Layanan dan Koleksi Digital Perpustakaan 1. Layanan Digital Perpustakaan

Laporan Kinerja Perpustakaan 2010 46 sehingga pelanggan tidak merasa tertipu, yang mana hal ini dapat mengakibatkan pelanggan berpindah ke produk pesaing. c. Faktor ketiga, yaitu perlindungan length of patronage, perusahaan harus dapat memberikan perlindungan kepada pelanggannya, baik berupa kualitas produk, pelayanan, komplain ataupun layanan purna jual. Dengan demikian, pelanggan tidak khawatir perusahaan dalam melakukan transaksi dan berhubungan dengan perusahaan, karena pelangga merasa perusahaan memberikan perlindungan yang mereka butuhkan. d. Faktor keempat, yaitu kepuasan akumulatif overall satisfaction, kepuasan akumulatif adalah keseluruhan penilaian berdasarkan total pembelian dan konsumsi atas barang dan jasa pada suatu periode tertentu. Kepuasan akumulatif ditentukan oleh berbagai komponen seperti kepuasan terhadap sikap agen service provider dan kepuasan terhadap perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memberikan rasa puas kepada pelanggan dalam melakukan segala transaksi dengan perusahaan, sehingga dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan dan meningkatkan fungsi dan kegunaan dari segala fasilitas dan sumber daya yang dimiliki agar pelanggan dapat memanfaatkannya kapan saja dan dimana saja. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi loyalitas pengguna perpustakaan yaitu adanya pemahaman penuh perpustakaan atau pelayanan jasa terhadap penggunanya, sehingga memberi nilai tambah pengguna terhadap pelayanan yang diberikan. Perhatian dan hubungan yang dibina antara perpustakaan atau pelayanan jasa dengan pengguna dapat menciptakan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, sehingga loyalitas pelanggan tumbuh terhadap pelayanan tersebut. 2.7. Layanan dan Koleksi Digital Perpustakaan 2.7.1. Layanan Digital Perpustakaan Layanan digital merupakan pengembangan dari layanan perpustakaan yang menerapkan teknologi komunikasi dan informasi. Layanan digital menyediakan sarana dan prasarana akses ke koleksi digital baik itu lokal maupun global. Layanan ini memanfaatkan sarana internet untuk pengaksesan informasi pada perpustakaan digital. Hartinah 2009 mengatakan bahwa: Pelayanan digital meliputi akses yang terintegrasi kepada sumber-sumber informasi online, pengambilan informasi secara online meliputi akses, browsing dan fasilitas-fasilitas pencarian, akses secara elekronik ke databasebibliometrik didalam dan luar perpustakaan akses elektronik pada jurnal dan buku secara full-text, pelayanan referens secara elektronik pelayanan Laporan Kinerja Perpustakaan 2010 47 inter-library loan, sharing jaringan dan sumber pustaka, publikasi elektronik, dan lain-lain. Layanan digital online menggunakan sarana internet untuk pelayanan informasi kepada penggunanya. Brace 2005 : 3 menyatakan bahwa “Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer dan komputer pribadi stand alone, yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain”. Sedangkan Perpustakaan digital menurut Borgman yang disitir oleh Suwarno 2010 : 39: “A digital library system that provides a community of users with coherent access to alarge, organized repository of information and knowledge”. Perpustakaan digital adalah suatu sistem yang menyediakan suatu komunitas pengguna dengan akses terpadu yang menjangkau keluasan informasi dan ilmu pengetahuan yang telah tersimpan dan terorganisir dengan baik. Selain defenisi di atas, Deegan yang dikutip oleh Suwarno 2010 : 39 menyatakan bahwa: Digital libraries are organizations that provide the resources, including the specialized staff, to select, structure, offer intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and ensure the persistence over time of collections of digital works so that they are readily and economily available for use by defined community or set of communities. Pendapat Deegan tersebut dapat diartikan bahwa perpustakaan digital adalah organisasi yang menyediakan sumber daya mencakup staf ahli untuk memilih, menstruktur, menawarkan akses intelektual untuk menginterpretasikan, mendistribusikan, memelihara integritas, koleksi dari waktu ke waktu sedemikian rupa, sehingga tersedia dan siap untuk digunakan oleh masyarakat. Pengertian yang sama dijelaskan oleh Supsiloani 2006 bahwa: “Sistem perpustakaan digital adalah implementasi teknologi informasi agar dokumen digital bisa dikumpulkan, diklasifikasikan dan bisa diakses secara elektronik”. Secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital. Dari beberapa pengertian di atas diketahui bahwa, layanan digital perpustakaan merupakan layanan yang menerapkan teknologi informasi untuk melayani penggunanya dalam penelusuran informasi yang terkumpul pada perpustakaan digital. Laporan Kinerja Perpustakaan 2010 48 Untuk dapat menyelenggarakan layanan digital diperlukan beberapa persyaratan. Hasugian 2009 : 192-194 menyatakan bahwa: Untuk dapat menyediakan layanan digital dibutuhkan persyaratan antara lain: 1. Dokumen Elektronik; dapat berupa buku elektronik e-book, jurnal elektonik e-journal, atau dokumen lain dalam format elektronik. 2. Infrastruktur Layanan Digital antara lain: a. Layanan digital yang off-line, layanan elektronik yang sifatnya off-line tidak terhubung dengan komputer lain memerlukan infrastruktur yang tidak terlalu rumit. Layanan ini dapat dilakukan apabila tersedia komputer personal dan dokumen elektronik. b. Layanan digital yang online; layanan ini terdiri dari layanan online- intranet dan layanan online-internet. Layanan online intranet diperlukan infrastruktur berupa komputer server, komputer personal, jaringan lokal, software dan dokumen elektronik. Sedangkan layanan online-internet diperlukan infrastruktur berupa komputer server, komputer personal, jaringan internet yang terhubung dengan salah satu provider dan dokumen elektronik. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan digital merupakan sarana penyediaan informasi digital baik informasi digital yang disediakan database perpustakaan yang bersangkutan ataupun informasi digital yang tersebar di situs atau web yang tersedia diseluruh dunia dan dapat diakses pengguna secara simultan. 2.7.2. Koleksi Digital Perpustakaan Informasi yang diakses pada layanan digital merupakan informasi yang berbentuk digital atau disebut koleksi digital. Koleksi ini tersimpan diberbagai database yang tersebar di seluruh dunia yang tehubung melalui intranet dan internet. Yusup 2009 : 101 mengemukakan: Yang dimaksud dengan dokumen digital adalah semua dokumen yang cara produksi dan pemanfaatannya sudah melibatkan teknologi modern, terutama teknologi informasi. Dokumen digital lebih ditekankan pada proses produksi dan pengolahannya. Namun hasil akhir atau bentuk fisik akhir dari dokumen dan dokumen digital dalam kondisi tertentu bisa jadi sama. Menurut African Digital Library 2002 : 1, yang dimaksud dengan koleksi digital digital collections adalah: This is an electronic Internet based collection of information that is normally found in hard copy, but converted to a computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible because of the quality of many computer screens and the relatively short life of the Internet. Laporan Kinerja Perpustakaan 2010 49 This seemingly slow start to the use of eBooks should be seen in the context of the hundreds, if not thousands of years it took to move from the verbal to the written - initially on rock, clay tablets, animal skins, papyrus scrolls and finally, to modern paper. Koleksi digital tersebut dapat diartikan sebagai berikut: koleksi digital merupakan koleksi informasi berbasis elektronik yang terdapat di internet, yang mana pada umumnya didapatkan dalam bentuk tercetak, koleksi ini dikonversi ke format komputer yang kompatibel. Koleksi buku dalam bentuk digital sangat sulit untuk mendapatkan popularitas, hal ini mungkin dikarenakan kualitas dari layar komputer yang relatif singkat ‘hidupnya’ dari internet. Hal ini menyebabkan lambatnya penggunaan dari e-book yang harus dilihat dalam ratusan konteks, jika tidak demikian ribuan tahun dibutuhkan untuk merubah dari lisan ke tertulis, dimana awalnya menulis di atas batu, tablet, kulit binatang, gulungan papyrus dan akhirnya ke kertas modern. Dalam uraian di atas dapat diketahui koleksi informasi dalam bentuk elektronik berbasis internet yang umumnya terdapat dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Selain pendapat di atas, Tartojogja 2008 : 1 menyatakan bahwa “koleksi digital dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistik elektronik, dan lain sebagainya” Koleksi digital dapat terdiri atas beberapa jenis dokumen file type yaitu setiap program yang berbeda akan menghasilkan jenis dokumen yang berbeda pula sesuai dengan program yang digunakan, perbedaan itu dapat dilihat dari gambar icon dokumen atau yang lebih umum adalah tiga huruf yang tertera setelah tanda titik pada judul dokumen. Misalnya “judul.doc” menunjukkan dokumen tersebut dibuat dengan program Microsoft Word, “judul.xls” menunjukkan dokumen tersebut dibuat dengan program Microsoft Excel, dan lain sebagainya. Perpustakaan dalam mengadakan bahan pustaka elektronik untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang dikatakan oleh Cleveland 1998 : 4 terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam proses membangun koleksi digital, yaitu: 1. Digitalization, converting paper and other media in existing collections to digital form. Laporan Kinerja Perpustakaan 2010 50 2. Acquicition of original digital works created by publisher and scholars. 3. Access to external materials not held in-house by providing pointers to Web sites, other library collections, or publishers’ servers. Metode tersebut di atas dapat diartikan sebagai berikut: 1. Pendigitalisasian yaitu pengalihan dari bentuk atau fisik berbasis kertas atau media lainnya ke bentuk digital. 2. Pengadaan dari koleksi digital original yang dihasilkan penerbit, dan lembaga pendidikan. 3. Pengaksesan ke koleksi-koleksi diluar yang disediakan penyaji-penyaji pada situs atau web, koleksi perpustakaan lain atau dari server penerbit- penerbit. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa koleksi digital merupakan atau dapat dikatakan pengembangan bentuk dari koleksi berbasis kertas ke berbasis digitalelektronik.

2.8. Penerapan Customer Relationship Management dalam Layanan Informasi