tentang pelaporan aktivitas sosial perusahaan menyebabkan adanya keanekaragaman bentuk pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Untung 2008 : 32 “dari Corporate Social Responsibility, perusahaan memang tidak akan mendapat profit atau keuntungan, yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah benefit berupa citra perusahaan”. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda-beda mengenai pengungkapan
sosial sesuai dengan karakteristik perusahaan. Hal ini menimbulkan masalah dalam pengukuran pengungkapan sosial. Oleh sebab pengukuran pengungkapan
sosial dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa daftar item pengungkapan sosial.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertanggungjawaban sosial yang dapat digunakan sebagai variabel penduga dalam pengungkapan
pertanggungjawaban sosial. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi pertangggungjawaban sosial, maka penelitian ini akan melihat apakah ukuran
perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan profile perusahaan akan berpengaruh atau tidak terhadap pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh
perusahaan.
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan
tahunan yang dibuat. Menurut Sulfiyah 2010 “ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan”. Secara
umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan menengah atau kecil. Hal ini karena perusahaan besar
akan lebih disorot daripada perusahaan menengah atau kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk
melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan.
Susanto 2009 : 5 menyatakan bahwa Kritik lain terhadap pelaksanaan CSR adalah bahwa program ini
seringkali diselenggarakan dengan jumlah biaya yang tidak sedikit, maka CSR identik dengan perusahaan besar yang ternama.
Masalahnya, dengan kekuatan sumber daya yang dimilikinya, perusahaan-perusahaan besar dan ternama ini mampu membentuk
opini publik yang mengesankan seolah-olah mereka telah melaksanakan CSR. Padahal yang dilakukannya hanya semata-
mata aktivitas filantropis, bahkan boleh jadi dilakukan untuk menutupi perilaku-perilaku yang tidak etis serta perbuatan
melanggar hukum. Diidentikkannya CSR dengan perusahaan besar dan ternama membawa implikasi lain. Bila perusahaan besar dan
ternama tersebut melakukan perbuatan yang tidak etis atau bahkan melanggar hukum, maka sorotan tajam publik akan mengarah
kepada mereka. Namun bila yang melakukannya perusahaan kecil atau menengah yang kurang ternama, maka publik cenderung
kurang peduli. Atau kalaupun publik menaruh perhatian, perhatian yang diberikan tidak sebesar bila yang melakukannya adalah
perusahaan besar yang ternama.
Dengan mengungkapkan kepedulian pada lingkungan melalui pelaporan keuangan, maka perusahaan dalam jangka waktu panjang bisa
terhindar dari biaya yang sangat besar akibat dari tuntutan masyarakat. Di samping itu, perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki
public demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Dalam penelitian ini saya
menggunakan jumlah tenaga kerja dalam mengukur ukuran perusahaan. Penelitian Rosmasita 2007 berhasil menunjukkan hubungan antara
ukuran perusahaan dengan tanggung jawab perusahaan. Akan tetapi penelitian Sitepu 2008 dan Marpaung 2009 tidak mendukung hubungan antara
ukuran perusahaan dengan tanggung jawab perusahaan. Sitepu dan Marpaung tidak berhasil menunjukkan hubungan antara kedua variabel ini. Oleh karena
perbedaan dari hasil penelitian terdahulu tersebut, maka penelitian ini menguji kembali pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan sosial
perusahaan manufaktur dalam laporan tahunan di Bursa Efek Indonesia.
2. Profitabilitas