Pembatasan Pada Pemotongan Pendapatan Bruto Dan Pemotongan Dari Pelaksanaan Kegiatan Usaha Basis Akuntansi

24 m sogok atau jumlah sejenis; dan n suatu pengeluaran atau kerugian yang disebabkan sejauh dapat dipulihkan berdasar suatu kebijaksanaan atau berdasar polis asuransi atau kontrak ganti rugi.

Bagian 32 Pembatasan Pada Pemotongan

32.1 Pengeluaran menyangkut seorang wajib pajak pendapatan atas pendapatan, pengumpulan, atau pengamanan pendapatan yang mempunyai usia manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dipotong langsung dari pendapatan tetapi harus dipotong melalui depresiasi atau amortisasi berdasar Bab 36 dan 37. 32.2 Bila seorang wajib pajak pendapatan diharuskan untuk memotong pajak dari suatu pembayaran yang merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari wajib pajak, termasuk pembayaran upah yang terkena Bab 22, pemotongan itu tidak dibenarkan hingga wajib pajak membayar pajak yang dipotong ke Kantor Pajak. 32.3 Seorang wajib pajak pendapatan tidak dibenarkan melakukan pemotongan atas suatu komisi, rabat, diskon, biaya peninjau, atau pembayaran sejenis yang Timor-Leste merupakan sumber pendapatan si penerima kecuali: a wajib pajak mengungkapkan nama dan alamat penerima dengan pemberitahuan tertulis pada Kantor Pajak; b Kantor Pajak merasa aman bahwa pajak sudah atau akan dibayar menyangkut kewajiban pembayaran. DIVISI II Kegiatan Usaha

Bagian 33 Pendapatan Bruto Dan Pemotongan Dari Pelaksanaan Kegiatan Usaha

33.1 Penentuan dari Pendapatan Bruto dan Pemotongan oleh seorang wajib pajak pendapatan dari pelaksanaan Kegiatan Usaha untuk suatu tahun pajak harus berdasarkan pada laba bersih wajib pajak untuk kepentingan akutansi keuangan tahun bersangkutan yang disusun berdasar Standar Pelaporan Keuangan Internasional, dan mengacu pada modifikasi dalam undang undang ini. 33.2 Guna keperluan ini, laba bersih seorang wajib pajak termasuk semua kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh wajib pajak selama tahun pajak, termasuk pengalihan setiap aset atau pembebasan setiap hutang selama atau pada akhir tahun pajak menyangkut kegiatan tersebut.

Bagian 34 Basis Akuntansi

34.1 Setiap wajib pajak pendapatan harus menghitung pajak pendapatan atas dasar timbunan. 25 34.2 Seorang wajib pajak pendapatan yang omzet tahunannya kurang dari US100,000 boleh menghitung pajak pendapatan memakai dasar tunai atau timbunan. 34.3 Bila basis akuntansi seorang wajib pajak pendapatan sudah berubah akibat dari pelaksanaan Bab 34.2, wajib pajak harus melakukan penyesuaian berdasar ketentuan pendapatan, pemotongan, atau kredit, atau pada setiap hal yang mempengaruhi perubahan sehingga hal tersebut ditiadakan dan tidak ada hal yang dihitung lebih dari satu kali. 34.4 Seorang wajib pajak pendapatan menghitung pajak pendapatan menggunakan basis tunai mengakui pendapatan yang diterima atau dibuat pada wajib pajak dan pengeluaran melibatkan pajak bila biaya dibayarkan. 34.5 Seorang wajib pajak pendapatan menghitung pajak atas dasar ditimbun mengakui pendapatan terjadi bila dapat ditagih bila hal itu jadi terhutang. 34.6 Suatu jumlah dapat diterima oleh seorang wajib pendapatan bila wajib pendapatan menjadi berhak untuk menerimanya meski waktu untuk melepaskan hak tersebut ditunda atau hak tersebut terhutang melalui angsuran. 34.7 Suatu jumlah terhutang oleh seorang wajib pajak pendapatan bila semua kejadian yang menentukan kewajiban sudah terjadi dan jumlah kewajiban dapat ditentukan dengan akurasi yang layak, tetapi tidak sebelum timbuknya kejadian ekonomi. 34.8 Kejadian ekonomi timbul: a dalam hal akuisisi dari jasa, barang - barang atau aset, pada saat jasa, barang - barang atau aset dipasok; b dalam hal penggunaan barang - barang atau aset, pada saat barang - barang atau aset tersebut digunakan; dan c dalam hal lain, pada saat wajib pajak membuat pelunasan penuh atas kewajiban pajak.

Bagian 35 Persediaan