Tujuan Buah Lindur Bruguiera gymnorrhiza Dodol

Di Indonesia, tumbuhan dengan nama famili Rhyzophoraceae ini cukup banyak terdapat di pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Buah lindur telah banyak dimanfaatkan di berbagai negara, di pulau Solomon buah ini sering dijadikan sayur dan dijual di pasaran, di Cambodia dijadikan obat malaria bahkan di beberapa Negara, tanaman ini digunakan untuk membuat cat, parfum dan sebagai obat kanker atau tumor Duke dan James 2006. Di Indonesia buah ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal. Dodol adalah olahan pangan yang dibuat dari campuran tepung beras ketan, gula merah, santan kelapa, yang didihkan hingga menjadi kental dan berminyak tidak lengket, dan apabila dingin pasta akan menjadi padat, kenyal dan dapat diiris. Jenis dodol sangat beragam tergantung keragaman campuran dan juga cara pembuatannya Haryadi 2006. Dodol merupakan makanan tradisional yang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Produk ini merupakan produk yang liat dan tahan disimpan dalam waktu lama. Dengan teknologi yang tepat, permasalahan buah lindur yang belum termanfaatkan dengan optimal di Indonesia dapat diolah menjadi dodol ataupun berbagai produk olahan lainnya. Penelitian ini perlu dilakukan untuk menentukan sifat fisik dan kimia dodol setelah penambahan tepung buah lindur.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk memanfaatkan potensi buah lindur B. gymnorrhiza menjadi produk dodol buah lindur sebagai upaya peningkatan nilai tambah dan pemanfaatan sumberdaya lokal. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mempelajari jaringan tumbuhan lindur beserta buahnya, menentukan pembuatan tepung buah lindur, sifat fisik dan kimia tepung buah lindur, pembuatan dodol dari tepung buah lindur, daya terima dodol tepung buah lindur secara sensori serta sifat fisik dan kimia produk dodol berbahan dasar tepung buah lindur. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Lindur Bruguiera gymnorrhiza

Buah lindur B. gymnorrhiza adalah salah satu buah tumbuhan mangrove yang biasanya dikenal sebagai bakau daun besar. Buah ini memiliki nama lokal yang sangat beragam, yaitu lindur, tanjang merah, tanjang putut, tolongke, tancang tumu, wako, bako, kandeka maupun mangi-mangi. Buah lindur memiliki diameter 1,7-2,0 cm, panjang 20-30 cm Wibobo et al. 2008. Buah lindur memiliki pohon yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Pohon lindur memiliki akar papan dan akar lutut, melebar ke samping di bagian pangkal pohon. Kulit kayu memiliki lentisel, permukaannya halus hingga kasar, berwarna abu-abu tua sampai cokelat. B. gymnorrhiza tersebar di daerah tropis Afrika Selatan dan Timur dan Madagaskar, ke Asia Tenggara dan Selatan termasuk Indonesia dan negara di kawasan Malaysia, sampai timur laut Australia, Mikronesia, Polinesia and kepulauan Ryukyu Duke dan James 2006. Berikut ini adalah klasifikasi dan gambar buah lindur : Klasifikasi Kingdom Divisi Kelas Ordo Family Genus Species : : : : : : : Plantae Magnoliophyta Magnoliopsida Myrtales Rhizophoraceae Bruguiera Bruguiera gymnorrhiza Gambar 1 Buah lindur Bruguiera gymnorrhiza Sumber : Duke dan James 2006

2.2 Dodol

Menurut SNI 01-2986-1992, dodol didefinisikan sebagai produk makanan yang dibuat dari tepung beras ketan, santan kelapa dan gula merah dengan atau tanpa penambahan bahan makan dan bahan makanan tambahan lain yang diizinkan. Dodol adalah makanan dengan kadar air sekitar 10-40 sehingga tidak efektif untuk pertumbuhan bakteri dan khamir pathogen, tidak mudah rusak, serta tahan terhadap penyimpanan yang cukup lama tanpa proses pengawetan Najih et al. 2010. Berikut ini adalah syarat mutu dodol menurut SNI. Tabel 1 Syarat Mutu Dodol SNI 01-2986-1992 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. 1.1 1.2 1.3 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 8.1 8.2 8.3 9. 10. 10.1 10.2 10.3 Keadaan: Bau Warna Rasa Air, , bb Jumlah gula sebagai sakarosa, , bb Protein N x 6, 25 , , bb Lemak, , bb Bahan Tambahan Makanan: Pemanis Buatan Cemaran logam: Timbal Pb, mgkg Tembaga Cu , mgkg Seng Zn , mgkg Arsen As , mgkg Cemaran Mikroba: Angka Lempeng Total E. Coli Kapang kolonig APMg Kolonig normal normal normal maks. 20 min. 45 min. 3 min. 7 Tidak ternyata Maks. 1,0 Maks. 10,0 Maks. 40,0 Maks. 0,05 Maks. 5,0x10 2 3 Maks. 1,0x10 2 Sumber: Standar Nasional Indonesia SNI 01-2986-1992 Sesuai dengan SNI.0222-M dan1995 Peraturan Men Kes No. 722Men.KesPerIX88

2.3 Tepung Beras Ketan