nilai Perusahaan pada Industri Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen: Struktur Asset, Profitabilitas, Likuiditas, Tingkat Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Hutang, Leverage Variabel Variabel Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Hutang berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan sedangkan

Struktur Aset, Profitabilitas, Likuiditas

dan Leverage tidak berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupapengarahan, bimbingan, bantuan, doa, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yangtelah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak.selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(2)

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Akselaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku dosen penguji dan Ibu Yeti Meliany Lubis, M.Si, Ak.selaku dosen pembanding yang telah membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada Ayahanda dan Kakak penilis yang telah banyak memberikan motivasi, doa, kasih sayang, perhatian, serta dukungan moril dan materil kepada Penulis. 7. Sahabat dan teman seperjuangan S1 Akuntansi Eksteni FEB USU 2014 lain yang

telah ada dalam suka dan duka serta memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, September2016 Penulis

NIM. 140522078 Eko Yohanes Hasibuan


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK………... ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. TujuanPenelitian ... 8

1.4.Manfaatpenelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nilai Perusahaan ... 10

2.2. Likuiditas ... 11

2.3. Profitabilitas... 13

2.4. Kebijakan Hutang ... 16

2.5. Kebijakan Dividen ... 18

2.6. PenelitianTerdahulu ... 21

2.7. Kerangka Konseptual ... 28

2.8. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 34

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3. Defenisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.3.1. Variabel Dependen ... 35

3.3.2. Variabel Independen ... 35

3.4. Populasi dan Sampel ... 38

3.5. Jenis dan Sumber Data ... 42

3.6. Metode Pengumpulan Data ... 42

3.7. Teknik Analisis Data ... 43

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 43

3.7.2. Metode Analisis Data ... 43

3.7.3. Uji Asumsi Klasik ... 44


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 50

4.2. Analisis Data ... 50

4.2.1. Hasil Statistik Deskriptif ... 51

4.2.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis... 58

4.3. Pembahasan ... 62

4.3.1. Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan ... 62

4.3.2. Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ... 63

4.3.3. Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan ... 63

4.3.4. Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan ... 64

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Keterbatasan Peneitian ... 67

5.3. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 37

3.4 Proses Pemilihan Sampel... 39

3.5 Data Sampel ... 40

4.1 Descriptive Statistics ... 52

4.2 Uji Multikoloniearitas... 54

4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 56

4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 58

4.5 Hasil Uji F Test... 59


(6)

DAFTAR GAMBAR No. GambarHalaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 28 4.1 Hasil Uji Normalitas ... 55 4.2 Hasil Uji Heterokedasitas ... 57


Dokumen yang terkait

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Jasa Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 8 8

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial Dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2014

0 9 1

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 10 104

Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 3 134

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 6 18

Pengaruh Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN UTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Perusahaan Property, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017)

0 0 9

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2014

0 2 106

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25