9
pendispersi yang baik, dan memiliki daya deterjensi yang tinggi walaupun pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi hard water, tidak mengandung fosfat, memiliki toleransi terhadap ion Ca
2+
yang lebih baik, memiliki tingkat pembusaan yang rendah dan memiliki stabilitas yang baik terhadap pH, serta mudah didegradasi Matheson, 1996.
Menurut hasil pengujian Watkins 2001, memperlihatkan bahwa laju biodegradasi MES serupa dengan sabun, namun lebih cepat dibandingkan dengan petroleum sulfonate. Hal tersebut
menyebabkan Metil Ester Sulfonat diindikasikan akan menjadi surfaktan anionik yang paling penting. Dibandingkan dengan petroleum sulfonat, MES menunjukkan beberapa kelebihan,
diantaranya pada konsentrasi lebih rendah MES memiliki daya deterjensi sama dengan petroleum sulfonat
e dan memiliki kandungan garam disalt yang lebih rendah. Selain itu, pada formulasi produk pembersih yang menggunakan enzim, MES mampu mempertahankan kerja enzim lebih baik
dibandingkan dengan LAS Watkins, 2001. Disalt
merupakan produk samping yang dihasilkan pada proses sulfonasi. Terbentuknya disalt dapat menghasilkan karakteristik surfaktan yang kurang baik, seperti sensitif terhadap air
sadah, menurunkan daya kelarutan surfaktan dalam air, daya deterjensi 50 menjadi lebih rendah, dan umur simpan produk menjadi lebih singkat. Selain itu keberadaan disalt dapat menyebabkan
sifat aktif pada permukaan surfaktan menjadi lebih rendah Swern, 1979.
2.4 Methyl Ester Sulfonate Acid MESA Off Grade
MSA off grade merupakan hasil samping dari proses pembuatan MES. MES dibuat melalui tahapan sulfonasi, aging dan netralisasi. Jenis minyak yang biasanya disulfonasi adalah minyak yang
mengandung ikatan rangkap atau gugus hidroksil pada molekulnya. Bahan baku minyak yang digunakan pada industri adalah minyak berwujud cair yang kaya akan ikatan rangkap
Bernardini,1983. Menurut Bernardini 1983 dan Pore 1976, pereaksi yang digunakan pada proses sulfonasi diantaranya adalah asam sulfat H
2
SO
4
, oleum larutan SO
3
didalam H
2
SO
4
, sulfur trioksida SO
3
, asam sulfamat NH
2
SO
3
H dan asam klorodulfonal CISO
3
H. Perlakuan penting pada proses sulfonasi yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan kualitas produksi yang
terbaik antara lain adalah rasio mol, konsentrasi gugus sulfat yang ditambahkan, waktu netralisasi, jenis, dan konsentrasi katalis, serta pH dan suhu netralisasi Foster, 1996.
Reaksi sulfonasi molekul asam lemak dapat terjadi pada tiga sisi, yaitu 1 gugus karboksil; 2 bagian α-atom karbon; 3 rantai tidak jenuh ikatan rangkap. Reaksi ini dapat dilihat seperti
pada Gambar 9.
H H
H O
1
H C
C CH = CH
C CH
2
C H
H H
OH
3 2
Gambar 9. Kemungkinan posisi pengikatan gugus sulfonat dalam proses sulfonasi Jungermann, 1979.
Menurut Roberts et al. 2008, jika rasio mol SO
3
dengan metil ester lebih rendah dari 1,2, maka konversi metil ester menjadi metil estser sulfonat secara sempurna tidak tercapai. Hal ini
10
biasanya terjadi pada saat reaktor baru dinyalakan sampai dengan waktu tertentu. Keadaan stabil akan tercapai sampai waktu aging yang tepat tergantung pada suhu proses, rasio mol SO
3
dengan metil ester, tingkat konversi yang diperlukan dan karakteristik reaktor yang digunakan. Methyl Ester
Sulfonate Acid MESA off grade dihasilkan saat aging belum mencapai waktu yang tepat. Proses
pembuatan MES yang menghasilkan hasil samping MESA off grade dapat dilihat pada Lampiran 1. Pada penelitian, MESA off grade yang dihasilkan akan dijadikan agen pembersih. MESA off
grade akan ditambahkan dengan Natrium Hidroksida NaOH dengan konsentrasi tertentu.
Penambahan ini dilakukan pada proses netralisasi, untuk menetralisir sifat keasaman yang ditimbulkan oleh MESA off grade. NaOH merupakan basa kuat yang memiliki derajat disosiasi,
berwarna putih serrta sangat kuat dalam menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara. NaOH disebut juga kaustik soda karena sifatnya yang korosif terhadap kulit. NaOH sering
digunakan pada bidang tekstil, pembuatan sabun, penghilang lemak pada baja yang tahan karat dan peralatan gelas, seta pada penggolahan minyak bumi. Senyawa ini sangat mudah terionisasi
membentuk ion natrium dan hidroksida Keenan et al., 1989 dalam Tanty, 2009. NaOH berfungsi untuk meningkatkan daya bersih, sebagai pengemulsi yang baik dan dipakai untuk proses
netralisasi surfaktan. Umumnya industri menggunakan NaOH yang sudah berbentuk larutan dengan konsentrasi 48.
2.5 Agen Pembersih