ada pula rasa tidak nyaman dengan anggota lain karena perbedaan cara pandang, atau persaingan dalam mendapatkan tubuh atletis.
Persaingan sering terjadi antar sesama anggota pusat kebugaran, dalam arti positif maupun negatif. Dalam arti positif bersaing berlatih bersama untuk
tujuan yang sama. Dalam arti negatif, bersaing mendapatkan tubuh ideal, kemudian bersaing hingga kontak fisik. Semacam duel. Ini terjadi akibat pola
interaksi yang tidak normal, frekuensi pertemuan hingga intensitas dalam komunikasi.
Pada pusat kebugaran, persaingan tidak hanya terjadi pada kontak fisik, melainkan juga pada pembicaraan dimana ada saat untuk memamerkan
kemampuan maupun harta yang dimiliki. “pada pusat kebugaran ini, ada juga orang-orang sombong yang
selalu membanggakan dirinya. Karena itu saya tidak terlalu menanggapi bagaimana mereka saat berbicara”informan
Anggota pusat kebugaran terdiri dari beragam suku bangsa, juga kebudayaan yang masing-masing berbeda. Karena itu mereka pasti memiliki
cara pandang berbeda. Di pusat kebugaran mereka memiliki satu tujuan, sehingga interaksi terjadi semakin sering dilakukan.
4.3.1. Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran Tingkat Atas
Pada pusat kebugaran tingkat atas, terlihat bahwa anggota member kebanyakan beretnis Cina, sedangkan warga tamil serta warga pribumi sangat
sedikit. Etnis Cina yang mendominasi disebabkan karena memang tingkat
Universitas Sumatera Utara
ekonomi mereka yang menengah keatas. Selain itu adanya sikap memulai, menjajaki, meningkatkan, kemudian mengajak keluarga untuk mengikuti juga
menjadi faktor mengapa mereka mendominasi. Adanya antipati dari anggota lain terhadap etnis ini menyebabkan
interaksi tidak berjalan secara intensif. Ketika peneliti melihat ada sekelompok etnis Cina sedang berolahraga bersama, anggota lain tidak mau ikut bergabung
dengan mereka. Belum tentu mereka menutup diri terhadap orang lain. Jarak sosial bisa menjadi faktor selanjutnya mengapa tidak terjadi
interaksi yang efektif antara anggota pusat kebugaran. Ketika adanya anggota yang taraf ekonominya menengah keatas, maka akan mencari yang setaraf
dengannya. Untuk anggota yang lain, ada rasa sungkan untuk bergabung dengan mereka yang memiliki taraf ekonomi menengah keatas. Seperti pada salah satu
informan yang sudah hampir setahun berlatih di pusat kebugaran tingkat atas, masih sungkan untuk bergabung dengan etnis yang mendominasi.
“saya sudah hampir setahun disini berolahraga, tetapi saya mempunyai teman yang sedikit. Untuk bergabung dengan yang
lain saya merasa sulit, karena pokok pembicaraan saya dengan mereka berbeda, mungkin karena mereka orang kaya”.informan
Berbeda dengan Pak Wijaya, yang memang ramah, mudah berinteraksi
dengan semua kalangan, termasuk anak muda juga dengan etnis yang lainnya. Beliau sangat apik dalam bercerita, selalu ada bahan bercanda sehingga
membuat beliau menjadi seorang yang sangat ramah.
4.3.2. Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran Tingkat Menengah
Universitas Sumatera Utara
Pusat kebugaran menengah seperti Bamboo GYM memiliki cara yang berbeda untuk saling berinteraksi antar anggota. Disini pemilik turun tangan
langsung menyapa, kemudian mengajarkan anggota untuk berolahraga. Pemilik pun melihat bagaimana kemauan anggota dalam berolahraga, jika memiliki niat
yang kuat, maka pemilik tidak segan untuk melatih anggota tersebut menjadi seorang atlet.
“disini kita melihat dulu bagaimana niat dan perkembangnnya dalam berolahraga ini, kalau bagus, kita tempah menjadi atlet dan
ikut dalam kejuaraan body contest. Ketika menang, dia pun dapat berolahraga gratis disini. Itu yang kami lakukan bertahun-
tahun”Informan Untuk yang lain yang berolahraga silahkan, juga dibantu langsung oleh
pemilik. “kalau olahraga di Bomboo GYM ini, pelanggan dianggap seperti
keluarga, pemilik langsung turun tangan dalam membantu pelanggan yang ingin berolahraga berat, beliau tidak pandang
bulu. Makanya banyak pelanggan yang rumahnya jauh datang kemari untuk berolahraga, seperti saya ini”.Informan
Pada pusat kebugaran tingkat menengah, terlihat tidak ada pembedaan
dalam perlakuan pemilik dengan anggota, begitu juga interaksi anggota dengan anggota, biarpun kelas sosial mereka berbeda, tetapi mereka tetap berkomunikasi
seperti tidak ada batasan diantara mereka
4.3.3. Pola Interaksi Pada Pusat Kebugaran Tingkat Bawah