Hak Cuti haid dan Cuti Hamil Menurut Hukum Islam dan
                                                                                nifas  harus  meninggalkan  shlalat  selama empat  puluh  hari  kecuali jika mereka  merasa  bersih  sebelum  masa  itu.  jika  sudah  bersih  maka  ia
wajib  mandi  dan  menunaikan  shalat.  Yaitu  yang  sesudah  melahirkan diharamkan berpuasa dan bersenggama.
Di  dalam  Pasal  49    ayat  2  dan  3  UU  HAM  juga menyebutkan,bahwa  wanita  berhak  untuk  mendapatkan  perlindungan
khusus  dalam  pelaksanaan  pekerjaan  atau  profesinya  terhadap  hal-hal yang  dapat  mengancam  keselamatan  dan  atau  kesehatannya  berkenaan
dengan  fungsi  reproduksi  wanita.  Hak  khusus  yang  melekat  pada  diri wanita  dikarenakan  fungsi  reproduksinya  dijamin  dan  dilindungi  oleh
hukum.    Perempuan,  sebagai  bagian  kelompok  dalam  masyarakat  di suaat  negara,  merupakan  kelompok  yang  juga  wajib  mendapatkan
jaminan atas  hak-hak  yang  dimilikinya  secara  asasi.  Di  dalam  Undang Undang  Ketenagakerjaan  No  13  Tahun  2003  ada  beberapa  hak  yang
tercantum di dalam pasal tersebut yang  mencakup hak pekerja yaitu di
antaranya:
a. Pasal 5 setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa
deskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. b.
Pasal  6  setiap  pekerja  berhak  memperoleh  perlakuan  yang  sama tanpa deskriminasi dari pengusaha.
c. Pasal  11  setiap  tenaga  kerja  berhak  untuk  memperoleh  dan  atau
meningkatkan  mengembangkan  kompetensi  kerja  sesuai  dengan bakat, minat dan kemapuannya melalui pelatihan kerja.
d. Pasal  18  1  tenaga  kerja  berhak  memperoleh  pengakuan
kompetensi  kerja  setelah  mengikuti  pelatihan  kerja  pemerintah, lembaga pelatihan swasta atau pelatihan di tempat kerja.
e. Pasal  79  1  pengusaha  wajib  memberi  waktu  istirahat  dan  cuti
kepada pekerja atau buruh. f.
Pasal  80  Pengusaha  wajib  memberikan  kesempatan  yang secukupnya  terhadap  pekerjaburuh  untuk  melaksankan  ibadah
yang diwajibkan oleh agamanya. g.
Pasal  81:  1  pekerja  buruh  perempuan  yang  dalam  masa  haid merasakan  sakit  dan  memberitahukan  kepada  pengusaha,  tidak
wajib  bekerja  pada  hari  pertama  dan  kedua  pada  waktu  haid.  2 pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja.
h. pasal  82  1  pekerja  atau  buruh  perempuan  memperoleh  istirahat
selama  1,5  bulan  sebelum  saatnya  melahirkan  anak  dan  1,5  bulan sesudah  melahirkan  anak  menurut  perhitungan  dokter  atau  bidan
kandungan. i.
Pasal  84  setiap  pekerja  buruh  yang  mengunakan  waktu  istirahat sebagaimana  dimaksud  dalam  pasal  79  ayat  2  huruf  b.c.  dan  d
pasal 80 dan 82 berhak mendapatkan upah penuh. j.
Pasal 85 pekerjaburuh tidak wajib bekerja pada hari libur resmi.
k. Pasal  86  1  setiap  pekerjaburuh  mempunyai  hak  untuk
memperoleh perlindungan atas: 1
Keselamatan dan kesehatan kerja; 2
Moral dan kesusilaan; 3
Perlakuan  yang  sesuai  dengan  harkat  dan  martabat  manusia sebagai nilai-nilai agama.
l. Pasal 88 1 Setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan
yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. m.
Pasal  90  pengusaha  dilarang  membayar  upah  lebih  rendah  dari upah minimum sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 89.
n. Pasal  99  1  setiap  pekerja  dan  keluarganya  berhak  mendapatkan
jaminan sosial tenaga kerja
                