DAMPAK PADA RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2003 – 2008

(1)

commit to user

DAMPAK PADA RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2003 – 2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh:

FITRI AGUS SUSANTI F 1 2 0 6 0 2 1

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii


(3)

(4)

(5)

commit to user

MOTTO

” Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada ALLOH) dengan sabar dan salat. Sungguh, ALLOH beserta orang-orang yang sabar.”

(QS. Al- Baqarah: 153)

”Hidup adalah perbuatan baik atau buruknya hanyalah sebuah pilihan. Bukan cari siapa yang salah tapi apa masalahnya, berjuanglah dengan hati walau berat

pasti akan tercapai” (…….Aku……)

All our dream can come true, if we have the courage to pursue them”. (Walt Disney)

Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamaan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, ketamahtamahan dalam memberi

menciptakan kasih”. ( Lao Tse)


(6)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Penulis persembahkan kepada : Ayah dan Ibuku

Kakak dan Adik-adikku Almamater


(7)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena hanya atas ridho dan rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul ” Dampak Pemecahan Saham Pada Perbedaan Return dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI Tahun 2003 – 2008” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak tidak dapat mewujudkan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, MSi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Wiyono, MM., selaku Sekretaris Program Non Reguler Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bambang Hadinugroho, SE., Msi, selaku dosen pembimbing dalam menyusun skripsi ini, yang dengan sabarnya dalam membimbingdan memberikan masukan dan bantuan serta kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

commit to user

5. Lilik Wahyudi, SE.,MSi, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis setiap semester. 6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah mendidik dengan ilmu dan pengetahuan, serta berbagi pengalaman hidupnya.

7. Bapak dan Ibu serta keluargaku tercinta, yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, perhatian, kesabaran, motivasi untuk menjadikan penulis melakukan yang benar dan terbaik.

8. Segenap sahabat-sahabatku angkatan 2006 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan kepada semua pihak atas perbuatan baik yang telah diberikan kepada penulis.

Dunia keuangan akan terus mengalami berbagai perubahan penting. Sungguh menarik bagi penulis untuk dapat ikut berpartisipasi dalam perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan skripsi ini dimasa mendatang. Penulis sangat mengharapkan masuknya komentar dan saran dari berbagai kalangan pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta,11 Maret 2011


(9)

commit to user

Special thanks to::

Satu fase telah berlalu, tapi didalamnya bukan hanya ada cerita singkat tanpa makna, melainkan sebuah perjuangan panjang yang penuh dengan tetesan keringat, canda tawa, duka, serta doa...

Saya dedikasikan buah karya tangan ini untuk :

Mama & alm Nenek ( I Love U)…. Terimakasih atas smua

perjuangan & kesabaranmu yang telah menyayangiku, selalu mendukung,

dan selalu mendoakan setiap langkahku untuk menjadi yang terbaik, Fitri

bangga punya mama (My Mom is My Hero).

Mas Pur, Teteh Yenni ku yang Cerewet & Adik ku

yang keras kepala (jgn bandel y)….Tetaplah jadi bagian dari

hidupku.

Aang (paman) & 2 keponakan aku yang lucu Febri &

Meisya…. Kalian yang selalu bikin aku tersenyum J

Pipi Tofa….Thanks buat semua support yang telah kamu berikan

selama ini.

Forever Love (Dian & Rizty) Aang…T’best Friends, semoga

kita jadi orang sukses, AMIEN.

Farida makasih JMna dah nganterin aku kemana2, Intan (Surty)

seneng klo lihat kamu lebay,,,Anak kos Putri Ayu ( Ima, Diah, Destia,

Septi, Dian, Sinthia) salam lebay deh J


(10)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

A. Landasan Teori... 9

1. Pengembalian Saham ... 9

2. Faktor Penentu Pengembalian Saham... 11

3. Dasar Keputusan Investasi dan Pengembalian Saham ... 13

4. Pemecahan Saham ... 15

5. Dampak Pemecahan Saham bagi Pemegang Saham... 21

6. Hubungan antara Stock Split dengan Harga Saham dan Pengembalian Saham (Return saham) ... 26

7. Hubungan antara Stock Split dengan Likuiditas Saham... 29

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 30


(11)

commit to user

D. Hipotesis... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian... 34

B. Populasi dan Sampel ... 34

C. Data dan Sumber Data ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data... 37

E. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 41

A. Deskripsi Data... 41

B. Analisis Deskriptif ... 42

1. Return Saham ... 42

2. Abnormal Return... 45

3. Trading Volume Activity... 47

C. Pengujian Hipotesis... 49

1. Hasil Pengujian Reaksi Pasar Modal Sebelum dan SesudahPeristiwa Stock Split Terhadap Return ... 50

2. Hasil Pengujian Reaksi Pasar Modal Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Terhadap Abnormal Return... 52

3. Hasil Pengujian Reaksi Pasar Modal Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Terhadap Trading Volume Activity... 55

D. Pembahasan... 58

1. Reaksi Pasar Modal pada Peristiwa Stock Split Terhadap Return Saham ... 58

2. Reaksi Pasar Modal pada Peristiwa Stock Split Terhadap Abnormal Return ... 59

3. Reaksi Pasar Modal pada Peristiwa Stock Split Terhadap Trading Volume Activity ... 60

BAB V PENUTUP... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Keterbatasan Penelitian... 62


(12)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN... 67


(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Return di SekitarTanggal

Pengumuman Stock split haria ... 43 Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Return di SekitarTanggal

Pengumuman Stock split rata-rata ... 44 Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Abnormal Return di SekitarTanggal

Pengumuman Stock split harian ... 45 Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Abnormal Return di SekitarTanggal

Pengumuman Stock split rata-rata ... 46 Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Tranding Volume Activity di Sekitar

Tanggal Pengumuman Stock Split harian... 48 Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Tranding Volume Activity di Sekitar

Tanggal Pengumuman Stock Split rata-rata ... 49 Tabel 4.7 Hasil Paried Sampel t Test Return saham di Seputar Tanggal

Pengumuman Stock Split (Secara Harian)... 51 Tabel 4.8 Hasil Paried Sampel t Test Return di Seputar Tanggal

Pengumuman Stock Split (Secara Rata-Rata) ... 52 Tabel 4.9 Hasil Paried Sampel t Test Abnormal Return di Seputar

Tanggal Pengumuman Stock Split (Secara Harian) ... 53 Tabel 4.10 Hasil Paried Sampel t Test Abnormal Return di Seputar

Tanggal Pengumuman Stock Split (Secara Rata-Rata) ... 54 Tabel 4.11 Hasil Paried Sampel t Test Trading Volume Activity di

Seputar Tanggal Pengumuman Stock Split Secara Harian)... 56 Tabel 4.12 Hasil Paried Sampel t Test Trading Volume Activity di

Seputar Tanggal Pengumuman Stock Split ( Secara Rata-Rata) ... 57


(14)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 32


(15)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Tabel Daftar Perusahaan Sampel yang Melakukan Publikasi

Stock Split Tahun 2003-3008 ... 69

Lampiran 2 Return Saham Selama Windows Period... 71

Lampiran 3 Abnormal Return Selama Windows Period... 75

Lampiran 4 Trading Volume Activity Selama Windows Period... 79

Lampiran 5 Output SPSS Descriptives... 84

Lampiran 6 Output uji Paired Sampel t-test Return Saham,, Abnormal Return, dan Trading Volume Activity Secara Selama Windows Period... 87


(16)

commit to user

ABSTRAK

DAMPAK PERBEDAAN RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN

SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2003-2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.

Fitri Agus Susanti. F1206021.

Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu informasi tersebut adalah pengumumn stock split atau pemecahan saham. Informasi tersebut dapat memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan trasaksi di pasar modal, yang akan tercermin pada perubahan return, abnormal return

dan aktivitas volume perdagangan saham.

Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah pengumuman stock split akan mempengaruhi return, abnormal return dan trading volume activity baik untuk masing – masing saham maupun keseluruhan saham di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian event study. Data yang digunakan adalah data historis dan pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan model yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model. Untuk mengetahui adanya pengaruh pengumuman stock split terhadap return, abnormal return

dan trading volume activity masing–masing maupun keseluruhan saham di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan menggunakan uji statistik t-test.

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa return untuk keseluruhan saham tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split, meskipun pada pengujian secara individual pada return ada satu emiten pada period ke t-9 & t+9 yang menunjukan pengaruh yang signifikan.Sedangkan pada Abnormal return untuk keseluruhan saham tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split. Sedangkan pada pengujian trading volume activity untuk keseluruhan saham menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split, meskipun pada pengujian secara individual ada enam emiten pada period ke t-10, t-9, t-7, t-4, t-3, t-2 & t+2, t+3, t+4, t+7, t+9, t+10 yang menunjukan ada pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split.


(17)

commit to user

ABSTRACT

THE IMPACT OF DIFFERENCES IN RETURN AND LIQUIDITY OF STOCKS BEFORE AND AFTER THE STOCK SPLIT ON MANUFACTURING CAMPINIES LISTED ON THE BEI DURING IN THE YEAR 2003-3008. Thesis, Surakarta: Economy

Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2010.

Fitri Agus Susanti.

F1206021.

Information is investor’s basic need for investing decision. It can decrease the uncertainty, so decision that has been made will achieve the purpose. Including such of information is the announcement of stock split. It will be so much valuable in the existence of the information cause the investor makes trading in the stock market and that will be reflected from stock price changing and stock trading activity.

The main issue of this research is the stock split announcement effect on return, abnormal return and trading volume activity on each and all stock in Indonesia Stock Exchange.

The methodology of this research explored by event study which using historical data series implemented in purposive sampling method. The model used in this research is market model and to measure the effect of stock split announcement on return, abnormal return and

trading volume activity on each and all stock in Indonesia Stock Echange used statistic test, t-test.

Based on the results of this study found that the overall return for shares no significant effect on stock split announcement, although the test individually in a single issuer return in period to t-9 & t +9 showing signifikan.Sedangkan influence on abnormal returns to whole shares no significant effect on stock split announcement. While the trading volume test for the overall stock activity showed a significant influence on stock split announcement, although the individual tests there are six listed companies in period t-10, t-9, t-7, t-4, t-3, t-2 & t +2, t +3, t +4, t +7, t +9, t +10 that showed no significant effect on stock split announcement.


(18)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada umumnya. Pasar modal berperan sebagai sumber dana yang bersifat jangka panjang, alternatif investasi, wahana untuk melakukan restrukturisasi permodalan perusahaan, dan media untuk melakukan divestasi. Manfaat pasar modal bagi investor adalah memberikan kesempatan atau hak kepada masyarakat untuk memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik dimasa depan, dan merupakan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan.

Di Indonesia, pasar modal merupakan wahana yang penting dalam penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar modal maka akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya perusahaan akan menanggung biaya kapital yang lebih tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan kegiatan perekonomian nasional menjadi terganggu.

Tujuan investor dalam berinvestasi di pasar modal yaitu memperoleh dividen dan keuntungan modal (capital gain). Keduanya harus lebih besar atau paling tidak sama dengan tingkat pendapatan yang diharapkan. Agar harga saham-saham yang tercatat di pasar modal menunjukkan nilai yang


(19)

commit to user

sebenarnya, dibutuhkan suatu kondisi pasar modal yang efisien. Kondisi pasar modal yang efisien diantaranya berkaitan dengan kesadaran dari para emiten untuk menerbitkan informasi yang berkualitas, baik dari sisi keanekaragaman, kecepatan, frekuensi, kebenaran serta ketepatan informasi.

Pada pasar modal, informasi merupakan kebutuhan utama para investor, karena informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk mengambil keputusan invetasi. Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon atau menyerap informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan di seluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien.

Pasar dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria, yaitu harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan saat itu dan karena informasi menyebar secara merata maka reaksi harga terhadap informasi baru terjadi seketika karena semua pemain di pasar telah memiliki antisipasi cukup. Kunci utama untuk mengukur pasar modal adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi (Jogiyanto, 2000: 370).

Salah satu efisiensi pasar berdasarkan informasi adalah efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form). Efisiensi pasar modal tersebut dapat diuji dengan cara melihat bagaimana reaksi investor di pasar atas informasi yang dipublikasikan, misalnya informasi tentang corporate action dari emiten


(20)

commit to user

yang tercatat di bursa. Keputusan perusahaan melakukan corporate action (tindakan korporat) adalah dalam rangka memaksimumkan nilai perusahaannya.

Di Indonesia corporate action diajukan oleh dewan direksi perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Selanjutnya emiten wajib melaporkan rencana corporate action tersebut kepada Bapepam dan Bursa Efek.

Dalam banyak penelitian kandungan informasi efesiensi pasar, banyak obyek studi corporate action yang dapat diambil dalam penelitian untuk menerangkan dampak yang ditimbulkan dari corporate action yang dilakukan. Obyek-obyek tersebut antara lain right issue, merger dan akuisisi, stock split, stock repurchase, pembagian dividen tunai atau dividen bonus, serta yang lainya. Pengumuman-pengumuman dari corporate action tersebut, banyak mengandung informasi yang dapat mempengaruhi reaksi investor di BEI.

Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga atau return dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika suatu pengumuman tidak memiliki kandungan informasi, tidak memberikan


(21)

commit to user

abnormal return kepada pasar, volume perdagangan, dan atau indikator atau karakteristik pasar lain dari sekuritas bersangkutan.

Selain terdapat abnormal return, reaksi pasar dapat diukur dengan indikator atau karakteristik pasar yang lain seperti dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham dipasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi keputusan para investor di pasar modal.

Pemecahan Saham merupakan salah satu bentuk corporate action (tindakan yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan) yang dilakukan emiten. Secara sederhana pemecahan saham berarti memecahkan saham menjadi perlembar saham (Marwata, 2001:150). Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar dipasaran. Harga perlembar saham setelah pemecahan saham lebih rendah dari harga sebelum pemecahan saham. Pemecahan saham telah menjadi alat yang digunakan untuk membentuk harga pasar saham perusahaan.

Tujuan dilakukannya pemecahan saham antara lain agar saham lebih menarik dimata investor, karena secara psikologis investor lebih tertarik membeli saham yang murah. Lebih banyaknya investor yang tertarik pada saham tersebut maka kemungkinan harga naik akan lebih besar.

Di Bursa Efek Indonesia, perusahaan publik mulai melakukan pemecahan saham sejak tahun 1993, dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi banyak


(22)

commit to user

peristiwa pemecahan saham di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan saham merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal. Pemecahan saham telah menjadi salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan.

Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering dikaitkan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik

Dengan pemecahan saham diharapkan harga saham berada pada trading range yang terjangkau investor sehingga permintaan akan saham yang bersangkutan meningkat dan pada akhirnya likuiditasnya pun akan meningkat. Pemecahan saham yang diikuti dengan pemberian bonus share ataupun stock dividend akan menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harga saham lebih murah sehingga terjangkau oleh investor. Selain itu pemecahan saham diharapkan akan membawa perubahan pada return pemegang saham.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai event study reaksi pasar modal terhadap event yang berupa informasi stock split atau pemecahan saham. Peneliti melakukan penelitian dengan judul ” Dampak Pada Return dan


(23)

commit to user

Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2003 - 2008”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan pokok permasalahan penelitian ini adalah :

1. Apakah terjadi perbedaan return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

2. Apakah terjadi perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

3. Apakah terjadi perbedaan Aktivitas perdagangan saham yang dijelaskan dalam trading volume aktivity sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasar perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh bukti empiris ada tidaknya perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split.


(24)

commit to user

2. Untuk memperoleh bukti empiris ada tidaknya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

3. Untuk memperoleh bukti empiris ada tidaknya perbedaan tranding volume activity pengumuman stock split.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentiangan, yaitu:

1. Bagi Investor

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi investor dan emiten untuk pengambilan keputusan, antara lain keputusan untuk melakukan investasi dan keputusan untuk melakukan pemecahan saham.

2. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk perusahaan dalam merumuskan kebijakan yang harus diambil agar saham mereka memiliki tingkat keuntungan yang baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja saham dan memberikan tingkat keuntungan yang maksimal bagi investornya.


(25)

commit to user

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut terutama tentang pengaruh kebijakan perusahaan berupa pemecahan saham terhadap return dan likuiditas saham.


(26)

commit to user 9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. LANDASAN TEORI

1. Pengembalian Saham

Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Tingkat pengembalian atau keuntungan yang minus berarti investasi tersebut mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian yang positif berarti untung. Apabila dilakukan suatu pengamatan, maka akan tampak bahwa pada saat pasar membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yaitu indeks harga saham-saham individual juga meningkat, demikian pula sebaliknya pada saat harga saham-saham turun. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar, perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau IHSG. (Husnan, 2003:84)

Pengembalian diharapkan berkaitan dengan perkiraan atau pengharapan dari investor secara subyektif tentang pengembalian yang akan diperoleh dari investasinya dimasa yang akan datang. Perkiraan tentang pengembalian ini biasanya didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi, terutama kondisi baik atau buruk, sehingga pada setiap kondisi investor mempunyai perkiraan profitabilitas subyektif sendiri-sendiri. Apabila ada perbedaan dalam tingkat


(27)

commit to user

pengembalian yang diharapkan,maka hal ini merupakan keharusan untuk menggunakan suatu pengukuran variabilitas relatife untuk mengindikasikan risiko perunit dari pengembalian yang diharapkan.

Bagi para pemodal keuntungan yang diharapkan dari pembelian saham perusahaan adalah (Sitompul,1996;18) :

1) Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang saham. Jadi bila bisnis yang dijalankan perusahaan baik dan menghasilan keuntungan maka para pemegang saham akan mendapat bagian keuntungan.

2) Capital gain (nilai lebih modal,keuntungan modal),keuntungan yang diperoleh dari penjualan aktiva modal yang telah dimilikinya selama dua belas bulan atau lebih.

Untuk mengetahui tingkat pengembalian saham dapat dirumuskan sebagai berikut (Widoatmodjo,1996;63) :

R = D1+P1-P0

P0

Keterangan :

R = Rate of return

D1 = Dividen

P1 = Harga pasar pada tahun pertama


(28)

commit to user

2. Faktor Penentu Pengembalian Saham

Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Tingkat pengembalian atau keuntungan yang minus berarti investasi tersebut mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian yang positif berarti untung. Apabila dilakukan suatu pengamatan, maka akan tampak bahwa pada saat pasar membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yaitu indeks harga saham-saham individual juga meningkat, demikian pula sebaliknya pada saat harga saham-saham turun. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar, perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau IHSG (Husnan dan Pujdiati, 2003:84).

Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya, indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEI misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau indeks untuk saham-saham yang aktif saja, (misalnya LQ-45). IHSG adalah gabungan berbagai jenis saham yang nilainya telah dirata-rata, dalam periode tertentu IHSG dapat digunakan untuk membaca situasi pasar, jika digunakan IHSG, return pasar dapat dihitung (Jogiyanto, 2000:204).


(29)

commit to user x100 IHSG IHSG IHSG R 1 -t 1 -t t m -= Keterangan ; m

R = Tingkat pengembalian modal

t

IHSG = Indeks harga saham gabungan pada periode yang bersangkutan

1 -t

IHSG = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya

Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari

outcome yang diterima dengan yang diekspektasi (Jogiyanto, 2000:124).

Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan dan begitu juga sebaliknya.

Husnan (2003:53) menyatakan deviasi standar adalah pengukuran statistik terhadap varians atau penyimpangan suatu distribusi di sekitar rata-ratanya juga merupakan akar kuadrat dari varians. Semakin besar deviasi standar pengembalian, semakin besar penyimpangan hasil pengembalian dan semakin besar risiko investasi, untuk menghitung risiko menggunakan deviasi standar yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(

)

[

]

å

= -= n 1 i 2 m m m n R E R R s Keterangan : m R


(30)

commit to user

2 m

R

s = Varians

m

R = Tingkat pengembalian pasar modal

)

E(Rm = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal

n = Banyaknya periode pengamatan

Sumber risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok (Husnan, 2003:200) : a. Risiko sistematis yaitu risiko yang timbul karena faktor-faktor yang

bersifat makro dan mempengaruhi semua perusahaan atau industri serta tidak dapat dikurangi walaupun dengan cara diversivikasi. Faktor-faktor tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga deposito, tingkat inflasi dan kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.

b. Risiko tidak sistematis yaitu risiko yang timbul karena faktor-faktor mikro yang dijumpai pada perusahaan atau industri tertentu, sehingga pengaruhnya terbatas pada perusahaan atau industri tersebut. Faktor-faktor tersebut nampak antara lain pada struktur modal, struktur aktiva dan tingkat likuiditas perusahaan.

3. Dasar Keputusan Investasi dan Pengembalian Saham

Investasi merupakan penempatan uang atau dana dengan financial asset harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin;2004:3). Pada umumnya investasi dikategorikan pada dua jenis yaitu investasi pada real assets dan investasi


(31)

commit to user

pada real assets atau asset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya. Sedangkan asset keuangan merupakan dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.

Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan menghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya ataupun perusahaanya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki makna bila informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar seperti volume perdagangan, harga saham dan lain-lain. Di pasar modal banyak sekali informasi yang dapat di manfaatkan. Selain memiliki fungsi ekonomi dan keuangan, pasar modal juga mempunyai beberapa daya tarik dari berbagai lender maupun borrower

adapun daya tarik pasar modal tersebut antara lain :

a. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan.

b. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan

resiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin hanya bias menginvestasikan dana mereka dalam sistem perbankan.


(32)

commit to user

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat resiko, serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dibahas masing-masing dasar keputusan investasi tersebut.

a. Return

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat

return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa, return realisasi (realized return) yang sudah terjadi atau return ekspektasi (expected return) yang belum terjadi tapi diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang(Jogiyanto,2003:109).

b. Risiko

Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.

4. Pemecahan Saham

Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi nilai pasar sebuah saham, semakin kecil saham itu dapat dibeli oleh kebanyakan orang. Manajemen


(33)

commit to user

perusahaan menginginkan sahamnya dimiliki secara luas untuk menjaga hubungan dengan masyarakat yang lebih baik. Karenanya mereka berharap memiliki nilai pasar yang cukup rendah sehingga termasuk dalam batas kemampuan mayoritas investor potensial. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dipakai agar sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan optimal adalah pemecahan saham, sehingga daya beli investor terutama kecil akan meningkat.

Tujuan pemecahan sahammenurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:131)

adalah agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah. Hal ini, akan sangat efektif bila dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. Pemecahan saham akan mengakibatkan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tapi bersamaan dengan itu pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional.

Menurut Ewijaya dan Indriantoro (1998:55) Pemecahan saham (stock split) adalah perubahan nilai per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan (split factor). Pemecahan saham biasanya dilakukan pada saat harga saham mulai dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu pemecahan naik (split-up) dan pemecahan turun (split-down).


(34)

commit to user

Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1,3:1,4:1. Sedangkan pemecahan saham menurun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2,1:3,1:4.

Ewijaya dan Indriantoro (1998) dalam Suntoro (2004:13) menjelaskan bahwa pemecahan saham dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:

a. Split-up (pemecahan naik)

Split-up merupakan penurunan nilai nominal perlembar saham mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Pada saat harga saham dijual dengan harga yang terlalu tinggi maka diusulkan dilakukan split-up, dengan demikian harga saham bisa berada pada range perdagangan yang optimal sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham. b. Split-down atau Reverse Split (pemecahan turun)

Split-down atau reverse split merupakan peningkatan nilai nominal perlembar saham mengakibatkan berkurangnya jumlah saham yang beredar. Reverse split merupakan suatu indikasi bahwa perusahaan

menginginkan suatu kenaikkan harga atas saham yang

diperdagangkannya, atau perusahaan menginginkan untuk tetap

mempertahankan suatu tingkat harga yang tinggi atas saham beredarnya untuk mencegah terjadinya suatu penurunan harga yang tajam. Split-down


(35)

commit to user

atau reverse split diusulkan pada saat harga saham dijual dengan harga yang terlalu rendah, dengan demikian harga saham dapat kembali ke tingkat yang optimal sehingga saham tampil lebih menarik dan dapat mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Reverse split justru akan menjadi suatu indikasi negatif bahwa perusahaan sedang mengalami masalah keuangan.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pemecahan saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:132), yaitu:

a. Rasio pemecahan saham yaitu perbandingan jumlah saham baru dengan saham lama. Misal rasio 2:1 berarti 2 saham baru ditukar dengan setiap saham lama.

b. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa efek.

c. Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa efek.

d. Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.

e. Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.

Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang


(36)

commit to user

baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan kenyataannya bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman pemecahan saham bukan berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi pemecahan saham tersebut yang tidak mempunyai nilai ekonomis, tetapi bereaksi karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang di sinyalkan melalui pemecahan saham. Supaya suatu sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh pasar, maka tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan yang benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang akan mendapatkan reaksi positif.

Pasar modal yang efisien merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri dari banyak penjual dan pembeli yang saling berinteraksi di dalamnya dan memiliki karakter yang bersifat bebas (free market), cukup mudah bagi para investor baru untuk masuk dan mengadakan transaksi dan sebaliknya, juga cukup mudah bagi lainnya untuk meninggalkan pasar setiap saat.

Beberapa aspek tambahan lainnya yang merupakan syarat utama terbentuknya suatu pasar modal yang efisien adalah aspek-aspek :

a. Ketersediaan dan penyebaran informasi

Informasi tersedia bagi masyarakat secara bebas dan relatif tanpa biaya. Pentingnya ketersediaan dan penyebaran informasi ini disebabkan oleh investor membutuhkan informasi terkait secara cepat dan terus


(37)

commit to user

menerus untuk melakukan penilaian harga saham, sehingga informasi tersebut dapat dengan segera tercermin pada harga saham.

b. Harga saham berfluktuasi bebas

Harga saham tidak dapat dikendalikan oleh penjual dan pembeli di pasar modal. Investor individu tidak cukup kuat untuk mempengaruhi pergerakan harga saham. Ada beberapa investor institusi yang cukup kuat mempengaruhi harga. Investor ini dikendalikan melalui peraturan pasar modal sehingga tidak dapat melakukan manipulasi harga.

c. Terdapat analis investasi dalam jumlah besar di pasar modal

Dikenal adanya dua tipe analis investasi yang membantu terjadinya perubahan harga saham secara acak di pasar modal Pertama, para analis fundamental berusaha mempelajari kondisi perekonomian secara umum. Kedua, para analis teknikal yang berusaha mempelajari pergerakan harga saham di masa lalu dan mencari suatu pola-pola tertentu dari perubahan harga di masa lalu tersebut.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa semakin banyak analis investasi dan maraknya persaingan antar mereka akan membuat pasar modal setiap saat menunjukkan harga saham yang mencerminkan semua informasi yang relevan.


(38)

commit to user

Dampak split terhadap keuntungan investor dijelaskan oleh Grinblatt, Masulis dan Titman (1984), dalam Sutrisno, dkk (2000), bahwa disekitar

pengumuman split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang

abnormal. Sedangkan Nicholas dan Mc Donald dalam Sutrisno, dkk (2000), menyimpulkan dengan adanya anomali akibat split akan mengakibatkan laba perusahaan menjadi bertambah besar.

Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan

stock split serta dampak yang ditimbulkannya sejalan dengan teori-teori dibawah ini menurut Sutoro dan Subekti (2003:119)

a. Trading range theory

Randing range theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga saham yg selalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan sehingga mendorong perusahaan melakukan

stock split. Dengan adanya pemecah saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi.

Stock split adalah kebijakan yang dilakukan dari perusahaan go-public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, dengan melakukan pemecahan nominal saham tersebut. Hal ini dilakukan apabila harga saham itu terlalu tinggi sehingga mengurangi minat investor untuk membelinya.


(39)

commit to user

Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang bisa dilakukan, yaitupemecahan naik (split-up) dan pemecahan turun (split-down). Split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham sehingga mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah. Sedangkan

split-down adalah peningkatkan nilai nominal saham perlembar dan

mengurangi jumlah saham yang beredar. Perusahaan juga dapat melakukan pendistribusian tambahan saham dalam bentuk stock devidens

dan split-up kepada investor tanpa adanya pembayaran perolehan saham. Ini sebabnya karena stock split tidak berpengaruh kepada arus kas perusahaan dan proporsi kepemilikan investor terhadap sahamnya. Dengan demikian perusahaan tidak dapat mempengaruhi nilai pasar dan tingkat kesejahteraan investor dan kebanyakan perusahaan – perusahaan dalam membagikan laba yang diperoleh kepada pemegang saham dalam bentuk cash dividens.

Melihat kenyataan tersebut, beberapa penelitian menggambarkan adanya efek lain akibat dari stock split dan split – up. Adanya beberapa pandangan kontraversi mengenai spilt – up mempengaruhi kesejahteraan atau keuntungan pemegang saham.

b. Signalling theory

Signalling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatkan return yang akan diterima. Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan


(40)

commit to user

sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Pengumuman pemecahan sham dianggap sebagai sinyal yangdiberikan oleh manajemen kepada public bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa depan. Analisa ini akan menangkap sinyal tersebut dan kemudian

menggunakannya untuk memprediksi peningkatan earning jangka

panjang. Reaksi pasar terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak memiliki nilai ekonomis itu sendiri, melainkan terhadap prospek perusahaan dimasa depan yang disinnyalkan oleh pemecahaan saham tersebut.

Signalling theory menjelaskan bahwa pemecahan sahm dengan menggunakan penjelasan asimetri informasi (Suntoro dan Subekti, 2003:121). Manajemen memiliki informasi yang lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan pihak luar (investor). Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi bagus. Pemecahan saham memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukannya (Sutoro dan Imam Subekti, 2003:121). Jika kondisi perusahaan tidak bagus, maka tidak akan melakukan pemecahan saham. Signalling theory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada public yang belum mengetahuinya.


(41)

commit to user

Dampak stock split bagi pemegang saham adalah bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per lembar saham yang lebih kecil. Bersamaan dengan itu pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dengan demikian secara keseluruhan nilai kapasitas saham tersebut tidak mengalami perubahan.

Dengan adanya stock split maka pemegang saham harus menukarkan sahamnya terlebih dahulu dengan saham baru hasil stock split agar dapat diperdagangkan di Bursa. Setelah batas periode pertukaran yang ditetapkan lewat, saham dengan nominal lama tidak bisa diperdagangkan di Bursa.

Ada beberapa alasan yang dapat digunakan perusahaan untuk melakukan stock split (Kieso dan Weygandt, 1995:368). Alasan-alasan tersebut antara lain adalah:

a. Untuk menyesuaikan harga pasar dari saham perusahaan pada tingkat dimana lebih banyak individu dapat menginvestasikan dalam saham,

b. Untuk menyebarkan dasar pemegang saham dengan meningkatkan

jumlah saham yang beredar dan membuatnya lebih dapat dipasarkan,

c. Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan

memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna sesudah pemecahan tersebut.


(42)

commit to user

Keputusan pemecahan saham merupakan kesepakatan antara para pemegang saham yang dicapai melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Emiten harus menyampaikan kepada BAPEPAM dan segera mengumumkannya kepada masyarakat. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang optimal. Hal ini akan mengubah investor add lot menjadi round lot. Secara teoritis, motivasi yang melatar belakangi perusahaan melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya tertuang dalam beberapa hipotesis yakni hipotesis signaling dan liquidity. Perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham.

6. Hubungan antara stock split dengan harga saham dan pengembalian

saham (Return Saham)

a. Harga Saham

Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Bila harga saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaanya akan berkurang. Sebaliknya bila pasar menilai bahwa harga saham tersebut terlalu rendah, jumlah permintaanya akan meningkat. Tingginya harga saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli harga saham tersebut.


(43)

commit to user

Hukum permintaan dan penawaran kembali berlaku dan sebagai konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru (Ewijaya, 1999 : 53-54). Para pelaku pasar modal khususnya para investor sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yang menyebabkan perubahan harga saham tersebut. Beaver mengatakan bahwa harga saham menjadi sangat penting bagi investor, karena mempunyai konsekuensi ekonomi secara umum perubahan harga saham dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dari investor-investor (Ewijaya, 1999 : 56).

Cara yang dilakukan emiten untuk mempertahankan agar

sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal, sehingga daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil, yaitu dengan melakukan pemecahan saham. Karena pemecahan saham (stock split) dapat menurunkan harga saham yang dinilai terlalu tinggi menjadi rendah.

b. Keuntungan (Return)

Investor yang ingin memaksimalkan keuntungan yang diharapkan harus juga menoleransi risiko (Fischer, 1996 : 65). Investasi yang efisien a dalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan yang terbesar dengan risiko terkecil


(44)

commit to user

(Husnan,1997 : 169). Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam investasi serta merupakan kunci yang memungkinkan investor memutuskan pilihan alternatif investasinya.

Ada dua istilah dalam return yaitu (Fischer, 1996 : 67) :

1) Realized return (return realisasi), merupakan return yang terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. 2) Expeted return (return ekspektasi), adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Return dalam investasi mempunyai dua komponen yaitu :

1) Tingkat keuntungan yang normal atau diharapkan tingkat keuntungan ini merupakan bagian dari tingkat keuntungan aktual yang diperkirakan (atau diharapkan) oleh pemegang saham, tingkat keuntungan tersebut dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki oleh para pemodal.

2) Tingkat keuntungan yang tidak pasti atau berisiko, bagian tingkat keuntungan ini berasal dari informasi yang bersifat tidak terduga.

3) Risiko merupakan kemungkinan penyimpanan tingkat keuntungan yang

sesungguhnya (aktual return) dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Dalam setiap keputusan investasi sebagai seseorang


(45)

commit to user

yang rasional, perhatian investor akan diarahkan pada tingkat return (rate of return) investasi.

Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin kecil risiko yang harus ditanggung.

Begitu juga dengan stock split yang mempunyai hubungan yang positif terhadap return. Dari harga saham stock split tersebut, emiten berharap memperoleh return yang besar, karena harga saham setelah yang dipecah nilainya menjadi lebih kecil, sehingga para investor menanamkan modal semakin besar para investor menanamkan modalnya akan semakin banyak return yang akan diperoleh oleh emiten.

7. Hubungan antara Stock Split dengan Likuiditas Saham

Likuiditas saham merupakan suatu indikator dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman yang diukur dengan menggunakan indikator

tranding volume activity (TVA). Aktivitas Volume Paerdagangan Saham (Tranding Volume Activity) merupakan salah satu ukuran yang dipakai untuk mengetahui investor secara individual untuk menilai pengumuman Stock Split tersebut informatif atau tidak, dalam pengertian apakah informasi terseebut memuat keputusan perdagangan yang normal dan untuk mengetahui efektivitas pasar. Tindakan penjualan atau pembelian diluar


(46)

commit to user

batas normal ini akan tercermin dalam rata-rata diluar pengumuman yang berbeda secara signifikan.

Dalam pasar modal terdapat banyak sekali informasi-informasi yang dapat mempengaruhi situasi didalamnya. Reaksi pasar modal terhadap suatu informasi dapat dilihat dengan menggunakan suatu pendekatan yaitu dengan pendekatan Tranding Volume Activity yang juga disebut dengan aktivitas volume perdagangan saham.

Perhitungan Tranding Volume Activity dilakukan dengan

membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama, menurut Ambarwati dan Damas (2007) didapat persamaan sebagai berikut:

Volume perdagangan saham dihitung menggunakan Total Volume Activity, yang penghitungannya dari jumlah lembar saham yang diperdagangkan dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Rachmawati (2002), melakukan penelitian mengenai pemecahan saham terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang Go Publik di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemecahan saham mempunyai pengaruh yang negatif signifikan. Secara keseluruhan variabel independen dalam hal ini


(47)

commit to user

dividen perusahaan dan harga saham memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yang dalam hal ini adalah harga saham relatif.

Septa (2003) melakukan penelitian tentang pengaruh stock split terhadap harga saham, abnormal return dan trading volume activity. Penelitian tersebut menggunakan periode estimasi selama satu tahun dan periode pengamatan selama 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah adanya kebijakan stock split. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan stock split berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat harga saham dan sebaliknya tidak berpengaruh terhadap abnormal return

dan trading volume activity.

Penelitian yang dilakukan oleh Andrijanto (2000). mengenai Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Tranding Volume Activity, yang menyimpulkan bahwa stock split tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan Abnormal Return. Sedangkan pengujian pada tranding volume activity untuk keseluruhan saham menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham (Jogianto, 1998:752). Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (Husnan, 2001:274). Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan yang terbesar, atau tingkat keuntungan yang terbesar dengan


(48)

commit to user

risiko terkecil. (Husnan, 1997 : 169). Return merupakan motivasi dan prinsip penting dalam investasi serta merupakan kunci yang memungkinkan investor memutuskan pilihan alternatif investasinya. Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan upaya emiten untuk menarik perhatian investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus, sehingga diharapkan keuntungan yang didapat pemegang saham akan meningkat. Jika keuntungan yang diperoleh pemegang saham meningkat maka tingkat kemakmuran pemegang saham juga meningkat.

Tingkat Kemakmuran pemegang saham tersebut dapat diukur dari besarnya abnormal return yang diperoleh setelah dilakukannya pemecahan saham (Rachmawati dan Tandelilin 2001:155). Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat digambarkan kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sebelum Pengumuman Stock

Split

Sesudah Pengumuman Stock

Split

Abnormal Return Trading Volume Activity

Return

Abnormal Return Trading Volume Activity

Return Stock Split


(49)

commit to user

D. HIPOTESIS

Signalling theory menyatakan bahwapemecahan saham memberikan informasi kepada investortentang prospek peningkatan return yang subtansial.

Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan laba jangka panjang (Baker dan Powell, 1993 dalam Sebekti dan Sutoro, 2003). Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yangt diberikan oleh manajemen kepada public bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa depan. Secara teori semakin tinggi harga saham semakin rendah frekuensi perdagangan saham yang terjadi, begitu juga sebaliknya. Jadi setelah stock split, diharapkan frekuensi perdagangan saham ikut meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disusun suatu hipotesissebagai berikut :

H1 : Terdapat perbedaan return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah stock split.

H2 : Terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split.

H3 : Terdapat perbedaan frekuensi volume perdagangan saham dan tingkat


(50)

commit to user 33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya di publikasikan sebagai suatu pengumuman. Dan menguji reaksi investor dan pasar terhadap peristiwa pengumuman stock split.

B. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti, sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipilih atau diambil sebagai obyek

penelitian. Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan-perusahan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode non random sampling atau non probability sampling. Metode non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yanga sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2002:77). Adapun jenis metode pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah jenis purposive sampling. Purposive sampling merupakan suatu jenis metode pengambilan


(51)

commit to user

sampel dimana sampel dipilih dan diseleksi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2002:94).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang melakukan stock split di BEI antara tahun 2003-2008 dengan kriteria-kriteria pengambilan sebagai berikut:

1) Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar pada BEI periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

2) Perusahaan yang melakukan pemecahan saham periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

3) Perusahaan mempunyai data yang diperlukan dalam penelitian, seperti closing price stock.

4) Ketika mengumumkan stock split, perusahaan tidak bersamaan mengeluarkan kebijakan lain sehingga tidak terjadi confounding effect. Kebijakan lain seperti, penggumuman, right issu, dan lain sebagainya.

5) Jika sebelumnya data perusahaan telah dimasukkan kedalam sampel,

kemudian perusahaan juga mengeluarkan kebijakan lain, maka data perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel yang telah terpilih.

Dalam sempel tersebut juga ditentukan periode jendela (window period), dan periode pengamatan (event window), dalam penelitian ini diambil selama 21 hari disekitar tanggal pengumuman, yang terdiri dari 10 hari sebelum pengumuman


(52)

commit to user

sesudah pengumuman stock split (post-event). Window period dan event window

penelitian ini ditunjukkan pada gambar berikut:

Event Period

Gambar 3.1

Event Window dan Estimation Periode Penelitian

C. DATA DAN SUMBER DATA

Pada penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder adalah merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dan umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan (Indriantoro, 2002:146-147). Data tersebut bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2002:13).

Adapun sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, melalui Pojok BEI UNS berupa Annual Report yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan aktivitas pemecahan saham. Meliputi data perubahan harga saham penutupan, IHSG penutupan, jumlah lembar saham yang diperdagangkan dan jumlah lembar saham perusahaan di BEI yang melakukan stock split selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.


(53)

commit to user

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi. Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang lengkap dan diperlukan, dengan jalan mengambil data dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Data dokumenter yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan cara melihat catatan-catatan berupa laporan keuangan yang diperoleh dari pojok BEI selama priode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah metode statistik, dimana tahap analisisnya menggunakan software Microssoft Excel 2003 dan SPSS for Windows 16.0.

a. Perhitungan Return Saham

Harga saham akan digunakan untuk menghitung return saham (Rit) aktual

individual (actual return) yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

1 1

-=

t t t it

P P P R

Keterangan :

it


(54)

commit to user

t

P = Harga saham sekarang

1

-t

P = Harga saham periode sebelumnya

b. Perhitungan Abnormal Return

Untuk menghitung abnorm return (ARit) akan digunakan rumus

sebagai berikut :

it it

it R Rm

AR =

-Keterangan :

it

AR = Abnormal return Rit = Return saham

it

Rm = Expected return

Untuk menghitung Return saham yang diharapkan (expected return) digunakan return pasar (Rmt) yang dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

1 1 -= t t t t IHSG IHSG IHSG Rm Keterangan : t

Rm = Return yang diharapkan

t

IHSG = IHSG pada periode tertentu

1

-t


(55)

commit to user

c. Trading Volume Activity

Trading Volume Activity adalah satu model yang dikemukakan oleh Beaver (1968) dalam penelitian RM. Adrijanto Surjo Sudiro (2000) yang digunakan untuk menentukan perubahan volume perdagangan seharian.Satuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah lembar saham dan rumus untuk mencari TVA yang digunakan adalah :

t waktu pada beredar yang i saham Jumlah t waktu pada an perdagangk di yang i saham Jumlah

TVAit =

d. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji beda (t-test),

Teknik analisa yang digunakan untuk mengetahui dampak pemecahan saham terhadap return saham adalah uji t untuk dua sampel yang berpasangan (paired sample t test).

Uji beda t digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Uji Beda t dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar

error dari perbedaan rata-rata dua sample atau secara rumus dapat ditulis :

t =

(

)

(

)

2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n x n n s n s n x x + -+ -+

-Pengujian Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui dampak return

saham sebelum dan sesudah stock split digunakan uji beda t Langkah-langkah pengujian ini adalah sebagai berikut:


(56)

commit to user

1) Menentukan formulasi H0 dan Ha

H0 = H01 = H02 = H03 = tidak terdapat perbedaan Return, Abnormal return, dan Tranding Volume Activity pada perusahaan manufaktur di BEI yang melakukan stock split.

Ha≠ Ha1 ≠ Ha2≠ Ha3 = terdapat perbedaan Return, AbnormalReturn, dan Tranding Volume Activity pada perusahaan manufaktur di BEI yang melakukan stock split.

2) Menentukan level of significance (a) yaitu sebesar 5% (0,05) dengan derajat kebebasan (df) sebesar n-1.

3) Uji statistik yang dilakukan adalah uji dua sisi

4) Membandingkan probabilitas (r) t-hitung dengan a = 5% (0,05). 5) Penarikan kesimpulan pada uji didasarkan pada:

Jika probabilitas (r) < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika Probabilitas (r) = 0,05, maka H0 ditolak


(57)

commit to user 40

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis ada atau tidaknya perbedaan yang terjadi pada

return saham, abnormal return dan tranding volume activity sebelum dan sesudah pencatatan stock spilt di Bursa Efek Indonesia. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data, pengolahan data serta pengujian hipotesis penelitian.

Setelah seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul dan telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan (purposive sampling), maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows 16.0. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan tersebut selanjutnya akan di analisis untuk mengetahui adanya perbedaan untuk setiap variable yang diteliti sebelum dan sesudah pencatatan stock split.

A. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan atau ICMD di pojok BEI UNS. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan pengumuman

stock spilt pada periode pengamatan, yaitu antara tahun 2003-2008. Dari perusahaan yang melakukan pengumuman stock split pada periode tersebut


(58)

commit to user

dilakukan penyaringan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

Data yang diperoleh sebelum melakukan penyaringan adalah 63 perusahaan yang terdaftar di BEI, dan melakukan pengumuman stock split pada periode pengamatan. Namun setelah dilakukan penyaringan, hanya 58 perusahaan yang sesuai dengan kriteria telah yang ditentukan. Sedangkan sisanya 5 perusahaan, dikeluarkan dari sampel karena tidak sesuai dengan kriterian sampel yang akan diteliti.

Daftar sampel perusahaan yang melakukan stock split selama tahun 2003-2008 dapat dilihat pada lampiran 1.

B. Analisis Diskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik data. Dalam penelitian ini analisis deskriptif disajikan dalam nilai

minimum, maximum, mean, dan standar deviation disekitar tanggal pengumuman

stock split. Hasil analisis deskriptif untuk masing-masing variabel ditunjukkan sebagai berikut:

1. Return Saham

Return total atau sering disebut dengan return saja, merupakan return

keseluruhan yang diperoleh investor dalam suatu investasi pada periode tertentu. Para investor tentunya mengharapkan return yang akan diterima proposional dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Akan tetapi pada


(59)

commit to user

prakteknya tidak selalu demikian, Seringkali investor dihadapkan pada kenyatan dimana return yang diharapkan tidak sesuai dengan return yang diterima. Hasil analisis deskriptif data return dari periode sepuluh hari sebelum dan sesudah tanggal pengumuman stock split disajikan dalam tabel berikut ini:

1. Statistik deskriptif variable penelitian return saham secara harian. Tabel 4.1

Hasil Analisis Deskriptif Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split

Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation

t-10 -0.125 0.0705 -0.001949 0.0270091

t-9 -0.0991 0.1512 0.007546 0.0372075

t-8 -0.0476 0.1386 0.002601 0.0282385

t-7 -0.08 0.1429 0.007669 0.0352199

t-6 -0.1129 0.0978 0.000907 0.0273925

t-5 -0.1765 0.1212 0.001142 0.0406005

t-4 -0.999 0.1429 -0.007584 0.1378898

t-3 -0.1 0.0968 0.000967 0.0331311

t-2 -0.7527 0.1296 -0.021502 0.1244055

t-1 -0.8034 0.5 -0.042303 0.1963973

t=0 -0.8 0.9516 -0.046129 0.2475566

t+1 -0.16 0.6923 0.010351 0.1046312

t+2 -0.18 0.0889 -0.005676 0.0399655

t+3 -0.2048 0.0952 -0.000219 0.0454719

t+4 -0.1429 0.129 -0.000339 0.04575

t+5 -0.1765 0.1818 0.004115 0.0532662

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows


(60)

commit to user

Hasil Analisis Deskriptif Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split

Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation

t+6 -0.1184 0.1154 -0.007582 0.0430485

t+7 -0.0811 0.1099 -0.001486 0.0291399

t+8 -0.2222 0.093 -0.005822 0.0394235

t+9 -0.0909 0.0563 -0.004213 0.0254139

t+10 -0.2157 0.1071 -0.000291 0.0378908

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows

2. Statistik deskriptif variable penelitian saham secara rata-rata.

Tabel 4.2

Hasil Rata- rata Analisis Deskriptif Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split

Para investor tentunya mengharapkan return yang akan diterima proposional dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Akan tetapi dalam prakteknya, tidaklah selalu demikian. Seringkali investor dihadapkan pada kenyataan dimana return yang diharapkan tidak sesuai dengan return yang diterima.

Hasil pengolahan pada Tabel 4.2 dapat ditinjau dari besarnya rata-rata return saham, dapat diamati bahwa pada periode sebelum tanggal peristiwa stock split menunjukkan nilai minimal -0,1349 dan

Minimum Maximum Mean Std. Devition

Return Sebelum -0.1349 0.0338 -0.005251 0.0282999

Return Sesudah -0.0478 0.0717 -0.001116 0.01635


(61)

commit to user

nilai maksimal 0,0338 dan pada periode sesudah tanggal stock split

menunjukkan nilai minimal -0,0478 dan nilai maksimal 0,0717. Maka dengan melihat data, terjadi penurunan nilai return saham apabila dibandingkan dengan periode sebelum tanggal peristiwa yang akan diterima oleh investor.

2. Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan return dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (ekspektasi) yang diharapkan investor. Hasil analisis deskriptif data abnormal return dari periode sepuluh hari sebelum dan sesudah tanggal pengumuman stock split disajikan dalam tabel berikut ini:

1. Statistik deskriptif variable penelitian return saham secara harian.

Tabel 4.3

Hasil Analisis Deskriptif Abnormal Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock Split

Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation

t-10 -0.1313 0.0754 -0.004851 0.0301655

t-9 -0.5059 0.1498 -0.002324 0.0763318

t-8 -0.0453 0.2689 0.005624 0.0441407

t-7 -0.3086 0.1526 0.000406 0.0544174

t-6 -0.1378 0.0983 0.00351 0.0313883

t-5 -0.181 0.1263 -0.000125 0.0422343

t-4 -0.0738 0.399 0.017538 0.0622795

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows

Tabel 4.3


(62)

commit to user

Tanggal Pengumuman Stock Split

Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation

t-3 -0.2884 0.0964 -0.003727 0.0500412

t-2 -0.4629 1.5211 0.013067 0.2167608

t-1 -0.6478 0.487 -0.018041 0.1562923

t=0 -0.799 0.962 -0.031115 0.2636584

t+1 -1.0374 0.6853 -0.010573 0.1718902

t+2 -0.6335 0.0937 -0.017562 0.0889789

t+3 -0.2129 0.1046 -0.000582 0.0479597

t+4 -0.1643 0.2477 0.002767 0.053658

t+5 -0.1828 0.1793 0.001728 0.0529838

t+6 -0.11 0.4186 -0.003884 0.0685554

t+7 -0.0706 0.1009 -0.002925 0.029959

t+8 -0.5444 0.0539 -0.019729 0.079658

t+9 -0.0881 0.2615 0.000918 0.0433676

t+10 -0.229 0.1256 -0.000017 0.0407906

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows

2. Statistik deskriptif variable penelitian abnormal return saham secara rata-rata.

Tabel 4.4

Hasil Rata- rata Analisis Deskriptif Abnormal Return

di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split

Berdasarkan hasil pengolahan Tabel 4.4, bahwa informasi sebelum dan sesudah pengumuman stock split, bahwa abnormalm return

berada pada posisi negatif. Dapat di lihat dari besarnya rata - rata

Minimum Maximum Mean Std. Devition

Abnor Sebelum -0,0767 0.0961 0.001108 0.0216187

Abnor Sesudah -0.1145 0.0726 -0.004986 0.0219011


(63)

commit to user

abnormal return tersebut, dapat diamati bahwa pada periode sebelum tanggal peristiwa stock split mempunyai nilai minimal -0,0767 dan maksimal 0,0961 kemudian sesudah stock split mempunyai nilai minimal -0,1145 dan maksimal sebesar 0,0726. Melihat penurunan nilai abnormal return apabila dibandingkan dengan periode sebelum tanggal peristiwa atau pasar saham memberikan reaksi negatif pada pengumuman stock split.

Tranding volume activity merupakan salah satu instrumen yang dapat dipergunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan sham di pasar. Tranding volume activity merupakan penjualan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada waktu tertentu, dan merupakan salah satu faktor yang juga memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham. Tranding volume activity dianggap sebagai ukuran dari kekuatan atau kelemahan pasar.

3. Tranding Volume Activity

Trading Volume Activity diukur dengan membandingkan jumlah saham yang di perdagangkan oleh perusahaan i pada waktu t dengan jumlah saham perusahaan i yang beredar pada waktu ke t-1. Hasil analisis deskriptif data trading volume activity dari periode sepuluh hari sebelum dan sesudah tanggal pengumuman stock split disajikan dalam tabel berikut ini:


(64)

commit to user

1. Statistik deskriptif variable penelitian tranding volume activity saham secara harian.

Tabel 4.5

Hasil Analisis Deskriptif Tranding Volume Activity di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock Split

Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation

t-10 0 0.1162 0.009271 0.0223078

t-9 0 0.1098 0.009532 0.0198878

t-8 0 0.3012 0.010374 0.0402674

t-7 0 0.6621 0.022797 0.091384

t-6 0 0.1438 0.00796 0.0222163

t-5 0 0.6812 0.023464 0.0986841

t-4 0 0.5246 0.020048 0.0706384

t-3 0 0.1277 0.012523 0.0237875

t-2 0 0.1475 0.012261 0.0260521

t-1 0 0.8358 0.022397 0.109407

t=0 0 0.1153 0.005831 0.0172412

t+1 0 0.045 0.004062 0.0080076

t+2 0 0.0394 0.003537 0.0077613

t+3 0 0.1738 0.006373 0.0242298

t+4 0 0.0843 0.004081 0.0116348

t+5 0 0.1076 0.006251 0.0187871

t+6 0 0.1783 0.006358 0.0243839

t+7 0 0.2595 0.007138 0.0341889

t+8 0 0.0174 0.002373 0.0039075

t+9 0 0.0177 0.00189 0.0035996

t+10 0 0.0859 0.003395 0.0118387

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows

2. Statistik deskriptif variable penelitian tranding volume activity saham secara harian.


(1)

commit to user

menyebabkan rata-rata return yang diperoleh pemegang saham cenderung

tidak berbeda dengan rata-rata return sebelum pengumuman stock split.

2. Reaksi Pasar Modal Pada Peristiwa Stock Split Terhadap Abnormal Return.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh septa (2003) dengan penelitian yang sekarang mempunyai kesamaan yaitu tidak ada

pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return.

Dalam peneltian ini tidak ditemukannya perbedaan abnormal

return disebabkan karena, informasi yang tersedia terserap dengan baik oleh pasar sehingga pasar cenderung melakukan penyesuaian terhadap perkembangan informasi.

Informasi tersebar dengan baik dan merata sehingga tidak ada informasi yang dapat mempengaruhi pasar. Informasi tersebut tercermin dalam pergerakan harga saham dipasar modal yang menyebabkan rata-rata

abnormal return yang diperoleh pemegang saham cenderung tidak

berbeda dengan rata-rata abnormal return sebelum pengumuman stock

split.

3. Reaksi Pasar Modal Pada Peristiwa Stock Split Terhadap Tranding Volume Activity.


(2)

commit to user

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Andrijanto (2000) dengan penelitian yang sekarang mempunyai kesamaan, adanya

perbedaan yang signifikan terhadap tranding volume activity.

Hal itu disebabkan karena preferensi investor mengenai informasi

perusahan berupa kebijakan stock split dianggap tetap, baik sebelum

maupun sesudah stock split. Sehingga hal ini menyebabkan informasi

pengumuman stock split tidak memberikan dampak yang berarti pada

volume perdagangan saham periode tersebut. Hal ini di sebabkan karena adanya sinyal positif berupa prospek perusahaan semakin menguntungkan

yang disampaikan melalui pengumuman stock split yang mengakibatkan

semakin besarnya pemegang saham sehingga berpengaruh pada semakin besarnya volume perdagangan saham di pasar.


(3)

commit to user 60

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian adalah :

1. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Hipotesis pertama, secara rata-rata tidak terdapat reaksi yang signifikan return saham atas peristiwa stock split diseluruh hari pengamatan. Return saham hanya signifikan pada t-9 dan t+9 pada peristiwa stock split.

2. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Hipotesis kedua, secara harian

maupun rata-rata tidak terdapat reaksi yang signifikan abnormal return

atas peristiwa stock split diseluruh hari pengamatan.

3. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke tiga, penelitian ini dapat

membuktikan secara rata-rata bahwa terdapat perbedaan tranding volume

activity. Terdapat reaksi yang signifikan trading volume activity pada hari ke t-10,t-9,t-7,t-4,t-3,t-2 & t+2,t+3,t+4,t+7,t+9,t+10 peristiwa stock split. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan utama dilakukanya stock split, yaitu dapat mengurangi nilai harga saham sehingga mampu menarik minat lebih banyak investor, terutama investor menengah ke bawah.


(4)

commit to user

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Periode pengamatan yang cukup pendek (2003-2008), sehingga ada

kemungkinan hasil penelitian tidak mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan menambah menambah periode penelitian.

2. Penelitian ini menggunakan 58 sampel perusahaan selama periode tahun

2003 sampai dengan tahun 2008. Perusahaan tersebut terdiri dari bermacam-macam perusahaan manufaktur yang berbeda skala besar kecilnya. Sehingga terdapat kemungkinan perbedaan reaksi investor atas

stock split dalam banyak macam industri perusahaan tidak sama. Hal ini, tentunya akan memberikan perbedaan dalam pengambilan keputusan investor dalam mereaksi stock split yang dilakukan setiap emiten.

C. Implikasi

Pengumuman stock split dianggap sebagai informasi yang penting oleh

investor dalam melakukan pengambilan keputusan berkaitan dengan investasinya dipasar modal. Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada

seputar event pengumuman stock split rata – rata keseluruhan saham

menunjukkan bahwa informasi tersebut telah tersebar dengan baik oleh pasar cenderung melakukan penyesuaian terhadap perkembangan informasi.


(5)

commit to user

Hasil penelitian ini semakin memperjelas bahwa informasi merupakan unsur yang penting sebagai bahan pertimbangan investor dalam melakukan investasi. Hal ini terbukti dengan tidak ditemukan adanya perbedaan return dan abnormal return yang berarti investor memanfaatkan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Meskipun demikian, investor hendaknya juga mempertimbangkan faktor – faktor lain pada waktu event dilakukan, seperti prospek perusahaan maupun kondisi pasar yang sedang terjadi.

Berbeda dengan tranding volume activity yang menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan pada rata - rata keseluruhan saham, menunjukkan

bahwa pada hari – hari menjelang pengumuman stock split likuiditas

perdagangan saham meningkat. Hal ini membuktikan bahwa informasi tersebut dianggap sebagai sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan dating, sehingga menimbulkan preferensi yang lebih baik oleh investor mengenai informasi perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga menimbulkan preferensi yang lebih baik oleh investor mengenai

informasi perusahaan yang semakin menguntungkan melalui kebijakan stock

split.

Meskipun secara rata – rata keseluruhan menunjukkan perbedaan yang signifikan yang dapat dikatakan bahwa likuiditas perdagangan menjadi cukup baik tetapi pada pengujian secara individual ada beberapa perusahaan yang menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat


(6)

commit to user

disimpulkan bahwa informasi berupa prospek perusahaan atau kinerja dari emiten sangat mempengaruhi preferensi investor dalam melakukan pengambilan keputusan, sehingga factor intern lain pada tiap – tiap perusahaan tetap menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasinya di pasar modal.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 68 11

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN REVERSE STOCK SPLIT PADA ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014.

0 6 16

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2014.

0 5 16

ANALISIS VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT : Studi kasus pada perusahaan yang melakukan stock split tahun 2010-2012 di BEI.

0 1 43

Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LIKUIDITAS SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan - PERBEDAAN LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2013-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 9