2.6.6. Ketidakteraturan Menstruasi
Gangguan dalam masa menarche meliputi menarche dini, menarche tarda, dan perdarahan. Menarche dini yaitu terjadinya menstruasi sebelum umur 10 tahun yang
dikarenakan pubertas dini dimana hormon gonadotropin diproduksi sebelum anak usia 8 tahun. Hormon ini merangsang ovarium yang memberikan ciri-ciri kelamin sekunder.
Hormon gonadotropin juga akan mempercepat terjadinya menstruasi dini dan fungsi dari organ reproduksi itu sendiri. Menarche tarda adalah menarche yang baru datang
setelah umur setelah 14 tahun yang disebabkan oleh faktor keturunan, gangguan kesehatan dan kurang gizi Proverawati Misaroh, 2009.
2.7. Menstruasi 2.7.1. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan endometrium. Proses terjadinya haid berlangsung dengan empat tahapan masa
proliferasi, masa ovulasi, masa sekresi dan masa haid Proverawati Misaroh, 2009. Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap
bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar umumnya sebanyak 10 – 80 mL per
hari Laila, 2011.
2.7.2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi yang normal adalah 28 atau 30 hari dan lamanya pendarahan biasanya 3-8 hari Pudiastuti, 2012. Dan ada juga kelainan siklus menstruasi yaitu oligomenorea
yang siklus mentruasi yang memanjang lebih dari 35 hari dan jumlah perdarahan tetap sama. Polimenorea yaitu siklus menstruasi yang lebih singkat sekitar kurang dari 21 hari
Laila, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Proverawati Misaroh 2009, siklus menstruasi terdiri 4 fase yaitu : a.
Fase menstruasi Peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan
dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam
darah menjadi tidak ada. b.
Fase Proliferasifase Folikuler Ditandai dengan menurunnya hormon progesterone sehingga memacu kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang dalam ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi
folikel de Graaf yang masak dan menghasilakan hormon estrogen yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi
FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. c.
Fase Ovulasifase Luteal Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14
sesudah menstruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum
berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebalkan dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
d. Fase Pasca ovulasifase Sekresi
Ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan menghilang serta berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon
estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesterone maka penebalan dinding endometrium
Universitas Sumatera Utara
akan berhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase perdarahan atau menstruasi.
2.7.3. Perubahan-perubahan Remaja Saat Masa Menstruasi