27
2.6. Penjajaran Terbitan Berseri
Setelah mengalami proses pengolahan, maka terbitan dapat dipajang di rak khususnya untuk terbitan terbaru dengan demikian setiap perpustakaan yang
menerima terbitan baru harus segera memproses dan menjajarkan kedalam rak agar informasi yang didalamnya dapat secepatnya dimanfaatkan oleh pengguna
perpustakaan. Menurut Lasa Hs 1994:86 terdapat beberapa carasistem pejajaran terbitan berseri yaitu:
1. Terbitan Berseri Disusun Berdasarkan Alfabetis
Sistem ini memiliki kecenderungan dalam penelusuran informasi karena pengguna lebih menitikberatkan pada judul. Sistem ini sangat cocok untuk
perpustakaan atau lembaga yang hanya memiliki terbitan terbatas. 2.
Disusun Perkelompok Bidang Dalam sistem ini lebih dititikberatkan pada bidang. Dengan demikian
pengguna akan mencari judul terbitan sesuai dengan minat dan bidang masing-masing. Cara ini lebih cocok untuk perpustakaan yang menerima
terbitan dalam jumlah banyak. 3.
Disusun Kronologis Penerimaan Terbitan yang diterima tanggal tertentu disusun pada rak pertama dengan
memberi petunjuk, misalnya: majalah hari ini. Kemudian esok harinya dipindah ke rak berikutnya. Sedangkan rak pertama diisi dengan terbitan
yang baru diterima. Perpindahan terbitan dari satu rak kerak berikutnya dilakukan setiap hari.
Sistem penjajaran koleksi terbitan berseri dalam rak disesuaikan dengan ketentuan yang dibuat oleh perpustakaan. Kartu kartu terbitan berseri dimuat
dalam satu tempat yang disusun secara alfabetis menurut judul terbitan berseri dalam satu kotak yang berukuran 30x22x10cm. Dengan demikan kartu kartu
dapat tersusun dalam posisi berdiri sehingga memudahkan pengecekan karena setiap saat dibutuhkan baik untuk melihat terbitan berseri yang adatidak ada
ataupun untuk pencatatan terbitan berseri yang baru masuk ke perpustakaaan.
Universitas Sumatera Utara
28
2.7. Pelayanan Terbitan Berseri
Tugas perpustakaan perguruan tinggi yaitu memberikan pelayanan pada seluruh aktivitas akademika yang terdiri dari mahasiswa, staf pengajar, peneliti,
dan staf administrasi. Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan perpustakaan dengan baik, maka perpustakaan harus dapat menyediakan bahan pustaka yang
sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dikatakan demikian karena bahan pustaka merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi mahasiswa dalam
penyelesaian tugas yang telah diberikan oleh dosen, bagi staf pengajar untuk keperluan mengajar, sedangkan bagi peneliti untuk menyelesaikan tugas
penelitian yang sedang dilakukannya.
1. Sistem Layanan Terbuka open access.
Sistem layanan terbuka memungkinkan pengguna untuk mengambil langsung bahan pustaka ke rak. Hal ini sesuai seperti yang dimuat dalam Pedoman
Umum Pengolahan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2000; 24 bahwa: Layanan terbuka adalah suatu sistem layanan yang memungkinkan
pengguna menelusur jajaran koleksi penempatan relatif akan lebih menguntungkan karena pengguna memiliki kesempatan menemukan pustaka lain
yang berkaitan dengan pustaka yang dibutuhkannya.
Dalam melaksanakan sistem pelayanan terbuka perpustakaan harus dapat melakukan beberapa hal antara lain:
a. Penataan Koleksi
Koleksi perpustakaan harus ditata dan diatur secara sistematis menurut klasifikasi agar pengguna mudah mencari dan menemukan bahan pustaka
yang dibutuhkan. b.
Rambu-rambu Rambu-rambu petunjuk arah pencarian bahan pustaka harus dibuat dengan
jelas tetapi singkat serta ditempatkan pada tempat yang tepat. Rambu- rambu tersebut dapat berwujud panah atau tulisan.
Universitas Sumatera Utara
29
c. Tata Ruang
Tata ruang harus baik sehingga memungkinkan pengawasan petugas kepada setiap pengunjung secara seksama.
d. Katalog Meskipun pengunjung perpustakaan dapat memilih bahan pustaka secara
langsung ke rak, katalog perpustakaan tetap diperlukan dan harus ada. Soeatminah, 1992:130
2. Sistem Layanan Tertutup Closed Access Layanan tertutup adalah suatu sistem layanan yang tidak memungkinkan
pengguna perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Dalam sistem ini pengguna perpustakaan tidak diberi izin untuk masuk dan mengambil langsung bahan
pustaka ke rak, tetapi bahan pustaka yang diminta pengguna diambil oleh petugas perpustakaan. Pengguna memilih bahan pustaka yang ingin dipinjam melalui
katalog perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya maka petugas perpustakaan dapat mengambil koleksi ke rak akan tetapi dibantu oleh petugas
sirkulasi. Sehubungan dengan uraian diatas pelaksanaan sistem layanan tertutup
perpustakaan perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: a.
Penataan koleksi Koleksi pada sistem tertutup tidak harus ditata secara sistematis menurut
urutan klasifikasi. Sehingga pengambilan bahan pustaka dan pengembaliannya tidak dapat dilakukan dengan cepat. Nomor urut lebih
memungkinkan pengambilan dan pengembalian dilakukan dengan cepat. b. Rambu-rambu
Petugas yang sudah hafal letak pustaka, rambu-rambu petunjuk arah kurang diperlukan.
b. Tata ruang
Berhubungan karena pengguna tidak boleh masuk, ruang koleksi harus di pisahkan dari ruang pengguna.
c. Katalog perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
30
Katalog perpustakaan sangat vital karena merupakan satu-satunya alat untuk mencari dan menentukan bahan pustaka yang ingin dibaca atau dipinjam.
Perpustakaan dengan sistem tertutup tidak mungkin tanpa katalog. Soeatminah, 1992:131
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan pengguna merupakan bagian penting pada perpustakaan karena merupakan sarana yang
efektif dalam pemberian informasi secara umum bagi pengguna perpustakaan. Perpustakaan STMIK Neumann sampai saat ini menggunakan sistem layanan
terbuka Open access.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB III PENGELOLAAN TERBITAN BERSERI PADA PERPUSTAKAAN
STMIK NEUMANN MEDAN
3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan STMIK Neumann
STMIK NEUMANN adalah sebuah perguruan tinggi yang didirikan oleh YPK-GBKP sebagai bentuk tanggung jawab Moderamen GBKP dalam
pelayanannya diakonia kepada masyarakat di bidang pendidikan. Pendirian sekolah tinggi ini direncanakan sebagai cikal bakal sebuah universitas yang
memiliki lebih banyak fakultas dan jurusan. Sebenarnya pendirian sebuah universitas milik YPK-GBKP sudah terpikir oleh Pengurus Moderamen GBKP
sejak tahun 2000, namun baru pada 2007 rencana pendirian sudah menemui titik terang yaitu dengan adanya beberapa anggota jemaat investor yang sangat peduli
akan kondisi pendidikan di kalangan warga GBKP dan masyarakat umum lainnya.
Berdasarkan Surat Keputusan Moderamen GBKP No. 0800VIII-c2007 tertanggal 20 Juni 2007, Moderamen GBKP mengganti nama Badan Pelayanan
Pendidikan GBKP menjadi Yayasan Pendidikan Kristen YPK GBKP sekaligus menata ulang susunan kepengurusan YPK-GBKP periode 2005-2010, yang mana
di dalamnya terdapat Seksi Perguruan Tinggi. Sejak dikeluarkannya SK tersebut, gaung pendirian universitas YPK-GBKP semakin membahana yang ditandai
dengan seringnya diadakan rapat-rapat antara Moderamen Bidang Usaha, Bidang Diakonia, Seksi Perguruan Tinggi YPK, investor, akademisi dan tokoh-tokoh
masyarakat Karo. Sebagai tindaklanjut rapat-rapat tersebut, pada 30 Juli 2007 Moderamen
mengeluarkan SK pengangkatan Tim Persiapan Pendirian Universitas Neumann selanjutnya disebut Tim yang bertugas mempersiapkan dan mendirikan
perguruan tinggi di bawah Moderamen GBKP. Adapun tim persiapan tersebut beranggotakan:
1. Prof. Dr. Timbangen Sembiring, M.Sc. Koordinator
2. Drs. Open Darnius Sembiring, M.Sc.
3. Bukti Antonius Tarigan, S.E., M.Si.
4. Drs. Henri Rani Sitepu, M.Si.
Universitas Sumatera Utara