Metode Analisis Data Uji Asumsi Klasik

54 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskriptif tentang data setiap variabel-variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian ini.Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi Sugiyono, 2008:206.Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan.Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilairata-rata mean, dan deviasi standar Ghozali, 2011.Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yangbersangkutan bervariasi dari rata-rata.Nilai maksimum digunakan untukmengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan.Mean digunakan untukmengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

3.7.2 Metode Analisis Data

Terdapat beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis data.Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya Universitas Sumatera Utara 55 untuk memecahkan suatu masalah. Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan asumsi heteroskedasitas, autokorelasi dan multikolineritas antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

MenurutGujarati 2007 persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara statistik jika memenuhi asumsi klasik, yaitu memenuhi asumsi bebas multikoliniearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Pengujian ini dilakukan agar mendapatkan model persamaan regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias sesuai kaidah BLUE Best Linier Unbiased Estimator.Asumsi yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak.Model regresi yang baik, memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka Universitas Sumatera Utara 56 persyaratan normalitas harus dipenuhi, yaitu data berasal dari distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan untuk menghindari terjadinya bias pada model regresi. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekat normal.Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.Test statistik yang digunakan antara lain: 1. Grafik histogram Data dikatakan terdistribusi normal jika histogram yang dihasilkanberbentuk seperti lonceng. 2. Normal probability plots Data berdistribusi normal jika sebaran data berada di sekitar garis diagonal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi Ghozali, 2011.Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolonieritas.Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan variance inflationfactor VIF. Suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 Ghozali, 2011. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan: Universitas Sumatera Utara 57 1. jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 2. Jika nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya.Jika terjadi korelasi, maka ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu dengan yang lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasanya dijumpai pada data deret waktu time series. Konsekuensi adanya autokorelasi dalam model regresi adalah variance sample tidak dapat menggambarkan variance populasinya, sehingga model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu Ghozali, 2011. 4. Uji Heteroskedasitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang Universitas Sumatera Utara 58 lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisisnya: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik–titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.7.4 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Jasa Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014

0 8 8

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial Dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2014

0 9 1

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 10 104

Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014

0 3 134

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 6 18

Pengaruh Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN UTANG, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Perusahaan Property, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017)

0 0 9

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2014

0 2 106

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25