Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA

4.6.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA

Berbeda kasus dengan PDAM, dimana limbah yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Bengkok Indonesia Power bukanlah sampah atau limbah rumah tangga, tetapi berupa sedimentasi yang dialirkan ke Sungai Cikapundung. Sedimentasi yang dihasilkan oleh PLTA Bengkok tersebut membuat Sungai Cikapundung semakin keruh dan dangkal dengan banyaknya jumlah pasir serta lumpur. “PLTA Bengkok seringkali menghasilkan pasir-pasir kecil yang dihasilkan dari kegiatan pengerukkan Sungai Cikapundung, sehingga menyebabkan air Sungai Cikapundung keruh, kami pun sudah sering menegur pihak PLTA dalam hal pengerukkan sungai. Dalam satu minggu, PLTA Bengkok dapat melakukan pengerukkan hingga lebih dari tiga kali” Dte, 54 thn, Aparat Pemerintah Dago. Berbagai teguran pun sudah dilakukan oleh berbagai pihak baik itu masyarakat maupun aparat pemerintah setempat, namun belum ada solusi yang tepat karena terkait masalah dana dan teknologi dari PLTA itu sendiri. Banyaknya instansi dan lembaga pemerintah yang berhubungan dengan pengelolaan air di kota Bandung tidak selalu menjanjikan Sungai Cikapundung ke arah yang lebih baik, hal ini dapat terlihat dari tidak adanya pedoman atau garis instruksi yang jelas, serta tumpang tindihnya tugas pokok dan saling lempar tanggung jawab instansi pemerintah satu ke instansi pemerintah lainnya sehingga tidak adanya garis kordinasi yang jelas atau tidak adanya kegiatan, aksi atau program yang sama antara instansi satu dengan instansi yang lainnya. Untuk itulah, dapat dikatakan bahwa aksi penyelamatan Sungai Cikapundung adalah murni hasil swadaya masyarakat Cikapundung yang direpresentasikan dengan adanya 42 komunitas pegiat Sungai Cikapundung. Ketidaktegasan pemerintah dalam memberikan sanksi serta menertibkan berbagai aturan terkait penggunaan Sungai Cikapundung menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan Sungai Cikapundung.

4.6.2.3 Peternakan Sapi