atau gelagar dengan ukuran tertentu pada beban tertentu dan semakin tahan terhadap perubahan bentuk.
2.5.4. Modulus of Rupture MOR
Menurut Kollman dan Cote 1968 kekuatan lentur atau Modulus of Rupture MOR merupakan sifat mekanis kayu yang berhubungan dengan
kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban atau gaya luar yang bekerja padanya dan cenderung merubah bentuk ukuran kayu tersebut.
MOR dihitung dari beban maksimum beban pada saat patah dalam uji keteguhan lentur dengan menggunakan pengujian yang sama untruk MOE Haygreen et al.
2003.
2.6. Jabon [ Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.]
2.6.1. Klasifikasi dan Penyebaran
Jabon [Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.] merupakan jenis pohon cepat tumbuh dengan nama dagang Kadam. Adapun klasifikasi taksonomi jenis
ini adalah sebagai berikut Dallwitz et al. 1995 : Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas :
Dicotyledoneae Ordo
: Rubiales
Famili :
Rubiaceae Genus
: Anthocephalus
Spesies : Anthocephalus cadamba Roxb.
Jabon merupakan pohon yang menghuni hutan sekunder di daerah tropis, yaitu mulai dari Nepal, Bangladesh, India, Sri Lanka, Burma, Indo-china, China
Selatan, Thailand, ke arah timur melalui Malesia, sampai Papua Nugini. Di Indonesia jabon tersebar di seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur,
Kalimantan Timur, Seluruh Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Irian Jaya. Umumnya tumbuh di tanah aluvial lembab di pinggir sungai dan di daerah
peralihan antara tanah rawa dan tanah kering dan kadang-kadang di genangi air. Jenis ini tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung podzolik coklat, tanah
tuf halus, atau tanah berbatu yang tidak sarang non-porous. Jabon tumbuh pada
ketinggian 0 - 1000 m dpl dengan tipe curah hujan A-D dan suhu rata-rata 20- 32°Ctahun Martawijaya et al. 1992.
2.6.2. Deskripsi Botani
Jenis Anthocephalus cadamba Roxb. ini bersinonim dengan Anthocephalus chinensis Lamk. dan Anthocephalus indicus A. Rich. Jabon
[Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.] merupakan pohon yang dapat mencapai tinggi sampai 45 meter, mempunyai batang yang lurus dan silindris dengan batang
bebas cabang lebih dari 25 meter. Diameter batang dapat mencapai 100 - 160 cm, batang berbanir dengan tinggi banir hingga 2 meter dan lebar sampai 60 cm.
Jabon mempunyai daun tunggal dengan ujung daun berbentuk runcing sampai meruncing serta berdaun penumpu.
Jabon mempunyai tajuk yang tinggi dengan cabang mendatar, berbanir sampai ketinggian 1,50 m. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-
merahan, sedikit beralur dangkal. Bunga jenis ini berwarna jingga berukuran
kecil, berkelopak rapat, berbentuk bulat. Jabon berbuah setiap tahun mulai bulan
Juni-Agustus, buahnya majemuk berbentuk bulat dan lunak, mengandung biji yang sangat kecil, jumlah biji kering udara 18 - 26 juta butirkg, sedangkan
jumlah buah 33 butirkg atau 320 butirkaleng minyak tanah. Jabon tidak memiliki hama dan penyakit yang serius, tanaman muda sering dimakan binatang liar
seperti rusa dan banteng, serangga dan jamur Gloeosporium anthocephali Desm. and Mont., yang menyerang daun sehingga menyebabkan defoliasi dan mati
pucuk Martawijaya et al. 1992.
2.6.3. Karakteristik Kayu Jabon