Gambaran Umum Daerah Penelitian

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibukota provinsi ini yaitu Semarang, merupakan pusat perekonomian di Jawa Tengah. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ), baik atas dasar harga berlaku maupun berdasarkan atas dasar harga konstan.

Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap. Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran- Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Cilacap terdapat industri semen. Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan minyak bumi yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak zaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.

Dari uraian di atas bisa diketahui bahwa wilayah Jawa Tengah merupakan wilayah yang penting di Indonesia. Selain sebagai kawasan pertumbuhan, Dari uraian di atas bisa diketahui bahwa wilayah Jawa Tengah merupakan wilayah yang penting di Indonesia. Selain sebagai kawasan pertumbuhan,

1. Aspek Geografis

Provinsi Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Propinsi Jawa Tengah berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 kmĀ², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.

Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 29 Kabupaten dan 6 Kota dengan 565 Kecamatan serta 8.568 desa/kelurahan. Daerah yang terluas adalah Kabupaten Cilacap dengan luas 2.13.851 Ha atau sekitar 6,57 % dari luas total Provinsi Jawa Tengah, sedangkan Kota Magelang merupakan daerah yang memiliki wilayah paling kecil yaitu seluas 1.812 Ha.

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 32.380.687 jiwa terdiri atas 16.081.140 laki-laki dan 16.299.547 perempuan. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,732 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,553 juta jiwa).

Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Solo Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.

Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).

Dari jumlah penduduk ini, 47% di antaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan jasa (10,98%).

2. Aspek Kependudukan

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan, dalam rangka membentuk manusia Indonesia yang maju. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2010, jumlah penduduk terbesar di propinsi Jawa Tengah adalah pada kabupaten Brebes sebesar 1.733.869 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di kota Magelang yaitu sebesar 118.227 jiwa. Tabel 4.1 menunjukkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

Secara umum, proporsi penduduk berjenis kelamin perempuan lebih besar daripada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah memiliki proporsi penduduk perempuan lebih dari 50%. Proporsi penduduk perempuan yang lebih besar dibandingkan penduduk laki-laki menunjukkan bahwa peran perempuang cukup tinggi untuk menunjang dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

Dalam tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa penduduk dalam usia produktif atau dalam angkatan kerja memiliki proporsi yang dominan. Penduduk usia produktif ialah penduduk yang berumur 15-64 tahun. Kota Surakarta dan kota Semarang memiliki proporsi penduduk usia produktif terbesar, yakni 72% dari penduduk yang berada dalam usia produktif. Sedangkan kabupaten Kebumen memiliki proporsi penduduk usia produktif yang terkecil yakni sebesar 63%. Semakin besar proporsi penduduk usia produktif semakin besar potensi penambahan jumlah simpanan masyarakat di perbankan.

3. Aspek Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia sekarang ini memfokuskan pada pemberian kesempatan kepada penduduk untuk menikmati pendidikan, terutama penduduk dalam usia sekolah (7-24 tahun). Fasilitas pendidikan yang memadai seperti ketersediaan sarana dan prasarana akan sangat membantu meningkatkan pendidikan.

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kota Semarang memiliki jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA ke atas yang terbanyak yaitu sebesar 408.786 jiwa. Sedangkan kota Magelang merupakan daerah dengan jumlah penduduk yang tingkat pendidikannya SLTA ke atas terendah. Apakah jumlah tersebut mewakili proporsi sebenarnya dapat dilihat dari tabel berikut.

Dalam Tabel 4.2 tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun kota Semarang memiliki jumlah penduduk berpendidikan SLTA ke atas terbanyak, tetapi dari segi proporsi hanya sebesar 56% dari total penduduk. Proporsi terbesar ditunjukkan kota Magelang dan kota Surakarta yakni masing-masing sebesar 58% penduduknya berpendidikan SLTA ke atas. Sedangkan kabupaten Brebes memiliki proporsi penduduk berpendidikan lebih rendah terbesar. Sebanyak 72% penduduknya hanya berpendidikan SD ke bawah, hanya 12% berpendidikan SLTA ke atas.

4. Aspek Perekonomian

a. Mata Pencaharian Penduduk

Berdasarkan data SUSENAS, jumlah angkatan kerja terbesar adalah pada kabupaten Brebes yakni sebesar 1.137.982 jiwa (lihat Tabel 4.1). dari jumlah tersebut, sebanyak 812.098 jiwa atau 71% tercatat bekerja di berbagai lapangan pekerjaan utama. Sedangkan kota Surakarta dan Kota Semarang memiliki proporsi angkatan kerja terbesar yakni 72% dari total jumlah penduduknya (lihat Tabel 4.1), pada kota Surakarta sebanyak 235.998 jiwa dan 727.687 jiwa pada kota Semarang yang tercatat bekerja. Jumlah tersebut Berdasarkan data SUSENAS, jumlah angkatan kerja terbesar adalah pada kabupaten Brebes yakni sebesar 1.137.982 jiwa (lihat Tabel 4.1). dari jumlah tersebut, sebanyak 812.098 jiwa atau 71% tercatat bekerja di berbagai lapangan pekerjaan utama. Sedangkan kota Surakarta dan Kota Semarang memiliki proporsi angkatan kerja terbesar yakni 72% dari total jumlah penduduknya (lihat Tabel 4.1), pada kota Surakarta sebanyak 235.998 jiwa dan 727.687 jiwa pada kota Semarang yang tercatat bekerja. Jumlah tersebut

Berdasarkan jumlah, sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja di wilayah propinsi Jawa Tengah adalah sektor pertanian, yakni sebanyak 5,62 juta pekerja. Urutan kedua adalah pada sektor perdagangan yang menyerap tenaga kerja sebanyak 3,39 juta pekerja. Urutan ketiga ada pada sektor industri yang menyerap tenaga kerja sebanyak 2,81 juta pekerja. Sektor jasa menempati urutan keempat terbesar yang menyerap tenaga kerja yaitu sebanyak 2 juta pekerja. Sektor yang paling sedikit menyerap tenaga kerja di wilayah propinsi Jawa Tengah ialah sektor listrik, gas, dan air bersih sebanyak 137 ribu pekerja. Tabel 4.3 menunjukkan persebaran penduduk dan presentase tenaga kerja yang tersebar pada lapangan pekerjaan utama di propinsi Jawa Tengah.

Penduduk Kota Semarang sebagian besar terserap pada sektor perdagangan (33,8%), jasa (24,8%), dan industri pengolahan (21,6%). Berbeda struktur ekonominya, penduduk kabupaten Blora sebagian besar terserap pada sektor pertanian yakni sebesar 58,2%.

Daerah yang menyerap tenaga kerja di sektor industri terbesar adalah kabupaten Jepara yaitu sebesar 46,9% dimana terdapat usaha pengolahan kayu dan ukiran dalam jumlah besar pada kabupaten tersebut. Selanjutnya daerah yang menyerap tenaga kerja pada sektor pertanian terbesar adalah kabupaten Blora sebesar 58,2%. Sedangkan daerah yang menyerap tenaga kerja pada sektor perdagangan terbesar adalah kota Surakarta dan jasa terbesar adalah kota Magelang.