Pemecahan Saham DAMPAK PADA RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2003 – 2008

commit to user Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dibahas masing-masing dasar keputusan investasi tersebut. a. Return Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa, return realisasi realized return yang sudah terjadi atau return ekspektasi expected return yang belum terjadi tapi diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang Jogiyanto,2003:109. b. Risiko Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi- tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.

4. Pemecahan Saham

Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi nilai pasar sebuah saham, semakin kecil saham itu dapat dibeli oleh kebanyakan orang. Manajemen commit to user perusahaan menginginkan sahamnya dimiliki secara luas untuk menjaga hubungan dengan masyarakat yang lebih baik. Karenanya mereka berharap memiliki nilai pasar yang cukup rendah sehingga termasuk dalam batas kemampuan mayoritas investor potensial. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dipakai agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan optimal adalah pemecahan saham, sehingga daya beli investor terutama kecil akan meningkat. Tujuan pemecahan saham menurut Darmadji dan Fakhruddin 2001:131 adalah agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah. Hal ini, akan sangat efektif bila dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. Pemecahan saham akan mengakibatkan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tapi bersamaan dengan itu pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Menurut Ewijaya dan Indriantoro 1998:55 Pemecahan saham stock split adalah perubahan nilai per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan split factor. Pemecahan saham biasanya dilakukan pada saat harga saham mulai dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu pemecahan naik split-up dan pemecahan turun split-down. commit to user Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1,3:1,4:1. Sedangkan pemecahan saham menurun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2,1:3,1:4. Ewijaya dan Indriantoro 1998 dalam Suntoro 2004:13 menjelaskan bahwa pemecahan saham dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: a. Split-up pemecahan naik Split-up merupakan penurunan nilai nominal perlembar saham mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Pada saat harga saham dijual dengan harga yang terlalu tinggi maka diusulkan dilakukan split-up, dengan demikian harga saham bisa berada pada range perdagangan yang optimal sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham. b. Split-down atau Reverse Split pemecahan turun Split-down atau reverse split merupakan peningkatan nilai nominal perlembar saham mengakibatkan berkurangnya jumlah saham yang beredar. Reverse split merupakan suatu indikasi bahwa perusahaan menginginkan suatu kenaikkan harga atas saham yang diperdagangkannya, atau perusahaan menginginkan untuk tetap mempertahankan suatu tingkat harga yang tinggi atas saham beredarnya untuk mencegah terjadinya suatu penurunan harga yang tajam. Split-down commit to user atau reverse split diusulkan pada saat harga saham dijual dengan harga yang terlalu rendah, dengan demikian harga saham dapat kembali ke tingkat yang optimal sehingga saham tampil lebih menarik dan dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Reverse split justru akan menjadi suatu indikasi negatif bahwa perusahaan sedang mengalami masalah keuangan. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pemecahan saham Darmadji dan Fakhruddin, 2001:132, yaitu: a. Rasio pemecahan saham yaitu perbandingan jumlah saham baru dengan saham lama. Misal rasio 2:1 berarti 2 saham baru ditukar dengan setiap saham lama. b. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa efek. c. Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa efek. d. Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama. e. Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang commit to user baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan kenyataannya bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman pemecahan saham bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi pemecahan saham tersebut yang tidak mempunyai nilai ekonomis, tetapi bereaksi karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang di sinyalkan melalui pemecahan saham. Supaya suatu sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh pasar, maka tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan yang benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang akan mendapatkan reaksi positif. Pasar modal yang efisien merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri dari banyak penjual dan pembeli yang saling berinteraksi di dalamnya dan memiliki karakter yang bersifat bebas free market, cukup mudah bagi para investor baru untuk masuk dan mengadakan transaksi dan sebaliknya, juga cukup mudah bagi lainnya untuk meninggalkan pasar setiap saat. Beberapa aspek tambahan lainnya yang merupakan syarat utama terbentuknya suatu pasar modal yang efisien adalah aspek-aspek : a. Ketersediaan dan penyebaran informasi Informasi tersedia bagi masyarakat secara bebas dan relatif tanpa biaya. Pentingnya ketersediaan dan penyebaran informasi ini disebabkan oleh investor membutuhkan informasi terkait secara cepat dan terus commit to user menerus untuk melakukan penilaian harga saham, sehingga informasi tersebut dapat dengan segera tercermin pada harga saham. b. Harga saham berfluktuasi bebas Harga saham tidak dapat dikendalikan oleh penjual dan pembeli di pasar modal. Investor individu tidak cukup kuat untuk mempengaruhi pergerakan harga saham. Ada beberapa investor institusi yang cukup kuat mempengaruhi harga. Investor ini dikendalikan melalui peraturan pasar modal sehingga tidak dapat melakukan manipulasi harga. c. Terdapat analis investasi dalam jumlah besar di pasar modal Dikenal adanya dua tipe analis investasi yang membantu terjadinya perubahan harga saham secara acak di pasar modal Pertama, para analis fundamental berusaha mempelajari kondisi perekonomian secara umum. Kedua, para analis teknikal yang berusaha mempelajari pergerakan harga saham di masa lalu dan mencari suatu pola-pola tertentu dari perubahan harga di masa lalu tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa semakin banyak analis investasi dan maraknya persaingan antar mereka akan membuat pasar modal setiap saat menunjukkan harga saham yang mencerminkan semua informasi yang relevan.

5. Dampak Pemecahan Saham bagi Pemegang Saham

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN REVERSE STOCK SPLIT PADA ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014.

0 6 16

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014.

0 5 16

ANALISIS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT : Studi kasus pada perusahaan yang melakukan stock split tahun 2010-2012 di BEI.

0 1 43

Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan - PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 9