Uji Multikolinearitas Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data

Tabel 4.9 Durbin Watson Test Bound K = 4 n dl du 9 . . . . 50 0.30 . . . . 1.38 2.59 . . . . 1.72 Sumber : Penulis, 2012 Dari tabel 4.8 diketahui nilai DW sebesar 1.56 dan dari tabel 4.9 diketahui dl sebesar 1.38 sedangkan du sebesar 1.72. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dl DW du yang berarti tidak ada autokorelasi positif yang hasilnya no decision.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent variabel. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel bebasnya. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas adalah sama dengan nol. Apabila terjadi gejala multikolinearitas, maka akan menyebabkan hal – hal sebagai berikut : 1. Nilai koefisien regresi menjadi kurang dapat dipercaya. 2. Kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas independen terhadap variabel terikat dependen. Beberapa sumber penyebab multikolinearitas adalah sebagai berikut : 1. Metode pengumpulan data yang digunakan membatasi nilai dari variabel regressor. 2. Kendala-kendala model pada populasi yang diamati. 3. Spesifikasi model, misalnya penambahan bentuk polinomial terhadap model regresi, khususnya ketika nilai jarak antar variabel eksplanatoris sangant kecil. 4. Data time series, dimana nilai trend tercakup dalam nilai varaibel eksplanatoris yang ditunjukkan oleh penurunan atau peningkatan sejalan dengan waktu. Untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas dalam suatu model regresi dapat dilakukan dengan cara berikut ini : 1. Nilai R 2 2. Menganalisis matriks korelasi variabel – variabel bebas, jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi diatas 0,90, maka hal ini R-Squared, yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas tidak berarti tidak ada multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel bebas. 3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF dan tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi varabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 2.299 6.615 .347 .730 UKPER .001 .000 .336 2.598 .013 .531 1.883 PROFIT .097 .247 .041 .393 .696 .824 1.213 DEKOM 4.929 1.520 .425 3.242 .002 .517 1.936 PROFILE 8.711 5.052 .185 1.724 .092 .773 1.294 a. Dependent Variable: INDEKS Sumber : Diolah dengan SPSS 16.0 Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut : • VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. • VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas. • Tolerance 0.1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas. • Tolerance 0.1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Dari hasil output SPSS pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF semua variabel berada di bawah 5 dan nilai tolerance semua variabel di atas 0.1, maka dapat disimpulkan pada model regresi tidak ditemukan persoalan multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

PENDAHULUAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 4

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAH TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 10

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 13

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan - Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 15

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 11

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15