14 Berdasarkan sudut pandang kualitas, lipstik harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut Mitsui, 1997; Tranggono dan Latifah, 2007: 1.
Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir 2.
Penampilan menarik, baik warna, bau, rasa maupun bentuknya 3.
Memberikan warna yang merata pada bibir 4.
Stabil dalam penyimpanan 5.
Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak berbintik-bintik atau memperlihatkan hal-hal yang tidak menarik
6. Melapisi bibir secara mencukupi
7. Dapat bertahan di bibir
8. Cukup melekat pada bibir
9. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya.
2.6.1 Jenis-jenis lipstik
Jenis-jenis lipstik sebagai berikut Muliyawan dan Suriana, 2013: a.
Sheergloss Lipstik jenis ini adalah jenis lipstik yang ringan dan menciptakan efek
glossy pada bibir. Lipstik ini berbentuk bening transparan. Ketika digunakan pada bibir, warnanya tidak terlalu menonjol, namun cenderung memberikan efek
glossy pada warna alami bibir. Lipstik jenis ini cocok digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
b. Matte
Lipstik jenis ini kandungan minyaknya lebih sedikit dan mengandung pigmen yang banyak menyerap cahaya. Sehingga, ketika diaplikasikan pada bibir
tidak menimbulkan kilap. Salah satu kelebihan lipstik matte adalah warnanya
15 mampu bertahan lebih lama di atas bibir dan tidak mudah menempel pada gelas
atau sendok saat bersantap. Kekurangan lipstik jenis matte adalah agak sulit menempel pada bibir yang kering.
c. Satin
Aplikasi lipstik jenis ini memberikan hasil polesan antara glossy dan matte tidak mengilap. Efek glossy yang dihasilkan tidak terlalu mengilap, namun
warna tetap keluar. d.
Cream Lipstik jenis ini cocok digunakan di daerah yang beriklim dingin. Untuk
daerah tropis seperti di Indonesia menggunakan lipstik jenis ini kurang cocok dan terasa agak berat. Hasil polesannya terasa lembut di bibir, namun agak matte.
e. Transferproof
Lipstik jenis transferproof mulai banyak diminati saat ini. Sifatnya yang awet dan tidak mudah menempel di baju atau pipi ketika bersentuhan dengan bibir
menggunakan lipstik ini, membuat lipstik ini lebih diminati. Sifat tahan lama pada lipstik ini muncul karena penggunaan teknologi silikon nonvolatile.
2.6.2 Komposisi lipstik
Bahan-bahan utama pada lipstik adalah sebagai berikut Tranggono dan Latifah, 2007:
a. Lilin
Fungsinya memberikan bentuk lipstik dan menjaga bentuknya agar selalu dalam keadaan padat walaupun pada iklim panas. Misalnya carnauba wax,
candellila wax, bees wax, paraffin wax, spermaceti, setil alkohol, stearil alkohol Balsam dan Sagarin, 1972.
16 b.
Minyak Minyak yang baik adalah minyak yang dapat melarutkan warna dengan baik,
tidak berbau dan mudah di dapat. Misalnya castor oil, butil stearat, oleil alkohol, isopropil palmitat, iso propil miristat Balsam dan Sagarin, 1972.
c. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,
meningkatkan kekuatan lipstik dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik
adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan
dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain Balsam dan Sagarin, 1972.
d. Zat-zat pewarna coloring agent
Zat warna untuk kosmetik dekoratif dibedakan atas lima jenis, zat warna alam yang larut, zat warna sintetis yang larut, pigmen alam, pigmen sintetis, dan
lakes alam Tranggono dan Latifah, 2007. Syarat zat warna dalam sediaan lipstik adalah sebagai berikut:
- Tidak menyebabkan iritasi dan toxisitas
- Tidak mengandung senyawa As, Pb, dan pengotoran-pengotoran lain
- Harus dapat digerus halus sekali sehingga bila dipakai tidak terasa berpasir
- Mempunyai intensitas warna yang tinggi
- Terdispersi halus pada minyak, tidak menjadi kering dan tengik Balsam
dan Sagarin, 1972.
17
2.6.3 Zat tambahan dalam sediaan lipstik