Latar Belakang Pusat-Pusat Kebugaran di Kota Medan (Studi Etnografi Pergeseran Fungsi dan Pola Interaksi pada Pusat Kebugaran)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan modern telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Disetiap pola kehidupan masyarakat, terdapat sesuatu yang selalu berubah. Seperti pada cara memanfaatkan waktu luang. Terdapat banyak industri waktu luang yang berkembang pada era modern ini. Di Indonesia, pusat kebugaran merupakan sebuah industri waktu luang, juga sebagai institusi sarana olahraga yang sedang berkembang pesat saat ini. Hampir disetiap daerah ada pusat kebugaran jumlahnya relatif banyak. Dikota Medan, terdapat lebih kurang 20 pusat kebugaran yang sebagian besar diantaranya tersebar di pusat kota Medan. Pusat kebugaran mempunyai kategorisasi.Pertama, pusat kebugaran tingkat atas yang memiliki fasilitas mewah, seperti alat olahraga kualitas tinggi, sarana perawatan tubuh, seperti spa, mandi uap, dengan biaya tinggi. Kedua, tingkat menengah dengan fasilitas cukup memadai, namun dengan biaya terjangkau.Tidak mahal juga tidak terlalu murah.Ketiga, dengan fasilitas cukup bahkan tidak memadai, seperti alat dibuat sendiri, tempat tidak luas, dengan biaya relatif murah, biasa dikategorikan sebagai tingkat bawah. Di kota Medan sendiri pusat kebugaran didominasi oleh tingkat menengah, yang berjumlah lebih banyak dari kategori lain, yaitu 11. Sedangkan tingkat atas Universitas Sumatera Utara berjumlah 7, dan tingkat bawah berjumlah 2.Peminat terlihat lebih memilih untuk berolahraga pada pusat kebugaran tingkat menengah.Seperti pada tabel 1.1 yang menjelaskan jumlah serta kategotisasi pusat kebugaran dikota Medan : TABEL 1.1: Daftar Pusat Kebugaran di Kota Medan 1 Setiap pusat kebugaran memiliki pelanggan yang berbeda sesuai dengan kategorisasi.Seperti tingkat atas dengan pelanggan yang memiliki kehidupan mewah, mapan, memiliki perlengkapan olahraga lengkap dan mahal.Tingkat menengah dengan 1 www.akubugar.com www.disbudpar.pemkomedan.go.id , data diolah kembali NO. NAMA PUSAT KEBUGARAN KATEGORISASI ALAMAT 1 Merak Jingga Fitness Tingkat Atas Jl. Merak Jingga No. 2 2 Clark Hatch Fitness Center Tingkat Atas Jl. Sutomo Hotel Grand Angkasa 3 Celebrity Fitness Tingkat Atas Jl. Zainal Arifin SUN Plaza 4 Quantum Healthcare Center Tingkat Atas Jl. H Misbah Komp. Multatuli 5 Novotel Fitness Club Tingkat Atas Jl. Cirebon Novotel Soechi 6 D’Best Fitness Tingkat Atas Jl. Mongonsidi Hermes Polonia 7 Yuki Fitness Center Tingkat Atas Jl. Sisingamangaraja Yuki 8 Bamboo GYM Tingkat Menengah Jl. Denai No. 72 9 California GYM Tingkat Menengah Jl. Denai No.30 Medan 10 Cassanova GYM Tingkat Menengah Jl. HM Joni No. 46B 11 Marseille GYM Tingkat Menengah Jl. Pasar Merah No. 132 12 Alexander GYM Tingkat Menengah Jl. Pasar Merah No. 197 13 Brayan Fitness Center Tingkat Menengah Jl. Pertempuran Komp. Brayan 14 Perfect GYM Tingkat Menengah Jl. H.A. Manaf Lubis No. 253 15 AGY GYM Tingkat Menengah Jl. Sikambing No. 55 16 Medan GYM Tingkat Menengah Jl. Wahidin No. 53A 17 SR2000 GYM Tingkat Menengah Jl. Pasar 9 Tembung No. 100 18 Aldino Fitness Center Tingkat Menengah Jl. Jermal 19 Ria GYM Tingkat Bawah Jl. Setia Budi 20 New GYM Tingkat Bawah Jl. Bhayangkara Universitas Sumatera Utara pelanggan kalangan atas juga kalangan pelajar, dengan perlengkapan olahraga seadanya, tidak bersepatu ketika berolahraga.Tingkat bawah yang biasanya memiliki pelanggan kalangan pelajar, dengan perlengakapan yang terkadang tidak mendukung, sesuai dengan fasilitas pusat kebugarannya. Kategorisasi pada peminat pusat kebugaran berkenaan dengan masyarakat Indonesia bersifat plural 2 Setiap pelanggan mempunyai tujuan yang berbeda. Tujuan untuk sekedar berolahraga ringan agar kesehatan terjaga, sekedar bermain – main, bersantai, menghabiskan waktu luang atau berolahraga berat mengangkat beban maksimal untuk membentuk otot dengan dukungan suplemen agar badan terlihat bagus juga dapat tampil dalam acara body contest . Menurut Furnivall masyarakat plural ditandai dengan segregasi sosial yang diikuti sistem pembagian kerja di antara kelompok – kelompok etnikreligius dimana setiap kelompok memiliki peran ekonomi yang berbeda, juga peran dalam kehidupan sosial. Kelompok – kelompok etnik yang membentuk masyarakat begitu berlainan satu sama lain sehingga mereka tidak memiliki banyak kesamaan selain pertukaran pasar mereka. 3 Didalam pusat kebugaran, para pelanggan tidak hanya sekedar berolahraga.Ada pola interaksi, solidaritas yang terjadi antar pelanggan yang berbeda. seperti contoh . 2 Dalam berbagai literatur, istilah plural diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sebagai majemuk. Oleh karena itu, dalam tulisan ini masyarakat majemuk sama dengan masyarakat plural menurut defenisi Furnivall. Walaupun demikian, dalam kajian bahasa, istilah ini perlu ditinjau kembali. 3 Body Contest adalah ajang yang mempertandingkan bentuk tubuh dan penampilan Anda, penilaian meliputi massa otot, keseimbangan massa otot, gaya dan performa di atas panggung. Universitas Sumatera Utara pada pusat kebugaran tingkat atas, dengan pelanggan kalangan atas, pola interaksi lebih rendah, pada tingkat menengah dan bawah, pola interaksi relatif tinggi sehingga tercipta arena sosial. Arena sosial yang tercipta pada pusat kebugaran menjadi fokus pada penelitian ini.Dimana bergesernya fungsi pusat kebugaran, selain menjadi sarana untuk berolahraga, juga menjadi arena sosial masyarakat yang awalnya tidak saling mengenal, karena intensitas komunikasi aktif, akhirnya terjalin sistem sosial baru. Arena sosial dapat didefenisikan sebagai sejenis pasar kompetitif yang didalamnya terdapat berbagai jenis modal ekonomi, sosial, budaya, simbolis yang digunakan sebagai ajang interaksi atau komunikasi antar masyarakat yang berada didalamnya. Interaksi dapat terjadi apabila satu jenis tindakan atau jenis aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi dan memberikan efek satu dengan yang lain 4 Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, yang mana sebagai lawan dari hubungan satu arah sebab akibat. Komunikasi yang baik adalah seperti adanya tanggapan antara pihak pertama dan kedua serta pihak yang lain, sehingga tercipta jalinan komunikasi yang aktif, tidak pasif pada arena sosial. . Didalam arena sosial, terdapat berbagai macam masyarakat dan dapat bersatu, dimana pola interaksi dari masyarakat yang mempunyai latar belakang berbeda, dapat saling berkomunikasi serta membaur dengan orang lain. Orang-orang yang ada didalam 4 Paulus Wirutomo, Sistem Sosial Indonesia Universitas Sumatera Utara arena sosial pasti mengalami mode adaptasi dan pembentukan identitasnya, sehingga terbentuk sebuah identitas baru tanpa meninggalkan identitas yang lama. Pada dasarnya, arena sosial dapat terjadi apabila masyarakat memiliki identitas atau kebiasaan yang sama, seperti pada acara keluarga, adat dan pernikahan. Perubahan karakter masyarakat merupakan hal mencolok yang terjadi, khususnya dengan melemahnya ikatan-ikatan tradisional. Pada saat yang sama individu- individu memiliki otonomi yang lebih besar. Dalam dunia semacam ini, minat individual sedang mendapatkan ruang yang lebih luas dalam berekspresi juga dalam proses pengambilan keputusan Goldsmith, 1998 5 Ada sebuah fenomena yang dilihat oleh peneliti dimana masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial yang berbeda, berada disatu tempat dan memberikan warna baru dengan solidaritas yang ada pada diri mereka.Solidaritas dapat dilihat dari bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama diluar dari waktu untuk berolahraga. . Perubahan semacam ini menegaskan suatu peralihan yang mendasar dalam institusi-institusi sosial sebagai pengikat individu-individu menunjukkan kebutuhan cara-cara dalam mengorganisasikan individu-individu ke dalam suatu sistem Hal ini semakin pudar seiring berkembangnya zaman.Saat ini, banyak arena yang dimanfaatkan untuk berinteraksi, seperti pasar, sekolah, institusi pemerintahan, tempat waktu luang, jalan atau bahkan rumah. Seperti contoh pada pusat kebugaran Bamboo GYM, dimana pemilik berkomunikasi aktif dengan pelanggan, sehingga pelanggan merasa nyaman untuk 5 Goldsmith, 1998 dalam Irwan Abdullah: Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan Universitas Sumatera Utara kembali kesana. Di sisi lain, apabila ada pelanggan yang mempunyai acara, pemilik bersama pelanggan lain tidak sungkan untuk datang ke acara itu. Pemilik juga terkadang membuat acara lain pada pusat kebugaran yang dimilikinya. Peneliti nantinya akan meneliti pusat kebugaran di kota Medan karena peneliti memperhatikan perkembangan pusat kebugaran yang pesat juga memilki kelas – kelas serta bagaimana pola interaksi, solidaritas yang terbangun pada pelanggan. Ini terlihat pada pusat kebugaran mewah ala artis ibu kota hingga yang sederhana. Terciptanya pola interaksi pada awalnya dikarenakan banyaknya kesamaan antar pelanggan.Pola interaksi juga tidak selamanya sama, pasti juga mengalami pasang surut. Contoh lain terlihat pada pergantian personal trainer sering terjadi hingga bergantinya manajemen pada pusat kebugaran. Penelitian juga dilakukan dibeberapa pusat kebugaran yang cukup dikenal, seperti Best Fitness, terletak di Hermes Polonia Medan. Pusat kebugaran kelas menengah seperti Bamboo GYM yang terletak di Jalan Denai, hingga pusat kebugaran kelas bawah seperti New GYM bertempat di Jalan Bhayangkara. Peneliti juga membandingkan bagaimana pola interaksi antar pemilik, pelatih ke pelanggan. Dengan adanya batasan waktu, maka diharapkan peneliti akan mendapatkan data-data dari informan yang nantinya akan ditentukan.

1.2. Tinjauan Pustaka