Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Tarutung Terhadap Eksistensi Western Union

(1)

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT

TARUTUNG TERHADAP EKSISTENSI WESTERN UNION

OLEH

ANITA ELISABETH PANGARIBUAN 100523027

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TARUTUNG TERHADAP EKSISTENSI WESTERN UNION

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemahaman masyarakat Tarutung terhadap Eksistensi Western Union. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor promosi, faktor keamanan dan faktor keunggulan dari Western Union berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat Tarutung terhadap eksistensi Western Union. Tujuan penelitian ini ada tiga yakni pertama, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap produk layanan Western Union, kedua, untuk mengetahui faktor yang menjamin keamanan masyarakat terhadap penggunaan Western Union dan ketiga untuk mengetahui keunggulan jasa Western Union dalam pandangan masyarakat Kota Tarutung.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji validitas dan reabilitas, analisis linier berganda. Data yang diuji melalui uji regresi linier berganda yang terdiri dari uji F, uji t dan uji koefisien determinasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuisioner. Penelitian ini menggunakan 98 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi, MTCN dan kecepatan pengiriman berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman masyarakat Tarutung terhadap eksistensi Western Union.

Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai signifikan yaitu 0,000 < 0,05. Hasil uji t menunjukkan bahwa ketiga varibel bebas yang paling dominan mempengaruhi pemahaman masyarakat Tarutung terhadap eksistensi Western Union adalah kecepatan dalam pengiriman.

Kata kunci : Layanan Promosi, Keamanan Penggunaan Western Union dan Kecepatan Pengiriman.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF UNDERSTANDING THE EXISTENCE TARUTUNG SOCIETY OF WESTERN UNION

This purpose of the analyzes are for analyzing the understanding of Tarutung society to existence Western Union. Problem formulation in this research is whether the promotion factor, safety factor and excellence factor from Western Union have an effect on to undestanding of society Tarutung to Western Union. The purpose of this research there three that is the first was to determine the factors that influence people's understanding of Western Union services products, the second to determine the factors that ensure the safety of the community to use Western Union to know the advantages and the third services of Western Union in the viewer of society Tarutung.

A method of analysis used is descriptive analysis, test validity and reliability, multiple linear regression. The tested existing data of F-test, t-test and a test of the the coefficient of determination. Testing conducted using aid SPSS 18.0 for windows. The data used are the primary and secondary data. Data collection techniques used were questionnaires. This research using 98 respondents as a sample of research.

The results of research showed that the variables promotion, MTCN and fast delivery significantly influence people's understanding of the existence Tarutung Western Union.

This can be seen from the test results with significant value 0.000 < 0.05. T-test results showed that the three most dominant independent variables affect people's understanding of the existence Tarutung Western Union is the speed of the delivery.

Key Words : Promotion Services, Security and Speed Using Western Union Delivery.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Tarutung Terhadap Eksistensi Western Union”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah banyak mendapat arahan dan bimbingan di Fakultas Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu pada kesempatan baik ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda P. Pangaribuan, ST dan Ibunda R. Sirait, adik-adikku Elisa Pangaribuan, Ruth Pangaribuan dan Harry Pangaribuan. Terima kasih telah mendukung dengan penuh kasih sayang dan doa yang tiada terputus.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M. Soc.Sc. P.Hd selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M. Soc.Sc. P.Hd selaku Dosen Pembimbing

penulis yang telah meluangkan waktu dan selalu memberikan arahan dan motivasi bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan masukan, petunjuk serta nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Kepada Bapak/Ibu Dosen Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi Pembangunan yang telah mendidik dan memebimbing penulis selama perkuliahan.

8. Seluruh Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk telah mendukung penyelesaian dalam hal proses administrasi yang dibutuhkan.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 yang telah mendukung terima kasih untuk semuanya.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan di masa depan.


(6)

Medan, September 2013 Penulis,

NIM. 100523027


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Gambaran Perusahaan ... 11

2.1.1 Sejarah PT Pos Indonesia ... 11

2.1.2 Sejarah PT Pos Indonesia wilayah Tarutung ... 13

2.2 Kerangka Konseptual ... 18

2.3 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Ruang Lingkup Peneitian ... 20

3.2 Batasan Operasional ... 20

3.3 Defenisi Operasional ... 21

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 22

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 22

3.6 Populasi dan Sampel ... 23

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.8 Metode Analisis Data ... 24

3.8.1 Pengolahan Data ... 24

3.8.2 Analisis Deskriptif ... 25

3.8.3 Uji Validitas dan Reabilita ... 26

3.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 27

3.9 Test Of Goodness Of Fit (Uj Kesesuaian) ... 27

3.9.1 Uji F (Uji Serentak) ... 27

3.9.2 Uji t (Uji Parsial) ... 28

3.9.3 Koefisien Determinasi(R2) ... 26


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Gambaran Umum ... 30

4.2 Analisis Deskriptif ... 31

4.2.1 Profil Responden ... 26

4.3 Uji Validitas dan Reabilitas ... 46

4.4 Analisis Deskriptif ... 53

4.4.1 Deskriptif mengenai variabel promosi ... 53

4.4.2 Deskripsi mengenai variabel MTCN ... 57

4.4.3 Deskripsi mengenai faktor kecepatan pengiriman ... 59

4.4.4 Deskripsi mengenai pemahaman masyarakat Tarutung Terhadap Eksisitensi Western Union ... 61

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

4.6 Koefisien Determinasi (R2) ... 66

4.7 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) ... 66

4.7.1 Uji F (Uji Serentak) ... 66

4.7.2 Uji t (Uji Parsial) ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 31

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 31

4.4 Tabulasi Silang Antara Umur dan Tingkat Pendidikan ... 34

4.5 Karakteristik Responden Pengguna Jasa Western Union Atau Tidak ... 34

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 37

4.7 Karakteristik Responden Yang Menggunakan Atau Tidak Menggunakan Western Union ... 39

4.8 Tempat Bertugas Responden ... 40

4.9 Crosstabulstion Antara Tempat Bertugas dan Tingkat Pendidikan Responden ... 41

4.10 Total Item Statistic ... 44

4.11 Reability Statistic ... 45

4.12 Karakteristik Sumber Responden Memperoleh Informasi Terhadap Western Union ... 46

4.13 MTCN Merupakan Faktor Keamanan Dalam Bertransaksi ... 46

4.14 Crosstabulation MTCN Sebagai Faktor Keamanan Dalam Bertransakasi Dengan Tingkat Pendidikan ... 48

4.15 Pendapat Responden Bahwa Kelebihan Western Union Adalah Lebih Mudah, Cepat dan Efisien ... 49

4.16 Crosstabulation Antara Jenis Kelamin Dengan Pendapatan Responden Bahwa Lebih Mudah, Cepat dan Efisien Merupakan Kelebihan Western Union ... 50

4.17 Jawaban Responden Terhadap promosi Western Union ... 51

4.18 Jawaban Responden Terhadap MTCN Pada Western Union .... 54

4.19 Jawaban Responden Tentang Kecepatan Pengiriman Pada Western Union ... 57

4.20 Jawaban Responden Tentang Eksistensi Western Union... 59

4.21 Jawaban Responden Tentang Eksistensi Western Union Dengan Jenis Kelamin... 59

4.22 Regresi Linier Berganda ... 63

4.23 Uji Determinasi ... 64

4.24 Hasil Uji F Hitung ... 64


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 18 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 32 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Umur... 32 4.3 Crosstabulation Antara Umur dan Tingkat Pendidikan

Responden... 35 4.4 Karakteristik Responden Pengguna Jasa Western Union

Atau Tidak ... 37 4.5 Karakteristik Responden Yang Menggunakan Atau Tidak

Menggunakan Western Union...39 4.6 Crosstabulation Antara Tempat Bertugas dan Tingkat

Pendidikan Responden... 43 4.7 Pendapat Responden Bahwa Kelebihan Western Union

Adalah Lebih Mudah, Cepat Dan Efisien ... 49 4.8 Jawaban Responden Tentang Eksisitensi Western Union


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 64

2 Tabulasi Data Hasil Penelitian. ... 68

3 Validitas dan Reliabilitas... 75


(12)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN MASYARAKAT TARUTUNG TERHADAP EKSISTENSI WESTERN UNION

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemahaman masyarakat Tarutung terhadap Eksistensi Western Union. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor promosi, faktor keamanan dan faktor keunggulan dari Western Union berpengaruh terhadap pemahaman masyarakat Tarutung terhadap eksistensi Western Union. Tujuan penelitian ini ada tiga yakni pertama, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap produk layanan Western Union, kedua, untuk mengetahui faktor yang menjamin keamanan masyarakat terhadap penggunaan Western Union dan ketiga untuk mengetahui keunggulan jasa Western Union dalam pandangan masyarakat Kota Tarutung.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji validitas dan reabilitas, analisis linier berganda. Data yang diuji melalui uji regresi linier berganda yang terdiri dari uji F, uji t dan uji koefisien determinasi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuisioner. Penelitian ini menggunakan 98 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi, MTCN dan kecepatan pengiriman berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman masyarakat Tarutung terhadap eksistensi Western Union.

Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai signifikan yaitu 0,000 < 0,05. Hasil uji t menunjukkan bahwa ketiga varibel bebas yang paling dominan mempengaruhi pemahaman masyarakat Tarutung terhadap eksistensi Western Union adalah kecepatan dalam pengiriman.

Kata kunci : Layanan Promosi, Keamanan Penggunaan Western Union dan Kecepatan Pengiriman.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF UNDERSTANDING THE EXISTENCE TARUTUNG SOCIETY OF WESTERN UNION

This purpose of the analyzes are for analyzing the understanding of Tarutung society to existence Western Union. Problem formulation in this research is whether the promotion factor, safety factor and excellence factor from Western Union have an effect on to undestanding of society Tarutung to Western Union. The purpose of this research there three that is the first was to determine the factors that influence people's understanding of Western Union services products, the second to determine the factors that ensure the safety of the community to use Western Union to know the advantages and the third services of Western Union in the viewer of society Tarutung.

A method of analysis used is descriptive analysis, test validity and reliability, multiple linear regression. The tested existing data of F-test, t-test and a test of the the coefficient of determination. Testing conducted using aid SPSS 18.0 for windows. The data used are the primary and secondary data. Data collection techniques used were questionnaires. This research using 98 respondents as a sample of research.

The results of research showed that the variables promotion, MTCN and fast delivery significantly influence people's understanding of the existence Tarutung Western Union.

This can be seen from the test results with significant value 0.000 < 0.05. T-test results showed that the three most dominant independent variables affect people's understanding of the existence Tarutung Western Union is the speed of the delivery.

Key Words : Promotion Services, Security and Speed Using Western Union Delivery.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.729 Tahun 1990 tentang Lembaga Keuangan, lembaga keuangan didefenisikan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak berarti membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan pembiayaan lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam dua bentuk, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank (Triandaru Sigit, dkk, 2006:5).

Perbankan merupakan salah satu pilar utama pembangunan ekonomi modern. Karena itu, perbankan merupakan salah satu ukuran dari modernitas dalam bidang ekonomi. Adapun yang bisa membedakan suatu wilayah atau negara modern atau tidak secara ekonomi antara lain lewat fenomena perbankan dalam pengertian seperti saat ini. Ia menjadi sesuatu yang tak terelakkan dalam proses ekonomi, baik itu kelompok maupun pribadi.


(15)

Perbankan merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito (Kasmir, 2004:25). Bank juga merupakan tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Perbankan melakukan penarikan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja, investasi dan konsumsi sehingga perbankan secara efektif dan efisien dalam peningkatan taraf hidup rakyat dalam bidang kesejahteraan ekonomi masyarakat pada umumnya.

Bank merupakan lembaga keuangan yang paling penting dalam ekonomi. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Irsyad Lubis, 2010:5).

Selain perbankan, lembaga keuangan bukan bank juga telah eksis secara luas ditengah masyarakat. Lembaga keuangan bukan bank juga berperan dalam pembangunan ekonomi. Lembaga keuangan bukan bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.

Tujuan pendirian lembaga keuangan bukan bank ini membantu pengembangan pasar uang dan modal serta memberikan jasa-jasa yang berkaitan dengan pasar uang dan modal (Frianto Pandia, dkk, 2004:7). Lembaga ini


(16)

merupakan sarana untuk menghimpun dana masyarakat serta menunjang pembangunan nasional.

Lembaga keuangan bukan bank meliputi lembaga pembiayaan (perusahaan sewa guna usaha, perusahaan modal ventura, perusahaan jasa anjak piutang, perusahaan pembiayaan konsumen, perusahaan kartu plastik), pegadaian, pasar modal, perusahaan asuransi, dan dana pensiun (Triandaru Sigit,dkk, 2006:5). Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah lepas dari transaksi keuangan. Transaksi keuangan sangat diperlukan secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun jual beli barang mentah dan setengah jadi dalam produk yang dikeluarkan lembaga keuangan bukan banksebagai pengganti uang dan sebagai alat pembayaran.

Untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, kebutuhan akan dana mutlak harus tersedia karena tanpa kesediaan dana, tidak akan mungkin kegiatan perusahaan akan berjalan lancar (Kasmir, 2008:271). Dalam praktiknya, dana dibutuhkan perusahaan ada dua macam, yaitu dana untuk keperluan modal kerja dan dana investasi.

Dapat dibedakan lembaga keuangan bank dengan lembaga keuangan bukan bank dari ragam produk yang ditawarkan. Kegiatan utama pihak perbankan menyalurkan dan menghimpun dana. Berbeda dengan lembaga keuangan bukan bank lebih fokus dan mengarah pada penyaluran dana saja. Walaupun persamaan produk yang ditawarkan antar lembaga keuangan dengan lembaga keuangan lainnya tetapi masing-masing perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan masing-masing perusahaan.


(17)

Beraneka ragam produk dan jasa yang dimiliki oleh lembaga keuangan bank dan bukan lembaga keuangan bank seperti kliring, bank garansi, letter of credit, inkaso, save deposit box, traveller cheque, bank card, leasing, anjak piutang, modal ventura, pasar modal, reksa dana, asuransi, pegadaian, dana pensiun, kartu plastik, dan lain sebagainya. Salah satu produk yang dimiliki oleh lembaga keuangan dengan lembaga keuangan bukan bank adalah produk pelayanan jasa pengiriman dan penerimaan uang dari luar negeri. Salah satu institusi yang sudah lama eksis dalam bidang pengiriman dan penerimaan uang adalah Western Union.

Western Union adalah pemimpin global dalam bidang layanan pengiriman uang. Western Union adalah nama yang terpercaya dalam hal mengirim dan menerima uang dengan cepat dan terpercaya baik untuk klien perseorangan maupun perusahaan. Western Union menyediakan layanan pengiriman uang di lebih dari 440.000 lokasi agen di lebih dari 200 negara dan teritorial di seluruh dunia (www.chip.co.id).

Western Union memulai bisnisnya sebagai perusahaan telegraf dan dengan sukses berkembang menjadi pemimpin global dalam hal layanan pengiriman uang. Western Union berdiri pada tahun 1851. Pada saat itu, Western Union disebut sebagai The New York and Mississippi Valley Printing Telegraph Company (www.westernunion.co.id). Pada tahun 1856, Western Union mengubah nama menjadi The Western Union Telegraph Company. Pada tahun 1871, Western Union Layanan Pengiriman Uang diperkenalkan dan menjadi bisnis utama perusahaan.


(18)

Lebih dari itu, Western Union adalah satu-satunya perusahaan di dunia yang memiliki 5 satelit di orbit pada tahun 1982. Kemudian pada tahun 1992, Western Union meluncurkan layanan Western Union Money Order SM yang menyediakan pelanggan dengan cara cepat dan mudah untuk mendapatkan uang. Pada tahun 1996, Western Union meluncurkan kantor pusat Amerika Utara di Englewood, Colorado dan didirikan pula kantor baru di Paris, Wina dan Hong Kong. Perkembangan Western Union berkelanjutan dan mampu memperluas ke 50.000 lokasi Agen di seluruh dunia pada tahun 1998. Pada tahun 2005, dibawah kepemimpinan Presiden Western Union Financial Service, Christina Gold, memiliki lebih dari 250.000 lokasi agen (digabung dengan Orlandi Valuta, anak perusahaan) di seluruh dunia.

Layanan Western Union telah hadir di Indonesia selama lebih dari 18 tahun sejak 1995. Konsumen Indonesia dapat mengirim dan menerima kiriman Western Union Money Transfer SM (tunai ke tunai) domestik dan internasional melalui 18.000 lokasi agen di 33 provinsi di Indonesia. Beberapa lokasi agen bahkan buka selama 365 hari dalam setahun, malam hari dan akhir pekan. Western Union juga menawarkan layanan Retail to Account (Retail ke Rekening Bank) dari empat negara (Malaysia, Singapura, Brunei and Hongkong) sehingga konsumen yang ada di negara tersebut bisa mengirim uang langsung dari rekening bank mereka ke 70 bank yang telah ditentukan di seluruh Indonesia. Indonesia merupakan negara ke 18 dari 183 negara yang menerima kiriman uang dari luar negeri secara global, dengan total lebih dari Rp 6,9 miliar uang yang masuk pada tahun 2010 (izoruhai.wordpress.com).


(19)

Saat ini di Indonesia, Western Union bekerja sama dengan Pos Indonesia, Pegadaian, Indomaret, Bank BII, Bank Danamon, JNE, Bank Saudara, Bank Jabar Banten, Bank BRI, Bank BTN, Bank Syariah Mandiri, Bank Bumiputera, Bank Nagari, Rabobank, Uang Kita, Bank Jatim, Bank Sumsel Babel, Bank Kalbar, Bank Jateng, CIMB Niaga Mikro Laju, Bank Mestika, Andalusia Antar Benua, Bank DKI, untuk memberikan layanan yang cepat, aman, dan terpercaya. Western Union memiliki lebih dari 18,000 lokasi agen di seluruh Indonesia

Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan produk Western Union. Pos Indonesia memiliki daya saing yang kuat dan mampu mengantisipasi kondisi pasar yang terjadi. Perubahan status dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan Terbatas (PT) pada tahun 1995 merupakan titik awal Pos Indonesia menghadapi kompetisi di binis jasa perposan. Berbagai pembenahan manajemen dan strategi dalam menentukan positioning bisnis hingga memetakan kekuatan pelanggan yang sudah dimiliki sejak puluhan tahun. Keuntungan lain yang dimiliki Pos Indonesia adalah tingkat kepercayaan pelanggan terhadap layanan..

Perkembangan teknologi yang sebelumnya dianggap pesaing, oleh Pos Indonesia dijadikan sebagai partner. Berbagai inovasi yang ada pada lini bisnis utama jasa perposan dilakukan dengan baik. Pos Indonesia untuk memenangkan persaingan dengan mengandalkan kekuatan yang dimiliki yang tersebar seantero nusantara. Di lini ini, ada banyak kesempatan yang telah dimanfaatkan Pos Indonesia. Salah satunya adalah layanan billing statement dari kalangan


(20)

perbankan, provider telekomunikasi dan lembaga keuangan. Ada juga Admail Pos

yang mampu memproduksi surat pos secara massal dengan hanya menyerahkan data base untuk dikirim ke berbagai alamat. Ada pula Pos Ekspress yang dikenal tepat waktu dan bergaransi. Business Improvement jenis layanan ini dinilai mampu memberi kontribusi yang cukup besar bagi perusahaan plat merah ini.

Layanan Pos Indonesia dalam industri perposan tak melulu surat menyurat. Bisnis layanan pengiriman uang sekelas ‘wesel’ yang begitu melekat dengan Kantor Pos kini tampil lebih cepat dan canggih. Pos Indonesia memanfaatkan teknologi untuk menopang pengiriman uang dengan menggandeng perusahaan remittans kelas dunia, Western Union sejak sepuluh tahun lalu. Upaya ini, selain memberi efisiensi karena tidak melibatkan ‘tukang pos’ juga mampu meningkatkan value Pos Indonesia sebagai agen Western Union terbesar dan terluas jaringannya di Indonesia.

Pelaksanaan pengiriman uang oleh PT. Pos Indonesia di bidang jasa pengiriman uang ke Luar Negeri dilakukan dengan menggunakan Western Union. Dengan prosedur pelayanan cepat, rahasia dan keamanannya yang baik PT. Pos Indonesia ini cukup dikenal dan dapat menarik minat masyarakat. Sesuai dengan tujuannya, selain mencari laba juga berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa pengiriman uang dengan Westem Union ke seluruh wilayah Indonesia

Jenis Produk Western Union yaitu Will Call, memungkinkan nasabah mengirimkan uang dan menerima uang di setiap lokasi Western Union di seluruh dunia dalam beberapa menit. Quick Pay, layanan pembayaran tagihan yang


(21)

memungkinkan nasabah untuk mengirim pembayaran tunai kepada perusahaan perusahaan dengan tarif flat.

Dalam industri jasa pengiriman, kepuasan konsumen menjadi penting. Perusahaan mana pun betul-betul menjaga layanannya, termasuk Pos Indonesia yang terus melakukan ekspansi di jalur yang menjadi core business-nya maupun peluang bisnis baru. Semua itu bermuara pada satu titik yakni kepuasan konsumen.

Produk Western Union juga digunakan di Kota Tarutung sejak tahun 2003. Penggunaan Western Union awalnya hanya digunakan untuk bisnis. Pengenalan produk ini mempermudah masyarakat dalam layanan penerimaan dan pengiriman (transfer) uang dari dan ke luar negeri di kantor pos maupun bank yang telah ditentukan kerjasama dengan produk tersebut. Western Union memberikan pelayanan transfer tercepat, yang dapat dibayarkan lima sampai lima belas menit setelah transaksi pengiriman.

Dilatarbelakangi oleh keterangan-keterangan diatas maka penelitian yang berhubungan dengan masyarakat akan jasa pelayanan tersebut relatif diperlukan. Dalam hal ini penulis akan memfokuskan dan membahas tentang pemahaman masyarakat terhadap layanan jasa Western Union yang berada di Kota Tarutung, dengan judul “Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat Tarutung Terhadap Eksistensi Western Union”


(22)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yag dapat diambil sebagai kajian penelitian ini adalah :

1. Faktor apakah yang mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk layanan Western Union di Kota Tarutung

2. Faktor apa yang menjamin keamanan masyarakat terhadap produk layanan Western Union di Kota Tarutung

3. Apa yang menjadi keunggulan jasa layanan Western Union didalam pandangan masyarakat di Kota Tarutung

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap produk layanan western union di Kota Tatutung

2. Untuk mengetahui faktor yang menjamin keamanan masyarakat terhadap penggunaan jasa layanan Western Union di Kota Tarutung

3. Untuk mengetahui keunggulan jasa layanan Western Union dalam pandangan masyarakat di Kota Tarutung

1. 4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan studi, literatur, dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademisi, peneliti dan mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi lembaga keuangan lainnya, untuk dapat memberikan pemahaman terhadap produk dan jasa yang ditawarkan terhadap nasabah.


(23)

3. Bagi penulis, merupakan penelitian yang dapat menambah wawasan tentang pemahaman akan western union didaerah secara khususnya

Bagi masyarakat luas, memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat tentang Western Union di Kota Tarutung


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Perusahaan 2.1.1 Sejarah PT Pos Indonesia

Berdasarkan sejarahnya, kantor pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Setelah Kantor Pos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan (www.posindonesia.com).

Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik. Peranan kantor pos semakin penting dan berkembang setelah penemuan teknologi telegram dan telepon, sehingga dibentuk Jawatan Pos Telegram (Jawatan PTT) berdasarkan staatblaad nomor 395 tahun 1906.

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Perusahaan Negara Hindia Belanda (Indische Bedrijvenwet/IBW) sejak tahun 1907, jawatan PTT dipegang oleh Departemen perusahaan-perusahaan pemerintah (Departement Van Government Bedrijvenwet). Seiring dengan tibanya Jepang yang mengambil alih


(25)

kekuasaan Belanda di Indonesia, Jawatan PTT Sumatera, Jawatan PTT Jawa dan Jawatan PTT Sulawesi.

Jawatan PTT Republik Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 September 1945 setelah dilakukan pengambilalihan kantor pos PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT (AMPTT) dari pemerintah militer Jepang. Dalam peristiwa itu gugur sekelompok pemuda anggota AMPTT sehingga pada tanggal 27 September 1945 menjadi tonggak awal berdirinya jawatan PTT. Selanjutnya status jawatan PTT berubah lagi menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) berdasarkan PP No.240 tahun 1961. Agar memiliki kebebasan yang lebih luas dalam mengembangkan usaha, PN Postel di pecah menjadi dua badan usaha yang berbeda, masing-masing PN No.29 tahun 1965 dan PP No.30 tahun 1965.

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.1965, status badan perusahaan Negara dikelompokan menjadi tiga status yaitu :

1. Perusahan jawatan (Perjan) 2. Perusahaan umum (Perum) 3. Perusahaan perseroaan (Persero)

Status PN dan Giro di ubah menjadi perum pos dan giro berdasarkan PP No.9 tahun 1978. Sehubungan dengan terjadinya perubahan – perubahan dalam iklim usaha, status perum disempurnakan lagi berdasarkan PP No.24 tahun 1984, khususnya yang menyangkut tata cara pembinaan dan pengawasan.

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh


(26)

seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giro pos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada tanggal 20 Juni 1995 dilaksanakan perubahan menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan PP No. 5 tahun 1995 dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

2.1.2 Sejarah PT Pos Indonesia wilayah Tarutung

PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan jasa yang terbesar di Indonesia. PT Pos Indonesia wilayah Tarutung didirikan pada tahun 1950. PT Pos Indonesia (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa layanan surat pos, logistik dan jasa keuangan, berkomitmen untuk selalu memperbaiki kualitas layanan secara terus menerus sehingga berdampak kepada kepuasan pelanggan. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah melakukan penataan pola tutupan dan distribusi kiriman pos yang termasuk dalam salah satu pembenahan proses operasi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero) agar proses distribusi kiriman menjadi lebih efektif dan efisien.

Sangat beragam varian jasa yang dikeluarkan oleh PT.Pos Indonesia. Berawal dari latar belakang tersebut dan dengan banyaknya jasa yang PT.Pos


(27)

Indonesia tawarkan kepada masyarakat sehingga disini harus ada penanganan secara khusus, karena pada kenyataanya pelayanan jasa yang diberikan tidak selamanya berjalan lancar dikarenakan banyak faktor yang dapat menghambat kelancaran dalam pelayanan jasa PT Pos Indonesia, baik secara teknis maupun nonteknis. Yang dimana dari waktu ke waktu masalah tersebut semakin kompleks. Pada umumnya PT Pos Indonesia memberikan jenis pelayanan dalam hal jasa pengiriman dan penerimaan pos, usaha jasa logistik dan usaha jasa keuangan. Untuk usaha jasa pengiriman dan penerimaan pos dilakukan melalui beberapa pengiriman maupun penerimaan surat berdasarkan kebutuhan pemakai. Beberapa jenis surat yang disediakan PT Pos Indonesia yaitu surat biasa, surat kilat khusus, surat tercatat dan Express Mail Server (EMS). Pemakaian jenis surat yang diberikan berdasarkan keperluannya dapat mempermudah pengguna dalam menggunakan layanan pengiriman dan penerimaan jasa surat menyurat.

Pada usaha jasa logistik PT Pos Indonesia memberikan beberapa jenis jasa pelayanan yang diberikan yaitu layanana standar, layanan prioritas, costumized, pengembangan, perluasan dan pos bisnis. Pada tahun ini, PT Pos Indonesia melalukan pemisahan terhadap bagian logistik dengan mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Pos Logistik. dengan berdirinya anak perusahaan tersebut.

Selain itu, usaha jasa keuangan pada PT Pos Indonesia dilakukan melalui pembayaran seperti pembayaran cek telepon, pembayaran tabanas BATARA, pembayaran pensiunan ABRI dan sipil serta pembayaran rekening listrik. Pembayaran yang dilakukan PT Pos Indonesia melalui berbagai jenis sesuai


(28)

kebutuhan nasabah. Pembayaran yang dilakukan antara lain melalui pembayaran wesel pos 23 yaitu layanan pengiriman uang melalui perusahaan ke seluruh wilayah Indonesia, giro pos yaitu layanan kegiatan keuangan untuk menampung, menyimpan dan membayar berbagai transaksi bank untuk pemegang rekening perorangan maupun perusahaan perluasan bisnis di Indonesia melalui rekening giro, speed cash yaitu pengiriman uang secara cepat, Cek Pos Wisata yaitu layanan keuangan sebagai solusi dana perjalanan wisata, Western Union yaitu pengiriman dan penerimaan keseluruh dunia.

Western Union adalah jasa pengiriman uang dari berbagai negara di dunia. Western Union menggunakan teknologi elektronik yang secara online dan Real time menjangkau berbagai negara. Persyaratan yang dibutuhkan dalam transaksi Western Union Kartu Identitas yang masih berlaku seperti KTP/SIM/Paspor. Berikut adalah panduan penggunaan Western Union meliputi :

a. Paduan Mengirim Uang Dengan Western Union / WU yaitu: 1.Mengisi form aplikasi pengiriman uang.

2.Memperlihatkan atau menyerahkan bukti identitas diri yang berlaku seperti KTP, SIM, Passport.

3.Membayar biaya pengiriman dan uang yang akan di transfer ke penerima. 4.Memberitahu data pengiriman kepada penerima uang, yakni data nama

pengirim, jumlah uang yang dikirim, negara asal transfer dan nomor referensi / kode transfer pengiriman uang.

b. Panduan Menerima Uang Dengan Western Union / WU yaitu: 1.Mengisi form aplikasi penerimaan uang.


(29)

2. Memperlihatkan atau menyerahkan bukti identitas diri yang berlaku seperti KTP,SIM, Passport.

3.Mengetahui data pengiriman seperti data nama pengirim, jumlah uang yang dikirim, negara asal transfer dan nomor referensi / kode transfer pengiriman uang.

4.Membayar biaya yang dikenakan.

Melalui panduan diatas, penggunaan Western Union dapat dijelaskan penulis berbagai penggunaan Western Union sebagai berikut:

a. Langkah Pengiriman Western Union

Sesuai dengan panduan mengirim uang melalui Western Union pengguna Western Union dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengunjungi lokasi perusahaan yang menggunakan jasa Western Union 2. Melengkapi formulir pengiriman uang sesuai dengan kebutuhan nasabah

dengan menunjukkan kartu identitas beserta foto asli

3. Memberikan uang yang akan dikirimkan kepada penerima dan biaya kirim sesuai dengan ketentuan dari perusahaan

4. Perusahaan akan memberikan tanda bukti transaksi dengan nomor transaksi pengiriman uang (MTCN)

5. Nasabah akan diberikan tanda bukti transaksi menyatakan transaksi sudah selesai.

6. Segera menghubungi penerima uang dan memberitahukan informasi-informasi yang diperlukan seperti nama pengirim sesuai dengan yang tertulis di formulir, jumlah uang yang dikirim, MTCN, dan negara asal


(30)

pengiriman uang. Hal yang perlu dihindari adalah tidak memberikan informasi apapun mengenai detil transaksi kepada siapapun selain penerima uang tersebut.

b. Jadwal Pengiriman Western Union

Pengiriman dilakukan melalui Western Union diberbagai perusahaan yang memiliki jasa Western Union. Pengiriman melalui Western Union dilakukan setiap saat, selama jam kerja perusahaan. Di Indonesia, jam operasional yang normal adalah jam 8 pagi sampai 4 sore.

c. Status Pengiriman dan Penerimaan Western Union

Pengiriman dan penerimaan uang yang dilakukan oleh pengirim dan penerima dapat dilihat statusnya dengan mengecek ke tautan

sesuai dengan nama pada formulir pengiriman dan MTCN. Dengan demikian pengirim dapat melihat status pengiriman uang yang dilakukan. Sama halnya pada penerima dengan mengetikkan nama pengirim dan MTCN sehingga penerima dapat melihat status pengiriman uang yang dilakukan.

d. Langkah penerimaan Western Union

Langkah yang perlu dilakukan oleh penerima dalam bertransaksi yaitu: 1. Mengunjungi perusahaan yang menggunakan jasa Western Union

2. Melengkapi formulir penerimaan uang yang diberikan perusahaan dan memberikan kartu identifikasi dan foto asli anda yang masih berlaku dan Nomor Transaksi Pengiriman Uang (MTCN).


(31)

3. Penerima Western Union akan diberikan tanda bukti transaksi. Penerima memeriksa kembali bukti transaksi tersebut dan tanda tangani bukti transaksi apabila semua detil informasi nya akurat.

4. Kemudian perusahaan akan memberikan uang yang telah dikirim.

2.2 Kerangka Konseptual

Secara sederhana kerangka konseptual di dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Faktor promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap paham atau tidaknya masyarakat terhadap eksistensi Western Union

2. Faktor Money Transfer Control Number berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat keamanan dalam pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union

Promosi Layanan Western Union (X1)

Kecepatan Pengiriman pada Western Union

(X3)

Money Transfer Control Number pada penggunaan

Western Union (X2)

Pemahaman Masyarakat terhadap eksistensi


(32)

3. Faktor kecepatan pengiriman yang dimiliki Western Union berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan Western Union dalam pandangan masyarakat Tarutung


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris guna memecahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian. Salah satu unsur terpenting dalam metodologi penelitian adalah penggunaan metode ilmiah tertentu yang digunakan sebagai sarana yang bertujuan untuk mengidentifikasi besar kecilnya objek atau gejala dan mencari pemecahan masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di kota Tarutung dengan menganalisis pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union. Penulis memilih kota Tarutung sebagai tempat penelitian disebabkan peneliti berasal dari tempat tersebut dan memudahkan peneliti baik dari segi waktu dan tempat dalam penelitian terhadap masyarakat Tarutung.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpang siuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini hanya menganalisis faktor-faktor sebagai berikut :

1. Promosi

2. Money Transfer Control Number (MTCN) pada Western Union 3. Kecepatan Pengiriman Western Union


(34)

3.3 Defenisi Operasional

Dalam penelitian, ada dua variabel penelitian yaitu :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel yang menyangkut pemahaman masyarakat Kota Tarutung terhadap eksistensi Western Union menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Variabel Promosi (X1) yaitu aktivitas yang berhubungan dengan produk yang diberikan perusahaan kepada masyarakat dalam menggunakan Western Union maupun pemahaman produk Western Union .

2. Variabel MTCN pada Western Union (X2) yaitu keamanan yang diberikan kepada masyarakat dalam penggunaan Western Union termasuk kepercayaan terhadap perusahaan tersebut.

3. Kecepatan Pengiriman Western Union (X3) yaitu keunggulan yang dimiliki dalam pengiriman dan penerimaan uang dari luar negeri yang diberikan perusahaan dalam pemahaman masyarakat Kota Tarutung terhadap produk Western Union.

b. Variabel Terikat (Y) yaitu variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain. Adapun variabel terikat adalah tingkat pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union.

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union terdiri dari promosi, tingkat keamanan dan


(35)

keunggulan Western Union. Variabel-variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial.

Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan bobot sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju Skor = 5

S = Setuju Skor = 4

KS = Kurang Setuju Skor = 3 TS = Tidak Setuju Skor = 2 STS = Sangat Tidak Setuju Skor = 1

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisis dalam penelitian. Data primer diperoleh langsung pada objek penelitian melalui penelitian dilapangan. Sumber data yaitu masyarakat (responden) melalui angket dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Responden penelitian ini adalah masyarakat umum di Kota Tarutung.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil analisa yang diperoleh dari tulisan-tulisan ilmiah, literatur, jurnal, majalah ekonomi, laporan-laporan PT. Pos Indonesia dan Badan Pusat Statistik.


(36)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah jumlah Pegawai Negeri Sipil berdasarkan asal dinas dan jenis kelamin pada masyarakat Kota Tarutung. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Tarutung sebanyak 6.384 orang menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin ( Umar, 2009:78) sebagai berikut :

n =

dimana :

n : Jumlah sample N : Jumlah populasi e : taraf kesalahan 10%

Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

n =

n = 98,45 ~ 98

dalam penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 98 orang.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyusun skripsi ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian kepada masyarakat. Dalam daftar


(37)

tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan penulis (Arikunto, Suharsimi, 2000:136)

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya jawab kepada masyarakat untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat. Dalam hal ini, mula-mula interviewer menanyakan beberapa pertanyaan yang terstruktur yang kemudian diperoleh keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawabannya meliputi semua variabel dengan keterangan yang lebih lengkap dan mendalam. 3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dan mengumpulkan berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini yang dapat diperoleh dari buku, internet artikel, tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, laporan-laporan PT Pos Indonesia dan BPS.

3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data yang disertai dengan menganalisis suatu penelitian dapat dilakukan dengan berbagai program yaitu SPSS, Eviews, AMOS, LISREL, PLS (Partial Least Square) dan SAS. Pada penelitian ini, penulis menggunakan program SPSS dengan aplikasi Software SPSS 18.0 for windows. Program SPSS yaitu program aplikasi untuk membuat analisis statistik serta menyediakan berbagai fasilitas perangkuman dan presentase data.


(38)

3.8.2 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union melalui variabel-variabel yang mendukung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tabel, grafik, dan diagram dalam memberikan analisis hasil penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan kolom. Baris dan kolom ini berfungsi untuk menunjukkan data terkait keduanya. Dimana titik temu antara baris dan kolom adalah data yang dimaksud. Grafik adalah gambaran dinamika data yang ada. Awal yang harus kita lakukan dalam membaca data pada grafik adalah dengan melihat judul grafik kemudian baru melihat data yang ada. Ada banyak macam grafik diantaranya adalah grafik batang dan grafik garis. Diagram adalah gambaran tentang suatu data yang lebih mementingkan hasil penelitian. Biasanya diagram diurutkan dari data sedikit ke banyak atau sebaliknya. Berbeda dengan grafik yang lebih mementingkan dinamika pada data yang disajikan. Diagram ini dapat berupa diagram lingkaran ataupun diagram batang. Penggunaan grafik dan diagram untuk Disamping itu, penulis juga menggunakan crosstabulation (tabulasi silang) yang bertujuan untuk menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom.

3.8.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Pengujian dilakukan untuk menguju kuisioner layak dan sebagai instrumen bagi penelitian. Valid berarti alat ukur untuk megukur apa yang seharusnya diukur.


(39)

Kriteria pengujian validitas kuisioner sebagai berikut: • Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan dikatakan valid • Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

Uji reabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi pengukuran. Konsistensi maksudnya jika beberapa pengukuran terhadap objek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Uji validitas dan reabilitas kuisioner ini menggunakan bantuan aplikasi

Software SPSS 18.0 for windows. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. Nilai alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel, maka instrumen

tersebut dapat disebut reliabel. Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf kepercayaan 95%, dengan kriteria rhitung > rtabel adalah

sebagai berikut :

1. 0,00 <

2. 0,20 < rhitung < 0,40 : Reabilitas

rendah

rhitung < 0,20 : Reabilitas

sangat rendah

3. 0,40 < rhitung < 0,60 : Reabilitas

sedang/cukup

4. 0,60 < rhitung < 0,80 : Reabilitas

tinggi

5. 0,80 < rhitung < 1,00 : Reabilitas


(40)

3.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 18.0 for windows.

Formula yang digunakan adalah :

Y = β0+ β1X 1+ β2 X 2+ β3 X 3 + e Keterangan :

Y = Skor dimensi pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union

β0 = Konstanta

X 1 = Skor dimensi Promosi X 2 = Skor dimensi MTCN

X 3 = Skor dimensi kecepatan Pengiriman Β1-β3 = Koefisien Regresi Parsial

e = Hambatan

3.9 Test Of Goodness Of Fit (Uji Kesesuaian) 3.9.1 Uji F ( Uji Serentak)

Uji F (Uji Serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama (serentak) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini dilakukan hipotesa sebagai berikut :


(41)

Ho : β1 = β2 = β3 = 0 artinya secara bersama-sama (serentak) tidak ada pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : β1 β2β3 0 artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK)

Ho diterima, apabila F-hitung < F-tabel pada α = 5% Ha diterima, apabila F-hitung > F-tabel pada α = 5%

3.9.2 Uji t (Uji Parsial)

Uji t (Uji Parsial) merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini dilakukan hipotesa sebagai berikut :

Ho : βi = 0 artinya secara parsial tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : βi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria Pengambilan Keputusan (KPK)


(42)

Ha diterima, apabila t-hitung > t-tabel pada α = 5%

3.9.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk mengetahui signifikasi variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R2). Koefisien determinasi menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

Koefisien determinasi (R2) merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik garis regresi sampel mencocokkan data secara verbal R2 dengan mengukur proporsi bagian atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan model regresi.

Batasan adalah 0 < R2 < 1

Jika determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap dependen. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pegaruh variabel independen yang diteliti tehadap variabel dependen.

Sebaliknya, jika determinasi (R2) semmakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen terhadap dependen semakin kecil. Hal ini berarti, model yag digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Kecocokkan model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasi mendekati 1.


(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang terletak didataran tinggi Sumatera Utara pada ketinggian antara 150-1700m diatas permukaan air laut. Pada tahun 1998, Kabupaten Tapanuli Utara dibagi menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 1998 Tentang pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Mandailing Natal. Kemudian pada tahun 2007, Kabupaten Tapanuli Utara dibagi kembali menjadi Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Humbang Hasundutan


(44)

(Butarbutar Dinar, 2012; 40). Ditinjau dari segi administrasi pemerintahan, Kota Tarutung adalah ibukota Kabupaten Tapanuli Utara.

Kota Tarutung merupakan ibukota kabupaten Tapanuli Utara propinsi Sumatera Utara. Tarutung berasal dari Bahasa Batak Toba yang artinya disebut (Durian = Tarutung). Pada zaman dahulu pedagang dan pelintas lainnya di pokok durian yang besar terletak di tengah kota digunakan sebagai tempat melepaskan lelah sekaligus membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan barang dagangannya. Lama kelamaan tempat persinggahan ini semakin dikenal dikenang untuk memudahkan tujuan alamat seseorang selalu menyebut di Tarutung sehingga inilah nama kota tersebut sampai sekarang (www.id.wikipedia.org). Batas-batas administrasi kota Tarutung adalah :

• Sebelah Utara : Kecamatan Hutagurgur

• Sebelah Selatan : Kecamatan Sungai Toras

• Sebelah Timur : Kecamatan Pearaja

• Sebelah Barat : Kabupaten Tapanuli Tengah

Kota Tarutung memiliki berbagai etnis penduduk. Penduduk merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus obyek dari pembangunan. Oleh karenanya faktor penduduk berkompetensi untuk ditinjau sehubungan dengan pembangunan suatu daerah, demi terwujudnya pembangunannya. Jumlah penduduk Kota Tarutung pada tahun 2001 adalah sebesar 52.800 jiwa. Dari data kependudukan di atas maka Kota Tarutung dapat digolongkan kepada kelas kota kecil, dimana berdasarkan kriteria BPS mengenai kelas kota, kota Kecil adalah kota dengan jumlah penduduk antara 20.000 sampai 100.000 jiwa. Pusat


(45)

perekononiam Kabupaten Tapanuli Utara saat ini masih bertumpu dikota Tarutung dan Siborong-borong. Pekerjaan penduduk Kota Tarutung pada umumnya tidak lagi bertumpu pada sektor pertanian tetapi sudah beraneka ragam disebabkan Tarutung merupakan daerah ibukota kabupaten. Pada umumnya penduduknya banyak bekerja sebagai wiraswasta dan pegawai negeri sipil.

4.2 Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada 98 responden. Responden yang menjawab pertanyaan tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Tarutung. Adapun jumlah pertanyaan keseluruhan yaitu 31 pertanyaan, yang terdiri dari 6 pertanyaan data diri responden, 5 pertanyaan tentang pemahaman Western Union, 17 pertanyaan untuk variabel X dan 3 pertanyaan untuk variabel Y. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang eksistensi Western Union. Hasil penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Profil Responden

a. Jenis Responden

Perbandingan jenis kelamin dapat dilihat dari hasil kuisioner yang telah disebar. Perbandingan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union. Dari jumlah responden yang telah ditentukan sebagai sampel diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1


(46)

Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-laki 55 56,1

Perempuan 43 43,9

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui responden untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang dengan tingkat persentase 56,1% dari jumlah total responden yang ada. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan sebanyak 43 orang dengan tingkat persentase 43,9 % dari jumlah total responden yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dilihat dari frekuensi dan persentase jumlah laki-laki lebih mendominasi daripada jumlah perempuan.

Hasil ini juga dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Umur Responden

Deskripsi hasil kuisioner dilihat dari responden yang mewakili Pegawai Negeri Sipil Kota Tarutung yang dimaksud berdasarkan umur responden.

56,1

Jenis Kelamin

43,9

Wanita


(47)

Melalui tabel ini dapat dijelaskan karakteristik responden berdasarkan umur yaitu:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah Responden Persentase (%)

< 20 1 1,0

21-30 12 12,2

31-40 45 45,9

41-50 38 38,8

>51 2 2,1

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang berumur < 20 tahun sebanyak 1 orang (10%), responden yang berumur 21-30 tahun sebanyak 12 orang (12,2%), responden yang berumur 31-40 tahun sebanyak 45 orang (45,9%), responden yang berumur 41-50 tahun sebanyak 38 orang (38,8%) dan responden yang berumur >51 tahun sebanyak 2 orang (2,1). Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas jumlah responden yang mewakili PNS Kota Tarutung berdasarkan umur pada umur 31-40 tahun. Dapat juga dilihat melalui Gambar 4.2 dibawah ini.


(48)

Gambar 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Umur

c. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh responden dari berbagai pendidikan dalam instansi pemerintahan. Pada umumnya pendidikan terakhir PNS minimal SD. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 yaitu :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

SD 1 1,0

SMP 3 3,1

SMA 19 19,4

DIII 24 24,5

SI 45 45,9

Pasca Sarjana 6 6,1

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Dari hasil tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa responden pada tingkat


(49)

(45,9%) dan tingkat pendidikan lainnnya seperti tingkat SD sebanyak 1 orang (1%), tingkat SMP sebanyak 3 orang (3,1 %), tingkat SMA sebanyak 19 orang (19,4%), tingkat DIII sebanyak 24 orang (24,5%) dan tigkat Pasca Sarjana sebanyak 6 orang (6,1%). Setelah data yang diperoleh diubah menjadi data normal, maka penulis melakukan

crosstabulation untuk mengetahui gambaran hubungan antar umur responden dan tingkat pendidikan responden dalam pemahaman terhadap jasa Western Union.

Pada tabel 4.4 menunjukkan kelompok umur responden yaitu umur < 20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan > 51 tahun dan tingkat pendidikan responden yaitu tingkat pedidikan SD, SMP, SMA, DIII, S1, dan S2. Dari 98 responden dapat dilihat bahwa pada umur 31-40 tahun total responden lebih mayoritas yaitu 45 orang, dimana pada tingkat SD sebanyak 1 orang, tingkat SMA sebanyak 7 orang, tingkat DIII sebanyak 16 orang, tingkat S1 sebanyak 18 orang dan tingkat S2 sebanyak 3 orang. Sedangkan untuk jumlah responden yang paling sedikit pada umur < 20 tahun yaitu 1 orang pada tingkat pendidikan SMA. Dari 98 responden dalam penelitian terdiri dari berbagai macam umur dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda sehingga pemahaman masyarakat terhadap eksistensi Western Union terdiri dari umur dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Tabel 4.4

Crosstabulation Antara Umur Dan Tingkat Pendidikan Responden


(50)

SD SMA DIII S1 S2

<20 0 1 0 0 0 1

21-30 0 4 4 4 0 12

31-40 1 7 16 18 3 45

41-50 0 8 4 23 3 38

>51 0 1 0 1 0 2

Total 1 21 24 46 6 98

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Untuk lebih jelasnya dapat juga dilihat pada gambar dibawah ini yaitu:

UMUR

PENDIDIKAN

S2 SI DIII SD


(51)

Gambar 4.3

Crosstabulasion Antara Umur Dan Tingkat Pendidikan Responden

d. Responden Penggunaan Western Union

Responden telah ditanyakan apakah mereka pengguna jasa Western Union atau tidak. Sebagian kecil mengatakan mereka merupakan pengguna jasa Western Union dan sebagian besar lainnya tidak. Lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah .

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengguna Jasa Western Union Atau Tidak

Penggunaan Western Union Jumlah Persentase (%)

Ya 11 11,2

Tidak 87 88,8

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Pada tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang pernah menggunakan produk Western Union sebanyak 11 orang (11,2%) dan yang tidak pernah menggunakan produk Western Union sebanyak 87 orang (88,8%). Pada tabel diatas menjelaskan bahwa responden yang menggunakan Western Union lebih sedikit dibandingkan responden yang tidak menggunakan Western Union. Dapat disimpulkan dalam hal ini responden yang menggunakan Western Union paham terhadap Western Union dan begitu juga pada responden yang tidak menggunakan Western Union dapat memungkinkan responden juga paham akan eksistensi Western Union tanpa menggunakan produk tersebut. Melalui Gambar 4.4 dapat juga dilihat


(52)

responden yang menggunakan maupun yang tidak menggunakan Western Union.

Gambar 4.4

Responden Berdasarkan Pengguna Jasa Western Union Atau Tidak

e. Tingkat Penghasilan

Dalam penelitian ini, berdasarkan profil responden dapat dikaji melalui tabel 4.6 yaitu penghasilan tiap responden dari 98 orang. Adapun pengelompokan dari penghasilan responden yaitu penghasilan sebesar <

Rp 2.000.000, Rp 2.000.001-Rp 4.000.000, Rp 4.000.001- Rp 6.000.000, Rp 6.000.001-Rp 8.000.000 dan > Rp 8.000.001. Untuk

dapat melihat hasil penelitian terhadap respoden dapat dilihat melalui sebagai berikut:

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Penghasilan Jumlah Persentase (%)

< 2.000.000 9 9,2

2.000.001-4.000.000 79 80,6

4.000.001-6.000.000 10 10,2


(53)

6.000.001-8.000.000 0 0

>8.000.001 0 0

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Dari tabel 4.6 dijelaskan bahwa dari 98 responden berdasarkan penghasilan yang telah dikelompokan dapat dilihat bahwa mayoritas penghasilan responden yaitu pada penghasilan Rp 2.000.001- Rp 4.000.000 sebanyak 79 orang (80,6%). Untuk sisanya pada penghasilan sebesar < Rp 2.000.000 sebanyak 9 orang (9,2%) dan penghasilan sebesar Rp 4.000.001- Rp 6.000.000 sebanyak 10 orang (10,2%).

f. Saudara Responden Yang Menggunakan Western Union

Responden juga mengetahui jasa Western Union melalui saudara mereka yang menggunakan jasa Western Union. Melalui Tabel 4.7 dapat dilihat saudara dari responden yang pernah menggunakan western Union maupun yang tidak menggunakan Western Union sebagai berikut:

Tabel 4.7

Karakteristik Saudara Responden Yang Menggunakan Atau Tidak Menggunakan Jasa Western Union

Saudara Responden Western Union Jumlah Persentase (%)

Ya 28 28,6

Tidak 70 71,4

Total 98 100

Data Primer, 2013 (diolah)

Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa saudara dari responden yang pernah menggunakan Western Union lebih sedikit yaitu sebanyak 28 orang (28,6%) dan sisanya sebanyak 70 orang (71,4%) tidak pernah menggunakan Western Union. Pemahaman masyarakat akan eksistensi


(54)

Western Union juga dapat diperoleh dari berbagai informasi seperti dari saudara. Dengan demikian lebih memudahkan masyarakat mengetahui penggunaan jasa Western Union yang memudahkan pengirim dan penerima uang dari Luar Negeri. Dalam penelitian ini, melalui kuisioner yang telah dibagikan kepada responden dapat dilihat bahwa pemahaman terhadap eksistensi Western Union pada masyarakat Kota Tarutung berdasarkan saudara dari responden yang menggunakan Western Union diperoleh 28,6%. Dapat disimpulkan sebanyak 28,6 % dari 98 orang tersebut paham terhadap Western Union. Dari gambar 4.5 dapat dilihat juga saudara dari responden yang menggunakanWestern Union.

Gambar 4.5

Karakteristik Saudara Responden Yang Menggunakan Atau Tidak Menggunakan Jasa Western Union

g. Tempat bertugas responden

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa tempat bertugas para responden berasal dari berbagai instansi pemerintahan. Berdasarkan

PENGGUNA

YA


(55)

kuisioner yang diberikan penulis kepada responden dapat diperoleh hasil melalui tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Tempat Bertugas Responden

Tempat Bertugas Responden Jumlah Persentase

Dinas Pendidikan 4 4,1

Dinas Kesehatan 17 17,3

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3 3,1

Dinas Pekerjaan Umum 30 30,6

Dinas Perhubungan, komunikasi dan Informatika 5 5,1

Dinas Cipta Karya dan Perumahan 10 10,2

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 4 4,1

Dinas Kehutanan 4 4,1

Dinas Pertanian dan Perkebunan 3 3,1

Dinas Koperasi, UKM peridustrian dan Perdagangan 5 5,1

Dinas Pertambangan dan Energi 4 4,1

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 4 4,1 Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Keuangan Aset 5 5,1

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Dari tabel 4.8 diatas dapat dijelaskan mayoritas responden berasal dari Dinas Pekerjaan Umum sebayak 30 orang (30,6%) dan sisa dari responden tersebut terdiri dari Dinas Pendidikan sebanyak 4 orang (4,1%), Dinas Kesehatan sebanyak 17 orang (17,3%), Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 3 orang (3,1%), Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebanyak 5 orang (5,1%), Dinas Cipta Karya dan Perumahan sebanyak 10 orang (10,2%), Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebanyak 4 orang (4,1%), Dinas Kehutanan sebanyak 4 orang (4,1%), Dinas Pertanian dan Perkebunan sebanyak 3 orang (3,1%), Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan sebanyak 5 orang (5,1%), Dinas Pertambangan dan Energi sebanyak 4


(56)

(4,1%) dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Keuangan Aset sebanyak 5 orang (5,1%).

Selain data yang diperoleh dari tabel 4.7, penulis melakukan

crosstabulation untuk mengetahui juga gambaran hubungan antara tempat bertugas responden dengan tingkat pendidikan responden. Berikut adalah crosstabulation tempat bertugas responden dengan tingkat pendidikan responden.

Tabel 4.9

Crosstabulation Tempat Bertugas Dan Tingkat Pendidikan Responden

Asal Dinas Responden Pendidikan Jumlah

SD SMA DIII SI S2

Dinas Pendidikan 1 3 4

Persentase dengan baris 25% 75% 100%

Persentase dengan kolom 4,17% 6,52% 10,69%

Persentase Total 1,02% 3,06% 4,08%

Dinas Kesehatan 7 7 3 17

Persentase dengan baris 41,18

% 41,18 % 17,65 % 100%

Persentase dengan kolom 33,33

% 33,33 % 14,29 % 80,95%

Persentase Total 7,14% 7.14% 3,06% 10,20%

Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi

1 2 3

Persentase dengan baris 33,33

%

66,67 %

100%

Persentase dengan kolom 4,17% 4,35% 8,52%

Persentase Total 1,02% 2,04% 3,06%

Dinas Pekerjaan Umum 1 11 2 12 4 30

Persentase dengan baris 3,33

%

36,67 %

6,67% 40% 13,33

%


(57)

Persentase dengan kolom 100% 52,38 %

8,33% 26,09

%

66,67 %

253,47 %

Persentase Total 11,22

%

2,04% 12,24

%

4,08% 29,58%

Dinas Perhubungan dan Komunikasi 1 4 5

Persentase dengan baris 20% 80% 100%

Persentase dengan kolom 4,17% 8,70% 12,87%

Persentase Total 1,02% 4,08 5,10%

Dinas Cipta Karya dan Perumahan 1 7 2 10

Persentase dengan baris 10% 70% 20% 100%

Persentase dengan kolom 4,76% 15,22

%

33,33 %

53,31%

Persentase Total 1,02% 7,14% 2,04% 10,20%

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 2 2 4

Persentase dengan baris 50% 50% 100%

Persentase dengan kolom 8,33% 4,35% 12,68%

Persentase Total 2,04% 2,04% 4,08%

Dinas Kehutanan 3 1 4

Persentase dengan baris 75% 25% 100%

Persentase dengan kolom 12,50

%

2,17% 14,67%

Persentase Total 3,06% 1,02% 4,08%

Dinas Pertanian dan Perkebunan 2 1 3

Persentase dengan baris 66,67

%

33,33 %

100%

Persentase dengan kolom 8,33% 2,17% 10,50%

Persentase Total 2,04% 1,02% 3,06%

Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan

2 3 5

Persentase dengan baris 40% 60% 100%

Persentase dengan kolom 8,33% 6,52% 15,85%

Persentase Total 2,04% 3,06% 5,10%

Dinas Pertambangan dan Energi 1 3 4

Persentase dengan baris 25% 75% 100%

Persentase dengan kolom 4,17% 6,52% 10,69%

Persentase Total 1,02% 3,06% 4,08%

Dinas Kependudukan & Catatan Sipil 1 1 2 4

Persentase dengan baris 25% 25% 50% 100%

Persentase dengan kolom 4,76% 4,17% 4,35% 13,28%

Persentase Total 1,02% 1,02% 2,04% 4,08%

Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset

1 1 3 5

Persentase dengan baris 20% 20% 60% 100%

Persentase dengan kolom 4,76% 4,17% 6,52% 15,45%

Persentase Total 1,02% 1,02% 3,06% 5,10%

Total 1 21 24 46 6 98


(58)

Dari tabel 4.9 diketahui responden sebanyak 98 orang. Yang paling dominan pada tingkat pendidikan Sarjana, dimana pada berbagai instansi dapat dilihat persentase dalam baris, persentase dalam kolom dan persentase keseluruhan melalui tabel 4.9. Berdasarkan tempat bertugas responden diketahui lebih banyak responden berasal dari Dinas Pekerjaan Umum yaitu sebanyak 30 orang.

Dilihat dari persentase baris Dinas Pekerjaan Umum pada tingkat pendidikan SD sebesar 3,33%, pada tingkat SMA sebesar 36,67%, pada tingkat DIII sebesar 6,67%, pada tingkat Sarjana sebesar 40% dan pada tingkat Pascasarjana sebesar 13,33%. Sedangkan untuk persentase kolom pada Dinas Pekerjaan Umum pada tingkat SD sebesar 100%, pada tingkat SMA sebesar 52,38%, pada tingkat DIII sebesar 8,33%, pada tingkat Sarjana sebesar 28,09% dan pada tingkat Pascasarjana sebesar 66,67%.

Berdasarkan Tabel 4.9 untuk lebih jelasnya dapat juga dilihat melalui Gambar 4.6, yang memberikan gambaran hubungan antara tempat bertugas responden dengan tingkat pendidikan dari responden yaitu sebagai berikut:


(59)

Gambar 4.5

Crosstabulation Tempat Bertugas Dan Tingkat Pendidikan Responden

Keterangan:

DP = Dinas Pendidikan DKT =Dinas Kesehatan

DSTT = Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi DPU = Dinas Pekerjaan Umum

DPKI = Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DCP = Dinas Cipta karya dan Perumahan

DPK = Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DHT = Dinas Kehutanan

DKUP = Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan DPE = Dinas Pertambangan dan Energi

DKC = Dinas Kependududkan dan Catatan Sipil

DPPK = Dinas pendapatan, Pengelolaan dan Keuangan Aset

4.3 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 18 for windows

untuk mengetahui valid atau tidaknya butir pernyataan. Pengukuran valid atau tidaknya sebuah pernyataan yang terdapat pada kuisioner, dilakukan dengan cara

p e r s e n t a s e

PENDIDIKAN

SI DIII SD

SMA


(60)

membandingkan rhitung dengan rtabel. Adapun kriteria pengujian validitas sebagai

berikut:

a. Jika rhitung bernilai positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan dinyatakan

valid.

b. Jika rhitung bernilai negatif dan rhitung < rtabel, maka pernyataan dinyatakan

tidak valid.

c. Nilai rhitung dapat dilihat pada tabel Item-Total Statistic di kolom Corrected Item-Total Correction.

d. Nilai rtabel dapat dilihat pada tabel r (pada signifikasi 0,05 dan 2 sisi)

dengan menggunakan df = n (jumlah responden) - 2 = 98-2 = 96. Berdasarkan tabel r, maka dapat diketahui rtabel adalah 0,1986.

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan ralpha di

kolom Cronbach’s Alpha pada tabel Reliability Statistics dengan rtabel. Jika ralpha

bernilai positif dan ralpha > rtabel, maka reliabel. Sedangkan jika ralpha bernilai

negatif dan ralpha < rtabel, maka tidak reliabel.

a. Uji Validitas

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa, koefisien korelasi dari 20 butir pernyataan pada tabel diatas sebanyak 17 pernyataan dinyatakan valid dan sisanya 3 pernyataan dinyatakan tidak valid. Butir pernyataan yang mempunyai validitas tertinggi adalah P15 dengan koefisien 0,620 dan yang mempunyai validitas paling rendah adalah 0,059 .

Tabel 4.10 Total Item Statistik


(61)

Pertanyaan Correlation

1 P1 0,1986 0,474 Valid

2 P2 0,1986 0,539 Valid

3 P3 0,1986 0,549 Valid

4 P4 0,1986 0,593 Valid

5 P5 0,1986 0,479 Valid

6 P6 0,1986 0,463 Valid

7 P7 0,1986 0,583 Valid

8 P8 0,1986 0,197 Tidak Valid

9 P9 0,1986 0,553 Valid

10 P10 0,1986 0,486 Valid

11 P11 0,1986 0,650 Valid

12 P12 0,1986 0,066 Tidak Valid

13 P13 0,1986 0,544 Valid

14 P14 0,1986 0,059 Tidak Valid

15 P15 0,1986 0,620 Valid

16 P16 0,1986 0,314 Valid

17 P17 0,1986 0,418 Valid

18 P18 0,1986 0,533 Valid

19 P19 0,1986 0,528 Valid

20 P20 0,1986 0,585 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18 (2013)

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa, koefisien korelasi dari 20 butir pernyataan pada tabel diatas sebanyak 17 pernyataan dinyatakan valid dan sisanya 3 pernyataan dinyatakan tidak valid. Butir pernyataan yang mempunyai


(62)

validitas tertinggi adalah P15 dengan koefisien 0,620 dan yang mempunyai validitas paling rendah adalah 0,059 .

b. Uji Reabilitas

Tabel 4.11 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

,589 ,921 20

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18 (2013)

Dari tabel 4.11 diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,589 dengan demikian data adalah reliabel.

c. Sumber Perolehan Respoden Pada Promosi Jasa Western Union

Tabel 4.12

Karakteristik Sumber Responden Memperoleh Informasi Terhadap Western Union

Perolehan Responden Jumlah Responden Persentase (%)

Keluarga 8 8,2

Teman 36 36,7

Internet 28 28,6

Brosur 26 26,5

Total 98 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18 (2013)

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak memperoleh informasi terhadap Western Union adalah melalui teman yaitu 36 orang (36,7%) dari 98 responden. Selain dari teman, responden juga memperoleh informasi Western Union yaitu melalui keluarga sebanyak 8 orang (8,2%), melalui internet sebanyak 28 orang (28,6%) dan melalui brosur sebanyak 26 orang (26,5%). Sehingga dapat disimpulkan masyarakat Tarutung yang paham terhadap Western Union lebih banyak memperoleh informasi melalui teman karena masyarakat dapat secara langsung bertanya dan meperoleh informasi Western Union. Selain


(63)

itu juga masyarakat dapat memperoleh informasi Western Union melalui keluarga, internet dan brosur.

d. Money Transfer Control Number (MTCN) merupakan faktor keamanan dalam bertransaksi

Tabel 4.13

MTCNMerupakan Faktor Keamanan Dalam Bertransaksi

Pernyataan Jumlah Responden Persentase (%)

Sangat Setuju 12 12,2

Setuju 65 66,3

Kurang Setuju 19 19,4

Tidak Setuju 2 2,0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 98 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18 (2013)

Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa faktor MTCN dalam melakukan transaksi memberikan keamanan terhadap pengiriman maupun penerimaan Transakasi Western Union. Penulis memperoleh hasil dari kuisioner terhadap responden bahwa responden yang memberikan pernyataan mengenai faktor tersebut maka pernyataan setuju lebih banyak diberikan yaitu sebanyak 65 orang (66,3% ). Selain dari pernyataan setuju responden juga menyatakan sangat setuju sebanyak 12 orang (12,2%), menyatakan kurang setuju sebanyak 19 orang (19,4%) dan menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,0%). Berdasarkan tabel 4.12 disimpulkan bahwa sudah banyak masyarakat Kota Tarutung yang paham akan Western Union memiliki tingkat keamanan melalui Money Transfer Control Number (MTCN) yang merupakan faktor keamanan yang digunakan dalam bertransaksi antar pengirim dan penerima Western Union.

Dapat juga dilihat melalui crosstabulation antara faktor MTCN merupakan faktor keamanan dalam bertransaksi dengan tingkat pendidikan responden


(64)

memberikan gambaran antara hubungan keduanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.14

Crosstabulation MTCN Sebagai Faktor Keamanan Dalam Bertransaksi Dengan Tingkat Pendidikan

Pernyataan Pendidikan Total

SD SMP SMA DIII SI SII

Sangat Setuju 1 3 3 5 12

Persentase dalam baris 8,33% 25% 25% 41,67% 100% Persentase dalam kolom 100% 14,29% 12,50% 10,87% 137,66% Persentase total 1,02% 3,06% 3,06% 5,10% 12,24%

Setuju 15 14 30 6 65

Persentase dalam baris 23,08% 21,54% 46,15% 9,23% `100% Persentase dalam kolom 71,43% 58,33% 65,22% 100% 294,98% Persentase total 15,31% 14,29% 30,61% 6,12% 66,33%

Kurang Setuju 3 5 11 19

Persentase dalam baris 15,79% 26,32% 57,89% 100% Persentase dalam kolom 14,29% 20,83% 23,91% 59,03% Persentase total 3,06% 5,10% 11,22% 19,38%

Sangat Tidak Setuju 2 2

Persentase dalam baris 100% 100%

Persentase dalam kolom 8,33% 8,33%

Persentase total 2,04% 2,04%

Total 1 21 24 46 6 98

Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 18 (2013)

Dari tabel 4.14 diketahui responden lebih banyak setuju bahwa Money Transfer Control Number (MTCN) merupakan faktor keamanan dalam bertransaksi yaitu sebanyak 65 orang. Jika dihubungkan dengan tingkat pendidikan dapat dilihat bahwa responden pada tingkat Sarjana yang lebih dominan yaitu sebanyak 30 orang dari 65 orang dan sisanya pada tingkat SMA sebanyak 15 orang, DIII sebanyak 14 orang dan S2 sebanyak 6 orang. memiliki Dilihat dari persentase, masyarakat Kota Tarutung yang paham akan keamanan Western Union terdapat pada MTCN yaitu berdasarkan baris pada tingkat


(65)

pendidikan Sarjana diperoleh sebesar 46,15%, berdasarkan kolom sebesar 65,22% dan berdasarkan jumlah keseluruhan diperoleh sebesar 30,61%.

e. Kelebihan bagi penggunaan Western Union lebih mudah, cepat dan efisien pengirimannya dibandingkan produk lain

Jasa Western Union merupakan pengiriman dan penerimaan uang dari dalam dan luar negeri. Penggunaan jasa Western Union juga memiliki kelebihan dalam bertransaksi yaitu pengiriman yang dilakukan saat bertransaksi lebih mudah, cepat dan efisien. Melalui penelitian ini penulis memperoleh hasil bahwa responden yang memilih setuju akan kelebihan jasa Western Union sebanyak 80 orang dan responden yang tidak setuju sebanyak 18 orang. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Pendapat Responden Bahwa Kelebihan Western Union Adalah Lebih Mudah, Cepat Dan Efisien

Pengiriman Lebih Mudah, Cepat dan Efisien

Jumlah

Responden Persentase(%)

Setuju 80 81,6

Tidak Setuju 18 18,4

Total 98 100

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Untuk lebih jelasnya dapat juga dilihat pada Gambar 4.6 mengenai pendapat responden bahwa kelebihan Western Union adalah lebih mudah, cepat dan efisien berikut.


(66)

Gambar 4.6

Pendapat Responden Bahwa Kelebihan Estern Union Adalah Lebih Mudah, Cepat Dan Efisien

Berdasarkan hasil perolehan dari responden terhadap kelebihan dari jasa Western Union melalui tabel dan diagram diatas dapat juga dihubungkan dengan jenis kelamin responden. Crosstabulation antara kelebihan jasa Western Union dengan jenis kelamin dapat lebih jelasnya pada tabel 4.16 berikut.

Berdasarkan hasil crosstabulation pada tabel 4.16 dapat dijelaskan bahwa berdasarkan jenis kelamin antara responden laki-laki dan perempuan diperoleh responden laki-laki sama dengan responden perempuan yaitu sebanyak 49 orang. Pada pernyataan kelebihan Western Union lebih banyak laki-laki yang menyatakan setuju yaitu sebanyak 41 orang dan tidak setuju sebanyak 8 orang dibandingkan dengan responden perempuan yang menyatakan setuju sebanyak 39 orang dan tidak setuju sebanyak 10 orang. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kota Tarutung yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak mengetahui kelebihan dari Western Union dibandingkan responden perempuan.


(1)

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD 1 1,0 1,0 1,0

SMA 22 22,4 22,4 23,5

DIII 24 24,5 24,5 48,0

S1 45 45,9 45,9 93,9

S2 6 6,1 6,1 100,0

Total 98 100,0 100,0

Karakteristik Saudara Responden Yang Menggunakan Atau

Tidak Menggunakan Jasa Western Union

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 28 28,6 28,6 28,6

Tidak 70 71,4 71,4 100,0

Total 98 100,0 100,0

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengguna jasa

Western Union Atau Tidak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 11 11,2 11,2 11,2

Tidak 87 88,8 88,8 100,0

Total 98 100,0 100,0


(2)

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <=2000000 9 9,2 9,2 9,2

2000001-4000000 79 80,6 80,6 89,8

4000001-6000000 10 10,2 10,2 100,0

Total 98 100,0 100,0

Karakteristik Sumber Responden Memperoleh Informasi

Terhadap Western Union

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Keluarga 8 8,2 8,2 8,2

Teman 36 36,7 36,7 44,9

Internet 28 28,6 28,6 73,5

Brosur 26 26,5 26,5 100,0


(3)

MTCN Merupakan Faktor Keamanan Dalam Bertransaksi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 12 12,2 12,2 12,2

Setuju 65 66,3 66,3 78,6

Kurang Setuju 19 19,4 19,4 98,0

Tidak Setuju 2 2,0 2,0 100,0

Total 98 100,0 100,0

Tempat Bertugas Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Dinas Pendidikan 4 4,1 4,1 4,1

Dinas Kesehatan 17 17,3 17,3 21,4

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Tarnsmigrasi

5 5,1 5,1 26,5

Dinas Pekerjaan Umum 31 31,6 31,6 58,2

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

6 6,1 6,1 64,3

Dinas Cipta Karya dan Perumahan

10 10,2 10,2 74,5

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

4 4,1 4,1 78,6

Dinas Kehutanan 4 4,1 4,1 82,7


(4)

Dinas Pertanian dan Perkebunan

3 3,1 3,1 85,7

Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan

5 5,1 5,1 90,8

Dinas Pertambangan dan Energi

4 4,1 4,1 94,9

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

4 4,1 4,1 99,0

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset

1 1,0 1,0 100,0

Total 98 100,0 100,0

Pendapat Responden Bahwa Kelebihan Western Union Adalah

Lebih Mudah, Cepat dan Efisien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 80 81,6 81,6 81,6

Tidak Setuju 18 18,4 18,4 100,0


(5)

Crosstabulation Tempat Bertugas dan Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan

Total SD SMA DIII S1 S2

Pekerjaan Dinas Pendidikan 0 0 1 3 0 4

Dinas Kesehatan 0 7 7 3 0 17

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Tarnsmigrasi 0 0 1 4 0 5

Dinas Pekerjaan Umum 1 12 3 11 4 31

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 0 0 1 5 0 6

Dinas Cipta Karya dan Perumahan 0 1 0 7 2 10

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 0 0 2 2 0 4

Dinas Kehutanan 0 0 3 1 0 4

Dinas Pertanian dan Perkebunan 0 0 2 1 0 3

Dinas Koperasi, UKM Perindustrian dan Perdagangan

0 0 2 3 0 5

Dinas Pertambangan dan Energi 0 0 1 3 0 4

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 0 1 1 2 0 4 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Asset

0 1 0 0 0 1

Total 1 22 24 45 6 98


(6)

Total Item Statistic

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 77,9490 145,987 ,474 ,569

P2 77,9184 145,292 ,539 ,566

P3 77,8673 144,632 ,549 ,564

P4 77,9388 145,254 ,593 ,565

P5 78,0102 145,990 ,479 ,569

P6 77,8163 147,162 ,463 ,572

P7 77,9184 145,127 ,583 ,565

P8 77,2347 106,346 ,197 ,648

P9 77,7041 145,489 ,553 ,566

P10 77,7755 145,310 ,486 ,567

P11 77,8469 143,574 ,650 ,560

P12 77,7245 130,593 ,066 ,646

P13 77,8061 145,251 ,544 ,566

P14 77,4796 131,799 ,059 ,646

P15 77,7857 143,675 ,620 ,561

P16 77,9490 148,667 ,314 ,577

P17 77,8673 147,065 ,418 ,572

P18 77,9286 144,644 ,533 ,564

P19 78,0102 145,021 ,528 ,565