Iding Tarsidi, 2013 Kerangka Kerja Bimbingan Untuk Mengembangkan Kemandirian Siswa Tunagrahita Sedang
Berdasarkan Pendekatan Perilaku Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berdasarkan suatu kerangka kerja bimbingan kemandirian yang merujuk kapada nilai-nilai atau prinsip-prinsip bimbingan yang sesuai dengan kondisi
dan karakteristik kebutuhan belajar siswa tunagrahita sedang. Dalam kaitan ini
konsep teori
sebagai rujukan
pendekatan bimbingan
untuk mengembangkan kemandirian siswa tunagrahita sedang secara optimal, yang
diasumsikan sesuai dengan karakteristik kebutuhan belajar siswa tunagrahita sedang adalah pendekatan perilaku.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang tersebut, maka dapat ditarik pemahaman bahwa pada pada dasarnya profesi seorang guru SLB tunagrahita
senantiasa terkait dengan pengubahan perilaku behavior modification peserta didiknya. Sehubungan dengan hal ini, dalam kegiatan mendidik mengajar,
melatih, dan membimbing siswa tunagrahita sedang, guru akan terlibat dalam proses menganalisis perilaku atau kinerja siswanya untuk menentukan tujuan
pembelajaran secara spesifik, yaitu meliputi kondisi, faktor penyebab stimulus, dan perilaku secara operasional sekaligus menentukan kriteria
penilaiannya. Secara umum keterkaitan guru dengan pengubahan perilaku siswa tunagrahita tunagrahita sedang sebagai berikut: 1 membentuk atau
mempertahankan perilaku positif pada diri siswa, 2 mengurangi, mencegah atau bahkan meniadakan perilaku negatif tidak baik atau tidak diinginkan
lingkungannya. Perilaku positif yang dibentuk dan dipertahankan pada diri siswa tunagrahita tersebut, mengacu kepada perilaku atau aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari activity of daily living, meliputi: bina diri, menolong diri, merawat diri, berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya:
Dengan demikian dapat ditarik pemahaman bahwa pilihan terhadap pendekatan perilaku dalam suatu kerangka kerja bimbingan untuk membantu
mengembangkan potensi kemandirian siswa tunagrahita sedang secara optimal, yaitu untuk memfasilitasi siswa dalam pembentukan perilaku baru
dan memelihara perilaku positif yang sudah dimiliki serta mengurangi atau mencegah perilaku negatif yang tidak dikehendaki, adalah pilihan yang tepat.
Iding Tarsidi, 2013 Kerangka Kerja Bimbingan Untuk Mengembangkan Kemandirian Siswa Tunagrahita Sedang
Berdasarkan Pendekatan Perilaku Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pilihan terhadap pendekatan perilaku dalam kerangka kerja bimbingan kemandirian, diidasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut: 1 tujuan
pendidikan siswa tunagrahita sedang adalah pencapaian kemandirian, yang menekankan kepada penguasaan kemampuan melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, 2 bimbingan berdasarkan pendekatan perilaku memandang individu memiliki kemampuan
untuk memperoleh pengalaman atau tingkah laku baru melalui pengamatan terhadap lingkungannya sekaligus mengembangkan potensinya dalam
konteks lingkungannya, 3 bimbingan kemandirian siswa tunagrahita sedang di SLB C pelaksanaannya secara terpadu dengan proses pembelajarannya.
Hal ini selaras dengan pendapat Hoyt Shertzer Stone, 1984: 69, bahwa ”... bimbingan hanya akan berhasil jika tujuan-tujuannya terintegrasi dalam
tujuan pendidikan”, 4 bimbingan kemandirian berdasarkan pendekatan
perilaku dapat memberikan nilai-nilai fungsional-aplikatif dalam kehidupan sehari-hari siswa tunagrahita sedang, 5 bimbingan berdasarkan pendekatan
perilaku berorientasi pada penyesuaian diri dan realitas lingkungan pada kondisi saat kini dan masa mendatang. Dengan kata lain, kerangka kerja
bimbingan kemandirian siswa tunagrahita sedang melalui penerapan nilai- nilai atau prinsip-prinsip bimbingan berdasarkan pendekatan perilaku sesuai
dengan kondisi dan karakteristik kebutuhan belajar siswa tunagrahita sedang. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka masalah penelitian
dirumuskan sebagai berikut: ”Kerangka kerja bimbingan kemandirian berdasarkan pendekatan perilaku seperti apa yang dapat digunakan guru
sebagai rujukan pendekatan untuk mengembangkan kemandirian siswa tunagrahita sedang secara optimal, yaitu untuk memfasilitasi perolehan
keterampilan siswa dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri?”.
C. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian 1. Fokus Penelitian