BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Maisardana 2006 meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Stabat. Hasil penelitian menunjukkan :
1. Secara parsial disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan Demokratis X
1
dan gaya Otoriter X
2
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Stabat, variabel gaya kepemimpinan Laissez Faire X
3
tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pada PT. Bank Sumut Cabang
Stabat. 2.
Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel gaya kepemimpinan otoriter X
2
merupakan paling dominan. Hal itu dapat dilihat dari nilai t
hitung
pada variabel X
2
lebih besar dari nilai t
hitung
X
1
dan X
3.
3. Secara serentak variabel gaya kepemiminan demokratis X
1
, kepemimpinan Otoriter X
2
, dan gaya kepemimpinan Laisses Faire X
3
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Bank Sumut cabang Stabat.
Qamariah 2005 meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Asisten Administrasi Kesekretariatan Daerah Propinsi Sumatera Utara
menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai adalah gaya demokratis, nilai R-square menunjukkan sebesar 24,8 . Gaya
Universitas Sumatera Utara
kepemimpinan hanya mempunyai pengaruh dan kontribusi yang kecil terhadap kinerja pegawai.
Smat 2004 meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan dikantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara BKN menyatakan bahwa
secara simultan serentak gaya kepemimpinan demokratis, otoriter, dan laissez faire berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawannya, ini berarti seorang pemimpin
harus dapat memadukan ketiga gaya kepemimpinan tersebut untuk memotivasi karyawannya. Secara parsial menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang
memberikan tanggung jawab internal dan kerjasama yang baik dengan bawahan demokratis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi
karyawan. Smat juga menyatakan akan lebih baik bila memotivasi karyawan dengan
memadukan gaya kepemimpinannya, dan pemimpin hendaknya selalu mempertimbangkan keadaan, situasi, waktu, dan tempat pada keadaan dan situasi
tertentu seorang pemimpin harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan selain gaya demokratis yang lebih dikenal dengan gaya kepemimpinan situasional.
Universitas Sumatera Utara
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN