Metode Relaksasi Pernapasan TINJAUAN PUSTAKA
Wanita yang mampu menghadapi persalinan dengan baik selalu menggunakan relaksasi, baik selama atau di antara kontraksi atau terus menerus. Adalah umum bagi para
wanita yang sedang dalam awal persalinan untuk membiarkan otot-ototnya lemas selama kontraksi dan menggerakkannya di antara waktu kontraksi. Pada persalinan lebih lanjut,
beberapa wanita akan menjadi lebih aktif selama kontraksi Relaksasi adalah bagian yang penting dalam persalinan, pada saat rileks, ibu dapat
mengurangi ketegangan yang memperburuk rasa nyeri. Mencoba untuk rileks selama suatu kontraksi persalinan dapat membantu mengurangi rasa nyeri sekalipun ibu tidak benar-benar
rileks. Memang, tidak mudah untuk betul-betul rileks dalam persalinan. Namun, dapat dilakukan dengan teknik dan bantuan sederhana khususnya dari pendamping persalinan.
Kebanyakan ibu terbebas dari rasa sakit dan rasa tidak nyaman diantara dua kontraksi. Inilah saat tepat memeriksa tubuh, khususnya di bagian yang tegang, istirahatkan bagian itu.
Pendamping dapat memeluk dan mencium agar ibu lebih tenang. Tetap pokus pada latihan pernapasan, baik saat terjadi kontraksi atau antara kontraksi juga dapat membantu.
2. Manfaat Metode Relaksasi Pernapasan
a. Menyimpan energi dan mengurangi kelelahan
Jika tidak secara sadar merelakskan otot-otot, ibu cenderung membuat otot selama kontraksi. Ketegangan ini meningkatkan nyeri yang dirasakan, memboroskan
energi, menurunkan pasokan oksigen ke rahim dan bayi, serta membuat ibu lelah. b.
Menenangkan pikiran dan mengurangi stres Tubuh yang relaks membuat pikiran relaks, yang pada gilirannya membantu
mengurangi respons stres. Ada bukti bahwa distres pada wanita yang sedang mengalami persalinan yang disebabkan oleh kecemasan, amarah, ketakutan, atau
penyakit yang menghasilkan ketokolamin hormon stres. Kadar ketokolamin yang
tinggi di dalam darah dapat memperpanjang persalinan dengan mengurangi efisiensi kontraksi rahim dan dapat berpengaruh buruk pada janin dengan mengurangi aliran
darah ke rahim dan plasenta. c.
Mengurangi rasa nyeri Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri
yang ibu rasakan selama persalinan dan pelahiran. Juga memungkinkan ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi nyeri, karena
otot kerja yang membuat rahim berkontraksi menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat ibu secara sadar merelakskan otot
membantu mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit waktu kontraksi dan karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu akan rasa sakit Whalley., Simkin., Keppleer.
2008,Hal 154. 3.
Hubungan Metode Relaksasi Pernapasan dengan Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Pengaruh metode relaksasi pernapasan pada nyeri persalinan adalah menurunkan
intensitas nyeri pada persalinan melalui tiga mekanisme merelaksasikan otot skelet yang mengalami spasme akibat perusakan jaringan. Relaksasi otot skelet meningkatkan aliran
darah ke daerah yang mengalami perusakan sehingga nyeri yang dialami berkurang. Metode relaksasi pernapasan dipercaya mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opiod
endogen yaitu endorgen dan enkefalin. Suddarth., Brunner. 2001, Hal 217-218. 4.
Penatalaksanaan Metode Relaksasi Pernapasan Ada banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri dan stres dalam persalinan.
Keterampilan mengatasi nyeri dan langkah-langkah kenyamanan ini dapat ibu gunakan selama persalinan. Mengatasi persalinan dengan baik berarti ibu tidak kewalahan atau panik saat
menghadapi rangkaian kontraksi, itu berarti ibu mampu rileks dan menangani rasa nyeri Whalley., Simkin., Keppleer. 2008,Hal 157
Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan yaitu merelaksasikan otot tubuh dan sistem pernafasan.
a. Posisi relaksasi dengan tubuh telentang
Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal.
b. Posisi relaksasi dengan tubuh berbaring miring
Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak
menggantung. c.
Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping telinga.
d. Posisi relaksai dengan duduk
Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat tidur. Kedua kaki tidak boleh mengantung. Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan
selama ada his dan pada saat itu ibu harus dapat mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada sesuatu yang menyenangkan
Tahap pertama untuk belajar relaksasi adalah menyadari bagaimana rasanya tubuh dan pikiran ibu ketika beristirahat atau tidur karena tubuh dan pikiran saling mempengaruhi
satu sama lain. Keadaan pikiran ibu mempunyai pengaruh yang besar terhadap seberapa rileks atau tegangnya tubuh ibu. Jika ibu cemas atau takut, tubuh akan merefleksikan perasaan ini
dengan cara menegang. Jika ibu merasa percaya diri dan positif, tubuh akan tetap relaks. Saat ibu mulai berlatih relaksasi, cobalah berbaring menyamping dengan tumpukan bantal. Atau
duduk untuk membuat ibu merasa nyaman. Setelah belajar rileks dalam posisi ini, praktekkan relaksasi pernapasan Whalley., Simkin., Keppleer. 2008.
Dibawah ini tiga alternatif panduan untuk ibu melakukan teknik pernapasan sederhana yaitu :
1 Pikirkan kata ”rileks” yang terdiri dari dua suku kata, yaitu ”ri” dan ”leks”.
Selanjutnya, cobalah latihan ini. Ketika menarik napas, pikirkan kata ”ri”, saat menghembuskan, pikirkan kata ”leks”. Jangan alihkan pikiran dari kata
”rileks”tersebut. Ketika menghembuskan napas, singkirkan segala ketegangan dari tubuh, khususnya otot-otot yang biasanya mudah tegang setiap kali stres.
2 Cobalah menghitung pernapasan. Begitu bernapas, hitung tiga sampai empat, atau
lebih secara perlahan-lahan. Ketika menghembuskan napas, hitung sampai tiga atau empat lagi.
3 Cobalah bernapas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut. Embuskan
napas dari mulut dengan lembut. Banyak ibu merasa lebih enak mengeluarkan suara saat menghembuskan napas, misalnya ”fuuuuuuuuuh” Danuatmadja., Meiliasari,
2004. Pernapasan dan relaksasi saling ketergantungan, pernapasan, dan relaksasi akan
sangat baik jika dilakukan bersamaan. Latihan pernafasan dapat efektif jika pikiran dan tubuh tenang, sehingga oksigen bersama darah mengalir ke seluruh tubuh Whalley, Simkin,
Keppleer, 2008, Hal.166 5.
Prosedur Pelaksanaan Metode Relaksasi Pernapasan a.
Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya metode relaksasi pernapasan b.
Mengkaji intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan skala nyeri yang ada pada lembar observasi yang sudah dijelaskan cara pengisiannya
c. Persiapan sebelum pelaksanaan
1 Persiapan ruangan:
c Ruangan yang nyaman
d Minimalkan kebisingan dan gangguan
2 Persiapan ibu
a Minta ibu untuk berbaring miring kekiri dengan bahu kiri, leher, dan kepala
terletak di atas bantal b
Lengan kiri di letakkan dengan bebas di sisi kiri c
Siku ditekuk dan letakkan tangan kanan di bagian samping bantal d
Kaki kiri diluruskan dengan lutut kaki kiri sedikit ditekuk e
Kaki kanan ditekuk, letakan lutut sejajar dengan panggul letakkan satu bantal di bawah lutut kanan sebagai penyangga
3 Pelaksanaan
a Segera setelah kontraksi rahim dimulai minta ibu untuk memfokuskan pikiran
pada kata”Rileks” b
Tarik napas melalui hidung, pikirkan kata ” Ri ” dan menghembuskan pikirkan kata ”Leks”. Saat menghembuskan napas, lepaskan semua
ketegangan dan kendorkan otot-otot seluruh tubuh c
Tarik napas melalui hidung selama 4 hitungan dan keluarkan dari mulut selama 4 hitungan. Ibu dapat mengeluarkan suara saat menghembuskan napas.
d Ibu terus melanjutkan metode relaksasi pernapasan sampai kontraksi hilang,
e Saat kontraksi berakhir, rilekskan tubuh, ganti posisi.
f Ukur intensitas nyeri setelah ibu melaksanakan metode relaksasi pernapasan
Catat hasil